How to use family dinner to teach politics | Hajer Sharief

Translator: Sabrina Go Reviewer: Ade Indarta

Twenty years ago,

20 tahun yang lalu,

my family introduced a system called "Friday Democracy Meetings."

keluarga saya memperkenalkan sebuah sistem bernama "Rapat Demokrasi Jumat."

Every Friday at 7pm, my family came together for an official meeting

Setiap Jumat jam 7 malam, keluarga saya berkumpul untuk pertemuan resmi

to discuss the current family affairs.

untuk membahas urusan keluarga yang sedang berlangsung.

These meetings were facilitated by one of my parents,

Pertemuan ini difasilitasi oleh salah satu orangtua saya,

and we even had a notetaker.

dan kami bahkan punya juru tulis.

These meetings had two rules.

Pertemuan ini punya dua aturan.

First, you are allowed to speak open and freely.

Pertama, Anda diperbolehkan bicara secara terbuka dan bebas.

Us kids were allowed to criticize our parents

Kami anak-anak diizinkan untuk mengkritisi orangtua kami

without that being considered disrespectful or rude.

tanpa dianggap tidak sopan atau kurang ajar.

Second rule was the Chatham House rule,

Aturan kedua adalah Aturan Rumah Chatham,

meaning whatever is said in the meeting stays in the meeting.

artinya apapun yang diutarakan dalam rapat tetap berada dalam rapat.

(Laughter)

(Tertawa)

The topics which were discussed in these meetings

Topik yang dibahas dalam rapat-rapat tersebut

varied from one week to another.

beragam setiap minggunya.

One week, we'd talk about what food we wanted to eat,

Di satu minggu, kami membahas kami mau makan apa,

what time us kids should go to bed

jam berapa kami, anak-anak, harus tidur

and how to improve things as a family,

dan bagaimana menjadi keluarga yang lebih baik,

while another meeting discussed pretty much events that happened at school

sementara rapat lain membahas tentang kejadian di sekolah

and how to solve disputes between siblings,

dan bagaimana menyelesaikan pertengkaran antarsaudara,

by which I mean real fights.

pertengkaran sungguhan.

At the end of each meeting, we'd reach decisions and agreements

Di akhir setiap rapat, kami akan mencapai keputusan dan kesepakatan

that would last at least until the next meeting.

yang akan berlangsung setidaknya sampai rapat selanjutnya.

So you could say I was raised as a politician.

Jadi bisa dikatakan saya dibesarkan sebagai politikus.

By the age of six or seven, I mastered politics.

Sekitar usia enam atau tujuh, saya sudah ahli politik.

I was negotiating, compromising,

Saya bernegosiasi, berkompromi,

building alliances with other political actors.

membangun aliansi dengan aktor politik yang lain.

(Laughter)

(tertawa)

And I even once tried to jeopardize the political process.

Dan saya bahkan pernah sekali mencoba mengacaukan proses politik.

(Laughter)

(tertawa)

These meetings sound very peaceful, civil and democratic, right?

Rapat-rapat ini terdengar sangat damai, sopan dan demokratis, kan?

But that was not always the case.

Tapi tidak selalu demikian.

Because of this open, free space to talk, discuss and criticize,

Sebab dengan keterbukaan, bebas bicara, diskusi dan mengkritisi,

things sometimes got really heated.

keadaan terkadang menjadi panas.

One meeting went really bad for me.

Ada satu rapat yang buruk bagi saya.

I was about 10 years old at that time,

Waktu itu saya sekitar 10 tahun,

and I'd done something really horrible at school,

dan saya melakukan hal yang buruk di sekolah,

which I'm not going to share today --

tidak akan saya ceritakan di sini --

(Laughter)

(tertawa)

but my brother decided to bring it up in the meeting.

tapi kakak laki-laki saya memutuskan menyinggungnya di rapat.

I could not defend myself,

Saya tidak bisa membela diri,

so I decided to withdraw from the meeting and boycott the whole system.

jadi saya putuskan untuk keluar dari rapat dan memboikot seluruh sistem.

I literally wrote an official letter and handed it to my dad,

Saya benar-benar menulis surat resmi dan menyerahkannya pada ayah saya,

announcing that I am boycotting.

mengumumkan saya memboikot.

(Laughter)

(tertawa)

I thought that if I stopped attending these meetings anymore,

Saya pikir jika saya berhenti menghadiri rapat semacam ini,

the system would collapse,

sistem ini akan runtuh,

(Laughter)

(tertawa)

but my family continued with the meetings,

tapi keluarga saya tetap melanjutkannya,

and they often made decisions that I disliked.

dan mereka sering membuat keputusan yang tidak saya sukai.

But I could not challenge these decisions,

Tapi saya tidak bisa menentangnya,

because I was not attending the meetings,

sebab saya tidak menghadiri pertemuan,

and thus had no right to go against it.

maka saya tidak berhak menentangnya.

Ironically, when I turned about 13 years old,

Ironisnya, saat saya berusia sekitar 13 tahun,

I ended up attending one of these meetings again,

saya ikut menghadiri rapat ini lagi,

after I boycotted them for a long time.

setelah sekian lama memboikotnya.

Because there was an issue that was affecting me only,

Karena ada isu yang hanya mempengaruhi saya,

and no other family member was bringing it up.

dan tidak seorangpun dalam keluarga yang menyinggungnya.

The problem was that after each dinner,

Masalahnya adalah setiap selesai makan malam,

I was always the only one who was asked to wash the dishes,

saya yang selalu disuruh mencuci piring,

while my brothers didn't have to do anything about it.

sementara kakak-kakak saya tidak perlu melakukan apa-apa.

I felt this was unjust, unfair and discriminatory,

Saya merasa ini tidak adil, curang dan diskriminatif,

so I wanted to discuss it in the meeting.

jadi saya ingin membahasnya dalam rapat.

As you know, the idea that it's a woman or a girl's role to do household work

Seperti Anda tahu, ide peran wanita atau gadis untuk pekerjaan rumah tangga

is a rule that has been carried out by many societies for so long,

adalah aturan yang sudah sekian lamanya dijalankan di banyak masyarakat,

so in order for a 13-year-old me to challenge it, I needed a platform.

jadi supaya saya yang 13 tahun bisa menantangnya, saya butuh tempat.

In the meeting, my brothers argued

Dalam rapat, kakak-kakak saya membantah

that none of the other boys we knew were washing the dishes,

bahwa tidak seorang anak laki-laki yang kami kenal mencuci piring,

so why should our family be any different?

jadi kenapa keluarga kami harus berbeda?

But my parents agreed with me and decided that my brothers should assist me.

Tapi orangtua saya setuju dengan saya dan memutuskan kakak-kakak saya membantu.

However, they could not force them, so the problem continued.

Akan tetapi, orangtua saya tidak bisa memaksa, maka masalah berlanjut.

Seeing no solution to my problem, I decided to attend another meeting

Melihat tidak ada solusi untuk masalah ini saya putuskan hadir di rapat lainnya

and propose a new system that would be fair to everyone.

dan mengajukan sistem baru yang adil untuk semuanya.

So I suggested instead of one person

Jadi saya mengusulkan alih-alih satu orang

washing all the dishes used by all the family members,

mencuci semua piring yang dipakai semua anggota keluarga,

each family member should wash their own dishes.

setiap anggota keluarga harus mencuci piringnya sendiri.

And as a gesture of good faith,

Dan sebagai tanda niat baik,

I said I'd wash the pots as well.

saya katakan saya juga akan mencuci panci.

This way, my brothers could no longer argue

Dengan begini, kakak-kakak saya tidak bisa membantah lagi,

that it wasn't within their responsibility

bahwa ini di luar tanggung jawab mereka

as boys or men to wash the dishes and clean after the family,

sebagai laki-laki untuk mencuci piring dan berbenah

because the system I proposed was about every member of the family

sebab sistem yang saya ajukan adalah tentang setiap anggota keluarga

cleaning after themselves and taking care of themselves.

membereskan barang mereka sendiri dan merawat diri sendiri.

Everyone agreed to my proposal,

Semuanya setuju dengan usul saya,

and for years, that was our washing-the-dishes system.

dan selama bertahun-tahun, itulah sistem cuci piring kami.

What I just shared with you is a family story,

Yang baru saja saya ceritakan pada Anda adalah cerita keluarga,

but it's pure politics.

namun murni politik.

Every part of politics includes decision-making,

Setiap bagian dari politik termasuk pembuatan keputusan,

and ideally, the process of decision-making

dan idealnya, proses pembuatan keputusan

should include people from different backgrounds,

harus mengikutsertakan orang dari latar belakang yang berbeda,

interests, opinions, gender,

minat, opini, gender,

beliefs, race, ethnicity, age, and so on.

kepercayaan, ras, etnis, usia dan sebagainya.

And they should all have an equal opportunity to contribute

Dan mereka harus punya kesempatan yang sama untuk berkontribusi

to the decision-making process and influence the decisions

dalam proses pembuatan keputusan dan mempengaruhi keputusan

that will affect their lives directly or indirectly.

yang akan berpengaruh pada hidup mereka langsung atau tidak langsung.

As such, I find it difficult to understand when I hear young people saying,

Karena itu, saya sulit memahami ketika saya mendengar anak muda berkata,

"I'm too young to engage in politics or to even hold a political opinion."

"Saya terlalu muda untuk terlibat dalam politik atau untuk punya opini politik."

Similarly, when I hear some women saying,

Senada dengan itu, saat saya mendengar wanita berkata,

"Politics is a dirty world I don't want to engage with,"

"Politik itu kotor dan saya tidak mau berurusan dengan itu,"

I'm worried that the idea of politics and political engagement

saya khawatir ide tentang politik dan keterlibatan politik

has become so polarized in many parts of the world

sudah menjadi sangat terpolarisasi di banyak tempat di dunia

that ordinary people feel, in order for them to participate in politics,

yang orang biasa merasa, agar mereka bisa berpartisipasi dalam politik,

they need to be outspoken activists,

mereka harus menjadi aktivis yang blak-blakan,

and that is not true.

dan itu tidak benar.

I want to ask these young people, women and ordinary people in general:

Saya ingin menanyai anak-anak muda ini, wanita dan orang-orang biasa umumnya:

Can you really afford not to be interested or not to participate in politics?

Sanggupkah Anda untuk benar-benar tidak tertarik atau tidak ikut dalam politik?

Politics is not only activism.

Politik bukan cuma aktivisme.

It's awareness,

Politik adalah kesadaran,

it's keeping ourselves informed, it's caring for the facts.

menjaga diri kita tetap terinformasi, peduli terhadap fakta.

When it's possible, it's casting a vote.

Ketika mungkin, memberikan suara.

Politics is the tool through which we structure ourselves

Politik adalah alat yang melaluinya kita menyusun diri kita

as groups and societies.

sebagai kelompok dan masyarakat.

Politics governs every aspect of life,

Politik mengatur setiap aspek dalam hidup kita,

and by not participating in it,

dan dengan tidak terlibat,

you're literally allowing other people to decide on what you can eat, wear,

Anda membiarkan orang lain memutuskan apa yang bisa Anda makan, di mana,

if you can have access to health care,

apa Anda bisa mengakses pelayanan kesehatan,

free education,

pendidikan gratis,

how much tax you pay,

berapa pajak yang Anda bayar,

when you can retire,

kapan Anda bisa pensiun,

what is your pension.

seberapa pensiun Anda.

Other people are also deciding on whether your race and ethnicity

Orang lain juga memutuskan apakah ras dan etnis Anda

is enough to consider you a criminal,

cukup untuk menganggap Anda seorang kriminal,

or if your religion and nationality is enough to put you on a terrorist list.

atau jika agama dan kebangsaan Anda cukup untuk memasukkan Anda di daftar teroris.

And if you still think you are a strong, independent human being

Dan jika Anda masih berpikir Anda adalah manusia yang kuat dan merdeka

unaffected by politics,

tidak terpengaruh politik,

then think twice.

berpikirlah dua kali.

I am speaking to you as a young woman from Libya,

Saya berbicara pada Anda sebagai wanita muda dari Libya,

a country that is in the middle of a civil war.

negara yang sedang dalam perang saudara.

After more than 40 years of authoritarian rule,

Setelah pemerintahan otoriter lebih dari 40 tahun,

it's not a place where political engagement

ini bukanlah tempat di mana keterlibatan politik

by women and young people is possible, nor encouraged.

bagi wanita dan anak muda mungkin terjadi, apalagi dianjurkan.

Almost all political dialogues that took place in the past few years,

Hampir semua dialog politik yang terjadi beberapa tahun terakhir ini,

even those gathered by foreign powers,

bahkan yang diadakan oleh asing,

has been with only middle-aged men in the room.

selalu diisi oleh pria-pria paruh baya.

But in places with a broken political system like Libya,

Tetapi di tempat-tempat dengan sistem politik yang kacau seperti Libya,

or in seemingly functioning places, including international organizations,

atau di tempat yang terlihat baik, termasuk organisasi internasional,

the systems we have nowadays for political decision-making

sistem yang kita miliki saat ini untuk pembuatan keputusan politik

are not from the people for the people,

bukan dari rakyat untuk rakyat,

but they have been established by the few for the few.

tapi dibuat oleh kelompok untuk kelompok.

And these few have been historically almost exclusively men,

Dan kelompok ini sudah secara sejarah adalah pria-pria yang hampir eksklusif,

and they've produced laws, policies,

dan mereka menghasilkan hukum, peraturan,

mechanisms for political participation that are based on the opinions,

mekanisme untuk partisipasi politik yang didasarkan pada opini,

beliefs, worldviews, dreams,

kepercayaan, pandangan dunia, cita-cita,

aspirations of this one group of people,

aspirasi dari sekelompok orang-orang ini,

while everyone else was kept out.

sementara yang lainnya tidak diikutkan.

After all, we've all heard some version of this sentence:

Lagipula, kita sudah mendengar beberapa versi dari kalimat ini:

"What does a woman, let alone a young person, who is brown,

"Apa yang wanita, apalagi anak muda, yang masih coklat,

understand about politics?"

mengerti tentang politik?"

When you're young --

Ketika Anda muda --

and in many parts of the world, a woman --

dan di banyak bagian di dunia, wanita --

you often hear experienced politicians say, "But you lack political experience."

Anda sering dengar politisi berpengalaman berkata, "Tapi Anda kurang pengalaman."

And when I hear that,

Dan saat saya mendengarnya,

I wonder what sort of experience are they referring to?

saya berpikir pengalaman seperti apa yang mereka maksud?

The experience of corrupted political systems?

Pengalaman sistem politik yang korup?

Or of waging wars?

Atau mendanai perang?

Or are they referring to the experience

Ataukah maksud mereka pengalaman

of putting the interests of economic profits

meletakkan kepentingan keuntungan ekonomi

before those of the environment?

di atas kepentingan lingkungan?

Because if this is political experience,

Sebab jika ini adalah pengalaman politik,

then yes --

iya kalau begitu --

(Applause)

(Tepuk tangan)

we, as women and young people, have no political experience at all.

kita, sebagai wanita dan anak muda, tidak punya pengalaman politik sama sekali.

Now, politicians might not be the only ones to blame,

Nah, bukan hanya para politikus yang bisa disalahkan,

because ordinary people, and many young people as well,

sebab orang biasa dan juga banyak anak muda,

don't care about politics.

tidak peduli pada politik.

And even those who care don't know how to participate.

Dan bahkan mereka yang peduli tidak tahu cara berpartisipasi.

This must change, and here is my proposal.

Ini harus berubah, dan ini usul saya.

We need to teach people at an early age

Kita harus mengajarkan orang-orang sejak usia muda

about decision-making and how to be part of it.

tentang pengambilan keputusan dan cara terlibat di dalamnya,

Every family is its own mini political system

Setiap keluarga adalah sistem politik kecil sendiri

that is usually not democratic,

yang biasanya tidak demokratis,

because parents make decisions that affect all members of the family,

sebab orangtua membuat keputusan yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga,

while the kids have very little to say.

sementara anak-anak punya sedikit sekali suara.

Similarly, politicians make decisions that affect the whole nation,

Mirip dengan itu, para politikus membuat keputusan yang mempengaruhi negara,

while the people have very little say in them.

sementara orang-orangnya punya sedikit suara di dalamnya.

We need to change this,

Kita perlu mengubahnya,

and in order to achieve this change systematically,

dan agar bisa mengubahnya secara sistematis,

we need to teach people

kita harus mengajarkan pada orang-orang

that political, national and global affairs

bahwa politik, hubungan nasional dan global

are as relevant to them as personal and family affairs.

sama relevannya bagi mereka dengan urusan pribadi dan keluarga.

So if we want to achieve this, my proposal and advice is,

Jadi jika kita ingin mencapai hal ini, usul dan saran saya adalah,

try out the Family Democracy Meeting system.

mencoba sistem Rapat Demokrasi Keluarga,

Because that will enable your kids to exercise their agency

Sebab hal itu akan melatih keikutsertaan anak-anak Anda

and decision-making from a very early age.

dan pengambilan keputusan sejak dini.

Politics is about having conversations,

Politik adalah tentang bercakap-cakap,

including difficult conversations,

termasuk percakapan sulit,

that lead to decisions.

yang mengarah pada keputusan.

And in order to have a conversation, you need to participate,

Dan supaya terjadi percakapan, Anda harus terlibat,

not sign off like I did when I was a kid

bukannya pergi seperti saya waktu kecil

and then learn the lesson the hard way and have to go back again.

dan belajar dengan cara yang sulit dan harus kembali lagi.

If you include your kids in family conversations,

Jika Anda melibatkan anak dalam pecakapan keluarga,

they will grow up

mereka anak tumbuh

and know how to participate in political conversations.

dan tahu bagaimana cara terlibat dalam percakapan politik.

And most importantly, most importantly,

Dan yang terpenting, yang paling penting,

they will help others engage.

mereka akan membantu yang lain terlibat.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)