Why elephants never forget - Alex Gendler

Translator: Rifkul Uswati Reviewer: Made Pramana

It's a common saying that elephants never forget,

Ada pepatah mengatakan gajah tidak akan pernah lupa,

but these magnificent animals are more than giant walking hard drives.

tetapi hewan yang hebat ini tidak sebatas perangkat keras raksasa berjalan.

The more we learn about elephants,

Semakin kita mempelajari gajah,

the more it appears that their impressive memory

semakin tampak bahwa ingatan mereka yang mengagumkan

is only one aspect of an incredible intelligence

hanyalah salah satu aspek kecerdasan yang luar biasa

that makes them some of the most social, creative,

yang membuatnya termasuk ke dalam makhluk paling sosial,

and benevolent creatures on Earth.

kreatif, dan baik hati di bumi.

Unlike many proverbs, the one about elephant memory

Tidak seperti kebanyakan pepatah, pepatah tentang ingatan gajah

is scientifically accurate.

secara ilmiah akurat.

Elephants know every member in their herd,

Gajah mengenal setiap anggota dalam kawanan mereka,

able to recognize as many as 30 companions by sight or smell.

mampu mengenali sebanyak 30 rekan berdasarkan penglihatan atau bau.

This is a great help when migrating

Hal ini sangat membantu saat migrasi

or encountering other potentially hostile elephants.

atau bertemu gajah lain yang berpotensi bermusuhan.

They also remember and distinguish particular cues that signal danger

Gajah juga mengingat dan membedakan isyarat tertentu yang menandakan bahaya

and can recall important locations long after their last visit.

dan dapat mengingat lokasi penting jauh setelah kunjungan terakhir mereka.

But it's the memories unrelated to survival that are the most fascinating.

Tetapi, ingatan yang tidak ada hubungannya dengan bertahan hidup yang paling menarik.

Elephants remember not only their herd companions

Gajah mengingat tidak hanya rekan dalam kawanan

but other creatures who have made a strong impression on them.

tetapi juga makhluk lain yang telah menimbulkan kesan mendalam bagi mereka.

In one case, two circus elephants that had briefly performed together

Contohnya, dua gajah sirkus yang melakukan pertunjukan bersama dalam waktu singkat

rejoiced when crossing paths 23 years later.

bersuka cita saat tidak sengaja bertemu 23 tahun kemudian.

This recognition isn't limited to others of their species.

Pengenalan ini tidak terbatas pada spesies gajah saja.

Elephants have also recognized humans they've bonded with after decades apart.

Gajah pun mengenali manusia yang dikenalnya setelah terpisah puluhan tahun.

All of this shows that elephant memory goes beyond responses to stimuli.

Semua ini menunjukkan bahwa ingatan gajah melampaui respons atas stimulus.

Looking inside their heads, we can see why.

Dengan melihat isi kepala mereka, kita bisa mengetahui sebabnya.

The elephant boasts the largest brain of any land mammal,

Gajah memiliki otak terbesar di antara mamalia darat mana pun,

as well as an impressive encephalization quotient.

begitu pula "kecerdasan ensefalisasi" yang mengagumkan.

This is the size of the brain relative to what we'd expect

Inilah ukuran otak sesuai dengan perkiraan kita

for an animal's body size,

untuk ukuran tubuh hewan,

and the elephant's EQ is nearly as high as a chimpanzee's.

dan EQ gajah hampir setinggi simpanse.

And despite the distant relation,

Terlepas dari hubungan jauh,

convergent evolution has made it remarkably similar to the human brain,

evolusi konvergen secara mengejutkan mirip dengan otak manusia

with as many neurons and synapses

dengan neuron dan sinapsis serupa

and a highly developed hippocampus and cerebral cortex.

serta hipokampus dan korteks serebri yang sangat berkembang.

It is the hippocampus, strongly associated with emotion, that aids recollection

Inilah hipokampus, yang sangat terkait dengan emosi, yang membantu ingatan

by encoding important experiences into long-term memories.

dengan memasukkan pengalaman penting ke dalam ingatan jangka panjang.

The ability to distinguish this importance makes elephant memory

Kemampuan untuk membedakan hal penting ini membuat ingatan gajah

a complex and adaptable faculty beyond rote memorization.

menjadi kompleks dan mampu beradaptasi yang melampaui ingatan menghapal.

It's what allows elephants who survived a drought in their youth

Inilah yang memungkinkan gajah yang selamat dari kekeringan di masa muda

to recognize its warning signs in adulthood,

akan mengenali tanda bahaya saat dewasa,

which is why clans with older matriarchs have higher survival rates.

dan klan dengan pemimpin gajah betina tua punya harapan hidup lebih tinggi.

Unfortunately, it's also what makes elephants one of the few non-human animals

Sayangnya, kemampuan ini juga menjadikan gajah salah satu dari sedikit hewan

to suffer from post-traumatic stress disorder.

non-manusia yang menderita gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

The cerebral cortex, on the other hand, enables problem solving,

Di samping itu, korteks serebri mengaktifkan pemecahan masalah,

which elephants display in many creative ways.

yang ditunjukkan gajah melalui banyak cara yang kreatif.

They also tackle problems cooperatively,

Gajah juga memecahkan masalah secara koorperatif,

sometimes even outwitting the researchers and manipulating their partners.

bahkan terkadang mengecoh peneliti dan memanipulasi pasangan mereka.

And they've grasped basic arithmetic, keeping track of the relative amounts

Gajah telah memahami aritmatika dasar, dapat menghitung jumlah relatif

of fruit in two baskets after multiple changes.

buah dalam dua keranjang setelah banyak perubahan.

The rare combination of memory and problem solving

Kombinasi yang jarang antara ingatan dan pemecahan masalah

can explain some of elephants' most clever behaviors,

dapat menjelaskan beberapa perilaku gajah yang paling cerdas,

but it doesn't explain some of the things we're just beginning to learn

tetapi tidak menjelaskan beberapa hal yang baru saja mulai kita pelajari

about their mental lives.

mengenai kehidupan mental mereka.

Elephants communicate using everything from body signals and vocalizations,

Gajah berkomunikasi menggunakan banyak hal mulai dari isyarat tubuh dan vokalisasi,

to infrasound rumbles that can be heard kilometers away.

hingga gema infra merah yang dapat terdengar beberapa kilometer jauhnya.

And their understanding of syntax suggests that they have their own language and grammar.

Pemahaman sintaks menegaskan bahwa gajah punya bahasa dan tata bahasa sendiri.

This sense of language may even go beyond simple communication.

Kesadaran bahasa ini mungkin melampaui batas komunikasi sederhana.

Elephants create art by carefully choosing and combining

Gajah menghasilkan seni dengan secara teliti memilih dan menggabungkan

different colors and elements.

warna dan elemen berbeda.

They can also recognize twelve distinct tones of music and recreate melodies.

Gajah juga dapat mengenali 12 nada musik berbeda dan membuat ulang melodi.

And yes, there is an elephant band.

Dan betul, ada band gajah.

But perhaps the most amazing thing about elephants

Tetapi, mungkin yang paling menakjubkan mengenai gajah

is a capacity even more important than cleverness:

adalah kapasitas yang lebih penting daripada kepintaran:

their sense of empathy, altruism, and justice.

yaitu rasa empati, altruisme, dan keadilan.

Elephants are the only non-human animals to mourn their dead,

Gajah adalah satu-satunya hewan non-manusia yang berduka atas kematian,

performing burial rituals and returning to visit graves.

melakukan ritual pemakaman dan kembali untuk singgah ke kuburan.

They have shown concern for other species, as well.

Gajah juga telah menunjukkan perhatian pada spesies lain.

One working elephant refused to set a log down into a hole

Satu gajah pekerja menolak menancapkan batang kayu ke lubang

where a dog was sleeping,

tempat seekor anjing sedang tidur,

while elephants encountering injured humans have sometimes stood guard

dan jika gajah menemukan manusia yang terluka, mereka terkadang menjaga

and gently comforted them with their trunk.

dan dengan lemah lembut membuatnya nyaman menggunakan belalai.

On the other hand, elephant attacks on human villages

Di sisi lain, serangan gajah atas desa manusia

have usually occurred right after massive poachings or cullings,

biasanya terjadi tepat setelah perburuan liar dan penyisihan besar-besaran,

suggesting deliberate revenge.

yang menegaskan balas dendam disengaja.

When we consider all this evidence,

Jika kita mempertimbangkan semua bukti ini,

along with the fact that elephants are one of the few species

beserta fakta bahwa gajah adalah salah satu dari sedikit spesies

who can recognize themselves in a mirror,

yang dapat mengenali diri mereka sendiri di cermin,

it's hard to escape the conclusion

akan sulit menyangkal bahwa

that they are conscious, intelligent, and emotional beings.

gajah adalah makhluk yang sadar, cerdas, dan memiliki emosi.

Unfortunately, humanity's treatment of elephants does not reflect this,

Sayangnya, perlakuan manusia pada gajah tidak mencerminkan hal ini,

as they continue to suffer from habitat destruction in Asia,

karena gajah terus menderita akibat perusakan habitat di Asia,

ivory poaching in Africa, and mistreatment in captivity worldwide.

perburuan gading di Afrika, dan salah perawatan dalam kurungan di seluruh dunia.

Given what we now know about elephants

Dengan memahami gajah saat ini

and what they continue to teach us about animal intelligence,

dan apa yang terus mereka ajarkan kepada kita tentang kecerdasan hewan,

it is more important than ever to ensure

maka akan semakin penting untuk menjamin

that what the English poet John Donne described as "nature's great masterpiece"

ia yang disebut penyair Inggris John Donne sebagai "adikarya luar biasa dari alam"

does not vanish from the world's canvas.

tidak lenyap dari kanvas dunia.