How I'm using LEGO to teach Arabic | Ghada Wali

Translator: Reno Kanti Riananda Reviewer: Elda Indria Sari

I come from Egypt,

Saya berasal dari Mesir,

which is also called Umm al-Dunya, the Mother of the World.

yang dikenal juga sebagai Umm al-Dunya, atau Ibu Dunia.

It's a rich country filled with stories of rebellion,

Sebuah negara makmur yang dipenuhi kisah pemberontakan,

stories of civilizational triumph and downfall

kisah kejayaan dan kehancuran peradaban,

and the rich, religious,

serta kaya akan keragaman agama, etnik, budaya, dan bahasa.

ethnic, cultural and linguistic diversity.

Growing up in such an environment,

Tumbuh dalam lingkungan seperti itu,

I became a strong believer in the power of storytelling.

saya sangat yakin akan kekuatan dari bercerita.

As I searched for the medium with which to tell my story,

Saat mencari media yang akan saya gunakan untuk bercerita,

I stumbled upon graphic design.

saya bertemu dengan desain grafis.

I would like to share with you a project

Saya ingin berbagi tentang sebuah proyek

of how graphic design can bring the Arabic language to life.

di mana desain grafis membuat bahasa Arab menjadi menarik.

But first, let me tell you why I want to do this.

Namun sebelumnya, saya ingin mengungkapkan alasannya.

I believe that graphic design can change the world.

Saya yakin desain grafis dapat mengubah dunia.

At least in my very own city of Cairo,

Setidaknya di Kairo, kota asal saya,

it helped overthrow two separate dictators.

desain grafis membantu menggulingkan dua diktator berbeda.

As you can see from those photos,

Seperti yang Anda lihat di gambar,

the power and potential of graphic design as a tool for positive change

kekuatan dan potensi desain grafis sebagai alat untuk perubahan positif

is undeniably strong.

sangat kuat.

Egypt's 2011 revolution was also a grassroots design revolution.

Revolusi Mesir tahun 2011 juga menjadi akar revolusi desain.

Everyone became a creator.

Semua orang menjadi pencipta.

People were the real designers

Masyarakat adalah desainer sejati,

and, just overnight,

dan dalam semalam,

Cairo was flooded with posters,

Kairo dipenuhi dengan poster,

signage, graffiti.

rambu-rambu, grafiti.

Visual communication

Komunikasi visual,

was the medium that spoke far louder than words

menjadi media yang berbicara lebih lantang dari kata-kata

when the population of over 90 million voices were suppressed

saat sebuah populasi dengan lebih dari 90 juta suara

ditindas selama hampir 30 tahun.

for almost 30 years.

Penindasan politik dan sosial inilah,

It was precisely this political and social suppression,

coupled with decades of colonialism

ditambah dengan penjajahan selama puluhan tahun

and miseducation

dan kesalahan pengajaran,

that slowly eroded the significance of the Arabic script in the region.

yang secara perlahan mengikis keberadaan karya tulis berbahasa Arab di wilayah ini.

All of these countries once used Arabic.

Semua negara ini awalnya menggunakan bahasa Arab.

Now it's just the green and the blue.

Saat ini, hanya yang berwarna hijau dan biru yang menggunakannya.

To put it simply,

Dengan kata lain,

the Arabic script is dying.

bahasa Arab di ambang kepunahan.

In postcolonial Arab countries functioning in an increasingly globalized world,

Di negara Arab merdeka dalam dunia yang kian global,

it is a growing alarm

sangat mengkhawatirkan saat melihat

that less and less people are using the Arabic script to communicate.

semakin sedikit orang yang menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi.

As I was studying my master's in Italy, I noticed myself missing Arabic.

Saat mengenyam pendidikan pascasarjana di Italia, saya merindukan bahasa Arab.

I missed looking at the letters,

Saya rindu membaca surat,

digesting their meaning.

mencerna maknanya.

So one day, I walked into one of the biggest libraries in Italy

Suatu hari, saya melangkah ke salah satu perpustakaan terbesar di Italia

in search of an Arabic book.

untuk mencari buku berbahasa Arab.

I was surprised to find that this is what they had

Saya terkejut mendapati ini yang mereka miliki

under the category of "Arabic/Middle Eastern books."

pada kategori “buku Arab/Timur Tengah”.

(Laughter)

(Tertawa)

Fear, terrorism and destruction.

Ketakutan, terorisme, dan kehancuran.

One word: ISIS.

Satu kata: ISIS.

My heart ached

Hati saya pedih,

that this is how we are portrayed to the world,

menyaksikan cara kami digambarkan pada dunia

even from a literary perspective.

bahkan dari sudut pandang sastra.

I asked myself: Whatever happened to the world-renowned writers

Saya bertanya pada diri sendiri: apa yang terjadi pada penulis kenamaan

like Naguib Mahfouz, Khalil Gibran,

seperti Naguib Mahfouz, Khalil Gibran,

iconic poets like Mutanabbi, Nizar Qabbani?

penyair ikonis seperti Mutanabbi dan Nizar Qabbani?

Think about this.

Coba pikirkan hal ini.

The cultural products of an entire region of the world,

Produk kebudayaan dari sebuah wilayah di dunia

as rich, as diverse,

yang begitu kaya dan beragam,

dianggap tak berguna,

have been deemed redundant,

if not ignored altogether.

dan diabaikan.

The cultural products of an entire region of the world

Produk kebudayaan dari sebuah wilayah di dunia

have been barred from imparting any kind of real impact

dibatasi dalam meneruskan dampak nyata

on global media productions and contemporary social discourse.

dalam produksi media global dan wacana sosial kontemporer.

And then I reminded myself of my number one belief:

Lantas saya teringat akan keyakinan utama saya:

design can change the world.

desain dapat mengubah dunia.

All you need is for someone to catch a glimpse of your work,

Yang Anda butuhkan hanya seseorang yang melihat karya Anda

feel, connect.

dan merasa terhubung.

And so I started.

Jadi, saya pun memulainya.

I thought about how can I stop the world from seeing us as evil,

Saya berpikir cara untuk menghentikan anggapan dunia bahwa kami orang jahat,

as terrorists of this planet,

teroris di muka bumi,

and start perceiving us as equals,

dan mulai memandang kami sebagai sesama manusia?

fellow humans?

How can I save and honor the Arabic script

Bagaimana cara menyelamatkan dan menghormati tulisan Arab

and share it with other people, other cultures?

dan berbagi hal tersebut dengan orang dan budaya lain?

And then it hit me:

Lalu saya menyadari:

What if I combined the two most significant symbols

Apa jadinya jika saya menggabungkan dua simbol paling signifikan

dari kepolosan dan identitas budaya Arab?

of innocence and Arab identity?

Maybe then people could resonate.

Dengan begitu, mungkin orang-orang dapat memahaminya.

What's more pure, innocent and fun as LEGO?

Apa yang lebih murni, polos, dan menyenangkan daripada LEGO?

It's a universal child's toy.

Mainan anak-anak yang universal.

You play with them, you build with them,

Anda bermain dan membuat sesuatu dengan LEGO,

and with them, you imagine endless possibilities.

membayangkan kemungkinan tak terbatas.

My eureka moment was to find a bilingual solution for Arabic education,

Gagasanku adalah mencari solusi bilingual untuk pendidikan bahasa Arab,

because effective communication and education

karena komunikasi efektif dan pendidikan

is the road to more tolerant communities.

adalah jalan menuju masyarakat yang lebih toleran.

However, the Arabic and Latin scripts do not only represent different worlds

Namun, tulisan Arab dan Latin tak hanya merepresentasikan dunia yang berbeda

but also create technical difficulties for both Eastern and Western communities

tetapi juga menciptakan kesulitan teknis bagi masyarakat Timur dan Barat

on a daily basis.

dalam hidup sehari-hari.

There are so many reasons why Arabic and Latin are different,

Ada banyak alasan mengapa tulisan Arab dan Latin berbeda,

but here are some of the main ones.

ini beberapa alasan utamanya.

Yes, both use upward and downward strokes,

Ya, keduanya memiliki goresan ke atas dan ke bawah,

but have completely different baselines.

tetapi garis dasarnya berbeda.

Arabic tends to be more calligraphic

Tulisan Arab cenderung seperti kaligrafi,

and connectivity is important to the Arabic language,

dan huruf sambung sangat penting dalam bahasa Arab.

whose letters have to be mostly joined in order to articulate a given word.

Kebanyakan huruf harus disambungkan agar dapat membentuk suatu kata.

It also uses an entirely different system of punctuation and diacritics.

Bahasa Arab pun menggunakan sistem tanda baca dan diakritik yang berbeda.

But most importantly,

Namun yang terpenting,

Arabic has no capital letters.

tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital.

Instead it has four different letter forms:

Sebagai gantinya, terdapat empat bentuk huruf:

initial, medial, isolated and final.

huruf awal, tengah, berdiri sendiri, dan akhir.

I want to introduce the Arabic language to young learners, foreign speakers,

Saya ingin memperkenalkan bahasa Arab ke anak-anak, penutur bahasa asing,

but most importantly help refugees integrate to their host societies

tetapi yang terpenting untuk membantu pengungsi melebur ke lingkungan barunya

through creating a bilingual learning system,

dengan menciptakan sistem belajar bilingual,

a two-way flow of communication.

dengan komunikasi dua arah.

And I called it "Let's Play."

Saya menyebutnya “Let’s Play”.

The idea is to simply create a fun and engaging way of learning

Idenya adalah menciptakan cara yang mudah dan menarik untuk mempelajari

Modern Standard Arabic through LEGO.

Standar Bahasa Arab Modern menggunakan LEGO.

These are the two words. "Let's Play."

Ini dua kata tersebut. “Let’s Play”.

Every colored bar marks an Arabic letter.

Tiap batang berwarna mewakili satu huruf Arab.

As you can see, the letter is explained in form, sound

Seperti Anda lihat, huruf itu dijelaskan menurut bentuk, bunyi,

and examples of words in function,

dan contoh penggunaan kata,

in addition to the equivalent in Latin.

termasuk padanan kata dalam aksara Latin.

Together, they form a fun pocket book

Ini digabungkan menjadi sebuah buku saku menarik

with the 29 Arabic letters and the four different forms,

berisi 29 huruf Arab dan empat bentuk hurufnya,

plus a 400-word dictionary.

ditambah kamus berisi sekitar 400 kata.

So this is how the page looks like.

Seperti ini tampilan dalamnya.

You have the letter, the transliteration in Latin

Terdapat huruf, transliterasi Latinnya,

and the description underneath.

dan penjelasannya di bagian bawah.

I'll take you through the process.

Saya akan perlihatkan prosesnya.

So first in my tiny studio in Florence,

Pertama, di studio mungil saya di Florence,

I built the letters.

saya menyusun huruf-hurufnya.

I photographed each letter separately,

Saya mengambil gambar masing-masing huruf secara terpisah,

lalu saya merapikan setiap huruf dan memilih warna latarnya

and then I retouched every letter and chose the correct color background

serta memilih jenis fon.

and typefaces to use.

Ultimately, I created the full letter set,

Terakhir, saya membuat set huruf lengkap,

which is 29 letters times four different forms.

terdiri dari 29 huruf dikali empat bentuk huruf yang berbeda,

That's 116 letters build just in one week.

itu 116 huruf dalam waktu satu minggu.

Saya yakin informasi mampu dan harus menyenangkan, serta dapat dibawa-bawa.

I believe that information should and can be fun, portable.

This book is the final product,

Buku ini adalah produk akhirnya,

which I would eventually like to publish

yang suatu saat nanti akan saya terbitkan

dan terjemahkan ke sebanyak mungkin bahasa di dunia,

and translate into as many languages in the world,

so that Arabic teaching and learning becomes fun, easy and accessible globally.

agar mengajar dan belajar bahasa Arab jadi menyenangkan dan mudah diakses.

With this book, I hope to save my nation's beautiful script.

Melalui buku ini, saya ingin menyelamatkan aksara bangsa saya yang indah.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you.

Terima kasih.

Working on this project was a form of visual meditation,

Mengerjakan proyek ini adalah bentuk meditasi visual,

like a Sufi dance,

seperti tarian Sufi,

a prayer to a better planet.

doa untuk bumi yang lebih baik.

One set of building blocks made two languages.

Satu set balok menghasilkan dua bahasa.

LEGO is just a metaphor.

LEGO hanya perumpamaan.

It's because we are all made of the same building unit,

Karena kita semua diciptakan dari hal yang sama,

is that I can see a future

saya dapat melihat masa depan

where the barriers between people

saat penghalang antara masyarakat

all come tumbling down.

luluh lantak.

So no matter how ugly the world around us gets,

Tak peduli betapa dunia di sekitar kita semakin memburuk,

or how many discouraging books on ISIS, the terrorist group,

atau berapa banyak buku tentang ISIS, kelompok teroris,

and not Isis, the ancient Egyptian goddess,

bukan Isis yang seorang dewi dalam kepercayaan Mesir kuno,

continue to be published,

yang terus diterbitkan,

I will keep building one colorful world.

saya akan tetap membangun dunia yang penuh warna.

Shukran, which means "thank you."

Shukran, artinya “terima kasih”.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you. Thank you so much.

Terima kasih banyak.

Thank you.

Terima kasih.