Aziza Chaouni: How I brought a river, and my city, back to life

Translator: Bagus D Ramadhan Reviewer: Ade Indarta

I would like to share with you today

Aku ingin berbagi denganmu hari ini

a project that has changed how I approach

sebuah proyek yang mengubahku memahami

and practice architecture:

dan mempraktikan aristektur

the Fez River Rehabilitation Project.

Proyek Rehabilitasi Sungai Fez

My hometown of Fez, Morocco,

Kampung halamanku Kota Fez, Moroko,

boasts one of the largest walled medieval cities in the world,

disebut kota medieval bertembok terbesar di dunia,

called the medina, nestled in a river valley.

disebut Medina, bersampingan dengan lembah sungai

The entire city is a UNESCO World Heritage Site.

Seluruh kota adalah situs warisan dunia UNESCO

Since the 1950s, as the population of the medina grew,

Sejak tahun 1950-an, saat populasi medina tumbuh,

basic urban infrastructure

infrastruktur perkotaan

such as green open spaces and sewage

seperti ruang terbuka hijau dan saluran kotoran

quickly changed and got highly stressed.

dengan cepat berubah dan sangat menghawatirkan

One of the biggest casualties of the situation

Salah satu penyebabnya adalah

was the Fez River, which bisects the medina in its middle

sungai Fez, yang membelah Medina tepat ditengah

and has been considered for many centuries

dan juga telah berabad-abad menjadi

as the city's very soul.

jiwa dari kota ini.

In fact, one can witness the presence

Faktanya, orang dapat melihat kehadiran

of the river's extensive water network

jaringan sungai yang sangat luas

all throughout the city,

di seluruh kota,

in places such as private and public fountains.

di tempat seperti sumur pribadi dan umum.

Unfortunately, because of the pollution of the river,

Sayangnya, karena polusi di sungai,

it has been covered little by little

jaringan tersebut tertutup sedikit demi sedikit

by concrete slabs since 1952.

oleh beton-beton sejak 1952.

This process of erasure was coupled

Proses ini dibarengi dengan

with the destruction of many houses

penghancuran banyak rumah-rumah

along the river banks

di sepanjang aliran sungai

to be able to make machineries

agar peralatan berat bisa

enter the narrow pedestrian network of the medina.

memasuki jaringan pedestrian yang sempit di medina.

Those urban voids quickly became illegal parking

Lahan kosong perkotaan dengan cepat menjadi tempat

or trash yards.

parkir ilegal atau tempat sampah.

Actually, the state of the river

Sebenarnya, keadaan sungai

before entering the medina is pretty healthy.

sebelum memasuki medina cukup sehat.

Then pollution takes its toll,

Kemudian polusi mengambil alih,

mainly due to untreated sewage

kebanyakan karena saluran yang tidak terawat

and chemical dumping from crafts such as tanning.

dan pembuangan kimia dari kerajinan penyamakan kulit.

At some point, I couldn't bear

Pada suatu saat, aku tidak tahan dengan

the desecration of the river,

pengotoran sungai,

such an important part of my city,

yang menjadi bagian penting dari kotaku,

and I decided to take action,

dan memutuskan untuk melakukan tindakan,

especially after I heard that the city

khususnya setelah aku mendengar bahwa kota itu

received a grant to divert sewage water

telah mendapatkan izin memindahkan saluran kotoran

and to treat it.

dan membersihkannya.

With clean water, suddenly

Dengan air yang bersih, tiba-tiba

the uncovering of the river became possible,

membuka penutup sungai menjadi mungkin,

and with luck and actually a lot of pushing,

dan dengan keberuntungan, atau karena banyak paksaan,

my partner Takako Tajima and I

Kawanku Takako Tajima dan aku

were commissioned by the city to work with a team of engineers

ditugaskan oleh kota untuk bekerja dengan tim insinyur

to uncover the river.

untuk membuka kembali sungai.

However, we were sneaky,

Bagaimanapun, kita bersembunyi-sembunyi,

and we proposed more:

dan mengajukan permintaan lebih:

to convert riverbanks into pedestrian pathways,

yaitu mengubah tepian sungai menjadi pedestrian

and then to connect these pathways

dan kemudian menyambungkan jalur tersebut

back to the city fabric,

kembali ke kota,

and finally to convert the urban voids

dan akhirnya mengubah lahan kosong

along the riverbanks into public spaces

bersama dengan tepian sungai menjadi ruang publik

that are lacking in the Medina of Fez.

yang sebelumnya sedikit di sungai Fez Medina

I will show you briefly now

Aku akan memperlihatkannya padamu

two of these public spaces.

dua dari ruang publik itu.

The first one is the Rcif Plaza,

Yang pertama adalah alun-alun Rcif,

which sits actually right on top of the river,

yang sebenarnya berada tepat di atas sungai,

which you can see here in dotted lines.

yang kamu bisa lihat dengan garis titik-titik.

This plaza used to be a chaotic transportation hub

Alun-alun ini dulunya terminal transportasi yang kacau

that actually compromised the urban integrity

yang sebenarnya terkait dengan

of the medina, that has the largest

identitas perkotaan medina, yang memiliki jalur

pedestrian network in the world.

pejalan kaki terbesar di dunia.

And right beyond the historic bridge that you can see here,

Dan tepat di luar jembatan bersejarah yang bisa kamu lihat disini

right next to the plaza,

tepat di samping alun-alun,

you can see that the river looked like

kamu bisa lihat sungainya terlihat seperti

a river of trash.

sungai sampah.

Instead, what we proposed is to make

Sedangkan, yang kita ajukan adalah untuk

the plaza entirely pedestrian,

membuat alun-alun itu menjadi pedestrian seluruhnya,

to cover it with recycled leather canopies,

menutupnya dengan kanopi kulit daur ulang,

and to connect it to the banks of the river.

dan menghubungkanya ke tepian sungai.

Lokasi kedua yang diubah

The second site of intervention

is also an urban void along the river banks,

adalah lahan kosong di sepanjang tepian sungai,

and it used to be an illegal parking,

yang sebelumnya menjadi tempat parkir ilegal,

and we proposed to transform it

dan kita mengajukan untuk mengubahnya

into the first playground in the medina.

menjadi taman bermain pertama di medina.

The playground is constructed using recycled tires

Taman bermain ini dibangun menggunakan ban daur ulang

and also is coupled with a constructed wetland

dan bergabung dengan lahan basah buatan

that not only cleans the water of the river

yang tidak hanya membersihkan air sungai

but also retains it when floods occur.

tapi juga menahannya ketika banjir terjadi.

As the project progressed and received several design awards,

Sejak proyek berjalan dan mendapat penghargaan desain,

new stakeholders intervened

pemegang kepentingan mengintervensi

and changed the project goals and design.

dan mengubah tujuan proyek dan desainnya.

The only way for us to be able to bring

Satu-satunya jalan bagi kami untuk bisa membawa

the main goals of the project ahead

tujuan utama dari proyek ke depan

was for us to do something very unusual

adalah kami melakukan sesuatu yang tidak biasa

that usually architects don't do.

yang tidak pernah dilakukan arsitek.

It was for us to take our design ego

Yaitu kami harus menyingkirkan ego desain

and our sense of authorship

dan rasa memiliki

and put it in the backseat

dan meletakkannya ke belakang

and to focus mainly on being activists

dan lebih fokus pada menjadi aktivis

and on trying to coalesce

dan berusaha menyatukan

all of the agendas of stakeholders

semua keinginan dari pihak yang berkepentingan

and focus on the main goals of the project:

dan fokus pada tujuan utama dari proyek:

that is, to uncover the river, treat its water,

adalah untuk membuka kembali sungai, membersihkan airnya,

and provide public spaces for all.

dan menyediakan ruang publik untuk semua orang.

We were actually very lucky,

Kami sebenarnya sangat beruntung,

and many of those goals happened

dan banyak tujuan-tujuan itu yang terwujud

or are in the process of happening.

atau akan terwujud.

Like, you can see here in the Rcif Plaza.

Seperti, kamu bisa lihat di alun-alun Rcif.

This is how it looked like about six years ago.

Ini tampak sekitar enam tahun yang lalu.

This is how it looks like today.

Ini penampakan hari ini.

It's still under construction,

Masih dalam pembangunan,

but actually it is heavily used

tapi sudah banyak digunakan

by the local population.

oleh warga lokal.

And finally, this is how the Rcif Plaza will look like

Dan akhirnya, inilah alun-alun Rcif nanti

when the project is completed.

ketika proyek usai.

This is the river, covered, used as a trash yard.

Ini sungainya, tertutup, digunakan sebagai lahan sampah.

Then after many years of work,

Kemudian setelah pekerjaan bertahun-tahun,

the river with clean water, uncovered.

sungai dengan air bersihnya, terbuka.

And finally, you can see here the river

Dan akhirnya, kamu lihat seperti ini sungainya

when the project will be completed.

saat proyeknya diselesaikan.

So for sure, the Fez River Rehabilitation

Tentu saja, Rehabilitasi Sungai Fez

will keep on changing and adapting

akan terus berubah dan beradaptasi

to the sociopolitical landscape of the city,

pada aspek sosial politik kota,

but we strongly believe that by reimagining

namun kita yakin bahwa dengan mengubah

the role and the agency of the architect,

peran dan lembaga aristek

we have set up the core idea of the project into motion;

kita harus menentukan ide inti dari proyek menjadi gerakan

that is, to transform the river from sewage

yang mengubah sungai dari saluran kotoran

to public space for all,

menjadi ruang publik untuk semua orang,

thereby making sure that the city of Fez

sehingga dapat dipastikan kota dari sungai Fez

will remain a living city for its inhabitants

akan tetap menjadi hunian bagi para penduduknya

rather than a mummified heritage.

ketimbang menjadi warisan yang diawetkan.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)