How to read music - Tim Hansen

Translator: Dewa Kresnanta Reviewer: aditya prayogi

Saat menonton film atau sandiwara,

When we watch a film or a play,

we know that the actors

kita tahu bahwa aktor mungkin mempelajari dialog dari naskah

probably learned their lines from a script,

yang memberi tahu mereka apa dan kapan harus berbicara.

which essentially tells them what to say and when to say it.

Sebuah musik tertulis juga beroperasi dengan prinsip serupa.

A piece of written music operates on exactly the same principle.

In a very basic sense,

Dalam pengertian mendasar,

itu memberi tahu seorang penampil apa yang harus dimainkan dan kapan.

it tells a performer what to play and when to play it.

Aesthetically speaking, there's a world of difference

Secara estetik, ada segudang perbedaan

between, say, Beethoven and Justin Bieber,

antara, katakanlah, Beethoven dan Justin Bieber,

but both artists have used

tetapi keduanya menggunakan blok bangunan yang sama

the same building blocks to create their music:

untuk menciptakan musik: not.

notes.

Meski hasil akhirnya bisa terdengar agak rumit,

And although the end result can sound quite complicated,

the logic behind musical notes is actually pretty straightforward.

logika di balik not musik sebenarnya cukup mudah.

Let's take a look

Coba kita lihat elemen-elemen dasar not musik

at the foundational elements to music notation

and how they interact to create a work of art.

dan cara mereka berinteraksi untuk menciptakan karya seni.

Music is written on five parallel lines that go across the page.

Musik ditulis di lima garis paralel yang melintang di halaman.

These five lines are called a staff,

Kelima garis ini disebut paranada,

and a staff operates on two axes:

dan paranada beroperasi di dua sumbu:

up and down

atas dan bawah,

and left to right.

serta kiri ke kanan.

The up-and-down axis tells the performer

Sumbu atas dan bawah menandakan penampil

the pitch of the note or what note to play,

titinada not atau not mana yang harus dimainkan,

and the left-to-right axis

kemudian sumbu kiri ke kanan

tells the performer the rhythm of the note

menandakan penampil ritme nada

or when to play it.

atau kapan harus dimainkan.

Let's start with pitch.

Mari mulai dari titinada.

To help us out, we're going to use a piano,

Sebagai bantuan, kita akan memakai piano,

but this system works for pretty much any instrument you can think of.

tetapi sistem ini berlaku bagi alat musik mana pun yang kalian tahu.

In the Western music tradition,

Dalam tradisi musik Barat,

pitches are named after the first seven letters of the alphabet,

titinada dinamakan dari tujuh huruf pertama alfabet,

A, B, C,

A, B, C,

D, E, F, and G.

D, E, F, dan G.

After that, the cycle repeats itself:

Setelah itu, siklus ini berulang:

A, B, C, D, E, F, G,

A, B, C, D, E, F, G,

A, B, C, D, E, F, G,

A, B, C, D, E, F, G,

and so on.

dan seterusnya.

But how do these pitches get their names?

Namun, dari mana asal nama titinada ini?

Well, for example, if you played an F

Sebagai contoh, jika kau mainkan nada F

and then played another F

lalu memainkan F lain

higher or lower on the piano,

lebih tinggi atau rendah di piano,

you'd notice that they sound pretty similar

mereka akan terdengar cukup mirip

compared to, say, a B.

jika dibandingkan, katakanlah B.

Going back to the staff,

Kembali ke paranada,

every line and every space between two lines

setiap garis dan ruang di antara dua garis

represents a separate pitch.

mewakili titinada berbeda.

If we put a note on one of these lines or one of these spaces,

Jika kita taruh sebuah not di garis atau ruang ini,

we're telling a performer to play that pitch.

kita menandakan si penampil memainkan titinada itu.

The higher up on the staff a note is placed,

Semakin tinggi not diletakkan di paranada,

the higher the pitch.

titinada pun semakin tinggi.

But there are obviously many, many more pitches

Namun, tentu saja ada lebih banyak titinada

than the nine that these lines and spaces gives us.

daripada sembilan yang disediakan garis dan ruang ini.

A grand piano, for example,

Contohnya saja grand piano,

can play 88 separate notes.

dapat memainkan 88 not terpisah.

So how do we condense 88 notes onto a single staff?

Jadi, bagaimana kita memuat 88 not dalam satu paranada?

We use something called a clef,

Kita menggunakan kunci musik,

a weird-looking figure placed at the beginning of the staff,

sebuah bentuk aneh yang diletakkan di awal paranada,

which acts like a reference point,

yang berperan sebagai titik acuan,

telling you that a particular line or space

menandai suatu garis atau ruang

corresponds to a specific note on your instrument.

sesuai dengan not spesifik di alat musikmu.

If we want to play notes that aren't on the staff,

Jika ingin memainkan not yang tak ada di paranada,

we kind of cheat and draw extra little lines

dengan agak curang, kita tambah sedikit garis

called ledger lines

yang disebut garis bantu

and place the notes on them.

dan menaruh not di sana.

If we have to draw so many ledger lines that it gets confusing,

Jika kita bingung karena menggambar terlalu banyak garis bantu,

then we need to change to a different clef.

maka kita harus ganti kunci musik yang berbeda.

As for telling a performer when to play the notes,

Untuk memberi tahu kapan pemain memainkan not,

two main elements control this:

ada dua elemen pengendali:

the beat and the rhythm.

ketukan dan ritme.

The beat of a piece of music is,

Ketukan musik sendiri saja

by itself, kind of boring.

cukup membosankan.

It sounds like this.

Bunyinya seperti ini.

(Ticking)

(berdetak)

Notice that it doesn't change,

Perhatikan ini tak berubah,

it just plugs along quite happily.

hanya menyambung dengan riang.

It can go slow

Bisa pelan,

or fast

atau lambat,

or whatever you like, really.

atau sesuka kalian.

The point is that just like the second hand on a clock

Intinya, seperti jarum panjang jam

divides one minute into sixty seconds,

membagi satu menit menjadi 60 detik,

with each second just as long as every other second,

dan tiap detik sepanjang tiap detik lain,

the beat divides a piece of music

ketukan membagi sebuah musik

into little fragments of time that are all the same length:

menjadi fragmen waktu kecil dengan durasi yang sama:

beats.

ketukan.

With a steady beat as a foundation,

Dengan dasar ketukan yang stabil,

we can add rhythm to our pitches,

kita bisa tambah ritme dalam nada,

and that's when music really starts to happen.

dan saat itulah musik mulai terbentuk.

This is a quarter note.

Ini adalah seperempat not.

It's the most basic unit of rhythm,

Ini unit dasar ritme paling dasar,

and it's worth one beat.

dan nilainya satu ketukan.

This is a half note, and it's worth two beats.

Ini setengah not, nilainya dia ketukan.

This whole note here is worth four beats,

Seluruh not ini bernilai empat ketukan,

and these little guys are eighth notes,

dan delapan not ini,

worth half a beat each.

tiap-tiap setengah ketukan.

"Great," you say, "what does that mean?"

“Hebat”, katamu, “apa artinya?”

You might have noticed that across the length of a staff,

Kau mungkin sadar bahwa di sepanjang paranada,

there are little lines dividing it into small sections.

ada garis kecil yang memisahkannya jadi bagian kecil.

These are bar lines

Ini adalah garis bar

and we refer to each section as a bar.

dan setiap bagian disebut sebagai bar.

At the beginning of a piece of music,

Pada awal sebuah karya musik,

just after the clef,

tepat setelah kunci,

is something called the time signature,

adalah sesuatu yang disebut tanda waktu,

which tells a performer how many beats are in each bar.

yang memberi tahu pemain berapa banyak ketukan di setiap bar.

This says there are two beats in each bar,

Ini menandai ada dua ketukan di tiap bilah,

this says there are three,

ini menandai ada tiga,

this one four, and so on.

ada empat, dan seterusnya.

The bottom number tells us what kind of note

Angka di bawah memberi tahu kita jenis catatan

is to be used as the basic unit for the beat.

yang akan digunakan sebagai dasar ketukan.

One corresponds to a whole note,

Satu untuk keseluruhan not,

two to a half note,

dua untuk setengah not,

four to a quarter note,

empat untuk seperempat not,

and eight to an eighth note, and so on.

delapan not seperdelapan, dan seterusnya.

So this time signature here

Jadi, tanda waktu ini

tells us that there are four quarter notes in each bar,

memberitahu bahwa ada empat not seperempat di tiap bar,

one, two, three, four;

satu, dua, tiga, empat;

one, two, three, four,

satu, dua, tiga, empat,

and so on.

dan seterusnya.

But like I said before,

Tapi seperti sebelumnya,

if we just stick to the beat,

jika hanya mengikuti irama,

it gets kind of boring,

maka akan membosankan.

so we'll replace some quarter notes with different rhythms.

jadi kita ganti beberapa not seperempat dengan ritme berbeda.

Notice that even though the number of notes

Perhatikan bahwa meskipun jumlah not

in each bar has changed,

di setiap bar telah berubah,

the total number of beats in each bar hasn't.

jumlah ketukan di setiap bar tak berubah.

So, what does our musical creation sound like?

Jadi, seperti apa kreasi musik kita?

(Music)

[Musik]

Eh, sounds okay, but maybe a bit thin, right?

Eh, kedengarannya oke, tapi mungkin agak kurang ya?

Let's add another instrument with its own pitch and rhythm.

Mari tambah instrumen lain dengan nada dan ritmenya sendiri.

Now it's sounding like music.

Sekarang terdengar seperti musik.

Sure, it takes some practice to get used to reading it quickly

Tentu, perlu latihan untuk biasa membacanya dengan cepat

and playing what we see on our instrument,

dan memainkannya di instrumen kita.

but, with a bit of time and patience,

Dengan sedikit kesabaran waktu,

you could be the next Beethoven

kamu bisa menjadi Beethoven

or Justin Bieber.

atau Justin Bieber selanjutnya.