Get comfortable with being uncomfortable | Luvvie Ajayi Jones | TED

Translator: Audrey Tantri Reviewer: aditya prayogi

Saya ahlinya dalam berbuat onar.

(Tertawa)

Karena saya bertugas untuk mengkritik dunia,

I'm a professional troublemaker.

sistem yang buruk, dan mereka yang menolak untuk berbuat lebih baik,

(Laughter)

As my job is to critique the world,

sebagai seorang penulis, pembicara, dan orang Nigeria berkulit gelap --

(Tertawa)

Saat dirasa, tujuan saya adalah menjadi seperti kucing ini.

the shoddy systems and the people who refuse to do better,

as a writer, as a speaker, as a shady Nigerian --

(Tertawa)

[Tatapan Penuh Kritik]

Dengan ekspresi itu, saya menatap mereka seolah berkata,

(Laughter)

I feel like my purpose is to be this cat.

“Anda perlu memperbaiki hal itu.”

Itulah saya.

(Laughter)

Saya ingin kita meninggalkan dunia ini dengan kondisi yang lebih baik.

I am the person who is looking at other people,

Cara saya untuk membuat perubahan adalah

like, "I need you to fix it."

That is me.

dengan berani berbicara,

I want us to leave this world better than we found it.

dengan menjadi yang pertama, dan menjadi domino.

Agar barisan domino bisa rebah semua,

And how I choose to effect change

satu domino harus direbahkan terlebih dahulu,

is by speaking up,

by being the first and by being the domino.

sehingga sisanya juga ikut rebah.

Kita berharap bahwa

For a line of dominoes to fall,

satu domino yang direbahkan itu

one has to fall first,

dapat menginspirasi orang lain untuk ikut serta.

which then leaves the other choiceless to do the same.

And that domino that falls,

Bagi saya, menjadi domino berarti berani berbicara

we're hoping that, OK,

dan melakukan sesuatu yang sangat sulit,

the next person that sees this is inspired to be a domino.

terutama ketika hal itu dibutuhkan,

dengan harapan agar orang lain dapat ikut serta.

Being the domino, for me, looks like speaking up

Intinya: saya adalah orang yang mengutarakan

and doing the things that are really difficult,

especially when they are needed,

hal yang mungkin ada di pikiran Anda, tapi tidak berani Anda katakan.

with the hope that others will follow suit.

Banyak orang berasumsi, kami yang bertingkah seperti ini

And here's the thing: I'm the person who says

tidak punya rasa takut.

Kami bukannya tidak takut.

what you might be thinking but dared not to say.

Kami bukannya tidak takut akan konsekuensi

A lot of times people think that we're fearless,

atau pengorbanan yang harus kami lakukan

the people who do this, we're fearless.

agar bisa mengemukakan kebenaran.

We're not fearless.

Tapi, kami merasa harus melakukannya,

We're not unafraid of the consequences

karena terlalu sedikit jumlah orang

or the sacrifices that we have to make

yang bersedia menjadi domino,

by speaking truth to power.

dan mengambil risiko.

What happens is, we feel like we have to,

Bukan berarti kami tidak takut.

Nah, mari bicara tentang rasa takut.

because there are too few people in the world

Saya tahu persis impian saya sejak kecil.

willing to be the domino,

too few people willing to take that fall.

Saya bergumam, “Saya akan jadi dokter!”

We're not doing it without fear.

Saya bermimpi menjadi Dokter Luvvie.

Bahkan sebelum Dokter McStuffins di seri anak-anak terkenal.

Now, let's talk about fear.

I knew exactly what I wanted to be when I grew up.

(Tertawa)

Lalu, saya ingat saat kuliah,

I was like, "I'm going to be a doctor!"

Doctor Luvvie was the dream.

saya harus mengambil mata pelajaran Kimia 101 di tahun pertama

I was Doc McStuffins before it was a thing.

untuk jurusan pra-kedokteran.

(Laughter)

And I remember when I went to college,

Untuk pertama dan terakhir kalinya, saya mendapatkan nilai D.

my freshman year, I had to take Chemistry 101

(Tertawa)

Lalu, saya menemui penasehat akademis dan berkata,

for my premed major.

“Saya akan keluar dari jurusan pra-kedokteran,

I got the first and last D of my academic career.

karena sepertinya tidak akan membuahkan hasil,

(Laughter)

saya bahkan tidak suka rumah sakit.

So I went to my advisor, and I was like,

Jadi...”

(Tertawa)

"OK, let's drop the premed,

“Anggap saja sudah berlalu.”

because this doctor thing is not going to work,

Pada semester yang sama, saya mulai menulis blog.

because I don't even like hospitals.

Itu pada tahun 2003.

So ..."

(Laughter)

Jadi, ketika satu mimpi berakhir, mimpi lain mulai tumbuh.

"Let's just consider that done for."

Sesuatu yang awalnya adalah hobi akhirnya menjadi pekerjaan saya

And that same semester, I started blogging.

ketika saya kehilangan pekerjaan marketing saya tahun 2010.

That was 2003.

So as that one dream was ending, another was beginning.

9 tahun setelah saya mulai menulis,

And then what was a cute hobby became my full-time job

saya masih butuh waktu 2 tahun lagi untuk menyatakan, “Saya seorang penulis.”

when I lost my marketing job in 2010.

But it still took me two more years to say, "I'm a writer."

karena saya khawatir apa yang akan terjadi

Nine years after I had started writing, before I said, "I'm a writer,"

tanpa tabungan pensiun,

“Bagaimana dengan hobi saya sebagai kolektor sepatu?

Itu penting bagi saya!”

because I was afraid of what happens

(Tertawa)

Jadi, butuh waktu sangat lama

without 401ks,

untuk meyakini inilah tujuan saya.

without, "How am I going to keep up my shoe habit?

Lalu saya sadar,

That's important to me."

rasa takut memiliki kekuatan

(Laughter)

So it took me that long to own this thing

untuk menahan kita berperilaku dan berkata sesuai dengan tujuan kita.

that was what my purpose was.

And then I realized,

Jadi, saya pikir,

fear has a very concrete power

“Saya tidak akan membiarkan rasa takut menyelubungi saya.

of keeping us from doing and saying the things that are our purpose.

Saya tidak akan membiarkan rasa takut mengontrol perbuatan saya.”

And I was like, "You know what?

Lalu, hal-hal yang menakjubkan mulai terjadi,

I'm not going to let fear rule my life.

dan barisan domino mulai terjatuh.

I'm not going to let fear dictate what I do."

Saya menyadari hal itu dan bertekad,

“Baiklah, tahun 2015 ini,

And then all of these awesome things started happening,

saya berumur 30 tahun,

tahun ini akan menjadi tahun bagi saya

and dominoes started to fall.

untuk melakukan apapun tanpa rasa takut.”

So when I realized that, I was like, "OK, 2015,

Saya seorang Capricorn.

I turned 30,

it's going to be my year of 'Do it anyway.'

Saya suka memiliki tempat berpijak.

Anything that scares me, I'm going to actively pursue it."

Saya memutuskan untuk pergi liburan seorang diri

So, I'm a Capricorn.

ke Dominika Republik.

I like my feel solidly on the ground.

Tahukah Anda apa yang saya lakukan di hari ulang tahun saya?

I decided to take my first-ever solo vacation,

Saya bermain zipline di dalam hutan Punta Cana.

and it was out of the country to the Dominican Republic.

Anehnya, saat itu saya memakai baju kantoran.

So on my birthday, what did I do?

Saya tidak tahu kenapa.

(Tertawa)

I went ziplining through the forests of Punta Cana.

Dan saya merasa luar biasa.

Saya juga tidak suka menyelam.

And for some odd reason, I had on business casual.

Saya lebih suka berpijak di atas tanah.

Don't ask why.

(Laughter)

Jadi, saya pergi ke Meksiko dan berenang dengan lumba-lumba di dalam air.

And I had an incredible time.

Also, I don't like being submerged in water.

Puncak dari hal keren yang saya lakukan

I like to be, again, on solid ground.

So I went to Mexico and swam with dolphins underwater.

di tahun itu adalah

saya menulis buku berjudul

“I’m Judging You: The Do-Better Manual,”

And then the cool thing that I did also that year

Dan akhirnya --

(Tepuk tangan)

that was my mountain

saya benar-benar menjadi seorang penulis.

was I wrote my book,

Tapi, sesuatu yang sangat saya takuti dan tidak mencerminkan diri saya,

"I'm Judging You: The Do-Better Manual,"

And I had to own --

yang saya lakukan tahun itu adalah --

(Applause)

that whole writing thing now, right?

terjun bebas.

Yes.

Ketika kami akan terjun dari pesawat,

But the very anti-me thing that I did that year

saya berpikir, “Saya sudah berbuat banyak hal konyol. Inilah salah satunya.”

that scared the crap out of me --

I went skydiving.

(Tertawa)

Saat kami terjun,

We're about to fall out of the plane.

saya merasa kehilangan napas, lalu seketika berpikir,

I was like, "I've done some stupid things in life. This is one of them."

“Mengapa saya rela terjun dari pesawat yang begitu aman?”

(Laughter)

And then we come falling down to Earth,

(Tertawa)

“Apa yang saya lakukan?!”

and I literally lose my breath as I see Earth, and I was like,

Tapi, saya melihat pemandangan luar biasa,

dan bergumam, “Ini hal terbaik yang pernah saya lakukan.

"I just fell out of a perfectly good plane on purpose."

Ini keputusan yang bagus.”

(Laughter)

"What is wrong with me?!"

Lalu, saya teringat ketika saya harus mengutarakan kebenaran.

But then I looked down at the beauty,

Rasanya sama seperti terjun dari pesawat itu.

and I was like, "This is the best thing I could have done.

This was an amazing decision."

Rasanya saya sudah berada di ujung pesawat, dan berkata,

And I think about the times when I have to speak truth.

“Saya tidak seharusnya melakukan ini,”

tapi, tetap saya lakukan karena adanya rasa keharusan.

It feels like I am falling out of that plane.

It feels like that moment when I'm at the edge of the plane,

Bagi saya, duduk di ujung pesawat

dan berada di dalamnya adalah suatu kenyamanan.

and I'm like, "You shouldn't do this,"

Setiap hari saya mengutarakan kebenaran

but then I do it anyway, because I realize I have to.

dengan melawan lembaga dan kaum yang berkedudukan tinggi,

Sitting at the edge of that plane

serta orang-orang yang berkuasa,

and kind of staying on that plane is comfort to me.

rasanya seperti terjun dari pesawat itu.

And I feel like every day that I'm speaking truth

Tapi, kenyamanan bukanlah segalanya.

against institutions and people who are bigger than me

Berdiam itu nyaman.

and just forces that are more powerful than me,

Hal yang selalu sama itu nyaman.

I feel like I'm falling out of that plane.

But I realize comfort is overrated.

Kenyamanan itu hanya untuk mempertahankan suatu keadaan.

Because being quiet is comfortable.

Maka, kita harus merasa nyaman dengan ketidaknyamanan

Keeping things the way they've been is comfortable.

dengan mengutarakan kebenaran meskipun itu sulit diterima.

And all comfort has done is maintain the status quo.

Dan saya --

(Tepuk tangan)

So we've got to get comfortable with being uncomfortable

Saya sadar bahwa saya harus mengutarakan kebenaran

by speaking these hard truths when they're necessary.

And I --

karena kejujuran sangatlah penting.

(Applause)

Saya menjunjung tinggi kejujuran.

Menurut saya, keadilan bukanlah suatu pilihan.

And for me, though, I realize that I have to speak these truths,

Keadilan harus selalu ada.

Saya juga percaya akan shea butter sebagai suatu nilai yang penting --

because honesty is so important to me.

My integrity is something I hold dear.

(Tertawa)

Justice -- I don't think justice should be an option.

Saya percaya dunia akan lebih baik jika kita sendiri lembab dan terawat.

We should always have justice.

Also, I believe in shea butter as a core value, and --

Dengan nilai-nilai ini yang penting bagi saya,

(Laughter)

saya harus mengutarakan kebenaran.

and I think the world would be better if we were more moisturized.

Saya tidak punya pilihan lain.

Tapi, bukan pembuat onar handal seperti saya saja

But besides that, with these as my core values,

yang seharusnya berani berkomitmen menjadi domino,

I have to speak the truth.

yang selalu terjun dari pesawat,

I have no other choice in the matter.

atau menjadi orang pertama yang melawan.

But people like me, the professional troublemakers,

Banyak orang yang takut akan konsekuensi tersebut,

should not be the only ones who are committed to being these dominoes

tanpa menyadari bahwa banyak kalanya di suatu ruangan,

who are always falling out of planes

kita adalah salah satu orang terkuat --

or being the first one to take this hit.

People are so afraid of these acute consequences,

mungkin orang kedua atau ketiga yang terkuat.

not realizing that there are many times when we walk in rooms

Saya percaya tugas kita di keadaan itu adalah

and we are some of the most powerful people in those rooms --

mengacaukan apa yang sedang terjadi.

Dan meskipun kita bukanlah yang terkuat,

we might be the second-most powerful, third-most powerful.

jika dua orang bersatu,

And I firmly believe that our job in those times

kita dapat menjadi lebih kuat.

Hal ini seperti mewakili seseorang di suatu rapat

is to disrupt what is happening.

And then if we're not the most powerful,

ketika mereka tidak dapat mengutarakan sesuatu dengan tepat,

if two more of us band together,

atau memastikan mereka didengarkan saat mereka kesulitan

it makes us powerful.

It's like cosigning the woman in the meeting,

menyampaikan pendapatnya.

Tugas kita adalah memastikan mereka memiliki dukungan.

you know, the woman who can't seem to get her word out,

Kesejahteraan semua orang adalah urusan bersama.

or just making sure that other person who can't make a point

Jika kita tanamkan dan mengerti hal itu,

is being heard.

jika kita pastikan untuk menolong sesama, mencari bantuan akan lebih mudah

Our job is to make sure they have room for that.

ketika kita membutuhkannya.

Everyone's well-being is community business.

If we made that a point, we'd understand that,

Ada juga kalanya saya merasa bahwa

for the times when we need help,

saya telah mengalami banyak tantangan dan kegagalan di muka umum,

we wouldn't have to look around so hard

if we made sure we were somebody else's help.

seperti saat saya diminta menjadi pembicara di konferensi,

And there are times when I feel like

dan saya harus membayar biaya transportasi sendiri.

I have taken very public tumbles and falls,

Lalu, saya menemukan bahwa

mereka membayar biaya transportasi seorang pria berkulit putih

like the time when I was asked to speak at a conference,

and they wanted me to pay my way there.

yang berbicara di konferensi itu.

Begitu juga dengan seorang wanita berkulit putih.

And then I did some research

and found out the white men who spoke there got compensated

Sedangkan wanita berkulit hitam harus membayar biaya itu sendiri.

and got their travel paid for.

Jadi, apa yang harus saya lakukan?

The white women who spoke there got their travel paid for.

Saya tahu jika saya membicarakannya di muka umum,

The black women who spoke there were expected to actually pay to speak there.

saya akan rugi.

Tapi, hanya berdiam diri juga tidak akan berguna bagi siapapun.

And I was like, "What do I do?"

And I knew that if I spoke up about this publicly,

Dengan rasa takut, saya membicarakannya di muka umum,

I could face financial loss.

dan ada wanita lain yang berkata,

But then I also understood that my silence serves no one.

“Saya juga menghadapi masalah yang sama.”

So I fearfully spoke up about it publicly,

Sehingga mulailah perbincangan tentang masalah ketidaksetaraan upah

and other women started coming out to talk about,

dalam konferensi itu.

"I, too, have faced this type of pay inequality."

Saya merasa telah menjadi domino.

Saya pernah membaca memoar yang merisaukan dari seorang tokoh publik

And it started a conversation about discriminatory pay practices

lalu menulis pendapat saya.

that this conference was participating in.

Orang itu memiliki kedudukan tinggi dan dapat memengaruhi karir saya,

I felt like I was the domino

tapi saya bertekad selama dua jam,

the time I read a disturbing memoir by a public figure

“Saya harus berani mengambil risiko dan melakukannya.”

and wrote a piece about it.

I knew this person was more powerful than me and could impact my career,

Saya menerbitkan tulisan itu dan segera melarikan diri.

(Tertawa)

but I was like, "I've got to do this.

Tulisan itu kemudian menjadi populer,

I've got to sit at the edge of this plane," maybe for two hours.

dan orang-orang berkata, “Akhirnya ada seseorang yang mengungkapkannya.”

And I did. And I pressed "Publish," and I ran away.

Lalu mulailah perbincangan

(Laughter)

tentang kesehatan mental dan perawatan diri,

And I came back to a viral post

and people being like, "Oh my God, I'm so glad somebody finally said this."

dan saya berpikir,

“Baiklah! Setidaknya hal yang saya lakukan membawa dampak yang baik.”

And it started a conversation

Dan banyak juga orang yang telah menjadi domino

about mental health and self-care,

and I was like, "OK. Alright.

saat mereka berbicara tentang pelecehan yang dilakukan oleh pria yang berkuasa.

This thing that I'm doing, I guess, alright, it's doing something."

And then so many people have been the domino

Hal ini membuat jutaan wanita bersatu dan berkata, “Saya juga(Me Too).”

when they talk about how they've been assaulted by powerful men.

Penghormatan kepada Tarana Burke yang memulai pergerakan itu.

(Tepuk tangan)

And it's made millions of women join in and say, "Me Too."

So, a shout-out to Tarana Burke for igniting that movement.

Publik dan sistem kini ingin kita bungkam untuk mempertahankan kondisi yang ada.

(Applause)

Nah, menjadi domino juga sama seperti menjadi diri Anda yang sesungguhnya.

People and systems count on our silence to keep us exactly where we are.

Sejak berumur 3 tahun, saya adalah orang yang gelap.

Now, being the domino sometimes comes down to being exactly who you are.

(Tertawa)

Inilah saya di ulang tahun ke-3.

Saya masih tetap sama dengan gadis di foto ini,

So, I've been a shady somebody since I was three.

dan saya merasa itulah arti menjadi domino,

karena di dunia yang menginginkan kita

(Laughter)

This is me on my third birthday.

untuk sekedar menjadi representasi atas diri kita,

But I've been this girl all my life,

menjadi diri sendiri adalah tindakan revolusioner.

and I feel like even that's been the domino,

Di dalam dunia yang menginginkan kita untuk berbisik,

because in a world that wants us to walk around

saya memutuskan untuk berteriak.

as representatives of ourselves,

(Tepuk tangan)

being yourself can be a revolutionary act.

And in a world that wants us to whisper,

Saat ingin mengatakan hal-hal yang sulit ini,

I choose to yell.

saya bertanya 3 hal.

(Applause)

Satu: Apakah saya bersungguh-sungguh?

Dua: Apakah ada kebenarannya?

When it's time to say these hard things,

Tiga: Apakah saya mengatakannya dengan tulus?

I ask myself three things.

Jika semua jawabannya ‘ya’,

One: Did you mean it?

bagaimanapun hasilnya, saya akan mengatakannya.

Two: Can you defend it?

Three: Did you say it with love?

Ini sangatlah penting.

Pertanyaan itu membimbing saya

If the answer is yes to all three,

untuk menetapkan, “Inilah yang harus saya lakukan.”

I say it and let the chips fall.

Mengutarakan kebenaran yang sesungguhnya

That's important.

That checkpoint with myself

tidak seharusnya menjadi tindakan revolusioner,

always tells me, "Yes, you're supposed to do this."

ataupun memerlukan pengorbanan, tapi kenyataannya berbeda.

Telling the truth -- telling thoughtful truths --

Tapi, saya pikir jika banyak dari kita yang ingin melakukannya,

should not be a revolutionary act.

kita akan berada di keadaan yang lebih baik.

Speaking truths to power should not be sacrificial, but they are.

Untuk mencapai keadaan yang lebih baik,

But I think if more of us chose to do this for the greater good,

kita dapat membangun suatu jembatan berdasarkan nilai-nilai persamaan

we'd be in better spaces than we are right now.

dengan mengutarakan kebenaran,

dan jembatan yang tidak dibangun atas dasar kebenaran akan hancur.

Speaking of the greater good,

I think we commit ourselves to telling truths to build bridges

Jadi, inilah tugas kita,

keharusan kita, kewajiban kita

to common ground,

and bridges that aren't based on truth will collapse.

untuk mengutarakan kebenaran, untuk menjadi domino,

So it is our job,

bukan hanya di kondisi yang sulit,

tapi terlebih lagi di kondisi yang genting.

it is our obligation, it is our duty

Terima kasih.

to speak truth to power, to be the domino,

(Tepuk tangan)

not just when it's difficult --

especially when it's difficult.

Thank you.

(Applause)