The symbols of systemic racism — and how to take away their power | Paul Rucker

Translator: Hema Yani Reviewer: Ishita Shreya

[This talk contains graphic images Viewer discretion is advised]

[Ceramah ini mengandung gambar sadis. Kebijakan penonton disarankan.]

I collect objects.

Saya mengoleksi benda-benda.

I collect branding irons that were used to mark slaves as property.

Saya mengoleksi besi cap yang digunakan untuk menandai budak sebagai properti.

I collect shackles for adults

Saya mengoleksi belenggu untuk orang dewasa

and restraints for adults

pengekang untuk orang dewasa

as well as children.

dan untuk anak-anak.

I collect lynching postcards.

Saya mengoleksi kartu pos penghakiman massa.

Yes, they depict lynchings.

Ya, gambar penghakiman massa.

They also depict the massive crowds that attended these lynchings,

Kartu-kartu itu juga menggambarkan kerumunan orang menonton penghakiman ini

and they are postcards

dan kartu-kartu ini adalah kartu pos

that were also used for correspondence.

yang juga dipakai untuk surat-menyurat.

I collect proslavery books that portray black people as criminals

Saya mengoleksi buku pro-perbudakan yang menggambarkan orang kulit hitam

sebagai penjahat

or as animals without souls.

atau binatang tanpa jiwa.

I brought you something today.

Saya bawa sesuatu untuk Anda.

This is a ship's branding iron.

Ini adalah besi cap untuk kapal.

It was used to mark slaves.

Besi ini dulu dipakai untuk menandai budak.

Well, they actually were not slaves when they were marked.

Ya, sebenarnya mereka bukan budak waktu ditandai.

They were in Africa.

Mereka berada di Afrika.

But they were marked with an "S"

Tapi mereka ditandai dengan huruf "S"

to designate that they were going to be slaves

untuk menetapkan bahwa mereka akan jadi budak

when they were brought to the US

ketika mereka dibawa ke AS

and when they were brought to Europe.

dan ketika mereka dibawa ke Eropa.

Another object or image that captured my imagination when I was younger

Benda atau gambar lain yang menarik imajinasi saya waktu muda

was a Klan robe.

adalah jubah Klan.

Growing up in South Carolina, I would see Ku Klux Klan rallies occasionally,

Saat tumbuh di Carolina Selatan, kadang saya lihat pawai Ku Klux Klan,

actually more than occasionally,

sebenarnya lebih dari kadang-kadang,

and the memories of those events never really left my mind.

dan memori tentangnya tidak pernah hilang dari pikiran saya.

And I didn't really do anything with that imagery until 25 years later.

Dan saya biarkan gambaran itu hingga 25 tahun kemudian.

A few years ago, I started researching the Klan,

Beberapa tahun lalu, saya mulai mempelajari Klan,

the three distinct waves of the Klan,

tiga gelombang berbeda dari Klan,

the second one in particular.

terutama yang kedua.

The second wave of the Klan had more than five million active members,

Gelombang Klan yang kedua punya lebih dari 5 juta anggota aktif,

which was five percent of the population at the time,

yang merupakan 5 persen dari populasi saat itu,

which was also the population of New York City at the time.

yang juga merupakan populasi Kota New York saat itu.

The Klan robe factory in the Buckhead neighborhood of Georgia was so busy

Pabrik jubah Klan di kawasan Buckhead di Georgia sangat sibuk

it became a 24-hour factory to keep up with orders.

sehingga pabrik ini menjadi pabrik 24 jam untuk memenuhi pesanan.

They kept 20,000 robes on hand at all time to keep up with the demand.

Mereka menyimpan 20.000 jubah setiap saat untuk memenuhi permintaan.

As a collector of artifacts and as an artist,

Sebagai kolektor artefak dan seniman,

I really wanted a Klan robe to be part of my collection,

saya ingin sekali jubah Klan menjadi bagian koleksi saya,

because artifacts and objects tell stories,

karena artefak dan benda bercerita,

but I really couldn't find one that was really good quality.

tapi saya tidak bisa menemukan yang kualitasnya sangat baik.

What is a black man to do in America

Apa yang pria kulit hitam di AS lakukan

when he can't find the quality Klan robe that he's looking for?

saat tak bisa menemukan jubah Klan berkualitas yang dicarinya?

(Laughter)

(Tawa)

So I had no other choice.

Jadi, saya tak punya pilihan.

I decided I was going to make the best quality Klan robes in America.

Saya putuskan saya akan buat jubah Klan berkualitas terbaik di Amerika.

These are not your traditional Klan robes you would see at any KKK rally.

Jubah-jubah ini bukan jubah Klan lama yang Anda lihat di setiap pawai KKK.

I used kente cloth,

Saya gunakan kain kente,

I used camouflage,

saya gunakan kamuflase,

spandex, burlap, silks, satins and different patterns.

spandeks, goni, sutra, satin dan pola-pola berbeda.

I make them for different age groups; I make them for young kids

Saya buat untuk kelompok usia berbeda; saya buat untuk anak kecil

as well as toddlers.

dan juga balita.

I even made one for an infant.

Bahkan saya buat satu untuk bayi.

After making so many robes,

Setelah membuat begitu banyak jubah,

I realized that the policies the Klan had in place

saya baru sadar bahwa kebijakan yang diterapkan Klan

or wanted to have in place a hundred years ago

atau yang ingin mereka terapkan 100 tahun lalu

are in place today.

berlaku saat ini.

We have segregated schools, neighborhoods, workplaces,

Kita memiliki sekolah, lingkungan, tempat kerja yang tersegregasi,

and it's not the people wearing hoods that are keeping these policies in place.

dan bukan orang bertudung yang menjaga agar kebijakan ini terus berlaku.

My work is about the long-term impact of slavery.

Kerja saya adalah tentang dampak jangka panjang perbudakan.

We're not just dealing with the residue of systemic racism.

Kita tidak hanya berurusan dengan sisa rasisme yang sistemis.

It's the basis of every single thing we do.

Tapi ini adalah dasar dari setiap hal yang kita kerjakan.

Again we have intentionally segregated neighborhoods,

Kita memiliki lingkungan, tempat kerja

workplaces and schools.

dan sekolah yang tersegregasi secara sengaja.

We have voter suppression.

Kita mengalami penindasan pemilih.

We have disproportionate representation of minorities incarcerated.

Jumlah kaum minoritas yang dipenjara tidaklah proporsional.

We have environmental racism. We have police brutality.

Kita mengalami rasisme lingkungan. Kita mengalami kebrutalan polisi.

I brought you a few things today.

Hari ini saya bawakan beberapa hal.

The stealth aspect of racism

Aspek tersembunyi dari rasisme

is part of its power.

adalah bagian dari kekuatannya.

When you're discriminated against,

Ketika Anda didiskriminasi,

you can't always prove you're being discriminated against.

Anda tidak selalu bisa membuktikan Anda didiskriminasi.

Racism has the power to hide,

Rasisme memiliki kemampuan untuk bersembunyi,

and when it hides, it's kept safe

dan ketika bersembunyi, dia tetap aman

because it blends in.

karena rasisme melebur.

I created this robe to illustrate that.

Saya menciptakan jubah ini untuk menerangkan hal itu.

The basis of capitalism in America is slavery.

Dasar dari kapitalisme di Amerika adalah perbudakan.

Slaves were the capital in capitalism.

Budak adalah modal dalam kapitalisme.

The first Grand Wizard in 1868, Nathan Bedford Forrest,

Grand Wizard pertama di tahun 1868, Nathan Bedford Forrest,

was a Confederate soldier and a millionaire slave trader.

adalah seorang prajurit Konfederasi dan pedagang budak jutawan.

The wealth that was created from chattel slavery --

Kekayaan yang diciptakan dari perbudakan Chattel --

that's slaves as property -- would boggle the mind.

yaitu budak sebagai properti -- akan mengganggu pikiran.

Cotton sales alone in 1860 equalled 200 million dollars.

Penjualan kapas sendiri pada tahun 1860 bernilai 200 juta dolar.

That would equal five billion dollars today.

Itu sama dengan lima miliar dolar hari ini.

A lot of that wealth can be seen today through generational wealth.

Banyak dari kekayaan itu bisa dilihat hari ini melalui kekayaan generasi.

Oh, I forgot the other crops as well.

Oh ya, saya lupa tanaman lainnya juga.

You have indigo, rice and tobacco.

Ada tanaman nila, beras, dan tembakau.

In 2015, I made one robe a week for the entire year.

Di 2015, saya membuat satu jubah seminggu sepanjang tahun.

After making 75 robes, I had an epiphany.

Setelah membuat 75 jubah, saya mendapatkan pencerahan.

I have a realization that white supremacy is there,

Saya menyadari bahwa supremasi kulit putih ada di sana,

but the biggest force of white supremacy is not the KKK,

tapi kekuatan terbesar supremasi kulit putih bukan KKK,

it's the normalization of systemic racism.

tapi adalah normalisasi rasisme sistemik.

There was something else I realized.

Ada hal lain lagi yang saya sadari.

The robes had no more power over me at all.

Jubah-jubah ini tak lagi berkuasa atas diri saya sama sekali.

But if we as a people collectively

Tapi, bila kita sebagai masyarakat secara kolektif

look at these objects --

melihat benda-benda ini --

branding irons, shackles, robes --

besi cap, belenggu, jubah --

and realize that they are part of our history,

dan sadar bahwa benda-benda ini adalah bagian sejarah kita,

we can find a way to where they have no more power over us.

kita dapat menemukan cara sehingga benda- benda ini tak lagi berkuasa atas kita.

If we look at systemic racism and acknowledge

Jika kita melihat rasisme sistemis dan mengakui bahwa

that it's sown into the very fabric of who we are as a country,

dia telah dianyam ke dalam kain yang mendefinisi kita sebagai negara,

then we can actually do something about the intentional segregation

dan kita sebenarnya bisa melakukan sesuatu tentang segregasi yang disengaja

in our schools, neighborhoods and workplaces.

di sekolah, lingkungan, dan tempat kerja kita.

But then and only then can we actually address

Baru dan cuma saat itulah kita bisa benar-benar

and confront this legacy of slavery

mengatasi dan menghadapi warisan perbudakan ini

and dismantle this ugly legacy of slavery.

dan membongkar warisan perbudakan yang buruk ini.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)