The secrets of the world’s most famous symphony - Hanako Sawada

Translator: Athira Rizka Reviewer: Reno Kanti Riananda

These eight ferocious notes

Delapan nada garang ini

open one of the most explosive pieces of music ever composed.

membuka salah satu karya musik paling membahana yang pernah diciptakan.

Ludwig van Beethoven’s Symphony Number Five

Simfoni No. 5 karya Ludwig van Beethoven

premiered in 1808, on a blisteringly cold Vienna night.

ditayangkan perdana pada tahun 1808, di tengah dinginnya malam kota Wina.

The piece was just one small part of a lengthy program,

Karya itu hanyalah satu bagian kecil dari program yang panjang,

and the orchestra had been hastily assembled and under-rehearsed.

dan orkesnya disusun dengan tergesa-gesa serta kurang latihan.

But despite this inauspicious premiere, the symphony quickly won acclaim.

Terlepas dari penampilan perdana yang kurang menjanjikan,

simfoni itu sontak mendapat pujian.

One critic likened the piece to “glowing beams of light,

Seorang kritikus mengibaratkan karya itu sebagai “berkas cahaya yang bersinar,

piercing through the darkness.”

menembus kegelapan.”

This intensity persists throughout the composition,

Intensitas ini bertahan sepanjang komposisi,

and its dramatic musicality continues to move listeners today.

dan musikalitas dramatisnya terus menggugah pendengar hingga saat ini.

So what exactly makes Beethoven’s Fifth so captivating?

Apa sebenarnya yang membuat Simfoni No.5 Beethoven begitu menawan?

When the symphony premiered, Beethoven already had a formidable reputation.

Ketika simfoni itu perdana ditayangkan,

Beethoven telah memiliki reputasi yang luar biasa.

While his peers produced music exclusively for religious functions or private events

Saat rekan-rekannya menulis musik khusus untuk acara pribadi atau keagamaan

held by their wealthy patrons,

bagi pelanggan mereka yang berada,

Beethoven was one of the first freelance composers.

Beethoven adalah salah satu komposer lepas yang pertama.

He made his living composing and selling his music

Ia mencari nafkah dengan menulis dan menjual musiknya

to publishers in multiple countries

ke penerbit di berbagai negara

and showcasing his compositions to an adoring public.

dan menampilkan komposisinya kepada publik yang memujanya.

This career choice gave him the flexibility to compose for self-expression

Pilihan karir ini memberinya fleksibilitas untuk mengekspresikan diri

and Beethoven was always pursuing new ways

dan Beethoven selalu mencari cara baru

to translate his powerful emotions into music.

untuk menerjemahkan emosinya yang kuat ke dalam musik.

At the time, most composers worked within the Classical style,

Pada saat itu, sebagian besar komposer bekerja dengan gaya Klasik,

which offered limited options for a piece’s overarching structure

yang menawarkan opsi terbatas untuk struktur keseluruhan karya

and instrumentation.

dan instrumentasi.

Beethoven composed most of his earlier pieces in this tradition,

Beethoven menyusun hampir seluruh karya awalnya berdasarkan tradisi ini,

following in the footsteps of role models like Mozart and Haydn.

mengikuti jejak tokoh panutan seperti Mozart dan Haydn.

But with his Fifth Symphony, he experimented with elements of Romanticism.

Namun, untuk Simfoni No.5, dia bereksperimen dengan unsur Romantisisme.

This blossoming mode of composition was known for its expressive melodies,

Mode komposisi yang sedang marak ini dikenal karena melodinya yang ekspresif,

extended forms and surprising instrumentations.

pengembangan bentuk, dan instrumentasi yang mengejutkan.

The first movement of Beethoven’s Fifth uses a Classical sonata form,

Alunan pertama dari Simfoni No.5 menggunakan bentuk sonata Klasik,

in which a central musical idea is explored, developed, and repeated

di mana inti ide musikal dieksplorasi, dikembangkan, dan diulang

in an altered manner.

dengan cara yang baru.

Within these parameters, he explores a simple idea with incredible depth.

Dalam lingkup ini, ia mengeksplorasi ide sederhana dengan kedalaman luar biasa.

A single rhythmic motif serves as the building block for most of the movement:

Sebuah motif irama berfungsi sebagai fondasi untuk sebagian besar alunan:

three short notes, followed by a lingering fourth.

tiga nada pendek, diikuti nada keempat yang panjang.

One of Beethoven’s biographers would later call this pattern the “fate motif,”

Salah satu penulis biografi Beethoven menyebut pola ini sebagai “motif takdir”,

because it suggests the figure of fate knocking at the door.

di mana sosok takdir seakan-akan datang menghampiri.

While it's not clear if Beethoven composed the motif with fate in mind,

Meski tak jelas apakah Beethoven menyusun motif tersebut berkaitan dengan takdir,

these notes certainly create a gripping hook.

nada-nada ini jelas menciptakan kemenarikan yang mencekam.

The rhythmic pattern creates forward movement,

Pola ritmis menciptakan alunan maju,

while the prolonged fourth note signals doom.

sedangkan nada keempat yang berkepanjangan menandakan malapetaka.

This motif haunts the symphony,

Motif ini menghantui simfoni,

including its accompanying parts and rhythmic flourishes.

termasuk bagian yang menyertainya dan irama yang berkembang.

Beethoven experiments with dozens of variations,

Beethoven bereksperimen dengan puluhan variasi,

playing out across different instruments and pitches.

bermain di berbagai instrumen dan nada.

Throughout the piece, this motif is passed around the orchestra like a whisper,

Di seluruh karya, motif ini diedarkan ke seluruh orkestra seperti bisikan,

gradually reaching more and more instruments until it becomes a roar.

secara bertahap menjangkau lebih banyak instrumen sampai menjadi raungan.

The motif’s inventive repetition is a large part

Pengulangan motif yang cerdas adalah sebagian besar alasan

of what makes this piece so memorable,

yang membuat karya ini begitu diingat,

but it’s not the only innovation on display.

tetapi bukanlah satu-satunya inovasi yang ditampilkan.

This was the first major orchestral composition to use trombones,

Ini adalah komposisi orkestra besar pertama yang menggunakan trombon,

and Beethoven also employs a high-pitched piccolo

dan Beethoven juga menggunakan pikolo bernada tinggi

and a low-pitched contrabassoon

serta contrabassoon bernada rendah

to give the orchestra a wider range than most classical compositions.

menghasilkan orkestra yang lebih ramai dibanding kebanyakan komposisi klasik.

Exaggerated musical dynamics further heighten the drama.

Dinamika musik yang dilebih-lebihkan meningkatkan intensitas drama.

And harmonically, the piece has a clear emotional arc—

Secara harmonis, karya ini memiliki alur emosional yang jelas—

beginning in a somber C minor and ending in a triumphant C major.

dimulai dengan C minor yang suram

dan diakhiri dengan C mayor yang penuh kemenangan.

This progression, from ominous unease to majestic resolution,

Perkembangan ini, dari kegelisahan yang tidak menyenangkan ke resolusi yang agung,

is a testament to Beethoven’s ability to inject raw emotionality into his music.

adalah bukti kemampuan Beethoven untuk menyuntikkan emosi ke dalam musiknya.

He wrote this symphony while battling with hearing loss,

Ia menulis simfoni ini saat berjuang dengan gangguan pendengaran,

and his anguish can be heard in the composition’s

dan kesedihannya bisa didengar dalam komposisi

thunderous and repeating musical phrases.

frase musik yang menggelegar dan berulang.

Beethoven continued to compose even after he became completely deaf,

Beethoven terus menulis bahkan setelah dia menjadi tuli total,

producing innovative music until his death in 1827.

memproduksi musik inovatif hingga kematiannya pada tahun 1827.

And the Fifth Symphony’s central motif has continued to resound through the ages.

Motif utama dari Simfoni No.5 terus bergema selama berabad-abad.

Outside of concert halls,

Di luar gedung konser,

the piece has become a symbol for suspense, revelation, and triumph.

karya tersebut telah menjadi simbol ketegangan, ilham, dan kemenangan.

The fate motif sounds out the letter V in Morse code,

Motif takdir melambangkan huruf V dalam kode Morse,

and during World War II,

dan selama Perang Dunia II,

the Fifth Symphony became a code for victory amongst the Allies.

Simfoni No.5 menjadi kode kemenangan di antara para Sekutu.

The iconic composition can be found in film scores,

Komposisi ikonik ini dapat ditemukan dalam film,

and it’s even been explored through musical reinterpretations and visual art.

dan bahkan telah dieksplorasi melalui reinterpretasi musik dan seni visual.

But whatever the context,

Namun, apapun konteksnya,

Beethoven’s Fifth takes its listeners through a dark world,

Simfoni No.5 Beethoven membawa pendengarnya melalui dunia yang gelap,

then guides them into the light.

kemudian membimbing mereka ke dalam cahaya.