Lessons from death row inmates | David R. Dow

Translator: Jenny Zurawell Reviewer: Thu-Huong Ha

Translator: Arya Antaputra Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

Two weeks ago,

Dua minggu lalu,

I was sitting at the kitchen table with my wife Katya,

saya sedang duduk

di meja dapur bersama istri saya Katya,

and we were talking about what I was going to talk about today.

dan kami mengobrol tentang hal yang akan saya bahas hari ini.

We have an 11-year-old son; his name is Lincoln.

Kami punya seorang putra berusia 11 tahun; namanya Lincoln. Dia duduk di meja itu juga

He was sitting at the same table, doing his math homework.

mengerjakan PR matematika.

And during a pause in my conversation with Katya,

Dan di saat jeda percakapan saya

I looked over at Lincoln

dengan Katya, saya melihat ke arah Lincoln

and I was suddenly thunderstruck

dan tiba-tiba tersentak

by a recollection of a client of mine.

karena teringat cerita salah satu klien saya.

My client was a guy named Will.

Klien saya ini seorang pria bernama Will.

He was from North Texas.

Dia berasal dari Texas Utara.

Dia tidak begitu mengenal ayahnya, karena ayahnya

He never knew his father very well,

because his father left his mom while she was pregnant with him.

meninggalkan ibunya saat dia masih di dalam kandungan.

And so, he was destined to be raised by a single mom,

Sehingga, dia hanya dibesarkan oleh ibunya saja,

which might have been all right

yang sebenarnya tidak masalah,

except that this particular single mom was a paranoid schizophrenic,

kecuali ternyata ibu yang satu ini

mengidap paranoid schizophrenia,

and when Will was five years old,

dan saat Will berusia lima tahun ibunya mencoba membunuhnya dengan pisau daging.

she tried to kill him with a butcher knife.

Lalu ibunya

She was taken away by authorities and placed in a psychiatric hospital,

diamankan oleh pihak berwajib dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa,

and so for the next several years Will lived with his older brother,

dan selama beberapa tahun berikutnya Will tinggal bersama abangnya

until he committed suicide by shooting himself through the heart.

sampai abangnya bunuh diri dengan menembak jantungnya sendiri.

Setelah itu

And after that Will bounced around from one family member to another,

Will berpindah-pindah dari satu anggota keluarga ke yang lain,

until, by the time he was nine years old, he was essentially living on his own.

sampai, saat berusia sembilan tahun, dia sudah bisa dibilang hidup sendiri.

That morning that I was sitting with Katya and Lincoln,

Pagi itu saat saya duduk bersama Katya dan Lincoln, saya melihat putra saya,

I looked at my son, and I realized that when my client, Will, was his age,

dan saya tersadar bahwa saat klien saya, Will,

saat seusia Lincoln sekarang

he'd been living by himself for two years.

sudah hidup sendiri selama dua tahun.

Will eventually joined a gang

Will kemudian bergabung dengan suatu geng

and committed a number of very serious crimes,

dan melakukan

sejumlah tindak kriminal serius,

including, most seriously of all,

termasuk, yang paling parah,

sebuah pembunuhan yang kejam dan tragis.

a horrible, tragic murder.

Dan Will akhirnya dipidana mati

And Will was ultimately executed as punishment for that crime.

sebagai ganjarannya.

Tapi hari ini saya tidak mau

But I don't want to talk today about the morality of capital punishment.

membicarakan

tentang moralitas hukuman mati. Saya tentu berpendapat bahwa klien saya

I certainly think that my client shouldn't have been executed,

seharusnya tidak dieksekusi, tapi yang saya ingin lakukan hari ini

but what I would like to do today instead

is talk about the death penalty in a way I've never done before,

adalah membahas hukuman mati

dengan cara yang belum pernah saya lakukan,

in a way that is entirely noncontroversial.

dengan cara

yang sama sekali tidak kontroversial.

Menurut saya ini mungkin dilakukan,

I think that's possible,

because there is a corner of the death penalty debate --

karena ada satu sudut

pada perdebatan tentang hukuman mati --

maybe the most important corner --

mungkin sudut yang paling penting --

where everybody agrees,

di mana semua orang setuju,

where the most ardent death penalty supporters

di mana pendukung hukuman mati yang paling fanatik

and the most vociferous abolitionists are on exactly the same page.

dan penentang yang paling vokal

mempunyai pendapat yang sama.

That's the corner I want to explore.

Sudut itulah yang ingin saya selami.

Before I do that, though, I want to spend a couple of minutes

Tapi sebelumnya, saya ingin menceritakan kepada Anda bagaimana

telling you how a death penalty case unfolds,

sebuah pidana mati berjalan,

and then I want to tell you two lessons

dan kemudian saya akan menceritakan dua pelajaran yang saya dapat selama 20 tahun

that I have learned over the last 20 years as a death penalty lawyer

bekerja sebagai pengacara terpidana mati,

from watching well more than a hundred cases unfold in this way.

dari menyaksikan ratusan kasus yang diusut dengan cara ini.

You can think of a death penalty case as a story that has four chapters.

Anda dapat membayangkan kasus hukuman mati sebagai cerita

yang terbagi atas empat bab.

The first chapter of every case is exactly the same, and it is tragic.

Bab pertama dari tiap kasus selalu sama,

dan isinya tragis.

It begins with the murder of an innocent human being,

Selalu berawal dengan pembunuhan

seorang manusia yang tidak berdosa,

and it's followed by a trial

dan diikuti proses persidangan

where the murderer is convicted and sent to death row,

di mana si pembunuh divonis dan dikirim ke death row (antrean hukuman mati),

and that death sentence is ultimately upheld by the state appellate court.

dan vonis mati tersebut akhirnya

dipertahankan oleh pengadilan banding negara bagian.

Bab kedua terdiri atas proses hukum yang kompleks yang disebut

The second chapter consists of a complicated legal proceeding

known as a state habeas corpus appeal.

proses banding habeas corpus tingkat negara bagian.

The third chapter is an even more complicated legal proceeding

Bab ketiga adalah proses hukum yang lebih rumit lagi yang disebut

known as a federal habeas corpus proceeding.

proses habeas corpus tingkat federal.

And the fourth chapter is one where a variety of things can happen.

Dan bab keempat

adalah di mana berbagai hal dapat terjadi. Para pengacara dapat membuat petisi keringanan,

The lawyers might file a clemency petition,

they might initiate even more complex litigation,

mereka dapat memulai tuntutan hukum yang lebih kompleks lagi,

or they might not do anything at all.

atau malah tidak berbuat apa-apa.

But that fourth chapter always ends with an execution.

Tapi bab keempat itu selalu berakhir

dengan eksekusi.

Saat saya mulai mendampingi terpidana mati lebih dari 20 tahun yang lalu,

When I started representing death row inmates more than 20 years ago,

people on death row did not have a right to a lawyer

terpidana mati tidak mempunyai hak atas pengacara di bab kedua

in either the second or the fourth chapter of this story.

dan keempat pada cerita ini.

They were on their own.

Mereka harus berjuang sendiri.

In fact, it wasn't until the late 1980s

Bahkan, baru pada tahun 1980-an mereka mendapat hak

that they acquired a right to a lawyer during the third chapter of the story.

untuk didampingi pengacara pada bab ketiga

dari cerita kita.

So what all of these death row inmates had to do was rely on volunteer lawyers

Jadi, para terpidana ini hanya bisa

mengandalkan pengacara sukarela

to handle their legal proceedings.

untuk menangani proses hukum mereka.

The problem is that there were way more guys on death row

Masalahnya, ada jauh lebih banyak terpidana mati

daripada pengacara yang mempunyai ketertarikan dan keahlian untuk menangani kasus-kasus ini.

than there were lawyers

who had both the interest and the expertise to work on these cases.

And so inevitably,

Sehingga,

lawyers drifted to cases that were already in chapter four --

para pengacara cenderung lebih menangani kasus-kasus yang sudah memasuki bab empat --

that makes sense, of course.

tentunya yang masih masuk akal. Kasus-kasus inilah yang paling mendesak,

Those are the cases that are most urgent;

karena merekalah yang akan dieksekusi dalam waktu dekat.

those are the guys who are closest to being executed.

Some of these lawyers were successful;

Sebagian pengacara berhasil mendapatkan persidangan ulang untuk klien mereka.

they managed to get new trials for their clients.

Others of them managed to extend the lives of their clients,

Sebagian yang lain berhasil memperpanjang masa hidup kliennya,

sometimes by years, sometimes by months.

terkadang beberapa tahun atau beberapa bulan.

But the one thing that didn't happen

Tapi hal yang tidak terjadi adalah,

tidak ada penurunan yang signifikan dan konsisten dari

was that there was never a serious and sustained decline

in the number of annual executions in Texas.

angka eksekusi mati tahunan di Texas.

In fact, as you can see from this graph,

Bahkan, seperti bisa dilihat di grafik, dari saat alat eksekusi

from the time that the Texas execution apparatus got efficient

menjadi efisien di Texas pada pertengahan 1990-an,

in the mid- to late 1990s,

there have only been a couple of years

hanya ada beberapa tahun di mana angkanya turun

where the number of annual executions dipped below 20.

di bawah 20.

In a typical year in Texas,

Setiap tahun di Texas,

we're averaging about two people a month.

rata-ratanya adalah sekitar

dua orang per bulan.

In some years in Texas, we've executed close to 40 people,

Ada beberapa tahun di mana kita mengeksekusi hampir 40 orang, dan angka ini

and this number has never significantly declined over the last 15 years.

belum pernah turun secara signifikan selama 15 tahun terakhir.

And yet, at the same time that we continue to execute

Di sisi lain, sementara jumlah orang yang kita eksekusi

about the same number of people every year,

hampir sama tiap tahunnya,

the number of people who we're sentencing to death on an annual basis

jumlah orang yang dijatuhi vonis mati

setiap tahunnya

has dropped rather steeply.

menurun cukup drastis.

So we have this paradox,

Jadi ada paradoks

di mana angka eksekusi per tahun tetap tinggi,

which is that the number of annual executions has remained high

but the number of new death sentences has gone down.

tetapi angka vonis mati baru menurun.

Why is that?

Mengapa demikian?

It can't be attributed to a decline in the murder rate,

Ini bukan karena penurunan angka kasus pembunuhan,

because the murder rate has not declined nearly so steeply

karena angka kasus pembunuhan tidak menurun

sebanyak penurunan garis merah pada grafik.

as the red line on that graph has gone down.

What has happened instead

Yang terjadi adalah

is that juries have started to sentence more and more people to prison

para juri mulai lebih sering memvonis hukuman penjara

seumur hidup tanpa peluang mendapat keringanan,

for the rest of their lives without the possibility of parole,

rather than sending them to the execution chamber.

daripada mengirim mereka ke ruang eksekusi.

Mengapa hal ini terjadi?

Why has that happened?

It hasn't happened because of a dissolution

Bukan karena menurunnya dukungan masyarakat

of popular support for the death penalty.

terhadap hukuman mati. Para penentang hukuman mati sangat gembira karena

Death penalty opponents take great solace in the fact

dukungan terhadap hukuman mati di Texas sedang pada titik terendah.

that death penalty support in Texas is at an all-time low.

Do you know what all-time low in Texas means?

Tahukah Anda, yang dimaksud titik terendah untuk ukuran Texas?

It means that it's in the low 60 percent.

Sekitar 60 persen.

Now, that's really good compared to the mid-1980s,

Itu memang jauh lebih baik daripada pertengahan 1980-an, ketika angkanya

when it was in excess of 80 percent,

di atas 80 persen.

but we can't explain the decline in death sentences

Tetapi kita tidak bisa menjelaskan penurunan vonis mati dan meningkatnya

and the affinity for life without the possibility of parole

vonis seumur hidup tanpa peluang keringanan dengan mengatakan

by an erosion of support for the death penalty,

because people still support the death penalty.

dukungan terhadap hukuman mati telah menurun, karena masyarakat masih mendukungnya.

What's happened to cause this phenomenon?

Jadi apa penyebab fenomena ini?

What's happened is that lawyers who represent death row inmates

Jawabannya adalah

para pengacara

yang mewakili narapidana hukuman mati telah mengalihkan fokus mereka

have shifted their focus to earlier and earlier chapters

ke bab-bab yang lebih awal dari cerita hukuman mati.

of the death penalty story.

So 25 years ago, they focused on chapter four.

Jadi 25 tahun yang lalu, mereka berfokus pada bab empat.

And they went from chapter four 25 years ago

Dan mereka berpindah dari bab empat ke bab tiga

to chapter three in the late 1980s.

pada akhir tahun 1980-an.

And they went from chapter three in the late 1980s

Kemudian, mereka pindah lagi ke bab dua

to chapter two in the mid-1990s.

pada pertengahan 1990-an. Akhirnya, antara pertengahan dan akhir 1990-an,

And beginning in the mid- to late 1990s,

they began to focus on chapter one of the story.

para pengacara berfokus pada bab satu dari cerita hukuman mati.

Now, you might think that this decline in death sentences

Anda bisa berpendapat bahwa penurunan vonis mati dan peningkatan

and the increase in the number of life sentences

angka vonis seumur hidup ini hal yang baik atau hal yang buruk.

is a good thing or a bad thing.

I don't want to have a conversation about that today.

Saya tidak mau membahas hal itu hari ini.

All that I want to tell you is that the reason that this has happened

Yang saya ingin sampaikan adalah alasan dari semua ini

is because death penalty lawyers have understood

adalah karena pengacara hukuman mati telah memahami

that the earlier you intervene in a case,

bahwa semakin awal mereka terlibat dalam suatu kasus,

the greater the likelihood that you're going to save your client's life.

semakin besar peluang untuk menyelamatkan nyawa klien mereka.

That's the first thing I've learned.

Itu hal pertama yang saya pelajari.

Here's the second thing I learned:

Inilah hal yang kedua:

My client Will was not the exception to the rule;

klien saya Will

bukanlah pengecualian;

he was the rule.

dia adalah contoh yang umum.

I sometimes say, if you tell me the name of a death row inmate --

Saya kadang berkata, bila Anda memberitahu nama seorang terpidana mati --

doesn't matter what state he's in,

tidak peduli dari negara bagian mana atau apa saya pernah bertemu dengannya --

doesn't matter if I've ever met him before --

I'll write his biography for you.

saya akan menuliskan kisah hidupnya.

And eight out of 10 times,

Dan delapan dari 10 kali rincian

the details of that biography will be more or less accurate.

biografi itu

akan kurang lebih tepat.

And the reason for that is that 80 percent of the people on death row

Alasannya, 80 persen terpidana mati adalah

are people who came from the same sort of dysfunctional family that Will did.

mereka yang berasal dari keluarga disfungsional seperti Will.

Eighty percent of the people on death row

80 persen terpidana mati

are people who had exposure to the juvenile justice system.

adalah orang yang pernah berurusan

dengan sistem pengadilan remaja.

That's the second lesson that I've learned.

Itulah pelajaran kedua

yang saya dapati.

Now we're right on the cusp of that corner

Sekarang kita sudah mendekati sudut

where everybody's going to agree.

di mana semua orang akan sependapat.

People in this room might disagree

Orang-orang di ruangan ini mungkin tidak sependapat

about whether Will should have been executed,

tentang apakah Will harus dihukum mati,

but I think everybody would agree

tapi saya yakin bahwa semua orang setuju

that the best possible version of his story

bahwa versi terbaik dari cerita hidupnya

would be a story where no murder ever occurs.

adalah cerita di mana

tidak terjadi pembunuhan sama sekali.

How do we do that?

Bagaimana kita mencapainya?

When our son Lincoln was working on that math problem two weeks ago,

Ketika putra kami Lincoln sedang mengerjakan tugas matematika

it was a big, gnarly problem.

dua minggu lalu, soal yang dikerjakannya cukup sulit.

And he was learning how, when you have a big old gnarly problem,

Dan dia belajar bagaimana, bila dihadapkan dengan persoalan besar,

sometimes the solution is to slice it into smaller problems.

terkadang solusinya adalah dengan membaginya menjadi persoalan-persoalan kecil.

That's what we do for most problems --

Itulah yang biasa kita lakukan -- untuk matematika dan fisika, bahkan untuk kebijakan sosial --

in math, in physics, even in social policy --

we slice them into smaller, more manageable problems.

kita membagi masalah besar menjadi masalah-masalah kecil.

But every once in a while, as Dwight Eisenhower said,

Tapi terkadang,

seperti yang dikatakan oleh Dwight Eisenhower,

the way you solve a problem is to make it bigger.

cara memecahkan masalah

adalah dengan membuatnya menjadi besar.

Cara kami memecahkan masalah ini

The way we solve this problem

is to make the issue of the death penalty bigger.

adalah dengan membuat isu hukuman mati menjadi besar.

We have to say, all right.

Kami harus berkata: baiklah,

We have these four chapters of a death penalty story,

ada empat bab

dari cerita hukuman mati,

but what happens before that story begins?

tapi apa yang terjadi sebelum

cerita itu dimulai?

How can we intervene in the life of a murderer

Bagaimana kita terlibat dalam hidup seorang pembunuh

before he's a murderer?

sebelum ia menjadi pembunuh?

What options do we have to nudge that person off of the path

Pilihan apa yang kita punya

untuk mendorong orang itu

keluar dari jalur

yang akan mengarah pada hasil akhir yang semua orang --

that is going to lead to a result that everybody --

death penalty supporters and death penalty opponents --

baik pendukung maupun penentang hukuman mati --

still think is a bad result:

menganggap

hasil yang buruk:

the murder of an innocent human being?

pembunuhan seorang manusia yang tidak bersalah?

You know, sometimes people say that something isn't rocket science.

Anda tahu, terkadang orang mengatakan

bahwa sesuatu

bukanlah ilmu roket.

And by that, what they mean is rocket science is really complicated

Maksudnya, ilmu tentang roket itu sangatlah rumit

and this problem that we're talking about now is really simple.

dan hal yang sedang dibicarakan sangat sederhana.

Well that's rocket science;

Inilah ilmu roket;

that's the mathematical expression for the thrust created by a rocket.

yang Anda lihat ini adalah rumus matematika

untuk mencari besar dorongan sebuah roket.

What we're talking about today is just as complicated.

Yang kita sedang bicarakan hari ini

tidak kalah rumit.

What we're talking about today is also rocket science.

Yang kita bicarakan hari ini juga

adalah ilmu roket.

My client Will and 80 percent of the people on death row

Klien saya Will

dan 80 persen terpidana mati

had five chapters in their lives

memiliki lima bab dalam kehidupan mereka

that came before the four chapters of the death penalty story.

yang berjalan sebelum

keempat bab dari cerita hukuman mati.

Saya menganggap lima bab ini sebagai titik intervensi,

I think of these five chapters as points of intervention,

places in their lives

bagian perjalanan hidup mereka di mana masyarakat kita

when our society could've intervened in their lives

bisa campur tangan dan mendorong mereka keluar dari jalan

and nudged them off of the path that they were on

that created a consequence that we all --

yang berakhir pada konsekuensi yang kita semua -- baik pendukung maupun penentang

death penalty supporters or death penalty opponents --

hukuman mati --

say was a bad result.

anggap buruk.

Now, during each of these five chapters:

Pada masing-masing dari lima bab ini:

when his mother was pregnant with him;

ketika ibunya sedang mengandung;

in his early childhood years;

pada masa awal kanak-kanak;

when he was in elementary school;

ketika ia duduk di sekolah dasar;

when he was in middle school and then high school;

ketika ia duduk di sekolah menengah pertama dan atas;

and when he was in the juvenile justice system --

dan ketika ia berada di sistem pengadilan remaja -- pada tiap bab ini,

during each of those five chapters,

there were a wide variety of things that society could have done.

ada banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat.

In fact, if we just imagine

Pada kenyataannya, jika kita membayangkan

that there are five different modes of intervention,

ada lima mode intervensi yang berbeda, cara dari masyarakat bisa campur tangan

the way that society could intervene in each of those five chapters,

dalam setiap bab ini,

and we could mix and match them any way we want,

dan kita bisa menggabungkan mode-mode tersebut semau kita,

there are 3,000 -- more than 3,000 -- possible strategies

ada 3.000 -- lebih dari 3.000 -- kemungkinan strategi

that we could embrace

yang dapat kita lakukan untuk mendorong anak-anak seperti Will

in order to nudge kids like Will off of the path that they're on.

keluar dari jalan yang mereka lalui.

So I'm not standing here today with the solution.

Jadi saya tidak berdiri di sini hari ini

dengan suatu solusi.

But the fact that we still have a lot to learn,

Tapi kenyataan bahwa kita masih harus banyak belajar,

that doesn't mean that we don't know a lot already.

bukanlah berarti kita belum tahu banyak.

We know from experience in other states

Kita tahu dari pengalaman di negara bagian lain

that there are a wide variety of modes of intervention

bahwa ada berbagai mode intervensi

that we could be using in Texas,

yang bisa kita gunakan di Texas, dan di setiap negara bagian lain yang belum menggunakannya,

and in every other state that isn't using them,

in order to prevent a consequence that we all agree is bad.

untuk mencegah konsekuensi yang, kita semua setuju, buruk.

I'll just mention a few.

Saya hanya akan menyebutkan beberapa di antaranya.

I won't talk today about reforming the legal system.

Saya tidak akan berbicara tentang mereformasi sistem hukum.

That's probably a topic

Itu mungkin topik yang lebih baik dibicarakan di ruangan yang berisi para pengacara dan hakim.

that is best reserved for a room full of lawyers and judges.

Instead, let me talk about a couple of modes of intervention

Tapi izinkan saya berbicara tentang beberapa mode intervensi

that we can all help accomplish,

yang bisa kita bantu untuk mencapainya,

because they are modes of intervention that will come about

karena ini merupakan mode intervensi yang akan terwujud

when legislators and policymakers, when taxpayers and citizens,

ketika para pembuat undang-undang dan kebijakan, ketika para pembayar pajak dan warga negara,

agree that that's what we ought to be doing

setuju bahwa itu adalah apa yang seharusnya kita lakukan

and that's how we ought to be spending our money.

dan itu adalah bagaimana kita seharusnya menggunakan uang kita.

We could be providing early childhood care

Kita bisa memberikan pembimbingan sejak usia dini

untuk anak-anak dengan status ekonomi lemah dan bermasalah,

for economically disadvantaged and otherwise troubled kids,

and we could be doing it for free.

dan kita bisa melakukannya secara gratis.

And we could be nudging kids like Will off of the path that we're on.

Dan kita bisa mendorong anak-anak seperti Will dari jalan yang kita lalui.

There are other states that do that, but we don't.

Ada negara bagian lain yang melakukan hal itu, tapi kita tidak.

We could be providing special schools,

Kita dapat menyediakan sekolah khusus, di tingkat SMA

at both the high school level and the middle school level,

dan tingkat SMP, bahkan juga di tingkat K-5 (TK sampai kelas 5 SD),

but even in K-5,

that target economically and otherwise disadvantaged kids,

untuk anak-anak dengan status ekonomi lemah dan bermasalah, terutama anak-anak

and particularly kids who have had exposure to the juvenile justice system.

yang telah berhadapan

dengan sistem pengadilan remaja.

There are a handful of states that do that;

Ada beberapa negara bagian yang melakukan itu;

Texas doesn't.

Texas tidak.

There's one other thing we can be doing -- well, there are a bunch of other things --

Ada satu hal lagi yang kita dapat lakukan --

begini, ada banyak hal lain yang kita dapat lakukan -- ada satu hal

there's one other thing that I'm going to mention,

yang dapat kita lakukan, dan ini akan menjadi satu-satunya hal kontroversial

and this is going to be the only controversial thing that I say today.

yang saya sampaikan hari ini.

We could be intervening much more aggressively

Kita bisa turun tangan

jauh lebih agresif

into dangerously dysfunctional homes,

ke rumah tangga dengan disfungsional berat,

and getting kids out of them

dan mengeluarkan anak-anak dari sana

before their moms pick up butcher knives and threaten to kill them.

sebelum ibu mereka mengambil pisau daging dan mengancam akan membunuh mereka.

If we're going to do that, we need a place to put them.

Jika kita akan melakukan itu,

kita perlu tempat untuk menampung mereka.

Even if we do all of those things,

Bahkan walaupun kita melakukan semua hal itu, beberapa anak masih akan jatuh

some kids are going to fall through the cracks

and they're going to end up in that last chapter

dan mereka akan berakhir di bab terakhir sebelum cerita pembunuhan dimulai;

before the murder story begins,

they're going to end up in the juvenile justice system.

mereka akan berakhir dalam sistem pengadilan remaja.

Dan bahkan jika itu sampai terjadi,

And even if that happens, it's not yet too late.

masih belum terlambat.

There's still time to nudge them,

Masih ada waktu untuk mendorong mereka,

if we think about nudging them rather than just punishing them.

jika kita berpikir untuk mendorong mereka

dan bukan hanya menghukum.

There are two professors in the Northeast --

Ada dua profesor di timur laut AS -- satu di Yale dan satu lagi di Maryland --

one at Yale and one at Maryland --

yang mendirikan sebuah sekolah

they set up a school that is attached to a juvenile prison.

yang disatukan dengan sebuah penjara remaja.

And the kids are in prison, but they go to school

Dan anak-anak di sana tetap dipenjara, tetapi mereka pergi ke sekolah dari jam delapan pagi

from eight in the morning until four in the afternoon.

sampai jam empat sore.

Now, it was logistically difficult.

Secara logistik itu memang sulit.

They had to recruit teachers who wanted to teach inside a prison,

Mereka harus merekrut guru

yang ingin mengajar di dalam penjara, mereka harus membentuk

they had to establish strict separation

between the people who work at the school and the prison authorities,

pemisahan yang ketat antara orang-orang yang bekerja di sekolah dan pengurus penjara,

dan paling berat dari semuanya, mereka perlu menciptakan kurikulum baru,

and most dauntingly of all,

they needed to invent a new curriculum because you know what?

karena Anda tahu?

People don't come into and out of prison on a semester basis.

Orang tidak keluar masuk penjara berdasarkan semester.

(Laughter)

But they did all those things.

Tetapi mereka melakukan semua itu.

Now, what do all of these things have in common?

Sekarang apa kesamaan dari semua solusi ini?

What all of these things have in common is that they cost money.

Kesamaannya adalah bahwa semuanya membutuhkan uang.

Some of the people in the room might be old enough

Beberapa orang di ruangan ini mungkin cukup tua untuk mengingat

to remember the guy on the old oil filter commercial.

ada orang di sebuah iklan filter oli lama.

He used to say, "Well, you can pay me now or you can pay me later."

Dia berkata, "Yah, Anda dapat membayar saya sekarang

atau Anda dapat membayar saya nanti."

What we're doing in the death penalty system

Yang kita lakukan

dalam sistem hukuman mati

is we're paying later.

adalah kita membayar kemudian.

But the thing is that for every 15,000 dollars

Tapi masalahnya

bahwa untuk setiap 15.000 dolar yang kita keluarkan untuk campur tangan

that we spend intervening

in the lives of economically and otherwise disadvantaged kids

dalam kehidupan anak-anak yang kurang beruntung secara ekonomi dan lainnya

in those earlier chapters,

pada bab-bab awal kehidupan mereka,

we save 80,000 dollars in crime-related costs down the road.

kita menghemat 80.000 dolar untuk biaya yang berhubungan dengan penanggulangan kejahatan di masa depan.

Even if you don't agree that there's a moral imperative that we do it,

Bahkan jika Anda tidak setuju

bahwa kita punya kewajiban moral untuk melakukannya,

secara ekonomi semua ini masuk akal.

it just makes economic sense.

I want to tell you about the last conversation that I had with Will.

Saya ingin menceritakan kepada Anda tentang percakapan terakhir saya dengan Will.

It was the day that he was going to be executed,

Ini terjadi pada hari di mana dia akan dieksekusi

dan kami hanya berbicara.

and we were just talking.

There was nothing left to do in his case.

Tidak ada lagi yang bisa dilakukan

pada kasusnya.

And we were talking about his life.

Dan kami berbicara tentang kehidupannya.

And he was talking first about his dad, who he hardly knew, who had died,

Pertama dia membicarakan ayahnya, yang tidak dia kenal,

yang telah meninggal,

dan kemudian tentang ibunya,

and then about his mom, who he did know, who was still alive.

yang dia kenal,

yang masih hidup.

And I said to him,

Dan saya berkata kepadanya,

"I know the story.

"Saya tahu ceritanya.

I've read the records.

Saya sudah membaca arsipnya.

I know that she tried to kill you."

Saya tahu bahwa dia mencoba untuk membunuhmu."

I said, "But I've always wondered

Saya berkata, "Tapi saya selalu bertanya-tanya, apakah kamu

whether you really actually remember that."

benar-benar ingat kejadiannya."

I said, "I don't remember anything from when I was five years old.

Saya berkata, "Saya tidak ingat kejadian

saat saya berusia lima tahun.

Maybe you just remember somebody telling you."

Mungkin kamu hanya ingat seseorang memberitahumu."

And he looked at me and he leaned forward,

Dan dia menatap saya dan mencondongkan badannya ke depan,

and he said, "Professor," --

dan dia berkata, "Profesor," -- dia telah mengenal saya selama 12 tahun, dan dia masih memanggil saya Profesor.

he'd known me for 12 years, he still called me Professor.

He said, "Professor, I don't mean any disrespect by this,

Dia berkata, "Profesor, saya bukan bermaksud untuk kurang hormat,

but when your mama picks up a butcher knife

tapi ketika ibumu

mengambil pisau daging yang terlihat lebih besar dari badanmu

that looks bigger than you are,

and chases you through the house screaming she's going to kill you,

dan mengejarmu keliling rumah sambil berteriak dia akan membunuhmu

and you have to lock yourself in the bathroom

dan kamu harus mengunci diri di kamar mandi dan bersandar di pintu dan

and lean against the door

and holler for help until the police get there,"

berteriak minta tolong sampai polisi sampai di sana,"

dia menatap saya dan dia berkata,

he looked at me and he said,

"that's something you don't forget."

"itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah kamu lupakan."

I hope there's one thing you all won't forget:

Saya harap Anda semua juga tidak melupakan satu hal:

In between the time you arrived here this morning

di antara waktu Anda tiba di sini pagi ini dan waktu kita istirahat makan siang,

and the time we break for lunch,

akan terjadi empat pembunuhan

there are going to be four homicides in the United States.

di Amerika Serikat.

We're going to devote enormous social resources

Kita akan mencurahkan sumber daya sosial yang besar untuk menghukum orang-orang yang

to punishing the people who commit those crimes,

melakukan kejahatan itu, dan itu tepat, karena kita harus menghukum

and that's appropriate

because we should punish people who do bad things.

orang-orang yang melakukan hal-hal buruk.

Namun tiga dari kejahatan tersebut dapat dicegah.

But three of those crimes are preventable.

If we make the picture bigger

Jika kita melihat gambaran yang lebih besar

and devote our attention to the earlier chapters,

dan mencurahkan perhatian kita ke bab-bab sebelumnya,

then we're never going to write the first sentence

kita tidak akan menulis kalimat pertama

that begins the death penalty story.

yang memulai cerita hukuman mati.

Thank you.

Terima kasih.

(Tepuk tangan)

(Applause)