Charles Leadbeater: Education innovation in the slums

Translator: Usep Syaripudin Reviewer: Chitra Hapsari Ayuningtyas

It's a great pleasure to be here.

Senang sekali bisa berada disini

It's a great pleasure to speak after

Senang sekali bisa berbicara setelah

Brian Cox from CERN.

Brian Cox dari CERN

I think CERN is the home

Menurut saya, CERN adalah rumah

of the Large Hadron Collider.

dari the Large Hadron Collider

What ever happened to the Small Hadron Collider?

Apa yang terjadi pada the Small Hadron Collider?

Where is the Small Hadron Collider?

Dimanakah the Small Hadron Collider sekarang?

Because the Small Hadron Collider once was the big thing.

Sebab dulu the Small Hadron Collider adalah sesuatu yang besar

Now, the Small Hadron Collider

Tapi, sekarang the Small Hadron Collider

is in a cupboard, overlooked and neglected.

hanya berada dalam sebuah lemari, dibiarkan dan terabaikan

You know when the Large Hadron Collider started,

Anda tahu ketika the Large Hadron Collider pertama kali difungsikan,

and it didn't work, and people tried to work out why,

mesin itu tidak bekerja, dan orang-orang kemudian berupaya mencari tahu kenapa demikian,

it was the Small Hadron Collider team

dan ternyata kemudian diketahui bahwa tim the Small Hadron Collider

who sabotaged it

melakukan sabotase atas mesin tersebut

because they were so jealous.

karena mereka iri

The whole Hadron Collider family

Keseluruhan keluarga Hadron Collider

needs unlocking.

membutuhkan pembuka kunci

The lesson of Brian's presentation, in a way --

Pelajaran yang dapat diambil dari presentasi Brian, yang

all those fantastic pictures --

sangat fantastik dengan semua gambar tersebut

is this really:

adalah bahwa:

that vantage point determines everything that you see.

posisi yang tepat menentukan segala sesuatu yang Anda lihat

What Brian was saying was

Brian mengatakan bahwa

science has opened up successively different vantage points

ilmu pengetahuan telah berhasil menemukan berbagai posisi yang tepat

from which we can see ourselves,

dimana kita bisa melihat diri kita sendiri

and that's why it's so valuable.

Dan karena itulah ilmu pengetahuan sangat bernilai

So the vantage point you take

Jadi, posisi yang tepat yang Anda ambil

determines virtually everything that you will see.

akan menentukan secara virtual apa yang akan Anda lihat.

The question that you will ask

Pertanyaan yang akan Anda ajukan

will determine much of the answer that you get.

akan menentukan tingkat jawaban yang akan Anda terima.

And so if you ask this question:

Dan jika Anda menanyakan pertanyaan seperti ini:

Where would you look to see the future of education?

Dimana Anda akan menemukan masa depan pendidikan?

The answer that we've traditionally given to that

Maka jawaban yang secara tradisional kita berikan pada pertanyaan tersebut

is very straightforward, at least in the last 20 years:

sangat gampang, setidaknya pada 20 tahun terakhir

You go to Finland.

Pergilah ke Finlandia

Finland is the best place in the world to see school systems.

sebab Finlandia adalah tempat terbaik di dunia jika Anda ingin melihat sistem sekolah

The Finns may be a bit boring and depressive and there's a very high suicide rate,

Orang-orang Finlandia mungkin sedikit membosankan dan depresif, dan karenanya angka bunuh diri disana sangat tinggi

but by golly, they are qualified.

tapi sesungguhnya mereka adalah bangsa yang berkualitas

And they have absolutely amazing education systems.

Dan mereka memiliki sistem pendidikan yang sangat luar biasa hebat.

So we all troop off to Finland,

Dan karena itulah kami semua pergi ke Finlandia,

and we wonder at the social democratic miracle of Finland

dan kami menyelidiki kehebatan demokrasi sosial bangsa Finlandia

and its cultural homogeneity and all the rest of it,

serta homogenitas kebudayaan dan aspek-aspek lainnya,

and then we struggle to imagine how we might

dan kemudian kami berupaya keras untuk menemukan pelajaran apa yang

bring lessons back.

dapat kami bawa pulang.

Well, so, for this last year,

Dan akhir tahun ini,

with the help of Cisco who sponsored me,

berkat bantuan dari Cisco yang mensponsori saya,

for some balmy reason, to do this,

karena alasan yang sedikit absurd,

I've been looking somewhere else.

saya mencoba mencari tahu jawabannya di daerah lain.

Because actually radical innovation does sometimes

Sebab kadang, inovasi yang radikal itu

come from the very best,

muncul dari tempat yang paling hebat

but it often comes from places

tapi kadang juga muncul dari tempat-tempat

where you have huge need --

dimana kebutuhan hidup yang sangat utama

unmet, latent demand --

tak terpenuhi, kekurangan

and not enough resources for traditional solutions to work --

dan tak mencukupinya sumber daya untuk bekerja --

traditional, high-cost solutions,

solusi tradisional yang berbiaya tinggi

which depend on professionals,

yang tergantung pada para profesional,

which is what schools and hospitals are.

yakni sekolah dan rumah sakit.

So I ended up in places like this.

Jadi, tibalah saya pada tempat-tempat seperti itu

This is a place called Monkey Hill.

Ini adalah sebuah tempat yang bernama Monkey Hill.

It's one of the hundreds of favelas in Rio.

Salah satu dari ratusan perkampungan kumuh di pinggiran kota Rio.

Most of the population growth of the next 50 years

Pertumbuhan populasi untuk 50 tahun kedepan kebanyakan

will be in cities.

akan berada di wilayah perkotaan.

We'll grow by six cities of 12 million people a year

Populasi tersebut akan tumbuh menjadi enam kota dengan 12 juta penduduk per tahun

for the next 30 years.

untuk 30 tahun ke depan.

Almost all of that growth will be in the developed world.

Hampir semua pertumbuhan seperti itu terjadi di negara maju

Almost all of that growth will be

Hampir semua pertumbuhan seperti itu terjadi di

in places like Monkey Hill.

tempat-tempat seperti Monkey Hill.

This is where you'll find the fastest growing

Disanalah Anda akan menemukan pertumbuhan

young populations of the world.

populasi generasi muda tercepat di dunia.

So if you want recipes to work --

Jadi, jika anda mencari resep untuk bekerja --

for virtually anything -- health, education,

untuk segala sesuatu -- kesehatan, pendidikan,

government politics

politik pemerintahan

and education --

dan pendidikan --

you have to go to these places.

maka Anda harus pergi ke tempat-tempat seperti ini.

And if you go to these places, you meet people like this.

Dan jika Anda pergi ke tempat-tempat seperti ini, maka Anda akan bertemu dengan orang-orang seperti ini.

This is a guy called Juanderson.

Anak muda ini bernama Juanderson.

At the age of 14,

Umurnya 14 tahun

in common with many 14-year-olds in the Brazilian education system,

seperti umumnya anak usia 14 tahun di Brazil,

he dropped out of school.

dia keluar dari sekolah.

It was boring.

Sekolah membosankan.

And Juanderson, instead, went into

Dan Juanderson malah pergi

what provided kind of opportunity and hope

ke tempat yang memberikan kesempatan dan harapan

in the place that he lived, which was the drugs trade.

di tempat dimana dia memperoleh kehidupan, yakni perdagangan obat

And by the age of 16, with rapid promotion,

Dan menginjak usia 16 tahun, dengan promosi yang cepat

he was running the drugs trade in 10 favelas.

dia berhasil menjalankan perdagangan obat-obatan di 10 perkampungan

He was turning over 200,000 dollars a week.

Dia berhasil meraih pendapatan 200,000 dollar dalam sepekan

He employed 200 people.

Dia mempekerjakan 200 orang

He was going to be dead by the age of 25.

Dia hampir mati pada usia 25 tahun

And luckily, he met this guy,

Dan untungnya, dia bertemu dengan orang ini

who is Rodrigo Baggio,

namanya Rodrigo Baggio,

the owner of the first laptop to ever appear in Brazil.

pemilik laptop pertama yang pernah ada di Brazil

1994, Rodrigo started something

tahun 1994, Rodrigo memulai suatu pekerjaan

called CDI,

bernama CDI

which took computers

dimana dia mengumpulkan komputer

donated by corporations,

sumbangan dari berbagai perusahaan

put them into community centers in favelas

dan menempatkannya di balai masyarakat pada berbagai perkampungan kumuh

and created places like this.

dan membangun tempat seperti ini.

What turned Juanderson around

Yang membuat Juanderson berubah adalah

was technology for learning

tekhnologi untuk belajar

that made learning fun and accessible.

yang menjadikan belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan dan mudah diakses

Or you can go to places like this.

Atau Anda juga dapat pergi ke tempat seperti ini.

This is Kibera, which is the largest slum in East Africa.

Ini adalah Kibera, perkampungan kumuh terbesar di Afrika Timur.

Millions of people living here,

Jutaan orang tinggal disini

stretched over many kilometers.

yang membentang luas puluhan kilometer

And there I met these two,

Dan disana saya bertemu dua orang ini,

Azra on the left, Maureen on the right.

yang kiri Azra dan yang kanan adalah Maureen

They just finished their Kenyan certificate

Mereka baru saja lulus

of secondary education.

pendidikan menengah di Kenya

That name should tell you that the Kenyan education system

Informasi tersebut menunjukan pada anda bahwa sistem pendidikan di Kenya

borrows almost everything

meniru hampir semuanya

from Britain, circa 1950,

dari Britania, sekitar tahun 1950,

but has managed to make it even worse.

namun malah berhasil membuat kondisinya menjadi semakin buruk.

So there are schools in slums like this.

Ada banyak sekolah di daerah kumuh seperti ini

They're places like this.

Sekolah-sekolah seperti ini

That's where Maureen went to school.

Disinilah Maureen bersekolah

They're private schools. There are no state schools in slums.

Sekolah-sekolah tersebut adalah sekolah swasta. Tidak ada sekolah negeri di daerah kumuh

And the education they got was pitiful.

Dan pendidikan yang mereka peroleh sangat menyedihkan.

It was in places like this. This a school set up by some nuns

Hal itu berlangsung di tempat-tempat seperti ini. Ini adalah sekolah yang dikelola oleh beberapa orang biarawati

in another slum called Nakuru.

di daerah kumuh lainnya bernama Nakuru

Half the children in this classroom have no parents

Setengah dari jumlah siswa di kelas ini tak memiliki orang tua

because they've died through AIDS.

karena mereka meninggal akibat AIDS

The other half have one parent

setengahnya lagi hanya memiliki orang tua tunggal

because the other parent has died through AIDS.

sebab orang tua yang satunya lagi juga meninggal karena AIDS

So the challenges of education

Jadi, tantangan pendidikan

in this kind of place

di tempat-tempat seperti ini

are not to learn the kings and queens of Kenya or Britain.

bukanlah mengajarkan pengetahuan tentang raja dan ratu Kenya atau Inggris

They are to stay alive, to earn a living,

melainkan mengajarkan pelajaran untuk mampu bertahan hidup, untuk mampu memperoleh penghidupan

to not become HIV positive.

untuk tidak menjadi pengidap HIV

The one technology that spans rich and poor

Teknologi yang bisa digunakan oleh orang kaya dan miskin

in places like this

di tempat-tempat seperti ini

is not anything to do with industrial technology.

bukanlah teknologi yang ada kaitannya dengan teknologi industri

It's not to do with electricity or water.

Bukan yang ada kaitannya dengan listrik dan air

It's the mobile phone.

Melainkan telepon seluler.

If you want to design from scratch

Jika Anda ingin mendesain dari awal

virtually any service in Africa,

jasa layanan apapun di Afrika,

you would start now with the mobile phone.

maka Anda dapat memulainya sekarang dengan telepon seluler

Or you could go to places like this.

Atau Anda dapat pergi ke tempat-tempat seperti ini

This is a place called the Madangiri Settlement Colony,

Ini adalah tempat bernama Madangiri Settlement Colony

which is a very developed slum

yakni sebuah daerah kumuh yang sangat maju

about 25 minutes outside New Delhi,

berjarak sekitar 25 menit di luar kota New Delhi

where I met these characters

disana saya bertemu dengan orang-orang ini

who showed me around for the day.

yang mengantar saya berkeliling seharian

The remarkable thing about these girls,

Hal yang hebat dari anak-anak gadis ini,

and the sign of the kind of social revolution

dan tanda adanya revolusi sosial

sweeping through the developing world

yang bergerak di seluruh negara berkembang

is that these girls are not married.

adalah bahwa anak-anak gadis ini belum menikah

Ten years ago, they certainly would have been married.

10 tahun yang lalu, mereka pasti sudah menikah

Now they're not married, and they want to go on

Sekarang, mereka belum menikah dan bercita-cita ingin terus

to study further, to have a career.

melanjutkan studi, berkarir

They've been brought up by mothers who are illiterate,

Mereka dipelihara oleh ibu yang buta huruf

who have never ever done homework.

yang tidak pernah membantu mengerjakan PR

All across the developing world there are millions of parents --

Di negara berkembang di seluruh dunia, terdapat jutaan orang tua

tens, hundreds of millions --

puluhan atau bahkan ratusan juta

who for the first time

yang untuk pertama kalinya

are with children doing homework and exams.

membantu anak-anak mereka mengerjakan PR dan latihan

And the reason they carry on studying

Dan alasan mereka melanjutkan pendidikan

is not because they went to a school like this.

bukan karena mereka bersekolah di sekolah seperti ini

This is a private school.

Ini adalah sebuah sekolah swasta

This is a fee-pay school. This is a good school.

Bersekolah disini tidak gratis. Ini adalah sekolah yang bagus

This is the best you can get

Sekolah ini adalah yang terbaik

in Hyderabad in Indian education.

yang ada di Hyderabad pada sistem pendidikan di India

The reason they went on studying was this.

Alasan mereka tetap melanjutkan pendidikan adalah ini

This is a computer installed in the entrance to their slum

Ini adalah sebuah komputer yang dipasang di pintu masuk perkampungan kumuh mereka

by a revolutionary social entrepreneur

oleh seorang entrepreneur sosial yang revolusioner

called Sugata Mitra

namanya Sugata Mitra

who has conducted the most radical experiments,

yang mengadopsi eksperimen paling radikal

showing that children, in the right conditions,

dengan menunjukan bahwa pada kondisi yang tepat, anak-anak

can learn on their own with the help of computers.

dapat belajar dengan mandiri berkat bantuan komputer

Those girls have never touched Google.

Anak-anak gadis tersebut tidak pernah mengenal Google

They know nothing about Wikipedia.

Mereka tidak tahu apa-apa soal Wikipedia

Imagine what their lives would be like

Bayangkan hidup mereka akan seperti apa

if you could get that to them.

jika mereka tahu Google dan Wikipedia

So if you look, as I did,

Jadi, jika Anda melihat, seperti yang saya lakukan

through this tour,

disepanjang perjalanan ini,

and by looking at about a hundred case studies

dan dengan melihat ratusan studi kasus

of different social entrepreneurs

tentang para entrepreneur sosial yang berbeda-beda

working in these very extreme conditions,

yang bekerja pada kondisi yang sangat ekstrim,

look at the recipes that they come up with for learning,

perhatikan resep belajar yang mereka hasilkan

they look nothing like school.

tempat-tempat ini sama sekali tidak mirip sekolah

What do they look like?

Terlihat seperti apakah mereka?

Well, education is a global religion.

Pendidikan adalah sebuah agama global

And education, plus technology,

Dan pendidikan, ditambah dengan teknologi

is a great source of hope.

adalah sumber harapan yang sangat hebat

You can go to places like this.

Anda dapat pergi ke tempat-tempat seperti ini

This is a school three hours outside of Sao Paulo.

Ini adalah sebuah sekolah berjarak 3 jam dari di Sao Paulo

Most of the children there have parents who are illiterate.

Kebanyakan orang tua siswa di sekolah tersebut buta huruf

Many of them don't have electricity at home.

Banyak dari mereka yang tak memiliki listrik di rumahnya

But they find it completely obvious

Namun jelas mereka

to use computers, websites,

mampu menggunakan komputer, membuka website

make videos, so on and so forth.

membuat video, dan sebagainya

When you go to places like this

Ketika Anda pergi ke tempat-tempat seperti ini

what you see is that

yang akan Anda lihat adalah bahwa

education in these settings

pendidikan pada lingkungan seperti ini

works by pull, not push.

hanya dapat berfungsi dengan tarikan, bukan dorongan

Most of our education system is push.

Kebanyakan sistem pendidikan di kita berupa dorongan

I was literally pushed to school.

Saya didorong untuk bersekolah

When you get to school, things are pushed at you:

Ketika Anda di sekolah, segala sesuatu didorong pada Anda

knowledge, exams,

pengetahuan, ujian,

systems, timetables.

sistem, jadwal pelajaran

If you want to attract people like Juanderson

Jika Anda ingin menarik orang seperti Juanderson,

who could, for instance,

yang misalnya, mampu

buy guns, wear jewelry,

membeli senjata, mengenakan perhiasan

ride motorbikes and get girls

mengendarai sepeda motor dan bermain perempuan,

through the drugs trade,

dengan cara berdagang obat-obatan

and you want to attract him into education,

dan Anda ingin menariknya menuju pendidikan

having a compulsory curriculum doesn't really make sense.

maka memiliki kurikulum tidaklah terlalu masuk akal

That isn't really going to attract him.

Kurikulum sekolah sama sekali tidak menarik untuknya

You need to pull him.

Anda harus menariknya

And so education needs to work by pull, not push.

Dan karena itulah pendidikan harus dijalankan dengan tarikan, bukan dorongan

And so the idea of a curriculum

Dan karena itu pula gagasan penggunaan kurikulum

is completely irrelevant in a setting like this.

sangat tidak relevan pada lingkungan seperti ini

You need to start education

Anda harus memulai pendidikan

from things that make a difference

dari segala hal yang dapat menciptakan perbedaan

to them in their settings.

bagi mereka yang ada di lingkungan mereka

What does that?

Apakah yang sanggup melakukan hal itu?

Well, the key is motivation, and there are two aspects to it.

Kuncinya adalah motivasi, dan terdapat dua aspek motivasi

One is to deliver extrinsic motivation,

Pertama adalah memberikan motivasi ekstrinsik

that education has a payoff.

Menunjukkan bahwa pendidikan mampu memberikan hasil

Our education systems all work

Sistem pendidikan kita semuanya bekerja

on the principle that there is a payoff,

dengan prinsip mampu memberikan hasil timbal balik,

but you have to wait quite a long time.

tapi Anda harus menunggu lama untuk memperoleh hasil timbal balik itu

That's too long if you're poor.

Terlalu lama jika Anda adalah orang miskin

Waiting 10 years for the payoff from education

Menunggu sepuluh tahun untuk dapat memperoleh hasil timbal balik dari pendidikan

is too long when you need to meet daily needs,

terlalu lama jika Anda termasuk orang yang harus memenuhi kebutuhah hidup sehari-hari

when you've got siblings to look after

ketika Anda memiliki saudara-saudara yang harus anda rawat

or a business to help with.

atau usaha yang harus Anda jalankan

So you need education to be relevant and help people

Jadi, Anda membutuhkan pendidikan yang relevan dan mampu membantu orang-orang

to make a living there and then, often.

untuk bertahan hidup dalam lingkungan seperti itu.

And you also need to make it intrinsically interesting.

Dan Anda juga harus berupaya agar pendidikan menarik secara intrinsik

So time and again, I found people like this.

Dan kembali, saya bertemu dengan orang seperti ini

This is an amazing guy, Sebastiao Rocha,

Dia adalah orang yang sangat luar biasa, namanya Sebastiao Rocha,

in Belo Horizonte,

dari Belo Horizonte,

in the third largest city in Brazil.

kota terbesar ketiga di Brazil

He's invented more than 200 games

Dia berhasil menemukan lebih dari 200 permainan

to teach virtually any subject under the sun.

yang dapat digunakan untuk mengajar pelajaran apapun secara virtual di ruang terbuka

In the schools and communities

Di sekolah-sekolah dan lingkungan masyarakat

that Taio works in,

dimana Taio bekerja

the day always starts in a circle

tiap hari belajar selalu dimulai dalam sebuah lingkaran

and always starts from a question.

dan selalu diawali dengan sebuah pertanyaan

Imagine an education system that started from questions,

Bayangkan, sebuah sistem pendidikan yang dimulai dari pertanyaan,

not from knowledge to be imparted,

bukan dari pengetahuan yang akan disampaikan

or started from a game, not from a lesson,

atau dimulai dari permainan, bukan dari pelajaran,

or started from the premise

atau dimulai dari dasar pemikiran

that you have to engage people first

bahwa Anda harus membuat orang merasa terlibat dan tertarik

before you can possibly teach them.

sebelum Anda mengajari mereka

Our education systems,

Sistem pendidikan kita,

you do all that stuff afterward, if you're lucky,

Anda melakukan segala sesuatu sesudahnya, jika Anda beruntung

sport, drama, music.

olahraga, drama, musik.

These things, they teach through.

Hal-hal seperti itu, mereka ajarkan dengan cara menyeluruh

They attract people to learning

Mereka menarik orang untuk belajar

because it's really a dance project

sebab pelajaran tersebut sesungguhnya merupakan sebuah proyek tarian

or a circus project

atau sebuah proyek sirkus

or, the best example of all --

atau, contoh terbaiknya --

El Sistema in Venezuela --

El Sistema di Venezuela --

it's a music project.

pelajaran itu berupa sebuah proyek musik.

And so you attract people through that into learning,

Dan Anda menarik orang untuk belajar dengan proyek-proyek seperti itu,

not adding that on after

bukan menjalankan proyek tersebut setelah

all the learning has been done

semua pembelajaran telah dilaksanakan

and you've eaten your cognitive greens.

dan Anda telah memakan semua makanan kognitif Anda

So El Sistema in Venezuela

Jadi El Sistem di Venezuela

uses a violin as a technology of learning.

menggunakan sebuah biola sebagai teknologi untuk belajar

Taio Rocha uses making soap

Taio Rocha menggunakan kegiatan membuat sabun

as a technology of learning.

sebagai teknologi pembelajaran

And what you find when you go to these schemes

Dan apa yang dapat Anda temukan dari skema-skema tersebut

is that they use people and places

adalah bahwa mereka menggunakan orang-orang dan tempat

in incredibly creative ways.

dengan cara yang sangat luar biasa kreatif.

Masses of peer learning.

Pola pembelajaran peer learning

How do you get learning to people

Bagaimana Anda membuat orang-orang belajar

when there are no teachers,

ketika tidak ada guru,

when teachers won't come, when you can't afford them,

ketika guru tidak mau datang, ketika Anda tidak dapat membayar mereka untuk mengajar

and even if you do get teachers,

dan bahkan ketika Anda mampu memiliki guru sekalipun

what they teach isn't relevant to the communities that they serve?

apa yang mereka ajarkan tidak relevan dengan komunitas yang mereka ajar

Well, you create your own teachers.

Makanya, Anda harus menciptakan guru Anda sendiri

You create peer-to-peer learning,

Anda menciptakan pola peer-to-peer learning ...

or you create para-teachers, or you bring in specialist skills.

atau Anda menciptakan pola para-guru, atau Anda membawa seseorang yang memiliki ketrampilan khusus

But you find ways to get learning that's relevant to people

Namun Anda mampu menemukan cara belajar yang relevan bagi semua orang

through technology, people and places that are different.

melalui teknologi, orang dan tempat-tempat yang berbeda

So this is a school in a bus

Ini adalah sekolah dalam sebuah bus

on a building site

pada sebuah lokasi bangunan

in Pune, the fastest growing city in Asia.

di Pune, kota dengan pertumbuhan tercepat di Asia

Pune has 5,000 building sites.

Pune memiliki 5.000 lokasi bangunan

It has 30,000 children

dengan 30.000 anak

on those building sites.

pada lokasi-lokasi bangunan tersebut

That's one city.

Itu terjadi di satu kota

Imagine that urban explosion

Bayangkan ledakan urbanisasi

that's going to take place across the developing world

yang akan terjadi di berbagai tempat di bagian negara berkembang

and how many thousands of children

dan berapa ribu anak

will spend their school years on building sites.

yang akan menghabiskan masa sekolah mereka di lokasi bangunan

Well, this is a very simple scheme

Ini adalah sebuah skema yang sangat sederhana

to get the learning to them through a bus.

untuk memberikan pengajaran pada anak-anak tersebut melalui sebuah bus

And they all treat learning,

Dan mereka semua memperlakukan pembelajaran

not as some sort of academic, analytical activity,

bukan sebagai sebuah bentuk akademik, bukan sebuah aktivitas analitis,

but as that's something that's productive,

melainkan sebagai sesuatu yang produktif,

something you make,

sesuatu yang Anda ciptakan,

something that you can do, perhaps earn a living from.

sesuatu yang dapat Anda lakukan, mungkin juga dapat mengambil penghasilan untuk mampu hidup darinya

So I met this character, Steven.

Dan saya bertemu dengan orang ini, Steven.

He'd spent three years in Nairobi living on the streets

Dia menghabiskan tiga tahun hidup di jalanan Nairobi

because his parents had died of AIDS.

karena orangtuanya meninggal akibat AIDS

And he was finally brought back into school,

Dan akhirnya dia bisa diajak kembali ke sekolah

not by the offer of GCSEs,

bukan oleh staff GCSE

but by the offer of learning how to become a carpenter,

melainkan oleh tawaran belajar untuk menjadi seorang tukang kayu

a practical making skill.

sebuah keterampilan praktis

So the trendiest schools in the world,

Bahkan sekolah yang paling trendi di dunia,

High Tech High and others,

High Tech High dan yang lainnya,

they espouse a philosophy of learning as productive activity.

mereka memiliki filosofi belajar sebagai sebuah aktifitas produktif

Here, there isn't really an option.

Disini, sama sekali tidak ada pilihan

Learning has to be productive

Belajar harus menjadi sebuah kegiatan yang produktif

in order for it to make sense.

agar belajar tersebut mampu dipahami

And finally, they have a different model of scale,

Dan terakhir, mereka memiliki model skala yang berbeda

and it's a Chinese restaurant model

Yakni model restoran China

of how to scale.

tantang bagaimana melakukan penskalaan

And I learned it from this guy,

Dan saya mempelajari hal tersebut dari orang ini,

who is an amazing character.

seorang yang sangat luar biasa

He's probably the most remarkable social entrepreneur

Dia mungkin entrepreneur sosial bidang pendidikan

in education in the world.

yang paling hebat di dunia

His name is Madhav Chavan,

Namanya Madhav Chavan

and he created something called Pratham.

dia menciptakan sesuatu yang disebut Pratham

And Pratham runs preschool play groups

yang menjalankan kelompok bermain pra-sekolah

for, now, 21 million children in India.

saat ini, mampu melayani pendidikan untuk 21 juta anak di India

It's the largest NGO in education in the world.

Pratham merupakan LSM pendidikan terbesar di dunia

And it also supports working-class kids going into Indian schools.

Pratham juga mendukung agar anak-anak dari masyarakat kelas pekerja di India untuk bersekolah

He's a complete revolutionary.

Dia seorang yang revolusioner

He's actually a trade union organizer by background,

Dia sesungguhnya memiliki latar belakang sebagai organizer serikat buruh

and that's how he learned the skills

Dan dari sanalah dia mempelajari keterampilan

to build his organization.

untuk membangun organisasinya

When they got to a certain stage,

Ketika mereka mencapai tahapan tertentu,

Pratham got big enough to attract

Pratham mampu meraih sesuatu yang cukup besar untuk menarik

some pro bono support from McKinsey.

bantuan sukarela dari McKinsey

McKinsey came along and looked at his model and said,

McKinsey datang dan melihat model Pratham, dan berkata

"You know what you should do with this, Madhav?

"Kamu tahu apa yang harus dilakukan dengan ini, Madhav?

You should turn it into McDonald's.

Kamu harus merubahnya menjadi seperti McDonald's

And what you do when you go to any new site

Dan apa yang harus kamu lakukan ketika pergi ke suatu tempat yang baru

is you kind of roll out a franchise.

adalah menjalankan usaha waralaba

And it's the same wherever you go.

Dan kemanapun kau pergi, hal ini tetap akan dijalankan secara serupa

It's reliable and people know exactly where they are.

Reliabel dan orang tahu dengan pasti kemana mereka pergi

And there will be no mistakes."

Dan tak akan ada kesalahan"

And Madhav said,

Dan Madhav berkata,

"Why do we have to do it that way?

"Kenapa kami harus melakukannya dengan cara seperti itu?

Why can't we do it more like the Chinese restaurants?"

Kenapa kita tidak melakukannya dengan model restoran China?"

There are Chinese restaurants everywhere,

Restoran China terdapat dimana-mana

but there is no Chinese restaurant chain.

tapi tidak ada yang namanya jaringan waralaba restoran China

Yet, everyone knows what is a Chinese restaurant.

Namun, semua orang tetap tahu seperti apa restoran China

They know what to expect, even though it'll be subtly different

Mereka tahu apa yang akan disajikan, meski terdapat sedikit perbedaan

and the colors will be different and the name will be different.

warna dan namanya mungkin berbeda-beda

You know a Chinese restaurant when you see it.

Anda tahu restoran China ketika Anda melihatnya

These people work with the Chinese restaurant model --

Orang-orang ini bekerja dengan model restoran China

same principles, different applications and different settings --

Mereka memiliki prinsip yang sama dengan aplikasi dan lingkungan yang berbeda-beda

not the McDonald's model.

Bukan seperti model McDonald's

The McDonald's model scales.

Model McDonald's membesar

The Chinese restaurant model spreads.

Model restoran China menyebar

So mass education

Begitu juga dengan pendidikan masyarakat

started with social entrepreneurship

yang dimulai dengan entrepreneurship sosial

in the 19th century.

pada abad ke-19

And that's desperately what we need again

Dan itulah yang sangat kita butuhkan

on a global scale.

pada skala global

And what can we learn from all of that?

Dan apa yang dapat kita pelajari dari semua itu?

Well, we can learn a lot

Banyak hal yang dapat kita pelajari

because our education systems

sebab sistem pendidikan kita

are failing desperately in many ways.

sedang mengalami kegagalan yang parah dalam banyak hal

They fail to reach the people

Mereka gagal untuk menjangkau orang

they most need to serve.

yang paling butuh untuk dilayani

They often hit their target but miss the point.

Mereka seringkali mampu mencapai target tapi tidak mampu mencapai tujuan

Improvement is increasingly

Upaya peningkatan semakin

difficult to organize;

sulit untuk diorganisir

our faith in these systems, incredibly fraught.

Keyakinan kita pada sistem ini semakin memudar

And this is just a very simple way of

Dan ini adalah cara yang paling sederhana

understanding what kind of innovation,

untuk memahami inovasi apa,

what kind of different design we need.

desain berbeda seperti apa yang kita butuhkan.

There are two basic types of innovation.

Terdapat dua jenis inovasi

There's sustaining innovation,

Ada inovasi berkelanjutan,

which will sustain an existing institution or an organization,

yang akan menopang institusi atau organisasi yang ada,

and disruptive innovation

dan ada juga inovasi disruptif,

that will break it apart, create some different way of doing it.

yang akan merombak struktur yang ada dan menciptakan cara baru yang berbeda dalam melakukan sesuatu

There are formal settings --

Terdapat lingkungan-lingkungan formal,

schools, colleges, hospitals --

seperti sekolah, kampus, rumah sakit,

in which innovation can take place,

dimana inovasi dapat terjadi,

and informal settings -- communities,

dan lingkungan non-formal, seperti masyarakat,

families, social networks.

keluarga, jaringan sosial,

Almost all our effort goes in this box,

Hampir semua usaha kita berjalan pada kotak ini,

sustaining innovation in formal settings,

inovasi berkelanjutan dilakukan pada lingkungan formal

getting a better version

berupaya mendapatkan versi yang lebih baik

of the essentially Bismarckian school system

dari sistem sekolah Bismarckian

that developed in the 19th century.

yang berkembang pada abad ke-19

And as I said, the trouble with this is that,

Dan seperti yang saya katakan, masalah yang muncul dari melakukan hal ini adalah bahwa,

in the developing world

di negara-negara berkembang

there just aren't teachers to make this model work.

tidak terdapat banyak guru yang mampu menjalankan model inovasi seperti ini

You'd need millions and millions of teachers

butuh jutaan guru

in China, India, Nigeria

di China, India, Nigeria

and the rest of developing world to meet need.

dan di belahan dunia lainnya guna memenuhi kebutuhan inovasi dalam pendidikan.

And in our system, we know

Dan pada sistem di kita, kita tahun

that simply doing more of this won't eat into

bahwa hanya dengan melakukan inovasi seperti itu secara lebih baik saja tidak akan mampu

deep educational inequalities,

menutupi kesenjangan pendidikan,

especially in inner cities

khususnya di perkotaan

and former industrial areas.

dan wilayah-wilayah bekas perindustrian.

So that's why we need three more kinds of innovation.

Oleh karena itu kita butuh tiga jenis motivasi yang lain

We need more reinvention.

Kita harus melakukan reinvention, penemuan kembali

And all around the world now you see

Dan di seluruh belahan dunia saat ini, Anda melihat

more and more schools reinventing themselves.

semakin banyak sekolah yang melakukan reinvention

They're recognizably schools, but they look different.

Mereka dapat dikenali sebagai sekolah, namun mereka nampak berbeda

There are Big Picture schools

Terdapat sekolah-sekolah dalam Big Picture

in the U.S. and Australia.

di Amerika Serikat dan Australia

There are Kunskapsskolan schools

Ada sekolah-sekolah Kunscap Skolan

in Sweden.

di Swedia

Of 14 of them,

yang dari 14 sekolah tersebut

only two of them are in schools.

hanya dua diantaranya yang berbentuk seperti sekolah pada umumnya

Most of them are in other buildings not designed as schools.

Kebanyakan dari sekolah-sekolah tersebut melakukan pembelajaran di bangunan yang tidak dirancang seperti sebuah sekolah

There is an amazing school in Northen Queensland

Terdapat sebuah sekolah yang luar biasa hebat di Utara Queensland

called Jaringan.

yang disebut dengan Jaringan

And they all have the same kind of features:

Dan semua sekolah tersebut memiliki kesamaan ciri,

highly collaborative, very personalized,

sangat kolaboratif, sangat terpersonalisasikan,

often pervasive technology,

dan dijalankan dengan menggunakan teknologi pervasif

learning that starts from questions

Pembelajaran dimulai dari pertanyaan

and problems and projects,

dari masalah, dari proyek

not from knowledge and curriculum.

bukan dari pengetahuan dan kurikulum

So we certainly need more of that.

Jadi, kita tentunya sangat membutuhkan sesuatu yang lebih dari itu semua

But because so many of the issues in education

Namun dikarenakan begitu banyak isu tentang pendidikan

aren't just in school,

bukan hanya berasal dari sekolah

they're in family and community,

melainkan juga dari keluarga dan masyarakat,

what you also need, definitely,

maka tentunya yang anda butuhkan,

is more on the right hand side.

adalah pada sisi kanan ini

You need efforts to supplement schools.

Anda membutuhkan usaha untuk mendukung sekolah-sekolah

The most famous of these is Reggio Emilia in Italy,

Contoh paling terkenal dari model ini adalah Reggio Emilia di Italia

the family-based learning system

sebuah sistem pembelajaran berbasis keluarga

to support and encourage people in schools.

yang bertujuan mendukung dan mendorong orang-orang di sekolah

The most exciting is the Harlem Children's Zone,

Contoh yang paling menarik adalah the Harlem Children's Zone

which over 10 years, led by Geoffrey Canada,

yang lebih dari 10 tahun, dipimpin oleh Geoffrey Canada,

has, through a mixture of schooling

melalui proyek perpaduan antara sekolah,

and family and community projects,

keluarga, dan masyarakat,

attempted to transform not just education in schools,

berupaya untuk mentransformasikan, bukan hanya pendidikan di sekolah-sekolah,

but the entire culture and aspiration

tapi juga seluruh kultur dan aspirasi

of about 10,000 families in Harlem.

dari sekitar 10.000 keluarga di Harlem.

We need more of that

Kita butuh lebih banyak

completely new and radical thinking.

pemikiran yang sepenuhnya baru dan radikal

You can go to places an hour away, less,

Anda bisa pergi ke tempat-tempat yang jaraknya sejam, atau kurang,

from this room,

dari ruangan ini,

just down the road, which need that,

di jalanan sana,

which need radicalism of a kind that we haven't imagined.

membutuhkan radikalisme dari sesuatu yang belum pernah kita bayangkan

And finally, you need transformational innovation

Dan terakhir, Anda membutuhkan inovasi transformasional

that could imagine getting learning to people

yang dapat mendorong orang untuk belajar

in completely new and different ways.

dengan cara yang sepenuhnya baru dan berbeda

So we are on the verge, 2015,

Saat ini kita hampir mendekati tahun 2015,

of an amazing achievement,

masa-masa penuh prestasi luar biasa,

the schoolification of the world.

"schoolifikasi" dunia.

Every child up to the age of 15 who wants a place in school

Tiap anak berusia 15 tahun yang ingin memperoleh sebuah tempat di sekolah

will be able to have one in 2015.

akan mampu memperolehnya pada tahun 2015

It's an amazing thing.

Hal itu merupakan sesuatu yang luar biasa

But it is,

Namun,

unlike cars, which have developed

tidak seperti mobil yang dirangkai

so rapidly and orderly,

dengan cepat dan tertata,

actually the school system is recognizably

sesungguhnya sistem sekolah nampaknya

an inheritance from the 19th century,

masih mewarisi model sekolah dari abad ke-19

from a Bismarkian model of German schooling

dari model sekolah Bismarkian Jerman

that got taken up by English reformers,

yang kemudian diterapkan oleh para reformer di Inggris

and often by

dan sering juga oleh

religious missionaries,

para misionaris

taken up in the United States

diterapkan di Amerika Serikat

as a force of social cohesion,

sebagai sebuah dorongan kohesi sosial

and then in Japan and South Korea as they developed.

dan kemudian diterapkan di Jepang dan Korea Selatan seiring dengan pembangunan mereka

It's recognizably 19th century in its roots.

Jelas nampaknya bahwa abad ke-19 merupakan akar sistem pendidikan kita

And of course it's a huge achievement.

Dan tentunya hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang hebat

And of course it will bring great things.

Dan hal tersebut tentunya akan memunculkan hal-hal yang hebat

It will bring skills and learning and reading.

Sistem itu akan menghasilkan keterampilan dan pembelajaran dan membaca

But it will also lay waste to imagination.

Namun sistem itu juga akan membuat menyia-nyiakan imajinasi

It will lay waste to appetite. It will lay waste to social confidence.

Menyia-nyiakan keinginan. Menyia-nyiakan kepercayaan sosial.

It will stratify society

Akar itu akan menstratifikasikan masyarakat

as much as it liberates it.

sama besarnya seperti ia membebaskan masyarakat

And we are bequeathing to the developing world

Dan kita mewariskan pada negara berkembang

school systems that they will now spend

sistem sekolah yang akan membutuhkan waktu

a century trying to reform.

satu abad untuk direformasi

That is why we need really radical thinking,

Oleh karena itu kita membutuhkan pemikiran yang benar-benar radikal

and why radical thinking is now

dan kenapa pemikiran radikal saat ini

more possible and more needed than ever in how we learn.

lebih mungkin dan lebih dibutuhkan dibanding sebelumnya dalam hal bagaimana kita belajar

Thank you. (Applause)

Terima kasih