What’s the smartest age? - Shannon Odell

Translator: winda dwi melisa Reviewer: Hafizh Alfarisi

What is the smartest age?

Mana usia yang paling cerdas?

Perhaps a day of friendly competition will lead us to the answer.

Mungkin hari pertandingan persahabatan akan memberi jawabannya.

Tomorrow’s the annual Brain Clash—

Besok ada kompetisi Adu Otak tahunan.

ten teams of two competing in a decathlon of mental challenges,

Sepuluh tim yang terdiri dari dua orang berkompetisi dalam dasalomba asah otak,

trivia competitions, and puzzles.

kuis trivia, dan teka-teki.

Aku berlatih sepanjang tahun.

I’ve been training all year.

I’ll need to pick the smartest, most capable teammate.

Aku tinggal memilih rekan tim tercerdas dan paling mumpuni.

Aku sudah menyeleksi kandidatnya.

I’ve narrowed down the roster.

Pertama, ada Gabriela.

First we have Gabriela.

Mungkin usianya masih delapan tahun, tapi jangan remehkan dia!

She may only be 8, but don’t underestimate her!

She’s fluent in two languages and is the ultimate outside-the-box thinker.

Dia fasih bicara dua bahasa dan punya pemikiran yang unik.

Lalu, ada Ama.

Then there’s Ama.

She can recite 100 digits of pi, designs satellites for a living,

Dia mampu melafalkan 100 digit angka pi, pekerjaannya merancang satelit,

and bakes a perfect soufflé.

dan dia membuat souffle lezat.

Or I could go with Mr. Taylor.

Atau aku bisa memilih Pak Taylor.

He’s the best chess player in the neighborhood,

Dia pemain catur terbaik di sini.

not to mention he’s competed in over 20 Brain Clashes

Dia juga pernah ikut kompetisi Adu Otak sebanyak 20 kali

and is a five-time champion!

dan menang hingga lima kali!

I’m not sure who to pick! Who’s the smartest?

Aku tidak yakin mau pilih siapa!

Siapa yang paling cerdas?

Siapa rekan yang sebaiknya Amir pilih untuk kompetisi besok dan apa alasannya?

Which of these teammates should Amir choose for tomorrow's contest and why?

Of course, it depends.

Jawabannya tergantung.

While intelligence is often associated with things like IQ tests,

Meski kecerdasan sering diasosiasikan dengan hal-hal seperti tes IQ,

these assessments fail to capture the scope and depth

penilaian ini tak bisa menguraikan cakupan dan kedalaman ragam kemampuan seseorang.

of a person’s varied abilities.

So instead, we’ll break down the idea of “smart” into categories

Sebaliknya, kita coba membedah definisi “cerdas” berdasarkan kategori

seperti kreativitas, memori, dan pembelajaran.

like creativity, memory, and learning

and explore when the brain’s best at each of them.

Kita selidiki kapan performa terbaik otak di tiap kategori.

Let's start at the very beginning.

Mari mulai dari awal.

In the first few years of life,

Pada tahun-tahun awal kehidupan, pertumbuhan otak sangatlah cepat.

your brain undergoes incredible rapid growth, called synaptogenesis,

Proses ini disebut sinaptogenesis.

where more than 1 million new neural connections are formed every second.

Di sini, lebih dari satu juta koneksi saraf baru terbentuk setiap detik.

As the brain develops, it goes through a pruning process.

Seiring perkembangannya, otak mengalami proses pemangkasan.

Based on your experience and environment,

Berdasarkan pengalaman dan lingkungan,

used connections are strengthened and unused connections are removed.

koneksi yang dipakai diperkuat dan yang tidak terpakai dibuang.

Jalur saraf yang sering digunakan dibungkus mielin,

Frequently used neuronal pathways are myelinated,

wrapped in a layer of insulation, allowing information to travel faster.

yang diselubungi lapisan isolasi, agar informasi bisa berpindah lebih cepat.

Otak jadi lebih efisien dan tersetel dengan baik.

This creates a more efficient, fine-tuned brain.

But this brain remodeling happens within and between brain regions

Namun, perombakan otak ini terjadi di dalam dan antarwilayah otak

at different times,

pada waktu yang berbeda.

allowing different skills to flourish at different ages.

Jadi, kemampuan yang berbeda berkembang pada usia tertentu.

For example, in childhood, brain regions involved in language learning

Contohnya, saat kecil,

wilayah otak untuk belajar bahasa berkembang pesat.

develop quickly,

which is why many children can learn and master multiple languages.

Itulah mengapa banyak anak bisa belajar dan menguasai banyak bahasa.

Yet the prefrontal cortex,

Namun, korteks prefrontal,

a brain region responsible for cognitive control and inhibition,

bagian otak yang bertanggung jawab atas kendali dan hambatan kognitif,

is slower to develop.

berkembang lebih lambat.

As a result, some young children may struggle with strategic games,

Alhasil, beberapa anak kecil kesulitan dalam permainan strategi,

such as chess or checkers,

seperti catur atau dam,

which require constant concentration, planning, and abstract thought.

yang memerlukan konsentrasi terus-menerus, perencanaan, dan pemikiran abstrak.

At the same time, children tend to be more flexible, exploration-based learners.

Namun, anak-anak cenderung menjadi pelajar yang fleksibel dan suka mengeksplorasi.

They often use more creative approaches when finding solutions to riddles

Mereka kerap memakai pendekatan kreatif saat mencari jawaban teka-teki

and are, on average, less afraid to make mistakes.

dan rata-rata lebih berani membuat kesalahan.

Akan tetapi, orang dewasa memiliki keunggulan tersendiri.

But adults have their own unique set of abilities.

Adults benefit from a well-developed prefrontal cortex,

Korteks prefrontal mereka telah berkembang dengan baik.

Mereka pun unggul dalam keterampilan yang perlu pembelajaran, fokus, dan ingatan.

allowing them to better execute skills that require learning, focus, and memory,

making them quick and efficient puzzle solvers or crossword masters.

Mereka lebih cepat dan tepat dalam memecahkan puzzle dan teka-teki silang.

Late in adulthood, these same skills may decline

Di usia lanjut, kemampuan tersebut dapat menurun

as the brain’s memory center, known as the hippocampus, shrinks.

karena pusat memori otak, yang disebut hipokampus, menyusut.

But there’s a reason for the phrase “older and wiser.”

Namun, frasa “makin tua makin bijak” lahir bukan tanpa alasan.

After a lifetime of learning,

Setelah belajar seumur hidup,

older adults have more knowledge to recall and utilize,

lansia punya lebih banyak ilmu untuk diingat dan digunakan

hingga mereka bisa jadi rekan kuis trivia.

making them excellent trivia partners.

Other factors that Amir should consider are his own strengths.

Faktor lain yang harus Amir pertimbangkan adalah kekuatan dirinya.

As an adolescent, the prefrontal cortical regions of your brain are more developed

Sebagai remaja, bagian korteks prefrontal lebih berkembang daripada anak kecil.

than in childhood.

This allows you to better navigate logic and math puzzles.

Kau pun lebih mampu memecahkan teka-teki logis dan matematika.

Simultaneously, deep inside the brain,

Pada saat bersamaan, di bagian terdalam otak,

regions that are important in motivation and reward are developing even faster,

bagian yang penting dalam hal motivasi dan penghargaan, berkembang lebih cepat.

driving teenagers like Amir to be curious and adventurous learners.

Hal ini mendorong sifat penasaran dan petualang pada remaja seperti Amir.

In many ways, you can think of the teenager as a jack-of-all-trades,

Dari berbagai sisi, bisa dibilang remaja itu serba bisa meski tidak ahli,

with brains wired to seek out new experiences and learn quickly.

karena otaknya haus pengalaman baru dan cepat menyerap.

You’re at a dynamic stage,

Remaja masuk tahapan dinamis

where the choices you make and the skills you focus on

karena pilihan yang kau buat dan keterampilan yang kau fokuskan

benar-benar bisa mengarahkan perkembangan otakmu.

can actually guide the development of your brain.

So, what’s the smartest age?

Jadi, mana usia yang paling cerdas?

There’s no single answer.

Tak ada jawaban pasti.

It’s 8, 16, 25, 65, and everything in between;

Bisa saja usia 8, 16, 25, 65, dan berapa pun di antaranya.

our brains have adapted to prioritize different skills at various ages

Otak kita beradaptasi untuk mengutamakan kemampuan tertentu pada usia tertentu

to meet that stage of life’s challenges and demands.

guna menghadapi tantangan dan tuntutan dari tahapan hidup.

So no matter who Amir picks, having an age-diverse team is a good strategy.

Siapa pun yang Amir pilih, tim dengan beragam usia adalah keputusan terbaik.