Would you pass the wallet test?

Translator: Aulia S Adilah Reviewer: Rifkul Uswati

Picture this: you’re working a slow shift in a hotel lobby

Bayangkan ini: Anda sedang shift malam di sebuah lobi hotel

when someone hurriedly approaches the front desk.

saat seseorang terburu-buru menghampiri meja resepsionis.

They found a lost wallet around the corner,

Dia berkata telah menemukan dompet yang terjatuh,

but they’re in a rush and don’t have time to follow up.

tapi karena buru-buru, ia tak punya waktu untuk mengurusnya.

They ask if you can handle it and then run off.

Ia meminta Anda mengurus dompet tersebut, lalu melesat pergi.

Looking at the wallet you see it contains a key, a grocery list, about $13,

Di dalamnya ada sebuah kunci, daftar belanja, uang sejumlah 13 dolar,

and three business cards with a name and email

dan tiga lembar kartu nama berisikan nama dan alamat email

you assume belong to the wallet’s owner.

yang Anda curigai sebagai pemilik dompet itu.

So, what do you do?

Apa yang akan Anda lakukan?

Between 2013 and 2016,

Sepanjang tahun 2013 - 2016

over 17,000 front-desk workers around the globe

lebih dari 17.000 pegawai resepsionis di seluruh dunia

were faced with this choice,

dihadapkan dengan pilihan ini

becoming unwitting participants in a massive study of honesty.

dan tanpa sadar menjadi partisipan dalam riset kejujuran berskala besar.

And the results surprised top economists and the researchers

Hasilnya mengejutkan para pakar ekonomi dan peneliti

running the experiment.

yang menjalankan ekperimen.

But to understand what these groups were expecting,

Tapi, sebelum memahami apa yang diharapkan oleh peneliti

we need to spend a little time defining honesty.

kita perlu terlebih dulu memahami apa itu ‘kejujuran’.

We typically think of honesty in terms of actively telling the truth

Kita biasanya memahami kejujuran sebagai

in our interpersonal relationships.

menjunjung kebenaran dalam hubungan intrapersonal.

But in fact, every healthy society relies on a shared foundation of honesty.

Tapi kenyataannya, masyarakat yang sehat bergantung pada fondasi kejujuran bersama.

Using public services, making business transactions,

Menggunakan transportasi umum, melakukan transaksi bisnis,

and deciding government policies

serta membuat kebijakan pemerintahan

requires a baseline expectation of honesty from our fellow citizens.

membutuhkan standar kejujuran dari sesama masyarakat.

Because of this, understanding what drives honesty

Maka dari itu, memahami tentang apa yang mendorong kejujuran

is a vital research subject

adalah subjek penelitian yang penting

for economists, psychologists, and sociologists.

baik bagi ekonom, psikolog, maupun sosiolog.

Unfortunately, honesty can be difficult to investigate

Sayangnya, kejujuran adalah hal yang sulit untuk diperiksa

when people know they’re being watched.

terutama saat seseorang tahu ia sedang diawasi.

So, researchers have come up with clever ways to analyze

Jadi, para peneliti mengupayakan sebuah cara cerdas untuk menganalisis

this behavior outside the lab.

perilaku ini diluar dari lab.

And this global study by the universities of Michigan, Utah, and Zurich

Studi berskala global yang diadakan oleh Universitas Michigan, Utah, dan Zurich ini

sought to answer an important question:

berupaya menjawab pertanyaan penting:

will people engage in opportunistic behavior

apakah seseorang akan bersikap oportunis

when there’s little-to-no chance of being caught?

saat kecil kemungkinan tindakannya akan ketahuan?

In what became known as the Lost Wallet Test,

Dalam studi yang kemudian dikenal sebagai ”Ujian Dompet Hilang”,

13 research assistants traveled to 355 cities in 40 different countries,

13 asisten peneliti mengunjungi 355 kota di 40 negara,

recreating the same scenario in hotels, banks, public offices,

kemudian mereka ulang skenario yang sama di berbagai hotel, bank, perkantoran,

and various cultural establishments.

serta beberapa pusat kebudayaan.

The clear wallets ensured participants could see their contents,

Dompet yang transparan memastikan partisipan dapat melihat isinya,

half of which contained a key, grocery list, and business cards,

sebagian berisi kunci, daftar belanja, dan kartu nama,

while the other half also included the equivalent of roughly 13 US dollars.

sementara dompet lainnya juga diisi uang kertas senilai kira-kira 13 USD.

The researchers believed the money would discourage honesty.

Para peneliti percaya bahwa uang dapat mengurangi kejujuran.

Specifically, they thought participants’ self-interest would overpower

Spesifiknya, mereka berpikir bahwa ego partisipan akan mengalahkan

two competing factors:

dua faktor pesaingnya, yaitu:

their altruistic desire not to harm the wallet’s owner,

keinginan altruistik untuk tidak merugikan pemilik dompet,

and their desire to maintain a positive self-image.

dan keinginan untuk menjaga citra diri yang positif.

Regarding self-image, we generally like to think of ourselves as good and honest.

Terkait citra diri, kita cenderung merasa bahwa kita adalah orang yang baik & jujur.

But studies have found people are often able to let themselves off the hook

Namun, studi menunjukkan bahwa biasanya orang dapat memperbolehkan diri mereka

for stealing small amounts of money.

mencuri sedikit uang.

As for harming the wallet's owner,

Sementara dari pertimbangan pemilik dompet,

the victim of their crime would be abstract.

korban dari kejahatan tersebut akan tetap samar.

They'd never met this person, and since the wallet had come from another location,

Mereka tidak kenal pemiliknya, dan dompet tersebut datang dari luar sana,

it seemed unlikely they ever would.

menjadikan kecil kemungkinan mereka dapat bertemu.

For these reasons, researchers expected money-filled wallets

Atas dasar itu, peneliti memperkirakan bahwa dompet yang berisi uang

to be reported less often,

akan dilaporkan lebih sedikit,

and the 279 economists they surveyed agreed.

279 ekonom yang mereka survei pun setuju dengan hal ini.

But to their surprise, the study found the exact opposite.

Tapi secara mengejutkan, studi tersebut menunjukkan hal sebaliknya.

While only 46% of cash-free wallets were reported,

Sementara hanya 46% persen dari dompet tidak berisi uang yang dilaporkan,

61% of cash wallets were called in.

61% dari dompet berisi uang dilaporkan pada pihak berwajib.

This pattern held true across the globe,

Pola ini seragam di seluruh dunia,

regardless of the participants’ age, gender,

tidak peduli umur maupun gender partisipan

or whether they were being observed during the wallet drop-off.

maupun apakah mereka diawasi saat penyerahan dompet.

And when researchers tried increasing the temptation to be dishonest

Peniliti pun mencoba meningkatkan godaan untuk bersikap tidak jujur

with wallets containing nearly $100,

dengan dompet yang berisi kurang lebih 100 USD,

the results surprised them again.

dan hasilnya kembali mengejutkan mereka.

People reported 72% of these big money wallets.

72% orang melaporkan hilangnya dompet ini ke pihak berwajib.

There are a lot of theories for why honesty goes up

Ada banyak teori mengenai mengapa tingkat kejujuran meningkat

as the wallet becomes more valuable.

semakin berharganya dompet tersebut.

The $100 wallet certainly increases self-interest.

Dompet dengan 100 dolar di dalamnya memang meningkatkan godaan pribadi.

But in international follow-up surveys,

Namun menurut survei lanjutan,

people reported that taking larger sums of money felt more like theft,

mengambil uang berjumlah besar membuat mereka merasa lebih seperti pencuri,

making it harder to maintain a positive self-image.

hal itu membuat mereka sulit untuk menjaga citra diri yang positif.

It’s also possible that when the financial stakes are higher,

Ada juga pertimbangan bahwa semakin tinggi tingkatan finansial yang ada,

so is the perceived harm to the wallet’s owner.

semakin tinggi juga kerugian yang akan diterima pemilik dompet tersebut.

Others have suggested that our commitment to honesty could be altered

Ada pendapat bahwa komitmen kita kepada kejujuran

in professional settings,

dapat berubah dalam lingkup profesional.

meaning participants might have acted differently outside the office.

Artinya partisipan bisa saja bersikap berbeda di luar lingkungan kantornya.

Still, this result suggests that self-interest

Namun, hasil ini tetap menunjukkan bahwa kepentingan pribadi

might not be as powerful as we often think.

mungkin tidak sekuat yang kita kira.

Seeing yourself as an honest person can motivate you to be an honest person.

Merasa sebagai orang jujur dapat memotivasi Anda menjadi orang jujur.

And by modeling this behavior and celebrating it and others,

Dan dengan mencontoh perilaku ini, serta merayakannya dengan sesama,

we can help create an honest society we can all rely on.

kita dapat membantu menciptakan masyarakat yang dapat kita andalkan.