How can we solve the antibiotic resistance crisis? - Gerry Wright

Translator: Natasha Nurul Annisa Reviewer: Deera Army Pramana

Antibiotics: behind the scenes, they enable much of modern medicine.

Antibiotik:

di balik layar, mereka sangat berperan dalam kedokteran modern.

We use them to cure infectious diseases,

Kita menggunakannya untuk mengobati penyakit infeksi,

but also to safely facilitate everything from surgery to chemotherapy

juga untuk memfasilitasi semua hal, mulai dari operasi dan kemoterapi,

to organ transplants.

hingga transplantasi organ.

Without antibiotics,

Tanpa antibiotik,

even routine medical procedures can lead to life-threatening infections.

bahkan prosedur medis yang biasa bisa menyebabkan infeksi yang mematikan.

And we’re at risk of losing them.

Dan saat ini, antibiotik dalam bahaya.

Antibiotics are chemicals that prevent the growth of bacteria.

Antibiotik adalah bahan kimia yang mencegah pertumbuhan bakteri.

Unfortunately, some bacteria have become resistant

Sayangnya, beberapa bakteri telah kebal atau resistan

to all currently available antibiotics.

terhadap semua jenis antibiotik yang tersedia.

At the same time, we’ve stopped discovering new ones.

Di sisi lain, kita telah berhenti menemukan antibiotik baru.

Still, there’s hope that we can get ahead of the problem.

Tentu saja, masih ada harapan untuk memecahkan hal ini.

But first, how did we get into this situation?

Tetapi, bagaimana awal masalah ini terjadi?

The first widely used antibiotic was penicillin,

Antibiotik yang pertama dikenal publik adalah penisilin,

discovered in 1928 by Alexander Fleming.

yang ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming.

In his 1945 Nobel Prize acceptance speech,

Dalam pidato penerimaan Nobel pada tahun 1945,

Fleming warned that bacterial resistance had the potential to ruin

Fleming memperingatkan bahwa resistansi bakteri bisa menghancurkan

the miracle of antibiotics.

'keajaiban' antibiotik.

He was right: in the 1940s and 50s,

Dia benar.

Sekitar tahun 1940-an dan 1950-an, bakteri yang resistan sudah mulai muncul.

resistant bacteria already began to appear.

From then until the 1980s,

Sejak saat itu hingga tahun 1980-an,

pharmaceutical companies countered the problem of resistance

perusahaan farmasi memecahkan masalah resistansi ini

by discovering many new antibiotics.

dengan mengembangkan banyak antibiotik baru.

At first this was a highly successful— and highly profitable— enterprise.

Pada awalnya, upaya itu sangat sukses dan menguntungkan.

Over time, a couple things changed.

Seiring waktu, banyak hal berubah.

Antibiotik jenis baru

Newly discovered antibiotics were often only effective

acap kali hanya efektif untuk mengobati jenis infeksi yang terbatas,

for a narrow spectrum of infections,

whereas the first ones had been broadly applicable.

sedangkan antibiotik yang lama mempan terhadap banyak jenis bakteri.

This isn’t a problem in itself,

Sebenarnya ini bukan masalah besar,

but it does mean that fewer doses of these drugs could be sold—

tetapi tetap saja akan ada lebih sedikit antibiotik baru yang bisa dijual,

making them less profitable.

sehingga menjadi kurang menguntungkan.

In the early days, antibiotics were heavily overprescribed,

Pada masa-masa awal,

antibiotik terlalu banyak diresepkan,

including for viral infections they had no effect on.

termasuk untuk infeksi virus yang tidak mempan olehnya.

Scrutiny around prescriptions increased, which is good, but also lowered sales.

Pengawasan resep pun ditingkatkan.

Suatu langkah yang bagus, tetapi menurunkan penjualan.

At the same time, companies began to develop more drugs

Pada waktu bersamaan,

perusahaan mulai mengembangkan banyak jenis obat

that are taken over a patient’s lifetime,

yang dikonsumsi pasien seumur hidupnya,

like blood pressure and cholesterol medications,

seperti pengatur tekanan darah dan kolestrol,

and later anti-depressants and anti-anxiety medications.

dan kemudian obat antidepresan dan anti-cemas.

Because they are taken indefinitely, these drugs more profitable.

Karena jenis obat ini dikonsumsi terus-menerus,

mereka lebih menguntungkan.

By the mid-1980s, no new chemical classes of antibiotics were discovered.

Pada pertengahan 1980-an,

tak ada lagi penemuan kelompok antibiotik jenis baru.

But bacteria continued to acquire resistance and pass it along

Bakteri yang ada semakin resistan dan menyebarkan resistensinya

by sharing genetic information between individual bacteria

dengan membagi informasi genetiknya dengan individu bakteri lain,

and even across species.

bahkan ke spesies bakteri lainnya.

Now bacteria that are resistant to many antibiotics are common,

Kini, bakteri yang resistan terhadap antibiotik semakin umum,

and increasingly some strains are resistant to all our current drugs.

dan semakin banyak galur bakteri

yang resistan terhadap seluruh jenis obat yang kini tersedia.

So, what can we do about this?

Lalu, apa yang bisa kita lakukan?

We need to control the use of existing antibiotics, create new ones,

Kita perlu mengontrol penggunaan antibiotik yang ada dan membuat jenis baru

combat resistance to new and existing drugs,

juga memerangi resistansi terhadap antibiotik yang ada maupun baru,

and find new ways to fight bacterial infections.

dan menemukan cara baru untuk melawan infeksi oleh bakteri.

The largest consumer of antibiotics is agriculture,

Konsumen terbesar antibiotik adalah sektor agrikultur,

yang menggunakan antibiotik tidak hanya untuk mengobati infeksi,

which uses antibiotics not only to treat infections

but to promote the growth of food animals.

namun juga untuk meningkatkan pertumbuhan hewan ternak.

Using large volumes of antibiotics

Penggunaan antibiotik dalam volume besar

increases the bacteria’s exposure to the antibiotics

meningkatkan paparan antibiotik terhadap bakteri

and therefore their opportunity to develop resistance.

sehingga meningkatkan kemungkinan mereka untuk menjadi resistan.

Many bacteria that are common in animals, like salmonella, can also infect humans,

Banyak bakteri yang terdapat di hewan, seperti Salmonella, dapat menginfeksi kita

and drug-resistant versions can pass to us through the food chain

dan Salmonella yang resistan bisa menulari kita melalui rantai makanan

and spread through international trade and travel networks.

lalu menyebar melalui jaringan perdagangan dan perjalanan internasional.

In terms of finding new antibiotics,

Dalam menemukan antibiotik baru,

nature offers the most promising new compounds.

alam menawarkan senyawa yang sangat menjanjikan.

Organisms like other microbes and fungi have evolved over millions of years

Organisme seperti mikrob dan fungi telah berkembang selama jutaan tahun

to live in competitive environments—

untuk hidup di lingkungan yang kompetitif,

meaning they often contain antibiotic compounds

yang artinya mereka kerap memiliki senyawa antibiotik

to give them a survival advantage over certain bacteria.

untuk mempertahankan diri dari bakteri tertentu.

We can also package antibiotics with molecules that inhibit resistance.

Kita juga dapat mengemas antibiotik

bersama molekul yang menghambat resistansi.

One way bacteria develop resistance is through proteins of their own

Salah satu cara bakteri menjadi resistan

adalah melalui protein milik mereka yang merusak antibiotik.

that degrade the drug.

By packaging the antibiotic with molecules that block the degraders,

Dengan mengemas antibiotik

bersama molekul yang menghambat protein perusak,

the antibiotic can do its job.

antibiotik dapat melakukan pekerjaaannya.

Phages, viruses that attack bacteria but don’t affect humans,

"Fag", jenis virus yang menyerang bakteri namun tidak memengaruhi manusia,

are one promising new avenue to combat bacterial infections.

adalah salah satu kemungkinan menjanjikan untuk memerangi infeksi bakteri.

Developing vaccines for common infections, meanwhile,

Sementara itu, mengembangkan vaksin untuk infeksi yang umum

can help prevent disease in the first place.

dapat mencegah munculnya penyakit.

The biggest challenge to all these approaches is funding,

Tantangan terbesar untuk semua pendekatan ini

adalah pendanaan,

which is woefully inadequate across the globe.

yang secara global masih sangat tidak cukup.

Antibiotics are so unprofitable that many large pharmaceutical companies

Antibiotik begitu tidak menguntungkan

sehingga banyak perusahaan farmasi besar mengentikan usaha pengembangannya.

have stopped trying to develop them.

Meanwhile, smaller companies that successfully bring new antibiotics

Sementara itu, perusahaan kecil

yang berhasil meluncurkan antibiotik baru ke pasaran

to market often still go bankrupt, like the American start up Achaogen.

kerap jatuh bangkrut,

misalnya perusahaan rintisan Achaogen di Amerika.

New therapeutic techniques like phages and vaccines

Teknik terapi baru seperti fag dan vaksin

face the same fundamental problem as traditional antibiotics:

juga menghadapi masalah yang sama seperti antibiotik tradisional:

if they’re working well, they’re used just once,

jika efek kerjanya baik, mereka hanya akan dipakai sekali,

which makes it difficult to make money.

sehingga sulit untuk menghasilkan keuntungan.

And to successfully counteract resistance in the long term,

Dan agar berhasil memerangi resistansi dalam jangka panjang,

kita harus menggunakan antibiotik baru itu secara hati-hati,

we’ll need to use new antibiotics sparingly—

lowering the profits for their creators even further.

sehingga akan semakin mengurangi keuntungan para produsennya.

One possible solution is to shift profits away from the volume of antibiotics sold.

Satu kemungkinan solusinya

adalah mengubah sumber keuntungan, bukan dari jumlah obat yang terjual.

For example, the United Kingdom is testing a model

Sebagai contoh, sebuah model baru sedang diuji di Inggris.

where healthcare providers purchase antibiotic subscriptions.

Penyedia layanan kesehatan membeli antibiotik secara berlangganan.

Meski banyak negara tengah mencoba memberi insentif pengembangan antibiotik,

While governments are looking for ways to incentivize antibiotic development,

these programs are still in the early stages.

program-program tersebut masih berada di fase awal.

Negara-negara di seluruh dunia masih perlu melakukan banyak hal.

Countries around the world will need to do much more—

but with enough investment in antibiotic development

Namun, dengan investasi yang cukup di bidang pengembangan antibiotik

and controlled use of our current drugs,

dan pengaturan penggunaan obat-obatan yang ada saat ini,

we can still get ahead of resistance.

masih ada harapan untuk melawan resistansi antibiotik.