A Conversation With My Hero, Stephen | How my deaf friend learned English

Hello, everyone.

Halo semuanya.

My name is Robin Shaw.

Nama saya Robin Shaw.

And I am here today with a very special guest.

Dan saya di sini hari ini dengan tamu yang sangat istimewa.

Sahabatku, Stephen.

My dear friend, Stephen.

He’s also my personal hero.

Dia juga pahlawan pribadi saya.

Hello, Stephen.

Halo, Stefanus.

Hey, Robin.

Hei, Robin.

Can you tell us a little bit about yourself?

Bisakah Anda ceritakan sedikit tentang diri Anda kepada kami?

I am 33.

Saya berumur 33 tahun.

I am deaf.

Saya tuli.

I can communicate with you right now through lip-reading and listening through my hearing aids.

Saya dapat berkomunikasi dengan Anda sekarang

melalui membaca bibir dan mendengarkan melalui alat bantu dengar saya.

Alright so, yes, he is deaf.

Baiklah, ya, dia tuli.

And he can understand me because he can hear a little bit through his hearing aids and

Dan dia bisa memahamiku

karena dia bisa mendengar sedikit melalui alat bantu dengarnya

dan dia harus membaca gerak bibirku.

he has to read my lips.

Yes.

Ya.

Where did we meet?

Dimana kita bertemu?

We met in North Korea 5 years ago.

Kami bertemu di Korea Utara 5 tahun lalu.

That’s right.

Itu benar.

I was traveling in North Korea for a few weeks, and we had to stay in the same room for about

Saya bepergian di Korea Utara selama beberapa minggu,

dan kami harus tinggal di kamar yang sama selama sekitar satu atau dua minggu.

a week or two.

Dan kami bertemu satu sama lain.

And we met each other.

Dan saya sangat terkejut

And I was very surprised because he was traveling alone in North Korea.

karena dia bepergian sendirian di Korea Utara.

And, well, you know, just to be in North Korea, Yes,

Dan, tahukah Anda, berada di Korea Utara,

… is such an adventure.

Ya,… adalah sebuah petualangan yang luar biasa.

Tapi dia ada di sana sendirian.

But he was there alone.

He didn’t need anybody’s help.

Dia tidak membutuhkan bantuan siapa pun.

Yeah.

Ya. Dan dia orang yang cukup mandiri.

And he’s quite an independent person.

There are a lot of misconceptions about deaf people.

Ada banyak kesalahpahaman tentang penyandang tunarungu.

A lot of people believe that deaf people cannot do much.

Banyak orang beranggapan bahwa penyandang tunarungu tidak bisa berbuat banyak.

But I’m a good example of why that is so wrong.

Tapi saya adalah contoh bagus mengapa hal itu salah.

Why don’t you tell us about your childhood, like, how did you learn English?

Mengapa Anda tidak menceritakan kepada kami tentang masa kecil Anda,

seperti bagaimana Anda belajar bahasa Inggris?

It started with a deaf school.

Ini dimulai dengan sekolah tunarungu.

So I’m with other children who are also deaf.

Jadi saya bersama anak-anak lain yang juga tunarungu.

Kami belajar bahasa Inggris melalui tangan,

We learned English through the hands, so it’s not sign language.

jadi ini bukan bahasa isyarat.

But a representation of English with the hands.

Tapi representasi bahasa Inggris dengan tangan.

So through that medium, we learn the structure of English.

Jadi melalui media itu

kita mempelajari struktur bahasa Inggris.

And also…

Dan juga… Keluargaku semuanya mendengar.

My family are all hearing.

So I was isolated from the conversation.

Jadi saya terisolasi dari percakapan itu.

So I spent a lot of time reading.

Jadi saya menghabiskan banyak waktu untuk membaca.

So I learned more English through books.

Jadi saya belajar lebih banyak bahasa Inggris melalui buku.

Through books, yes…

Lewat buku ya…

That is amazing.

Luar biasa.

Anda pasti sudah membaca banyak buku.

You must’ve read a lot of books.

A lot, yes.

Banyak ya. Banyak buku.

A lot of books.

As I said, or he said, we met in North Korea.

Seperti yang saya katakan, atau dia katakan, kami bertemu di Korea Utara.

He loves to travel.

Dia suka bepergian.

I do.

Saya bersedia.

So, how many countries and territories have you been to?

Jadi, berapa banyak negara

dan wilayah yang pernah Anda kunjungi?

I have been to, now, over 90.

Saya sudah pernah ke sana, sekarang, di atas 90 tahun. Lebih dari 90 tahun, ya.

Over 90, yes.

I have not traveled that much.

Saya belum banyak bepergian.

And I don’t think many of you have traveled that much,

Dan menurut saya tidak banyak dari Anda yang pernah bepergian sejauh itu,

so he is amazing.

jadi dia luar biasa.

He can travel the world alone.

Dia bisa berkeliling dunia sendirian.

You know…

Anda tahu…

No problem.

Tidak masalah.

There’s no problem.

Tidak ada masalah.

Can you tell us what kind of problems you may have when traveling?

Bisakah Anda memberi tahu kami masalah apa yang

mungkin Anda alami saat bepergian?

I have been to a lot of poor countries.

Saya telah mengunjungi banyak negara miskin.

Dan di negara-negara miskin,

And in poor countries, a lot of people cannot read and write.

banyak orang yang tidak bisa membaca dan menulis.

Jadi, seringkali ketika saya berkomunikasi,

So, a lot of the time, when I communicate, I have to use pen and paper.

saya harus menggunakan pena dan kertas.

So when I go up to someone in a poor country to ask for something,

Jadi ketika saya menemui seseorang di negara miskin

untuk meminta sesuatu, saya menuliskannya.

I write it down.

But they cannot read it.

Tapi mereka tidak bisa membacanya.

So, I’ve had to adapt to that by miming for example, or drawing a picture.

Jadi, saya harus beradaptasi dengan meniru misalnya,

atau menggambar.

So that’s a good example.

Jadi itu contoh yang bagus.

Okay, and what country are planning to travel in the near future?

Oke, dan negara mana yang berencana untuk bepergian dalam waktu dekat?

There’s so much more of the world that I want to see.

Masih banyak lagi dunia yang ingin saya lihat.

I’m thinking of going to Mongolia.

Saya sedang berpikir untuk pergi ke Mongolia.

It’s very beautiful.

Itu sangat indah. Ya. Ya baiklah.

Yes.

Yes, alright.

You have been.

Anda telah. Saya pernah ke Mongolia. Itu sangat indah.

I’ve been to Mongolia.

It’s very beautiful.

And, yes, we have traveled...

Dan ya, kami telah melakukan perjalanan...

after we met in North Korea.

setelah kami bertemu di Korea Utara.

We have traveled to other countries.

Kami telah bepergian ke negara lain.

We've traveled to Sri Lanka and Maldives together.

Kami telah bepergian ke Sri Lanka dan Maladewa bersama-sama. Ya.

Yes.

And in the future we will travel to more countries.

Dan di masa depan kami akan melakukan perjalanan ke lebih banyak negara.

Alright, thank you very much, Stephen.

Baiklah, terima kasih banyak, Stephen.

You’re welcome.

I’m very happy you did this.

Terima kasih kembali.

Saya sangat senang Anda melakukan ini.

And you shared a part of your life with our viewers.

Dan Anda membagikan sebagian hidup Anda kepada pemirsa kami.

And your struggles traveling around the world.

Dan perjuanganmu berkeliling dunia.

And learning and speaking English.

Dan belajar dan berbicara bahasa Inggris.

So thank you very much.

Jadi, terima kasih banyak.

Yeah.

Ya.

Alright, thank you everyone for watching.

Baiklah, terima kasih semuanya sudah menonton.

And I’ll see you next time.

Dan sampai jumpa lagi.