How to deal with rejection

Translator: Nova Nova Reviewer: Intan Andini

Rejection hurts.

Penolakan itu menyakitkan.

It’s incredibly painful to feel like you’re not wanted—

Merasa tidak diinginkan itu pedih-- dan benar-benar menyakitkan.

and we do mean painful.

fMRI studies have found that rejection elicits brain activity

Studi fMRI menunjukkan bahwa penolakan menurunkan aktivitas otak

in multiple neural regions that process physical pain.

di sejumlah area syaraf yang memproses rasa sakit.

And the language we use to describe rejection mirrors this experience.

Bahasa yang kita gunakan untuk menjelaskan penolakan mencerminkan pengalaman ini.

Researchers recorded over a dozen languages that relate rejection

Peneliti mencatat ada banyak bahasa yang mengaitkan penolakan dengan rasa sakit,

to being hurt, using terms like “crushed” or “broken-hearted.”

seperti istilah semacam “hancur” atau “patah hati”.

So why does rejection trigger such a strong response,

Jadi, mengapa penolakan memicu respons yang begitu kuat,

and is there any way to cope with this unique kind of pain?

dan adakah cara untuk mengatasi jenis rasa sakit yang unik ini?

Psychologists often describe rejection

Psikolog sering menggambarkan penolakan

as what happens when we perceive that others don’t value

sebagai kejadian yang muncul saat kita merasa orang lain

having social connections with us.

tidak menghargai hubungan sosialnya dengan kita.

This could occur when we’re abandoned by a romantic partner,

Hal ini bisa terjadi apabila kita diabaikan oleh kekasih,

excluded from a group, or outright discriminated against.

dikucilkan dari suatu kelompok, atau didiskriminasi secara terang-terangan.

But it’s worth noting that these interpersonal rejections

Tapi perlu dicatat, penolakan antar-personal ini

have a social element that distinguishes them from not getting a job.

memiliki unsur sosial yang berbeda dengan saat Anda tidak mendapatkan pekerjaan.

In these experiences,

Dalam pengalaman ini,

we perceive that the rejecting party undervalues our relationship.

kita merasa pihak yang menolak kurang menghargai hubungan dengan kita.

And while the pain of rejection often increases

Dan meski rasa sakit akibat penolakan meningkat seiring

the more we value a relationship,

semakin berartinya hubungan itu bagi kita,

even rejections by relative strangers can hurt our feelings.

penolakan dari orang asing pun bisa membuat kita sakit hati.

This might seem like an overreaction,

Mungkin reaksi ini terkesan berlebihan,

but just as bodily pain warns us about perceived threats

tapi sama seperti rasa sakit merupakan peringatan akan adanya ancaman

to our physical well-being,

terhadap keselamatan fisik,

hurt feelings warn us about perceived threats to our social well-being.

sakit hati pun merupakan peringatan adanya ancaman bagi keselamatan sosial.

Some behavioral psychologists argue this warning system developed

Para psikolog perilaku berpendapat bahwa sistem peringatan ini berkembang

when our prehistoric ancestors lived in small clans

ketika leluhur prasejarah kita hidup dalam kelompok-kelompok kecil

and depended on everyone they knew for survival.

dan menggantungkan kelangsungan hidup pada orang yang mereka kenal.

These humans may have evolved to perceive rejection from anyone

Manusia-manusia ini mungkin berevolusi untuk menganggap penolakan dari siapa pun

as a potential threat to their safety.

sebagai potensi ancaman bagi keamanan mereka.

It’s impossible to confirm this kind of evolutionary theory,

Meneguhkan teori evolusioner ini memang mustahil,

but wherever this warning system came from,

tapi dari mana pun asalnya, sistem peringatan ini

it doesn't include instructions

tidak disertai instruksi

for how to process this intense emotional experience.

untuk memproses pengalaman emosional yang kuat ini.

So, the next time you’re feeling rejected, try asking yourself these questions.

Jadi, lain kali merasa ditolak, ajukanlah pertanyaan-pertanyaan ini pada diri Anda.

The first thing to consider is your relationship

Poin pertama yang harus diperhatikan adalah hubungan Anda

with the person rejecting you.

dengan orang yang menolak Anda.

Is this someone who knows you well and whose opinion you hold dear?

Apakah ia mengenal Anda dengan baik dan pendapatnya penting bagi Anda?

Or is it just a loose acquaintance?

Ataukah ia hanya kenalan yang tidak dekat dengan Anda?

If it’s the latter, that might help you answer the second question:

Jika Anda tidak dekat dengannya, jawablah pertanyaan kedua ini:

does this rejection really matter?

apakah penolakan itu benar-benar penting?

It can sting when a stranger doesn't laugh at your joke,

Sedih rasanya jika orang lain tak tertawa mendengar lelucon kita,

but it doesn’t make sense to react strongly to a rejection

tapi tak masuk akal untuk bereaksi keras terhadap penolakan

with little impact on your life.

yang kecil dampaknya bagi kehidupan kita.

Of course, brushing off even a minor rejection is easier said than done,

Memang, menepis penolakan kecil itu lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan,

since how you perceive yourself also factors into this equation.

karena persepsi tentang diri sendiri juga merupakan faktor penting.

You likely feel more confident in some circumstances than others,

Mungkin Anda lebih percaya diri dalam satu situasi ketimbang orang lain,

and people tend to be especially sensitive to rejection in situations

dan orang cenderung sangat sensitif terhadap penolakan dalam situasi

where they have a low opinion of themselves.

di mana mereka tak terlalu percaya diri.

So much so, that they even become more likely to misinterpret

Dengan begitu, mereka cenderung salah menafsirkan

other people’s neutral reactions as rejections.

reaksi alamiah orang lain sebagai penolakan.

This is why it can be helpful to both reflect on your self-view

Karena itu, sebaiknya Anda merefleksikan pandangan terhadap diri sendiri

and ask yourself if the other person is actually rejecting you.

dan bertanya pada diri sendiri apakah pihak lain benar-benar menolak Anda.

This might seem like an odd question.

Pertanyaan ini mungkin terkesan aneh.

But you may find that while the other person didn’t treat you

Tapi Anda bisa melihat meski orang tidak memperlakukan Anda

as you would have liked, they still value your relationship.

sesuai keinginan Anda, mereka tetap menghargai hubungan dengan Anda.

In some cases, it's also helpful to consider

Dalam sejumlah kasus, sebaiknya Anda juga memikirkan

whether you were expecting more acceptance than was reasonable.

apakah ekspektasi Anda lebih tinggi ketimbang yang sewajarnya.

Unfortunately, after asking these questions,

Sayangnya, setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini,

you might still conclude that a person close to you

Anda mungkin tetap menyimpulkan teman akrab Anda

doesn’t value your relationship as much as you do.

tidak menghargai hubungan itu sebesar Anda.

This is a painful realization, but it can help to remember two things.

Kenyataan semacam ini menyakitkan, tapi ingatlah dua hal.

First, this rejection isn't just about you.

Pertama, penolakan ini bukan hanya tentang diri Anda.

The other party wants something different from your relationship,

Orang itu menginginkan hal yang berbeda dari hubungannya dengan Anda,

and what they want might be unreasonable, unfair,

dan sesuatu yang mereka inginkan mungkin tidak wajar, tidak adil,

or simply not what you have to give.

atau bukan yang harus Anda diberikan.

Second, their rejection isn’t proof that there’s something wrong with you.

Kedua, penolakan mereka bukanlah bukti ada yang salah dengan Anda.

The pain you’re feeling is just part of a system

Kepedihan yang Anda rasakan itu hanyalah bagian dari sistem

nudging you to think about your interpersonal relationships.

yang mendorong Anda memikirkan hubungan antar-personal Anda.

And by reflecting on your behavior,

Dengan memikirkan perilaku Anda,

you can find clues to help better understand the rejection

Anda bisa menemukan petunjuk untuk lebih memahami penolakan itu

and think critically about the relationship

dan berpikir secara kritis tentang hubungan

you want to have with this person.

yang Anda inginkan dengan orang itu.

Every relationship and rejection is unique.

Setiap hubungan dan penolakan bersifat unik.

But whatever the specifics,

Tapi apa pun karakteristiknya,

it’s important to remember that you’re never alone in all of this.

ingatlah bahwa Anda tidak pernah sendirian dalam hal ini.

Everyone deals with rejection throughout their life—

Setiap orang pernah mengalami penolakan--

even those who seem confident in their belonging.

termasuk mereka yang kelihatannya sangat percaya diri.

And one of the most common ways to cope with this universal experience

Salah satu cara paling umum untuk mengatasi pengalaman universal ini

is to reconnect with those who already accept you.

adalah dengan tersambung kembali dengan mereka yang telah menerima Anda.