Iwan Baan: Ingenious homes in unexpected places

Translator: Dewi Barnas Reviewer: Arinta Puspitasari

Throughout my career, I've been fortunate enough

Sepanjang karir saya, saya cukup beruntung

to work with many of the great

dapat bekerja dengan banyak

international architects,

arsitek kelas internasional yang hebat,

documenting their work and observing

mendokumentasikan pekerjaan mereka dan mengamati

how their designs have the capacity

bagaimana desain mereka dapat

to influence the cities in which they sit.

mempengaruhi kota di mana mereka berada.

I think of new cities like Dubai

Saya berpikir tentang kota-kota baru seperti Dubai,

or ancient cities like Rome

atau kota-kota tua seperti Roma

with Zaha Hadid's incredible MAXXI museum,

dengan museum MAXXI Zaha Hadid yang spektakuler,

or like right here in New York with the High Line,

atau seperti di New York ini dengan High Line-nya,

a city which has been so much influenced

sebuah kota yang sudah banyak dipengaruhi

by the development of this.

oleh pembangunan seperti ini.

But what I find really fascinating

Akan tetapi yang menarik perhatian saya adalah

is what happens when architects and planners leave

apa yang terjadi ketika para arstitek dan perencana meninggalkan kota tersebut

and these places become appropriated by people,

dan tempat-tempat itu diambil alih oleh masyarakat setempat,

like here in Chandigarh, India,

seperti di Chandigarh, India seperti yang ditunjukkan di sini,

the city which has been completely designed

sebuah kota yang didesain

by the architect Le Corbusier.

oleh arsitek Le Corbusier.

Now 60 years later, the city has been taken over

Sekarang, 60 tahun setelahnya, kota ini telah diambil alih

by people in very different ways

oleh masyarakat dengan cara yang sangat berbeda

from whatever perhaps intended for,

dari maksud pembangunannya semula,

like here, where you have the people

seperti di sini, di mana orang-orang

sitting in the windows of the assembly hall.

duduk di jendela aula pertemuan.

But over the course of several years,

Tapi dalam kurun waktu beberapa tahun,

I've been documenting Rem Koolhaas's

saya sudah mendokumentasikan bangunan CCTV

CCTV building in Beijing

Rem Koolhaa di Beijing

and the olympic stadium in the same city

dan juga stadium olimpiade di kota yang sama

by the architects Herzog and de Meuron.

yang dibangun arsitek Herzog dan de Meuron.

At these large-scale construction sites in China,

Di situs-situs konstruksi berskala besar di China seperti ini,

you see a sort of makeshift camp

Anda bisa melihat semacam perkemahan sementara

where workers live during the entire building process.

tempat para pekerja tinggal selama proses pembangunan berlangsung.

As the length of the construction takes years,

Karena pembangunannya bisa memakan waktu beberapa tahun,

workers end up forming a rather rough-and-ready

tempat tinggal para pekerja berkembang menjadi semacam kota informal

informal city, making for quite a juxtaposition

yang cukup kokoh dan siap, yang menjadikannya kontras

against the sophisticated structures that they're building.

dengan bangunan modern yang sedang mereka bangun.

Over the past seven years, I've been following

Selama tujuh tahun terakhir, saya terus merasa tertarik

my fascination with the built environment,

untuk mengamati lingkungan yang terbentuk ini,

and for those of you who know me, you would say

dan bagi Anda yang mengenal saya, mungkin akan mengatakan

that this obsession has led me to live

bahwa obsesi ini telah membuat saya hidup

out of a suitcase 365 days a year.

berpindah-pindah 365 hari dalam setahun.

Being constantly on the move

Karena saya selalu berada di jalan

means that sometimes I am able

dan itu berarti terkadang saya dapat

to catch life's most unpredictable moments,

menyaksikan peristiwa tak terduga dalam hidup,

like here in New York

seperti di New York

the day after the Sandy storm hit the city.

ketika badai Sandy menerpa kota ini.

Just over three years ago,

Sekitar lebih dari 3 tahun yang lalu

I was for the first time in Caracas, Venezuela,

saya berada di Caracas, Venezuela untuk pertama kalinya,

and while flying over the city, I was just amazed

dan ketika terbang di atas kota itu, saya sangat kagum

by the extent to which the slums

melihat betapa gubuk-gubuk kumuh

reach into every corner of the city,

menjangkau setiap sudut kota,

a place where nearly 70 percent of the population

sebuah tempat di mana 70% populasinya

lives in slums,

tinggal di gubuk kumuh,

draped literally all over the mountains.

benar-benar menyelimuti seluruh wilayah pegunungan.

During a conversation with local architects Urban-Think Tank,

Ketika bercengkerama dengan arsitek lokal dari Urban Think Tank,

I learned about the Torre David,

saya jadi tahu tentang Torre David,

a 45-story office building which sits

sebuah gedung perkantoran 45 lantai yang berada

right in the center of Caracas.

tepat di pusat Caracas.

The building was under construction

Bangunan itu sedang dalam proses pembangunan

until the collapse of the Venezuelan economy

sebelum perekenomian Venezuela ambruk

and the death of the developer in the early '90s.

dan developer-nya meninggal di awal tahun 90-an.

About eight years ago, people started moving

Sekitar 8 tahun yang lalu, orang-orang mulai pindah

into the abandoned tower

ke menara yang terbengkalai itu

and began to build their homes right in between

dan membangun tempat tinggal mereka tepat di antara

every column of this unfinished tower.

tiang-tiang bangunan yang belum selesai itu.

There's only one little entrance to the entire building,

Hanya ada satu pintu masuk kecil ke gedung itu,

and the 3,000 residents come in and out

dan 3.000 penghuni keluar-masuk

through that single door.

melalui satu pintu itu.

Together, the inhabitants created public spaces

Bersama-sama, para penghuninya menciptakan tempat publik

and designed them to feel more like a home

dan membuatnya terasa seperti rumah

and less like an unfinished tower.

dan tidak lagi seperti menara setengah jadi.

In the lobby, they painted the walls and planted trees.

Di lobi, mereka mengecat dinding-dindingnya dan menanam pepohonan.

They also made a basketball court.

Mereka juga membuat lapangan basket.

But when you look up closely,

Tapi apabila Anda lihat lebih dekat,

you see massive holes where elevators

Anda dapat melihat lubang besar di mana

and services would have run through.

lift dan fasilitas lain yang seharusnya terpasang.

Within the tower, people have come up

Di dalam menara, orang-orang menciptakan

with all sorts of solutions

bermacam-macam jalan keluar dan solusi

in response to the various needs

untuk menjawab berbagai kebutuhan mereka

which arise from living in an unfinished tower.

yang muncul karena mereka tinggal di menara yang belum jadi.

With no elevators,

Tanpa lift,

the tower is like a 45-story walkup.

menara itu harus dicapai dengan berjalan kaki setinggi 45 lantai.

Designed in very specific ways

Didesain sedemikian rupa

by this group of people

oleh sekelompok orang

who haven't had any education in architecture or design.

yang tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang arsitektur maupun desain.

And with each inhabitant finding their own

Dengan setiap penghuni yang memutuskan

unique way of coming by,

cara mereka sendiri untuk hidup di sana,

this tower becomes like a living city,

menara ini menjadi seperti sebuah kota hidup,

a place which is alive with micro-economies

sebuah tempat yang hidup dengan berbagai kegiatan ekonomi mikro

and small businesses.

dan bisnis kecil.

The inventive inhabitants, for instance,

Para penghuni yang penuh daya cipta, misalnya,

find opportunities in the most unexpected cases,

mereka menemukan berbagai kesempatan dari keadaan yang tidak terduga,

like the adjacent parking garage,

seperti garasi parkir paralel

which has been reclaimed as a taxi route

yang diubah menjadi rute taksi

to shuttle the inhabitants up through the ramps

untuk mengantar-jemput para penghuni melewati tanjakan

in order to shorten the hike

agar mempersingkat perjalanan mendaki mereka

up to the apartments.

ke unit-unit apartemen di atas.

A walk through the tower

Apabila Anda berjalan di sepanjang menara itu

reveals how residents have figured out

Anda akan melihat bagaimana para penghuninya mencari cara sendiri

how to create walls, how to make an air flow,

membangun dinding-dinding, membuat saluran ventilasi udara,

how to create transparency,

bagaimana mereka menciptakan sebuah transparansi,

circulation throughout the tower,

sirkulasi di seluruh menara,

essentially creating a home

dan menciptakan tempat tinggal

that's completely adapted

yang sepenuhnya disesuaikan dengan

to the conditions of the site.

kondisi situs itu.

When a new inhabitant moves into the tower,

Ketika ada penghuni baru yang pindah ke menara itu,

they already have a roof over their head,

mereka sudah punya atap di atas kepala mereka,

so they just typically mark their space

jadi mereka hanya menandai wilayah mereka

with a few curtains or sheets.

dengan beberapa helai tirai atau kain seprai.

Slowly, from found materials, walls rise,

Perlahan, dari bahan bangunan yang mereka temukan, mereka membuat dinding,

and people create a space out of any found objects

dan orang-orang membuat ruangan dari objek

or materials.

atau materi bangunan yang mereka temukan.

It's remarkable to see the design decisions

Sangat mengagumkan melihat berbagai keputusan desain

that they're making,

yang mereka buat,

like when everything is made out of red bricks,

seperti ketika semuanya dibuat dari bata merah,

some residents will cover that red brick

beberapa penghuni akan menutupi bata merah itu

with another layer of red brick-patterned wallpaper

dengan satu lapisan kertas dinding bermotif bata merah

just to make it a kind of clean finish.

sekadar untuk membuatnya terlihat sudah selesai sepenuhnya.

The inhabitants literally built up these homes

Para penghuninya benar-benar membangun rumah-rumah ini

with their own hands, and this labor of love

dengan tangan mereka sendiri, dan pekerjaan penuh cinta ini

instills a great sense of pride

menanamkan perasaan bangga yang sangat besar

in many families living in this tower.

bagi banyak keluarga yang tinggal di menara ini.

They typically make the best out of their conditions,

Biasanya mereka berusaha memanfaatkan kondisi yang ada dengan sebaik-baiknya

and try to make their spaces look nice and homey,

dan berusaha untuk membuat ruangan mereka terlihat bagus dan nyaman,

or at least up until as far as they can reach.

atau setidaknya sedapat yang mereka bisa lakukan.

Throughout the tower, you come across

Di seluruh menara, Anda bisa melihat

all kinds of services, like the barber,

berbagai fasilitas, seperti tukang cukur,

small factories, and every floor has

pabrik kecil-kecilan, dan setiap lantai mempunyai

a little grocery store or shop.

sebuah toko kelontong atau kedai.

And you even find a church.

Anda bahkan akan menemukan sebuah gereja di sana.

And on the 30th floor, there is a gym

Dan di lantai 30, ada sarana kebugaran

where all the weights and barbells

di mana alat angkat berat dan barbelnya

are made out of the leftover pulleys

dibuat dari katrol-katrol sisa

from the elevators which were never installed.

dari lift yang tidak pernah dipasang.

From the outside, behind this always-changing facade,

Dari luar, di balik perubahan yang selalu terlihat,

you see how the fixed concrete beams

Anda bisa melihat bagaimana balok-balok beton itu

provide a framework for the inhabitants

menjadi suatu kerangka bagi para penghuni

to create their homes

untuk membangun rumah mereka

in an organic, intuitive way

dengan cara yang organik dan penuh intuisi

that responds directly to their needs.

untuk menjawab kebutuhan mereka.

Let's go now to Africa, to Nigeria,

Sekarang kita lihat keadaan di Afrika, tepatnya di Nigeria,

to a community called Makoko,

sebuah komunitas bernama Makoko,

a slum where 150,000 people

lingkungan kumuh di mana 150.000 orang

live just meters above the Lagos Lagoon.

tinggal hanya beberapa meter di atas Danau Lagos.

While it may appear to be a completely chaotic place,

Meski mungkin terlihat seperti sebuah tempat yang sangat tidak beraturan,

when you see it from above, there seems to be

kalau Anda lihat dari atas, akan terlihat seperti

a whole grid of waterways and canals

kisi-kisi jalur air dan kanal

connecting each and every home.

yang menghubungkan setiap rumah yang ada,

From the main dock, people board long wooden canoes

Dari dermaga utama, orang-orang menaiki perahu kayu panjang

which carry them out to their various homes and shops

yang akan membawa mereka ke rumah-rumah mereka dan toko-toko

located in the expansive area.

yang berada di area yang luas itu.

When out on the water, it's clear

Saat berada di atas air,

that life has been completely adapted

jelas bahwa mereka sudah beradaptasi

to this very specific way of living.

dengan cara hidup yang sangat spesial ini.

Even the canoes become variety stores

Perahu pun menjadi bermacam-macam toko

where ladies paddle from house to house,

di mana para perempuan mengayuh perahu mereka dari rumah ke rumah

selling anything from toothpaste to fresh fruits.

dan menjual berbagai macam barang dari pasta gigi hingga buah-buahan segar.

Behind every window and door frame,

Di balik setiap jendela dan daun pintu,

you'll see a small child peering back at you,

Anda akan melihat ada anak kecil yang mengintip balik,

and while Makoko seems to be packed with people,

dan meski Makoko sepertinya sangat padat penghuni

what's more shocking is actually

yang lebih mengejutkan justru adalah

the amount of children pouring out of every building.

betapa banyaknya anak-anak yang berada di setiap bangunan ini.

The population growth in Nigeria,

Pertumbuhan penduduk di Nigeria

and especially in these areas like Makoko,

dan khususnya di daerah seperti Makoko ini,

are painful reminders

adalah sebuah pengingat yang menyakitkan

of how out of control things really are.

bahwa kita tidak memegang kendali atas segala hal yang ada.

In Makoko, very few systems

Di Makoko, hanya ada sangat sedikit sistem pengaturan

and infrastructures exist.

dan infrastruktur publik.

Electricity is rigged and freshest water

Mereka mencuri listrik dan air bersih

comes from self-built wells throughout the area.

didapat dari sumur yang mereka bangun sendiri di seluruh wilayah ini.

This entire economic model

Model ekonomi ini

is designed to meet a specific way of living

didesain sedemikian rupa untuk mengakomodasi gaya hidup

on the water, so fishing and boat-making

mereka di atas air, jadi nelayan dan pembuat perahu

are common professions.

adalah pekerjaan yang biasa.

You'll have a set of entrepreneurs

Anda dapat menemukan beberapa pengusaha

who have set up businesses throughout the area,

yang membangun bisnis mereka di wilayah ini,

like barbershops, CD and DVD stores,

seperti tukang cukur, toko CD dan DVD,

movie theaters, tailors, everything is there.

bioskop, tukang jahit, dan sebagainya di sana.

There is even a photo studio

Di sana bahkan ada sebuah studio foto

where you see the sort of aspiration

dimana Anda dapat melihat adanya aspirasi

to live in a real house or to be associated

untuk tinggal di rumah betulan atau untuk dapat diasosiasikan

with a faraway place, like that hotel in Sweden.

dengan suatu tempat yang jauh, seperti hotel itu di Swedia.

On this particular evening,

Pada malam ini,

I came across this live band

saya kebetulan melihat pertunjukan live band

dressed to the T in their coordinating outfits.

yang mengenakan baju kaos seragam ini.

They were floating through the canals

Mereka mengapung melalui kanal-kanal

in a large canoe with a fitted-out generator

di perahu besar yang menggunakan generator

for all of the community to enjoy.

agar dapat dinikmati seluruh komunitas ini.

By nightfall, the area becomes almost pitch black,

Pada malam hari, keseluruhan wilayah ini hampir gelap gulita,

save for a small lightbulb

dengan hanya satu lampu kecil

or a fire.

atau api unggun.

What originally brought me to Makoko

Yang membawa saya ke Makoko pertama kali

was this project from a friend of mine,

adalah sebuah proyek yang dikerjakan teman saya,

Kunlé Adeyemi, who recently finished building

Kunle Adeyemi, yang baru saja selesai membangun

this three-story floating school

sekolah terapung tiga lantai ini

for the kids in Makoko.

untuk anak-anak di Makoko.

With this entire village existing on the water,

Dengan keseluruhan desa ini berada di atas air,

public space is very limited,

ruang publik sangat terbatas,

so now that the school is finished,

jadi sekarang setelah sekolah ini selesai,

the ground floor is a playground for the kids,

lantai dasar adalah lapangan bermain untuk anak-anak,

but when classes are out, the platform

tapi ketika sedang tidak ada kelas, podium ini

is just like a town square,

menjadi selayaknya sebuah alun-alun kota,

where the fishermen mend their nets

di mana para nelayan memperbaiki jaring-jaring mereka

and floating shopkeepers dock their boats.

dan para pelayan toko terapung menambatkan perahu mereka.

Another place I'd like to share with you

Satu tempat lain yang ingin saya perlihatkan pada Anda

is the Zabbaleen in Cairo.

adalah Zabbaleen di Kairo.

They're descendants of farmers who began migrating

Mereka adalah keturunan para petani yang mulai bermigrasi

from the upper Egypt in the '40s,

dari daratan tinggi Mesir pada tahun 1940-an,

and today they make their living

dan sekarang mereka mencari penghidupan

by collecting and recycling waste from homes

dengan mengumpulkan dan mendaur ulang sampah perumahan

from all over Cairo.

dari seluruh Kairo.

For years, the Zabbaleen would live in makeshift villages

Selama bertahun-tahun, orang-orang Zabbaleen tinggal di desa-desa sementara

where they would move around

di mana mereka berpindah-pindah

trying to avoid the local authorities,

untuk menghindari otoritas lokal,

but in the early 1980s, they settled

tapi pada awal 1980-an, mereka tinggal

on the Mokattam rocks

di bebatuan Mokattam

just at the eastern edge of the city.

di pinggir timur kota.

Today, they live in this area,

Sekarang, mereka tinggal di wilayah ini,

approximately 50,000 to 70,000 people,

sekitar 50.000 hingga 70.000 orang,

who live in this community of self-built

yang tinggal di komunitas yang terdiri atas

multi-story houses

rumah-rumah bertingkat yang mereka bangun sendiri

where up to three generations live in one structure.

di mana hingga tiga generasi tinggal di satu tempat bersama-sama,

While these apartments that they built for themselves

Sementara apartemen-apartemen yang mereka bangun sendiri ini

appear to lack any planning or formal grid,

tampak seperti tidak terlalu terencana atau tidak memiliki kisi-kisi,

each family specializing in a certain form of recycling

setiap keluarga memiliki keahlian mendaur ulang sendiri-sendiri

means that the ground floor of each apartment

yang berarti lantai dasar setiap apartemen

is reserved for garbage-related activities

digunakan untuk aktivitas yang terkait dengan sampah

and the upper floor is dedicated to living space.

dan lantai atas digunakan sebagai tempat tinggal.

I find it incredible to see

Menurut saya sangat mengagumkan melihat

how these piles and piles of garbage

bagaimana tumpukan demi tumpukan sampah ini

are invisible to the people who live there,

seakan tak terlihat bagi orang-orang yang tinggal di sana,

like this very distinguished man who is posing

seperti pria terhormat yang berpose

while all this garbage is sort of streaming out behind him,

dengan berbagai jenis sampah yang menumpuk di belakangnya ini,

or like these two young men who are sitting

atau seperti kedua pria muda yang duduk

and chatting amongst these tons of garbage.

mengobrol di antara berton-ton sampah ini.

While to most of us, living amongst

Sementara bagi sebagian besar dari kita, tinggal di antara

these piles and piles of garbage

tumpukan demi tumpukan sampah

may seem totally uninhabitable,

mungkin tampak seperti tak mungkin ditinggali,

to those in the Zabbaleen, this is just

namun bagi orang-orang di Zabbaleen, ini hanya

a different type of normal.

bentuk lain dari keseharian.

In all these places I've talked about today,

Dari semua tempat yang sudah saya sebutkan hari ini,

what I do find fascinating is that there's really

yang menurut saya menakjubkan adalah bahwa

no such thing as normal,

tidak ada yang namanya normal dan biasa,

and it proves that people are able to adapt

dan ini membuktikan bahwa manusia mampu beradaptasi

to any kind of situation.

dengan keadaan apa pun.

Throughout the day, it's quite common

Sepanjang hari, cukup wajar

to come across a small party taking place

untuk melihat sebuah pesta yang sedang berlangsung

in the streets, just like this engagement party.

di jalanan, seperti pesta pertunangan ini.

In this tradition, the bride-to-be

Dalam tradisi ini, calon pengantin wanita

displays all of their belongings,

menunjukkan seluruh harta benda mereka,

which they soon bring to their new husband.

yang akan mereka bawa ke calon suami mereka sebentar lagi,

A gathering like this one

Pertemuan seperti ini

offers such a juxtaposition

menunjukkan sebuah kontras

where all the new stuff is displayed

dimana berbagai barang baru dipertunjukkan

and all the garbage is used

dan berbagai macam sampah digunakan

as props to display all their new home accessories.

sebagai aksesoris untuk menghiasi rumah baru mereka.

Like Makoko and the Torre David,

Seperti Makoko dan Torre David,

throughout the Zabbaleen you'll find all

di seluruh Zabbaleen Anda dapat menemukan semua

the same facilities as in any typical neighborhood.

fasilitas yang ada di lingkungan perumahan lazimnya.

There are the retail shops, the cafes

Ada toko kelontong, kafe-kafe

and the restaurants, and the community

dan restoran, dan komunitas

is this community of Coptic Christians,

ini adalah komunitas Kristen Koptik,

so you'll also find a church,

jadi Anda juga akan menemukan gereja,

along with the scores of religious iconographies

lengkap dengan berbagai simbol keagamaan

throughout the area,

di wilayah itu,

and also all the everyday services

dan juga berbagai jenis jasa sehari-hari

like the electronic repair shops,

seperti toko reparasi barang-barang elektronik,

the barbers, everything.

tukang cukur, segala macam.

Visiting the homes of the Zabbaleen

Mengunjungi rumah-rumah Zabbaleen

is also full of surprises.

sungguh penuh kejutan.

While from the outside,

Meski dari luar

these homes look like any other informal structure

rumah-rumah ini terlihat seperti bangunan informal lainnya

in the city, when you step inside,

di perkotaan, kalau Anda melangkah ke dalam

you are met with all manner of design decisions

Anda akan melihat berbagai bentuk keputusan desain

and interior decoration.

dan dekorasi interior.

Despite having limited access to space and money,

Meski mereka mempunyai akses yang terbatas akan ruang dan uang,

the homes in the area are designed

rumah-rumah di wilayah ini didesain

with care and detail.

dengan sepenuh hati dan dengan rinci.

Every apartment is unique,

Setiap apartemen mempunyai keunikan tersendiri,

and this individuality tells a story

dan individualisme ini menceritakan suatu kisah

about each family's circumstances and values.

tentang keadaan dan nilai-nilai yang dianut setiap keluarga.

Many of these people take their homes

Kebanyakan dari orang-orang ini memandang rumah mereka

and interior spaces very seriously,

dan ruang interior dengan serius,

putting a lot of work and care

mereka mencurahkan banyak tenaga dan kasih sayang

into the details.

ke dalam detil pekerjaan mereka.

The shared spaces are also treated in the same manner,

Ruang umum juga diperlakukan sama,

where walls are decorated in faux marble patterns.

dinding-dindingnya didekorasi dengan motif batu pualam.

But despite this elaborate decor,

Meski dekorasinya cukup rumit,

sometimes these apartments are used

kadang apartemen-apartemen ini digunakan

in very unexpected ways,

untuk fungsi yang tak terduga,

like this home which caught my attention

seperti rumah ini yang menarik perhatian saya

while all the mud and the grass was literally

di mana lumpur dan rumput

seeping out under the front door.

tumbuh keluar melalui celah pintu.

When I was let in, it appeared that this fifth-floor apartment

Ketika saya dipersilahkan masuk, saya melihat bahwa apartemen di lantai 5 ini

was being transformed into a complete animal farm,

sudah diubah menjadi peternakan binatang yang lengkap

where six or seven cows stood grazing

dengan 6-7 sapi yang berdiri merumput

in what otherwise would be the living room.

di ruangan yang layaknya adalah ruang tamu.

But then in the apartment across the hall

Tapi kemudian di apartemen di seberang selasar

from this cow shed lives a newly married couple

dari gubuk sapi ini tinggal sepasang suami-istri baru

in what locals describe

di ruangan yang disebut para penghuni lokal

as one of the nicest apartments in the area.

sebagai apartemen terbaik di wilayah ini.

The attention to this detail astonished me,

Perhatian terhadap setiap detail ini membuat saya merasa kagum

and as the owner of the home so proudly

dan pemilik rumah ini dengan bangga

led me around this apartment,

menunjukkan berbagai ruangan di apartemen ini kepada saya,

from floor to ceiling, every part was decorated.

setiap bagian dari lantai hingga langit-langit dipenuhi oleh dekorasi.

But if it weren't for the strangely familiar

Kalau saja bukan bau mengocok perut yang anehnya

stomach-churning odor that constantly

terasa familiar, yang terus-menerus

passes through the apartment,

tercium di seluruh apartemen,

it would be easy to forget

Anda akan dengan mudah melupakan

that you are standing next to a cow shed

bahwa Anda sedang berdiri di samping kandang sapi

and on top of a landfill.

dan di atas tempat pembuangan sampah.

What moved me the most was that despite

Saya sangat tersentuh

these seemingly inhospitable conditions,

karena meskipun kondisi yang tampak tidak bersahabat itu,

I was welcomed with open arms

saya disambut dengan tangan terbuka

into a home that was made with love, care,

ke rumah yang dibuat dengan cinta, kasih sayang,

and unreserved passion.

dan semangat yang tidak ada habisnya.

Let's move across the map to China,

Sekarang kita berpindah ke sisi lain dunia ke China,

to an area called Shanxi, Henan and Gansu.

sebuah wilayah yang dikenal sebagai Shanxi, Henan, dan Gansu.

In a region famous for the soft, porous Loess Plateau soil,

Di wilayah yang terkenal dengan tanah dataran tinggi Loess yang lembut dan berporos,

there lived until recently an estimated

hingga sekarang tinggal sekitar

40 million people in these houses underground.

40 juta orang di rumah-rumah di bawah tanah ini.

These dwellings are called the yaodongs.

Tempat tinggal seperti ini disebut yaodong.

Through this architecture by subtraction,

Arsitektur ini menggunakan teknik substraksi,

these yaodongs are built literally inside of the soil.

di mana yaodong ini dibangun di dalam tanah.

In these villages, you see an entirely altered landscape,

Di desa-desa ini, Anda dapat melihat lanskap yang sudah diubah sepenuhnya

and hidden behind these mounds of dirt

dan tersembunyi di balik tumpukan kotoran

are these square, rectangular houses

ada rumah-rumah berbentuk bujur sangkar, persegi panjang

which sit seven meters below the ground.

yang tertanam tujuh meter di bawah permukaan tanah.

When I asked people why they were digging

Ketika saya bertanya kenapa mereka menggali

their houses from the ground,

rumah mereka dari dasar,

they simply replied that they are poor wheat

mereka menjawab bahwa mereka adalah petani

and apple farmers who didn't have the money

gandum dan apel miskin yang tidak punya uang

to buy materials, and this digging out

untuk membeli bahan bangunan, dan menggali

was their most logical form of living.

adalah bentuk kehidupan yang paling logis bagi mereka.

From Makoko to Zabbaleen, these communities

Dari Makoko hingga Zabbaleen, komunitas-komunitas

have approached the tasks of planning,

ini mempunyai pendekatan sendiri-sendiri dalam melakukan perencanaan,

design and management of their communities

perancangan, dan manajemen komunitas dan lingkungan

and neighborhoods in ways that respond

tempat tinggal mereka dengan cara yang menjawab

specifically to their environment and circumstances.

kondisi dan lingkungan spesifik mereka masing-masing.

Created by these very people who live,

Diciptakan oleh orang-orang yang hidup,

work and play in these particular spaces,

bekerja, dan bermain di ruang-ruang ini,

these neighborhoods are intuitively designed

masing-masing lingkungan didesain dengan penuh intuisi

to make the most of their circumstances.

untuk memenuhi kebutuhan mereka.

In most of these places, the government

Di kebanyakan dari tempat-tempat ini, pemerintah

is completely absent, leaving inhabitants

sama sekali tidak terlibat, sehingga para penghuni

with no choice but to reappropriate found materials,

tidak mempunyai pilihan lain tapi menggunakan kembali bahan bangunan yang mereka temukan,

and while these communities are highly disadvantaged,

dan meski komunitas-komunitas ini sungguh kurang beruntung,

they do present examples

mereka menunjukkan satu contoh

of brilliant forms of ingenuity,

bentuk kecerdasan yang sungguh cemerlang,

and prove that indeed we have the ability

dan membuktikan bahwa kita memiliki kemampuan

to adapt to all manner of circumstances.

untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan yang ada.

What makes places like the Torre David

Yang membuat tempat-tempat seperti Torre David

particularly remarkable

sungguh spesial

is this sort of skeleton framework

adalah struktur bangunan seperti ini

where people can have a foundation

di mana orang-orang dapat memiliki fondasi

where they can tap into.

yang dapat dimasuki.

Now imagine what these already ingenious communities

Bayangkan apa yang sudah dapat dibuat oleh komunitas

could create themselves,

yang pada dasarnya cerdas seperti mereka,

and how highly particular their solutions would be,

dan bagaimana mereka dapat menciptakan solusi yang spesifik,

if they were given the basic infrastructures

apabila mereka diberikan infrastruktur mendasar

that they could tap into.

yang dapat mereka akses.

Today, you see these large residential development projects

Sekarang Anda dapat melihat proyek-proyek pembangunan perumahan

which offer cookie-cutter housing solutions

yang menawarkan solusi perumahan massal

to massive amounts of people.

bagi banyak orang.

From China to Brazil, these projects attempt

Dari China hingga Brasil, proyek-proyek ini mencoba

to provide as many houses as possible,

menyediakan sebanyak mungkin rumah,

but they're completely generic

tapi solusi mereka sangat umum

and simply do not work as an answer

dan tidak berhasil menjawab

to the individual needs of the people.

kebutuhan masing-masing orang.

I would like to end with a quote

Saya ingin mengakhiri sesi ini dengan mengutip

from a friend of mine and a source of inspiration,

teman dan sumber inspirasi saya,

Zita Cobb, the founder of the wonderful

Zita Cobb, pendiri dari

Shorefast Foundation,

Shorefast Foundation yang luar biasa,

based out of Fogo Island, Newfoundland.

yang terletak di Kepulauan Fogo di Newfoundland.

She says that "there's this plague of sameness

Ia berkata bahwa "ada semacam wabah keseragaman

which is killing the human joy,"

yang membunuh kebahagiaan umat manusia,"

and I couldn't agree with her more.

dan saya sangat setuju dengan pendapatnya.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)