A simple birth kit for mothers in the developing world | Zubaida Bai

Translator: Rizki Febriani Reviewer: Hafizh Alfarisi

Selama enam menit berikutnya kau mendengarku,

dunia akan kehilangan tiga ibu ketika melahirkan bayinya.

In the next six minutes that you will listen to me,

Pertama, karena komplikasi serius;

the world will have lost three mothers

kedua, karena dia adalah remaja dan tubuhnya tidak siap untuk melahirkan;

while delivering their babies:

one, because of a severe complication;

tapi yang ketiga, karena kurangnya akses

second, because she will be a teenager

and her body will not be prepared for birth;

alat kebersihan pada saat melahirkan.

but the third, only because of lack of access to basic clean tools

Ibu ketiga tidak akan sendirian.

Lebih dari satu juta ibu dan bayi meninggal tiap tahun di negara berkembang

at the time of childbirth.

hanya karena kurangnya akses kebersihan dasar ketika melahirkan.

She will not be alone.

Over one million mothers and babies die every single year

in the developing world,

Perjalananku dimulai pada siang musim panas yang terik

only because of lack of access to basic cleanliness

di India pada 2008.

while giving birth to their babies.

Sehari setelah bertemu para wanita dan mendengarkan kebutuhan mereka,

My journey began on a hot summer afternoon

aku mendatangi gubuk beratap jerami dengan seorang bidan.

in India in 2008,

Sebagai ibu, aku jadi penasaran dengan cara dia melahirkan di rumahnya itu.

when after a day of meeting women and listening to their needs,

I landed in a thatched hut with a midwife.

Setelah percakapan yang dalam dan intens dengannya,

tentang bagaimana dia merasa pekerjaannya adalah panggilan jiwa,

As a mother, I was very curious on how she delivered babies in her house.

aku memberikan si bidan pertanyaan perpisahan,

After a deep and engaging conversation with her

“Apa kau punya peralatan yang dibutuhkan untuk melahirkan bayi?”

on how she considered it a profound calling to do what she was doing,

Aku harus melihat alatnya.

I asked her a parting question:

“Ini yang kugunakan untuk memisahkan ibu dan bayinya,” katanya.

Do you have the tools that you need to deliver the babies?

Karena tak tahu bagaimana meresponsnya, aku cuma syok memegang alat pertanian itu.

I got to see her tool.

"This is what I use to separate the mother and the baby," she said.

Aku memotret alat ini, memeluk si bidan, lalu pergi.

Unsure of how to react, I held this agricultural tool in my hand in shock.

Pikiranku dibanjiri dengan ingatan akan infeksiku sendiri

yang harus kuhadapi selama setahun setelah melahirkan

I took a picture of this, hugged her and walked away.

meskipun mendapatkan akses kesehatan terbaik.

My mind was flooded with reflections of my own infection

Begitu pula kenangan obrolan dengan ayahku,

that I had to struggle with for a year past childbirth

yang kehilangan ibunya karena melahirkan.

despite having access to the best medical care,

Ayahku membayangkan hidupnya akan sangat berbeda

jika ibunya ada bersamanya ketika dia tumbuh.

and memories of my conversation with my father,

Sebagai seorang pengembang produk, aku memulai riset.

who had lost his mom to childbirth,

on how he thought his life would be so different

Aku bersemangat ketika menemukan ada produk di luar sana

if she would have been just next to him growing up.

yang disebut Clean Birth Kit.

As a product developer, I started my process of research.

Namun, aku tidak bisa membeli satu pun selama berbulan-bulan.

I was very excited to find that there was a product out there

Produk itu hanya dibuat berdasarkan ketersediaan biaya.

called the Clean Birth Kit.

But I just couldn't buy one for months.

Akhirnya, ketika aku mendapatkannya, aku syok lagi.

They were only assembled based on availability of funding.

Aku langsung berpikir tak akan menggunakan alat ini untuk melahirkan anakku.

Untuk memastikan intuisiku, kutemui lagi para wanita itu.

Finally, when I got my hands on one, I was in shock again.

Sebagiannya pernah menggunakan produk ini.

I would never use these tools to deliver my baby, I thought.

Seperti yang dikira, reaksi mereka sama, bahkan lebih lagi.

But to confirm my instincts, I went back to the women,

Para wanita itu berkata lebih baik melahirkan di lantai

some of whom had the experience of using this product.

daripada di alas plastik yang berlumur darah.

Lo and behold, they had the same reaction and more.

Mereka benar. Produk ini bisa menyebabkan infeksi.

The women said they would rather deliver on a floor

Benang yang disediakan menjadi jalan masuk bagi infeksi bakteri

than on a plastic sheet that smeared blood all over.

melalui tali pusar bayi.

They were absolutely right -- it would cause more infection.

Pisaunya adalah jenis yang dipakai laki-laki bercukur

dan mereka tidak mau menggunakan alat itu.

The thread provided was a highway to bacterial infection

Tidak ada inisiatif untuk mendesain ulang produk ini

through the baby's umbilical cord,

and the blade used was the kind that men used for shaving,

karena produknya berasal dari kegiatan amal.

Perempuan tidak pernah dilibatkan dalam prosesnya.

and they did not want it anywhere close to them.

Mengejutkannya, kebutuhan itu tak cuma untuk rumah-rumah,

There was no incentive for anybody to redesign this product,

tapi juga fasilitas kesehatan di area dengan tingkat kelahiran tinggi.

because it was based on charity.

The women were never consulted in this process.

Situasi di daerah terpencil bahkan lebih menakutkan.

And to my surprise, the need was not only in homes

Keadaan ini harus diubah.

but also in institutional settings with high-volume births.

Aku menjadikannya fokus kerjaku.

Aku memulai proses desain dengan mengumpulkan masukan,

Situations in remote areas were even more daunting.

mengembangkan prototipe,

This had to change.

dan menjalin hubungan dengan beragam pihak untuk meneliti protokol global.

I made this my area of focus.

I started the design process by collecting feedback,

Di setiap prototipe, kami kembali ke para wanita itu

developing prototypes

untuk memastikan produk ini sesuai untuk mereka.

and engaging with various stakeholders researching global protocols.

Dari proses ini, aku sadar meski para wanita ini berada dalam kemiskinan,

With every single prototype, we went back to the women

mereka tetap mengutamakan kesehatan dan keamanan diri.

to ensure that we had a product for them.

Mereka sama sekali tidak miskin akal.

What I learned through this process was that these women,

Seperti kita, mereka menghargai produk yang didesain dengan baik

despite their extreme poverty,

dan dikembangkan sesuai kebutuhan.

placed great value on their health and well-being.

Usai banyak perbaikan sambil bekerja dengan para ahli,

They were absolutely not poor in mind.

profesional di bidang kesehatan, dan perempuan sendiri,

As with all of us, they would appreciate a well-designed product

developed for their needs.

harus kuakui prosesnya sama sekali tidak mudah,

After many iterations working with experts,

tapi kami berhasil membuat desain yang simpel dan cantik.

medical health professionals

and the women themselves,

Dengan harga lebih satu dolar dari produk yang yang sudah ada,

I should say it was not an easy process at all,

but we had a simple and beautiful design.

hanya dengan tiga dolar, kami membuat produk “Janma”,

perlengkapan melahirkan steril berbentuk dompet.

For a dollar more than what the existing product was offered for,

Janma, yang berarti “kelahiran”, berisi kain yang menyerap darah

at three dollars, we were able to deliver "janma,"

untuk perempuan yang akan melahirkan,

pisau bedah, penjepit tali pusar, sebatang sabun, sarung tangan,

a clean birth kit in a purse.

Janma, meaning "birth," contained a blood-absorbing sheet

dan handuk untuk mengelap bayi.

for the woman to give birth on,

Semuanya dibungkus dalam dompet cantik

a surgical scalpel, a cord clamp, a bar of soap, a pair of gloves

yang diberikan pada ibu sebagai hadiah untuk kerja kerasnya,

yang dapat ibu bawa pulang dengan bangga sebagai simbol kemakmuran.

and the first cloth to wipe the baby clean.

All this came packaged in a beautiful purse

Seorang perempuan menanggapi hadiah ini.

that was given to the mother as a gift after all her hard work,

Dia bilang, “Ini benar punyaku? Bolehkah kusimpan?”

that she carried home with pride as a symbol of prosperity.

Yang lain berkata, “Bisakah kau berikan warna lain saat aku melahirkan lagi?”

One woman reacted to this gift.

(Tawa)

She said, "Is this really mine? Can I keep it?"

Bagusnya lagi, seorang wanita menyebut ini dompet pertamanya

The other one said, "Will you give me a different color

yang pernah dimilikinya seumur hidup.

when I have my next baby?"

Di samping simbol dan kemudahannya, perlengkapan ini

(Laughter)

Better yet, a woman expressed that this was the first purse

didesain dengan mengikuti protokol medis global

that she had ever owned in her life.

dan berfungsi sebagai alat pengubah kebiasaan secara bertahap.

The kit, aside from its symbolism and its simplicity,

is designed to follow globally recommended medical protocol

Alat ini tak hanya bisa digunakan di rumah, tapi juga fasilitas kesehatan.

and serves as a behavior-change tool to follow steps one after the other.

Sampai sekarang, Janma telah membantu

lebih dari 600.000 ibu dan bayi di seluruh dunia.

It can not only be used in homes, but also in institutional settings.

Sungguh pengalaman mengharukan melihat angkanya terus bertambah

To date, our kit has impacted over 600,000 mothers and babies

dan aku tak sabar menanti sampai kami meraih seratus juta.

around the world.

Namun, isu kesehatan perempuan tidak selesai sampai di sini.

It's a humbling experience to watch these numbers grow,

Ada ribuan masalah kecil yang memerlukan intervensi minim dana.

and I cannot wait until we reach a hundred million.

Kami punya bukti jika kita berinvestasi pada wanita dan gadis

But women's health issues do not end here.

serta mewujudkan peningkatan kesehatan dan keamanan,

There are thousands of simple issues that require low-cost interventions.

mereka akan melahirkan masyarakat yang lebih sehat, kaya, dan makmur.

We have facts to prove that if we invest in women and girls

Kita harus mulai membawa kesederhanaan dan martabat pada isu kesehatan perempuan,

and provide them with better health and well-being,

they will deliver healthier and wealthier and prosperous communities.

dengan menekan kematian ibu melahirkan; memecahkan tabu;

hingga memberdayakan perempuan agar mereka mengontrol hidupnya sendiri.

We have to start by bringing simplicity and dignity to women's health issues:

Ini adalah mimpiku.

from reducing maternal mortality, to breaking taboos,

Mustahil mewujudkannya tanpa

to empowering women to take control of their own lives.

melibatkan laki-laki dan perempuan dari seluruh dunia.

This is my dream.

Ya, kalian semua.

But it is not possible to achieve it without engaging men and women alike

Aku baru mendengar lirik ini dari Leonard Cohen:

from around the world --

“Bunyikan bel yang masih bisa berdentang.

yes, all of you.

Tidak perlu menjadi sempurna.

I recently heard this lyric by Leonard Cohen:

Selalu ada keretakan dalam setiap hal.

"Ring the bells that still can ring.

Itulah tempat cahaya masuk.”

Forget your perfect offering.

Inilah sedikit cahayaku.

Kita butuh lebih banyak cahaya.

There is a crack in everything.

Bahkan, kita butuh sorotan besar pada kesehatan perempuan

That's how the light gets in."

jika ingin hari esok yang lebih baik.

This is my bit of light.

Kita tidak boleh lupa bahwa perempuan ada di tengah dunia yang berkelanjutan

But we need more light.

In fact, we need huge spotlights placed in the world of women's health

dan kita tidak akan ada tanpa mereka.

if we need a better tomorrow.

Terima kasih.

We should never forget that women are at the center of a sustainable world,

(Tepuk tangan)

and we do not exist without them.

Thank you.

(Applause)