Jake Wood: A new mission for veterans -- disaster relief

Translator: Joseph Geni Reviewer: Morton Bast

Translator: Nasserizka Rizky Amalia Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

Two years ago, after having served four years

Dua tahun yang lalu, setelah bertugas selama empat tahun

in the United States Marine Corps

pada Satuan Kelautan Amerika Serikat

and deployments to both Iraq and Afghanistan,

dan ditugasan ke Irak dan Afganistan,

I found myself in Port-au-Prince, leading a team

saya berada di Port-au-Prince, memimpin sekelompok

of veterans and medical professionals

veteran dan paramedis profesional

in some of the hardest-hit areas of that city,

di beberapa titik paling parah di kota tersebut,

three days after the earthquake.

tiga hari setelah gempa bumi.

We were going to the places that nobody else wanted to go,

Kami ke tempat-tempat yang tidak ingin dikunjungi orang lain,

the places nobody else could go, and after three weeks,

tempat-tempat yang tidak dapat dikunjungi orang lain, dan setelah tiga minggu,

we realized something. Military veterans

kami menyadari sesuatu. Para tentara veteran

are very, very good at disaster response.

melakukan tanggap bencana dengan sangat baik.

And coming home, my cofounder and I,

Dan setelah pulang, saya dan rekan saya,

we looked at it, and we said, there are two problems.

mengamati hal ini, dan berkata, ada dua masalah.

The first problem is there's inadequate disaster response.

Masalah yang pertama adalah tanggap bencana yang tidak memadai.

It's slow. It's antiquated. It's not using the best technology,

Lambat. Kuno. Tidak menggunakan teknologi terbaik,

and it's not using the best people.

dan tidak menggunakan orang-orang terbaik.

The second problem that we became aware of

Masalah kedua yang kami sadari adalah

was a very inadequate veteran reintegration,

reintegrasi veteran yang tidak memadai,

and this is a topic that is front page news right now

dan ini adalah topik yang menjadi halaman depan berita saat ini

as veterans are coming home from Iraq and Afghanistan,

saat para veteran kembali dari Irak dan Afganistan,

and they're struggling to reintegrate into civilian life.

dan mereka kesulitan berintegrasi kembali pada kehidupan biasa.

And we sat here and we looked at these two problems,

Dan kami duduk melihat dua permasalahan ini.

and finally we came to a realization. These aren't problems.

dan akhirnya kami menyadari. Dua masalah ini bukanlah masalah yang sebenarnya.

These are actually solutions. And what do I mean by that?

Hal itu sebenarnya adalah solusi. Dan apa maksud saya?

Well, we can use disaster response as an opportunity

Baiklah, kita dapat menggunakan tanggap bencana sebagai kesempatan

for service for the veterans coming home.

untuk menugaskan para veteran yang akan pulang.

Recent surveys show that 92 percent of veterans want

Survey terbaru menunjukkan 92 persen dari para veteran ingin

to continue their service when they take off their uniform.

meneruskan tugas mereka saat berhenti dari penugasan.

And we can use veterans to improve disaster response.

Dan kita dapat menggunakan mereka untuk meningkatkan tanggap bencana.

Now on the surface, this makes a lot of sense, and in 2010,

Di permukaannya, ini tampak sangat masuk akal, dan pada tahun 2010

we responded to the tsunami in Chile,

kami melakukan tanggap bencana tsunami di Chili,

the floods in Pakistan, we sent training teams to the Thai-Burma border.

banjir di Pakistan, kami mengirim tim-tim yang terlatih ke perbatasan Burma-Thailand.

But it was earlier this year, when one of our

Tetapi awal tahun ini, salah satu dari anggota pertama kami

original members caused us to shift focus in the organization.

membuat kami berpindah fokus pada organisasi.

This is Clay Hunt. Clay was a Marine with me.

Dia adalah Clay Hunt. Clay dan saya dulu di satuan Kelautan.

We served together in Iraq and Afghanistan.

Kami bersama ditugaskan ke Irak dan Afganistan.

Clay was with us in Port-au-Prince. He was also with us in Chile.

Clay bersama kami di Port-au-Prince. Dia juga bersama kami di Chili.

Earlier this year, in March, Clay took his own life.

Awal tahun ini, pada bulan Maret, Clay mengakhiri hidupnya.

This was a tragedy, but it really forced us

Ini adalah tragedi, tetapi itu memaksa kami

to refocus what it is that we were doing.

untuk kembali fokus pada apa yang telah kami kerjakan.

You know, Clay didn't kill himself because of what happened

Anda tahu, Clay tidak bunuh diri karena apa yang terjadi

in Iraq and Afghanistan. Clay killed himself

di Irak dan Afganistan. Clay bunuh diri

because of what he lost when he came home.

karena apa yang telah hilang saat dia pulang.

He lost purpose. He lost his community.

Dia kehilangan tujuan hidup, kehilangan masyarakatnya

And perhaps most tragically, he lost his self-worth.

dan mungkin, yang paling tragis, dia kehilangan penghargaan akan dirinya.

And so, as we evaluated, and as the dust settled

Kemudian, setelah kami evaluasi, dan setelah kekacauan dari tragedi ini mereda

from this tragedy, we realized that, of those two problems --

kami menyadari bahwa dari dua masalah itu

in the initial iteration of our organization,

saat pendirian organisasi kami,

we were a disaster response organization that was using

kami adalah organisasi tanggap bencana yang menggunakan

veteran service. We had a lot of success,

jasa veteran. Kami menuai banyak kesuksesan,

and we really felt like we were changing the disaster response paradigm.

dan kami sangat merasakan bahwa kami mengubah paradigma tanggap bencana.

But after Clay, we shifted that focus, and suddenly,

Tetapi setelah peristiwa Clay, kami mengubah fokus, dan tiba-tiba,

now moving forward, we see ourselves

sekarang saat melangkah ke depan, kami melihat diri kami

as a veteran service organization that's using disaster response.

sebagai organisasi jasa veteran yang menggunakan tanggap bencana.

Because we think that we can give that purpose

Karena kami berpikir bahwa kami dapat kembali memberikan tujuan hidup,

and that community and that self-worth back to the veteran.

masyarakat dan penghargaan-diri itu kepada para veteran.

And tornadoes in Tuscaloosa and Joplin, and then later

Dan bencana angin ribut di Tuscaloosa dan Joplin, dan setelah itu

Hurricane Irene, gave us an opportunity to look at that.

Badai Irene, memberikan kami kesempatan untuk melihatnya.

Now I want you to imagine for a second an 18-year-old boy

Sekarang saya ingin Anda membayangkan sejenak seorang anak lelaki berusia 18 tahun

who graduates from high school in Kansas City, Missouri.

yang lulus dari Sekolah Menengah Atas di kota Kansas, Missouri.

He joins the Army. The Army gives him a rifle.

Dia bergabung dalam pasukan militer. Pasukan militer memberikan senapan.

They send him to Iraq.

Mereka mengirimnya ke Irak.

Every day he leaves the wire with a mission.

Setiap hari dia meninggalkan basisnya dengan sebuah misi.

That mission is to defend the freedom of the family that he left at home.

Misi tersebut untuk mempertahankan kebebasan dari keluarga yang dia tinggalkan di rumah.

It's to keep the men around him alive.

Untuk mempertahankan orang-orang di sekitarnya agar tetap hidup.

It's to pacify the village that he works in.

Untuk menenangkan desa tempat dia bertugas.

He's got a purpose. But he comes home [to] Kansas City, Missouri,

Dia memiliki tujuan. Tetapi saat Ia pulang ke rumah di kota Kansas, Missouri,

maybe he goes to college, maybe he's got a job,

mungkin dia melanjutkan sekolah, mungkin bekerja,

but he doesn't have that same sense of purpose.

tetapi dia tidak lagi merasakan tujuan yang sama.

You give him a chainsaw. You send him to Joplin, Missouri

Anda memberikannya gergaji lalu mengirimnya ke Joplin, Missouri

after a tornado, he regains that.

setelah angin ribut, dia mendapatkan tujuan itu kembali.

Going back, that same 18-year-old boy graduates from high school

Kembali, ke anak lelaki 18 tahun yang sama yang lulus dari Sekolah Menengah Atas

in Kansas City, Missouri, joins the Army,

di kota Kansas, Missouri dan bergabung dengan pasukan militer,

the Army gives him a rifle, they send him to Iraq.

pasukan militer memberikannya senapan, dan mengirimnya ke Irak.

Every day he looks into the same sets of eyes around him.

Setiap hari Ia melihat ekspresi sepasang mata yang sama di sekitarnya.

He leaves the wire. He knows that those people have his back.

Dia meninggalkan basis. Ia tahu bahwa orang-orang itu bergantung padanya.

He's slept in the same sand. They've lived together.

Dia tidur di atas pasir yang sama. Mereka hidup bersama.

They've eaten together. They've bled together.

Mereka makan bersama. Mereka menumpahkan darah bersama.

He goes home to Kansas City, Missouri.

Dia pulang ke rumah di kota Kansas, Missouri.

He gets out of the military. He takes his uniform off.

Dia keluar dari militer dan menanggalkan seragamnya.

He doesn't have that community anymore.

Dia tidak lagi memiliki masyarakat tersebut.

But you drop 25 of those veterans in Joplin, Missouri,

Tetapi Anda menempatkan 25 persen veteran tersebut di Joplin, Missouri,

they get that sense of community back.

mereka mendapatkan perasaan kembalinya masyarakat itu.

Again, you have an 18-year-old boy who graduates

Kembali lagi, ada seorang anak lelaki berusia 18 tahun yang lulus

high school in Kansas City.

dari Sekolah Menengah Atas di kota Kansas.

He joins the Army. The Army gives him a rifle.

Dia bergabung dengan pasukan militer. Pasukan militer memberikannya senapan.

They send him to Iraq.

Mereka mengirimnya ke Irak.

They pin a medal on his chest. He goes home to a ticker tape parade.

Mereka menyematkan medali di dadanya. Dia pulang ke rumah dengan disambut pawai.

He takes the uniform off. He's no longer Sergeant Jones

Dia menanggalkan seragamnya. Dia bukan lagi Sersan Jones

in his community. He's now Dave from Kansas City.

di komunitasnya. Sekarang dia adalah Dave dari kota Kansas.

He doesn't have that same self-worth.

Dia tidak memiliki penghargaan-diri yang sama.

But you send him to Joplin after a tornado,

Tetapi Anda mengirimnya ke Joplin setelah angin ribut,

and somebody once again is walking up to him

dan sekali lagi seseorang berjalan ke arahnya

and shaking their hand and thanking them for their service,

menyalaminya dan berterima kasih atas jasanya,

now they have self-worth again.

kemudian dia memiliki penghargaan-diri lagi.

I think it's very important, because right now

Saya pikir itu sangatlah penting, karena saat ini

somebody needs to step up,

seseorang harus melangkah maju,

and this generation of veterans has the opportunity

agar generasi para veteran ini memiliki kesempatan

to do that if they are given the chance.

untuk melakukan hal itu jika mereka diberikan kesempatan.

Thank you very much. (Applause)

Terima kasih banyak. (Tepuk tangan)