What does it mean to be a citizen of the world? | Hugh Evans

Translator: Abe Felisa Reviewer: Mardiyanto Saahi

I want to introduce you to an amazing woman.

Saya ingin memperkenalkan Anda pada seorang wanita luar biasa.

Her name is Davinia.

Namanya Davinia.

Davinia was born in Jamaica, emigrated to the US at the age of 18,

Davinia lahir di Jamaika, pindah ke Amerika di usia 18 tahun,

and now lives just outside of Washington, DC.

dan sekarang tinggal di dekat Washington, DC.

She's not a high-powered political staffer,

Ia bukan seorang politikus berkekuasaan tinggi

nor a lobbyist.

maupun orang berpengaruh.

She'd probably tell you she's quite unremarkable,

Mungkin ia pun akan berkata bahwa ia biasa saja,

but she's having the most remarkable impact.

tapi yang ia lakukan, punya dampak yang luar biasa.

What's incredible about Davinia

Yang hebat mengenai Davinia,

ia bersedia meluangkan waktu setiap minggunya

is that she's willing to spend time every single week

focused on people who are not her:

memikirkan orang lain, yang bukan dirinya:

people not her in her neighborhood, her state, nor even in her country --

orang yang tak berada di lingkungannya, wilayahnya, maupun negaranya --

people she'd likely never meet.

orang-orang yang mungkin tak akan pernah ia temui.

Davinia's impact started a few years ago

Dampak aksi Davinia bermula beberapa tahun lalu

when she reached out to all of her friends on Facebook,

ketika ia menghimbau semua teman Facebook-nya,

and asked them to donate their pennies

dan meminta mereka menyumbang recehan

so she could fund girls' education.

supaya ia dapat mendanai pendidikan anak perempuan.

She wasn't expecting a huge response,

Ia tak mengharapkan tanggapan besar,

but 700,000 pennies later,

tapi setelah 700.000 penny terkumpul, (7.000 dolar)

she's now sent over 120 girls to school.

ia telah membiayai pendidikan lebih dari 120 anak perempuan hingga kini.

When we spoke last week,

Saat saya berbincang dengannya,

she told me she's become a little infamous at the local bank

katanya ia menjadi terkenal di bank setempat

every time she rocks up with a shopping cart full of pennies.

setiap kali ia datang dengan keranjang belanja penuh uang receh.

Now -- Davinia is not alone.

Nah -- Davinia tidak sendirian.

Far from it.

Jauh dari itu.

She's part of a growing movement.

Ia bagian dari pergerakan yang terus berkembang.

Dan ada sebutan untuk orang seperti Davinia:

And there's a name for people like Davinia:

global citizens.

warga dunia.

A global citizen is someone who self-identifies first and foremost

Warga dunia adalah seseorang yang identitas utamanya

not as a member of a state, a tribe or a nation,

bukan sebagai warga sebuah negara, suku, atau bangsa,

but as a member of the human race,

tapi sebagai anggota umat manusia,

and someone who is prepared to act on that belief,

dan seseorang yang siap untuk bertindak sesuai dengan keyakinan itu,

to tackle our world's greatest challenges.

untuk mengatasi tantangan terbesar dunia.

Our work is focused on finding,

Kegiatan kami adalah untuk menemukan,

supporting and activating global citizens.

mendukung, dan mengaktifkan warga dunia.

They exist in every country

Mereka ada di setiap negara

and among every demographic.

dalam setiap demografi yang ada.

Saya ingin menunjukkan pada Anda

I want to make the case to you today

that the world's future depends on global citizens.

bahwa masa depan dunia bergantung pada warga dunia.

I'm convinced that if we had more global citizens active in our world,

Saya yakin, kalau ada lebih banyak lagi warga dunia yang aktif di dunia,

then every single one of the major challenges we face --

maka setiap persoalan besar yang kita hadapi --

from poverty, climate change, gender inequality --

dari kemiskinan, perubahan iklim, ketidaksetaraan gender --

these issues become solvable.

masalah-masalah ini akan bisa terpecahkan.

They are ultimately global issues,

Semua itu adalah masalah global,

and they can ultimately only be solved

yang hanya akan bisa diselesaikan

by global citizens demanding global solutions from their leaders.

oleh warga dunia yang menuntut solusi global dari para pemimpin mereka.

Now, some people's immediate reaction to this idea

Nah, reaksi sebagian orang terhadap pemikiran ini adalah

is that it's either a bit utopian or even threatening.

bahwa pemikiran ini hanyalah utopia belaka atau bahkan mengancam.

So I'd like to share with you a little of my story today,

Jadi hari ini saya ingin bercerita sedikit tentang kisah saya,

how I ended up here,

bagaimana saya sampai disini,

how it connects with Davinia

apa hubungannya dengan Davinia

and, hopefully, with you.

dan mudah-mudahan, dengan Anda.

Growing up in Melbourne, Australia,

Tumbuh besar di Melbourne, Australia,

I was one of those seriously irritating little kids

saya adalah seorang anak yang sangat menjengkelkan

that never, ever stopped asking, "Why?"

yang tak pernah berhenti bertanya, "Mengapa?"

You might have been one yourself.

Mungkin Anda sendiri juga begitu.

I used to ask my mum the most annoying questions.

Saya suka bertanya pada ibu saya pertanyaan yang menjengkelkan.

I'd ask her questions like, "Mum, why I can't I dress up

Saya akan bertanya, "Ibu, mengapa saya tak boleh berdandan

and play with puppets all day?"

dan bermain boneka sepanjang hari?"

"Why do you want fries with that?"

"Mengapa harus makan gorengan dengan itu?"

"What is a shrimp,

"Udang itu apa,

and why do we have to keep throwing them on the barbie?"

dan mengapa kita terus melemparkannya ke Barbie?"

(Laughter)

(Tawa)

"And mum -- this haircut.

"Dan ibu --

kenapa rambut saya seperti ini?"

Why?"

(Laughter)

(Tawa)

The worst haircut, I think.

Model rambut paling jelek, menurut saya.

Still terrible.

Masih sangat buruk.

As a "why" kid, I thought I could change the world,

Sebagai anak yang selalu bertanya, saya pikir saya bisa mengubah dunia,

and it was impossible to convince me otherwise.

dan mustahil untuk mengubah pikiran saya.

And when I was 12 and in my first year of high school,

Saat saya 12 tahun, di tahun pertama SMA,

I started raising money for communities in the developing world.

saya mulai menggalang dana untuk masyarakat di negara berkembang.

We were a really enthusiastic group of kids,

Kami adalah sekelompok anak yang sangat bersemangat,

and we raised more money than any other school in Australia.

dan kami menggalang lebih banyak dana daripada sekolah lainnya di Australia.

And so I was awarded the chance to go to the Philippines to learn more.

Lalu saya mendapat kesempatan pergi ke Filipina untuk belajar

It was 1998.

pada tahun 1998.

We were taken into a slum in the outskirts of Manila.

Kami dibawa ke daerah kumuh di pinggiran Manila.

It was there I became friends with Sonny Boy,

Disanalah saya berteman dengan Sonny Boy,

who lived on what was literally a pile of steaming garbage.

yang secara harfiah, tinggal di tumpukan sampah yang mengepul.

"Smoky Mountain" was what they called it.

Mereka menyebutnya "Smoky Mountain."

But don't let the romance of that name fool you,

Tapi jangan tertipu dengan nama romantis itu,

because it was nothing more than a rancid landfill

karena tempat itu tak lebih dari TPA berbau tengik

that kids like Sonny Boy spent hours rummaging through every single day

dimana anak-anak seperti Sonny Boy mengais setiap hari

to find something, anything of value.

untuk mencari sesuatu yang berharga.

That night with Sonny Boy and his family changed my life forever,

Malam itu, Sonny Boy dan keluarganya mengubah hidup saya selamanya,

because when it came time to go to sleep,

karena saat tiba waktunya tidur,

we simply laid down on this concrete slab the size of half my bedroom

kami berbaring di atas pelat beton seukuran setengah kamar tidur saya,

with myself, Sonny Boy, and the rest of his family,

dimana saya, Sonny Boy, dan anggota keluarganya yang lain,

seven of us in this long line,

kami bertujuh berbaring berdampingan

with the smell of rubbish all around us

dikelilingi aroma bau sampah

and cockroaches crawling all around.

dan kecoa yang merayap di mana-mana.

And I didn't sleep a wink,

Saya sama sekali tidak tidur,

but I lay awake thinking to myself,

saya terjaga dalam lamunan,

"Why should anyone have to live like this

"Mengapa ada yang harus hidup seperti ini

when I have so much?

sementara saya berkecukupan?

Why should Sonny Boy's ability to live out his dreams

Mengapa kemampuan Sonny Boy untuk menggapai cita-citanya

be determined by where he's born,

ditentukan oleh dimana ia lahir,

or what Warren Buffett called 'the ovarian lottery?'"

atau yang disebut Warren Buffett "lotre indung telur?"

I just didn't get it,

Saya tidak bisa mengerti

and I needed to understand why.

dan saya harus tahu sebabnya.

Now, I only later came to understand

Nah, baru kemudian saya paham

bahwa kemiskinan yang saya lihat di Filipina

that the poverty I'd seen in the Philippines

was the result of decisions made or not made, man-made,

adalah akibat dari keputusan yang tidak dibuat, atau dibuat manusia,

by a succession of colonial powers and corrupt governments

melalui kekuasaan pemerintah kolonial dan dan pemerintahan korup

who had anything but the interests of Sonny Boy at heart.

yang tidak tertarik untuk memperbaiki kualitas hidup Sonny Boy.

Sure, they didn't create Smoky Mountain, but they may as well have.

Mereka tentu tidak membuat Smoky Mountain, tapi hasilnya sama saja.

And if we're to try to help kids like Sonny Boy,

Dan jika kita ingin membantu anak-anak seperti Sonny Boy,

it wouldn't work just to try to send him a few dollars

tidak bisa dengan hanya mengirimkan beberapa dolar

or to try to clean up the garbage dump on which he lived,

atau mencoba membersihkan tumpukan sampah di tempat tinggalnya,

because the core of the problem lay elsewhere.

karena bukan di situ inti masalahnya.

And as I worked on community development projects over the coming years

Saat saya mengerjakan proyek pengembangan masyarakat di tahun-tahun setelahnya,

trying to help build schools,

mencoba membantu membangun sekolah,

train teachers, and tackle HIV and AIDS,

melatih guru, dan menangani HIV dan AIDS,

I came to see that community development

saya akhirnya memahami bahwa pengembangan masyarakat

should be driven by communities themselves,

harus digerakkan oleh masyarakat itu sendiri,

and that although charity is necessary, it's not sufficient.

dan walaupun perlu, sumbangan belaka tidaklah cukup.

We need to confront these challenges

Kita harus menghadapi persoalan ini

on a global scale and in a systemic way.

dalam skala global dan secara sistematis.

And the best thing I could do

Hal terbaik yang bisa saya lakukan

is try to mobilize a large group of citizens back home

adalah mencoba menggerakkan sekelompok besar warga masyarakat tersebut

to insist that our leaders engage in that systemic change.

untuk mendorong para pemimpin kita agar terlibat dalam perubahan sistematis itu.

That's why, a few years later,

Karena itulah, beberapa tahun kemudian,

I joined with a group of college friends

saya dan beberapa teman kuliah bergabung

in bringing the Make Poverty History campaign to Australia.

untuk mengkampanyekan Make Poverty History (Menghapus Kemiskinan) di Australia.

We had this dream of staging this small concert

Kami punya mimpi untuk membuat konser kecil-kecilan

around the time of the G20 with local Aussie artists,

di sekitaran waktu G20 dengan artis lokal Australia,

and it suddenly exploded one day

dan suatu hari ide itu berkembang

when we got a phone call from Bono, the Edge and Pearl Jam,

ketika kami mendapat telepon dari Bono, the Edge, dan Pearl Jam,

yang semuanya setuju untuk menjadi bintang utama konser kami.

who all agreed to headline our concert.

I got a little bit excited that day, as you can see.

Saya sedikit gembira hari itu, seperti yang Anda lihat.

(Laughter)

(Tawa)

But to our amazement,

Dan kami sangat terkesima,

the Australian government heard our collective voices,

bahwa pemerintah Australia mendengar suara kami,

and they agreed to double investment into global health and development --

dan setuju untuk menggandakan subsidi

di bidang kesehatan dan pembangunan global --

an additional 6.2 billion dollars.

dengan tambahan 6.2 milyar dolar.

It felt like --

Rasanya seperti --

(Applause)

(Tepuk tangan)

It felt like this incredible validation.

Rasanya seperti sebuah pengakuan (akan kerja keras kami).

By rallying citizens together, we helped persuade our government

Dengan menggerakkan masyarakat, kami membantu membujuk pemerintah

to do the unthinkable,

melakukan yang tak terpikirkan,

and act to fix a problem miles outside of our borders.

dan bertindak memperbaiki masalah yang jauh di luar batas negara kami.

But here's the thing:

Tapi begini:

it didn't last.

itu tak berlanjut.

See, there was a change in government,

Ada perubahan di pemerintahan,

and six years later, all that new money

dan enam tahun kemudian, semua uang segar itu hilang.

disappeared.

What did we learn?

Apa yang kami pelajari?

We learned that one-off spikes are not enough.

Kami belajar bahwa satu lonjakan saja tidaklah cukup.

We needed a sustainable movement,

Kita butuh pergerakan yang berkelanjutan,

not one that is susceptible to the fluctuating moods of a politician

bukan yang mudah terpengaruh oleh naik turunnya suasana hati politisi

or the hint of an economic downturn.

atau tanda-tanda melemahnya ekonomi.

Dan harus terjadi di mana-mana;

And it needed to happen everywhere;

otherwise, every individual government would have this built-in excuse mechanism

kalau tidak, setiap pemerintahan akan punya alasan standar

kenapa mereka tak dapat memikul beban aksi global sendirian.

that they couldn't possibly carry the burden of global action alone.

And so this is what we embarked upon.

Jadi, kami berangkat dari sini.

And as we embarked upon this challenge, we asked ourselves,

Saat mulai bergerak mengatasi tantangan ini, kami berpikir,

bagaimana caranya membangun kekuatan dan pasukan yang cukup besar

how do we gain enough pressure and build a broad enough army

to win these fights for the long term?

untuk memenangkan pertempuran ini dalam jangka panjang?

We could only think of one way.

Kami hanya terpikir satu cara.

We needed to somehow turn that short-term excitement

Kami butuh cara mengubah antusiasme jangka pendek

of people involved with the Make Poverty History campaign

orang-orang yang terlibat dalam kampanye Make Poverty History

into long-term passion.

menjadi semangat jangka panjang.

It had to be part of their identity.

Itu harus menjadi bagian identitas mereka.

So in 2012, we cofounded an organization that had exactly that as its goal.

Jadi pada 2012, kami mendirikan organisasi yang bertujuan untuk itu.

And there was only one name for it:

Dan hanya ada satu nama untuknya:

Global Citizen.

Warga Dunia.

But this is not about any one organization.

Tapi ini bukan sekedar sebuah organisasi.

This is about citizens taking action.

Ini adalah warga yang bertindak.

And research data tells us

Dan data penelitian mengatakan

that of the total population who even care about global issues,

bahwa dari keseluruhan populasi yang peduli tentang masalah global,

only 18 percent have done anything about it.

hanya 18 persen yang mengambil tindakan.

It's not that people don't want to act.

Bukan berarti orang tak mau bertindak.

It's often that they don't know how to take action,

Seringnya mereka tidak tahu bagaimana bertindak,

atau mereka percaya bahwa aksi mereka takkan berpengaruh.

or that they believe that their actions will have no effect.

So we had to somehow recruit and activate millions of citizens

Jadi kami harus merekrut dan mengaktifkan jutaan warga

in dozens of countries

di puluhan negara

to put pressure on their leaders to behave altruistically.

untuk menekan para pemimpin mereka untuk berkorban (demi kemanusiaan).

And as we did so, we discovered something really thrilling,

Saat melakukannya, kami menemukan sesuatu yang sungguh menakjubkan,

that when you make global citizenship your mission,

yaitu ketika Anda membuat kewargaan dunia menjadi misi Anda,

you suddenly find yourself with some extraordinary allies.

tiba-tiba saja Anda mendapati kawan-kawan yang luar biasa.

See, extreme poverty isn't the only issue that's fundamentally global.

Kemiskinan parah bukan satu-satunya masalah yang sifatnya global.

So, too, is climate change,

Tapi begitu juga perubahan iklim,

human rights, gender equality,

hak asasi manusia, kesetaraan gender,

even conflict.

bahkan konflik.

We found ourselves shoulder to shoulder

Kami berdampingan dengan orang-orang

yang bersemangat untuk mengatasi berbagai masalah yang saling terkait ini.

with people who are passionate about targeting all these interrelated issues.

But how did we actually go about recruiting

Tapi bagaimana cara kami merekrut

and engaging those global citizens?

dan melibatkan semua warga dunia itu?

Well, we used the universal language:

Kami menggunakan bahasa universal:

music.

musik.

We launched the Global Citizen Festival

Kami meluncurkan Global Citizen Festival

in the heart of New York City in Central Park,

di jantung kota New York, di Central Park,

and we persuaded some of the world's biggest artists to participate.

dan kami membujuk beberapa artis besar dunia untuk berpartisipasi.

We made sure that these festivals coincided

Kami memastikan bahwa festival ini

berbarengan dengan pertemuan Majelis Umum PBB,

with the UN General Assembly meeting,

so that leaders who need to hear our voices

sehingga para pemimpin yang harus mendengar suara kami

couldn't possible ignore them.

tak bisa mengabaikannya.

But there was a twist:

Tapi ada yang berbeda:

you couldn't buy a ticket.

Anda tak bisa membeli tiket.

You had to earn it.

Anda harus berupaya mendapatkannya.

You had to take action on behalf of a global cause,

Anda harus melakukan tindakan atas nama masalah dunia,

dan barulah

and only once you'd done that could you earn enough points to qualify.

Anda mendapat cukup poin untuk memenuhi syarat.

Activism is the currency.

Aktivisme adalah mata uangnya.

I had no interest in citizenship purely as some sort of feel-good thing.

Saya tak tertarik pada kewargaan dunia hanya karena hal ini baik.

For me, citizenship means you have to act, and that's what we required.

Untuk saya, kewargaan dunia berarti kita harus bertindak, itu yang kami perlukan.

And amazingly, it worked.

Dan luar biasa, cara itu berhasil.

Last year, more than 155,000 citizens in the New York area alone

Tahun lalu, lebih dari 155.000 warga di wilayah New York

earned enough points to qualify.

yang mendapat cukup poin untuk mendapat tiket.

Globally, we've now signed up citizens in over 150 countries around the world.

Secara global, anggota kami berasal dari 150 negara di dunia.

And last year, we signed up more than 100,000 new members

Dan tahun lalu, ada lebih dari 100.000 anggota baru yang mendaftar

each and every week of the whole year.

setiap minggu selama setahun penuh.

See, we don't need to create global citizens from nothing.

Anda lihat, kita tak perlu membangun warga dunia dari nol.

We're already everywhere.

Kita sudah ada di mana-mana.

We just need to be organized

Kita hanya perlu terorganisir saja

and motivated to start acting.

dan termotivasi untuk mulai bertindak.

And this is where I believe we can learn a lot from Davinia,

Disinilah saya percaya bahwa kita bisa belajar banyak dari Davinia,

who started taking action as a global citizen back in 2012.

yang mulai bertindak sebagai warga dunia di tahun 2012.

Here's what she did.

Inilah yang ia lakukan.

It wasn't rocket science.

Itu bukan sesuatu yang sangat rumit.

She started writing letters,

Ia mulai dengan menulis surat,

emailing politicians' offices.

mengirimkan email ke kantor-kantor para politisi.

She volunteered her time in her local community.

Ia menjadi relawan di komunitas lokal.

That's when she got active on social media

Begitulah dia mulai aktif di media sosial

and started to collect pennies --

dan mulai mengumpulkan recehan --

a lot of pennies.

banyak sekali uang receh.

Now, maybe that doesn't sound like a lot to you.

Nah, mungkin kedengarannya tidak besar bagi Anda.

How will that achieve anything?

Bagaimana ini bisa mencapai sesuatu?

Well, it achieved a lot because she wasn't alone.

Yah, banyak yang bisa dicapai karena ia tak sendirian.

Her actions, alongside 142,000 other global citizens',

Aksinya bersama 142,000 warga dunia lain,

led the US government to double their investment

membuat pemerintah Amerika menggandakan investasi mereka

into Global Partnership for Education.

pada kemitraan global di bidang pendidikan.

And here's Dr. Raj Shah,

Dan inilah Dr. Raj Shah,

the head of USAID, making that announcement.

kepala USAID mengumumkannya.

See, when thousands of global citizens find inspiration from each other,

Lihatlah, ketika ribuan warga dunia saling menginspirasi,

sangat menakjubkan melihat kekuatan kolektif mereka.

it's amazing to see their collective power.

Global citizens like Davinia helped persuade the World Bank

Warga dunia seperti Davinia membantu membujuk World Bank

to boost their investment into water and sanitation.

untuk meningkatkan investasi pada air bersih dan sanitasi.

Here's the Bank's president Jim Kim announcing 15 billion dollars onstage

Ini Presiden World Bank Jim Kim mengumumkan 15 milyar USD di atas panggung

pada warga dunia,

at Global Citizen,

and Prime Minister Modi of India affirmed his commitment

dan Perdana Menteri Modi dari India menegaskan komitmennya

to put a toilet in every household and school across India by 2019.

untuk memasang toilet

di setiap rumah tangga dan sekolah di seluruh India hingga tahun 2019.

Global citizens encouraged by the late-night host Stephen Colbert

Warga dunia disemangati oleh pembawa acara larut malam Stephen Colbert

launched a Twitter invasion on Norway.

meluncurkan invasi Twitter ke Norwegia.

Erna Solberg, the country's Prime Minister, got the message,

Erna Solberg, Perdana Menteri Norwegia, memahaminya dan berkomitmen

committing to double investment into girls' education.

menggandakan investasi pada pendidikan anak perempuan.

Global citizens together with Rotarians called on the Canadian, UK,

Warga dunia bersama dengan para Rotarian

mengundang pemerintah Kanada, Inggris, dan Australia

and Australian governments

to boost their investment into polio eradication.

untuk meningkatkan investasi mereka pada penghapusan polio.

They got together and committed 665 million dollars.

Mereka bersatu dan berkomitment 665 juta dolar.

But despite all of this momentum,

Tapi terlepas dari semua momentum ini,

we face some huge challenges.

kita menghadapi tantangan yang sangat besar.

See, you might be thinking to yourself,

Lihatlah, Anda mungkin juga berpikir,

how can we possibly persuade world leaders

bagaimana kita bisa membujuk para pemimpin dunia

to sustain a focus on global issues?

untuk terus berfokus pada masalah dunia?

Indeed, the powerful American politician Tip O'Neill once said,

Memang, politisi berpengaruh Amerika, Tip O'Neil, pernah mengatakan,

"All politics is local."

"Semua politik itu lokal."

That's what always got politicians elected:

Itulah yang selalu membuat para politisi terpilih:

to seek, gain and hold onto power

untuk mencari, mendapatkan, dan menggenggam kekuasaan

through the pursuit of local or at very best national interests.

dengan menyasar kepentingan lokal atau paling banter nasional.

I experienced this for the first time when I was 21 years old.

Saya mengalami hal ini pertama kalinya di usia 21 tahun.

I took a meeting

Saya bertemu dengan

with a then-Australian Foreign Minister who shall remain nameless --

Menteri Luar Negeri Australia ketika itu yang tak usah saya sebut namanya --

[Alexander Downer]

[Alexander Downer]

(Laughter)

(Tawa)

And behind closed doors,

Dan antara kami berdua,

I shared with him my passion to end extreme poverty.

saya menceritakan hasrat saya mengakhiri kemiskinan parah.

I said, "Minister -- Australia has this once-in-a-lifetime opportunity

Saya bilang, "Pak Menteri -- Australia punya kesempatan sekali seumur hidup

to help achieve the Millennium Development Goals.

untuk membantu mencapai Millenium Development Goals.

We can do this."

Kita bisa melakukannya."

And he paused,

Dan ia terdiam,

looked down on me with cold, dismissive eyes,

memandang rendah pada saya dengan mata yang dingin dan acuh

and he said, "Hugh,

dan ia berkata, "Hugh,

no one gives a funk about foreign aid."

tak ada yang peduli dengan bantuan asing."

Except he didn't use the word "funk."

Tapi ia memakai istilah yang lebih kasar.

He went on.

Ia meneruskan.

He said we need to look after our own backyard first.

Ia bilang kita harus mengurus masalah kita sendiri dulu.

This is, I believe,

Saya percaya,

ini suatu pemikiran yang usang bahkan berbahaya.

outdated, even dangerous thinking.

Or as my late grandfather would say,

Atau seperti kata almarhum kakek saya,

complete BS.

benar-benar omong kosong.

Parochialism offers this false dichotomy

Parokialisme menawarkan dikotomi palsu

because it pits the poor in one country against the poor in another.

karena ia membandingkan orang miskin antar negara.

It pretends we can isolate ourselves and our nations from one another.

Seolah kita dapat menutup diri dari orang lain

dan negara kita dari negara lain.

The whole world is our backyard,

Seluruh dunia adalah urusan kita,

and we ignore it at our peril.

dan mengabaikannya membahayakan kita sendiri.

See, look what happened when we ignored Rwanda,

Lihat yang terjadi saat kita mengabaikan Rwanda,

when we ignore Syria,

ketika kita mengabaikan Suriah,

when we ignore climate change.

ketika kita mengabaikan perubahan iklim.

Political leaders ought to give a "funk"

Pimpinan politik sudah seharusnya peduli

because the impact of climate change and extreme poverty

karena dampak dari perubahan iklim dan kemiskinan parah

comes right to our shore.

sudah di ambang pintu kita.

Now, global citizens -- they understand this.

Nah, warga dunia -- mereka memahami hal ini.

We live in a time that favors the global citizen,

Kita hidup di jaman yang menguntungkan warga dunia,

pada suatu era di mana setiap suara dapat didengar.

in an age where every single voice can be heard.

See, do you remember

Lihat, ingatkah Anda

when the Millennium Development Goals were signed back in the year 2000?

ketika Millenium Developent Goals ditandatangani di tahun 2000 lalu?

The most we could do in those days was fire off a letter

Yang bisa kita lakukan saat itu adalah berkirim surat

and wait for the next election.

dan menunggu pemilu berikutnya.

There was no social media.

Tidak ada media sosial.

Today, billions of citizens have more tools,

Hari ini, milyaran warga punya lebih banyak alat,

more access to information,

dan kemudahan pada akses informasi,

more capacity to influence than ever before.

kemampuan mempengaruhi yang lebih besar di masa kini.

Both the problems and the tools to solve them are right before us.

Baik permasalahan maupun alat untuk memecahkannya ada di depan mata.

The world has changed,

Dunia sudah berubah,

and those of us who look beyond our borders

mereka yang kepeduliannya melewati batas negara

are on the right side of history.

akan membuat sejarah yang benar.

So where are we?

Jadi di mana posisi kita?

So we run this amazing festival,

Kita menyelenggarakan festival yang menakjubkan,

we've scored some big policy wins,

Kita berhasil mempengaruhi beberapa kebijakan,

and citizens are signing up all over the world.

dan banyak orang yang bergabung menjadi warga dunia.

But have we achieved our mission?

Tapi apakah kita telah mencapai misi?

No.

Belum.

We have such a long way to go.

Perjalanan kita masih panjang.

But this is the opportunity that I see.

Tapi bagi saya ini adalah peluang.

The concept of global citizenship,

Konsep kewargaan dunia ini,

self-evident in its logic but until now impractical in many ways,

secara logika bisa dibuktikan, tapi masih tidak praktis sampai saat ini,

has coincided with this particular moment in which we are privileged to live.

sampai pada titik ini pada masa hidup kita.

We, as global citizens,

Kita sebagai warga dunia

now have a unique opportunity to accelerate large-scale positive change

kini punya peluang yang unik

untuk mempercepat perubahan positif berskala besar di seluruh dunia.

around the world.

So in the months and years ahead,

Jadi dalam bulan-bulan dan tahun-tahun ke depan,

global citizens will hold world leaders accountable

warga dunia akan meminta pertanggung-jawaban para pemimpin dunia

to ensure that the new Global Goals for Sustainable Development

untuk memastikan tujuan global baru untuk pembangunan berkelanjutan

are tracked and implemented.

diawasi dan dilakukan.

Global citizens will partner with the world's leading NGOs

Warga dunia akan bermitra dengan LSM-LSM unggul di dunia

to end diseases like polio and malaria.

untuk mengakhiri penyakit seperti polio dan malaria.

Global citizens will sign up in every corner of this globe,

Warga dunia akan mendaftarkan diri di berbagai belahan dunia,

increasing the frequency, quality

meningkatkan frekuensi dan kualitas

and impact of their actions.

serta dampak dari aksi mereka.

These dreams are within reach.

Mimpi ini dapat diraih.

Imagine an army of millions

Bayangkan jutaan pasukan

growing into tens of millions,

berkembang menjadi puluhan juta,

connected, informed, engaged

terhubung, memliki akses informasi, dan terlibat,

and unwilling to take no for an answer.

dan tidak menerima penolakan.

Over all these years,

Selama bertahun-tahun,

I've tried to reconnect with Sonny Boy.

saya mencoba menghubungi Sonny Boy.

Sadly, I've been unable to.

Sayangnya, saya tak berhasil.

We met long before social media,

Kami bertemu jauh sebelum ada media sosial,

and his address has now been relocated by the authorities,

pemukimannya sekarang sudah direlokasi oleh pihak berwenang,

as often happens with slums.

hal yang sering terjadi pada daerah kumuh.

I'd love to sit down with him,

Saya ingin berbincang dengannya,

wherever he is,

dimana pun ia berada,

and share with him how much the time I spent on Smoky Mountain inspired me.

dan menceritakan padanya betapa saat-saat di Smoky Mountain menginspirasi saya.

Thanks to him and so many others,

Terima kasih untuknya dan yang lainnya,

I came to understand the importance of being part of a movement of people --

saya akhirnya memahami pentingnya menjadi bagian pergerakan manusia --

the kids willing to look up from their screens and out to the world,

orang-orang yang mau keluar dari dunia maya dan terlibat di dunia nyata,

the global citizens.

para warga dunia.

Global citizens who stand together,

Warga dunia yang bersatu

who ask the question "Why?,"

dan bertanya "Mengapa?,"

who reject the naysayers,

yang mengacuhkan para penolak,

and embrace the amazing possibilities of the world we share.

dan memanfaatkan peluang luar biasa di dunia yang kita miliki bersama.

I'm a global citizen.

Saya adalah warga dunia.

Are you?

Bagaimana dengan Anda?

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)