How the bra was invented | Moments of Vision 1 - Jessica Oreck

Translator: Prameswari Rahmanu Reviewer: Gita Arimanda

In a Moment of Vision...

Dalam Momen Penemuan...

It's the 1920s.

Inilah tahun 1920an.

Flapper fashion prevails.

Flapper menjadi tren busana.

Woman conceal their figures in straight-sided gowns

Wanita menyembunyikan bentuk tubuh dalam gaun berpotongan lurus

and restrictive bandeaus.

dan lilitan dada.

A dressmaker named Ida Rosenthal is frustrated by the way

Ahli busana bernama Ida Rosenthal merasa frustasi dengan

falsely flat chests look beneath her structured dresses

tampilan dada yang terlihat rata di bawah gaun berstrukturnya,

so she, her husband William, and business partner Enid Bissett

sehingga Ida, bersama suaminya William, dan rekan bisnis bernama Enid Bissett

develop a line of intimate apparel that accentuates the curves.

mengembangkan produk pakaian dalam yang menegaskan lekukan tubuh.

The design consists of two cups,

Desainnya terdiri dari dua cup,

shoulder straps,

tali bahu,

and a chest band that clasps in back.

dan strip dada dengan pengait di punggung.

At first, the bras are included with the sale of a dress,

Awalnya, bra diberikan cuma-cuma bersama pembelian gaun,

but the popularity of the undergarment soon outstrips that of the garment itself.

tapi dalam waktu singkat, bra menjadi lebih populer

melebihi pamor pakaian itu sendiri.

The three establish a business selling exclusively bras

Mereka bertiga lalu mendirikan perusahaan yang secara khusus menjual bra

and call it Maidenform.

yang disebut Maidenform.

William, in a moment of vision,

William mendapat inspirasi untuk

invents a graduated, standardized cup-sizing system

menemukan sistem ukuran cup yang baku

that accommodates women of all ages and all shapes.

yang mengakomodasi perempuan dari segala usia dan bentuk tubuh berbeda.

During the female liberation bra-burning era of the 1960s,

Pada demonstrasi pembebasan perempuan dengan aksi membakar bra tahun 1960an,

Ida Rosenthal is asked to comment on the downfall of the brassiere industry.

Ida Rosenthal ditanyai tentang kejatuhan industri bra.

She answers simply,

Dia menjawab dengan singkat,

"After age 35, a woman hasn't got the figure to wear no support.

"Di atas usia 35, bentuk tubuh wanita tak mungkin untuk tidak memakai penyangga.

Time is on my side."

Waktu berpihak pada saya."