The tale of the boy who tricked the Devil - Iseult Gillespie

Translator: Calista Stella Reviewer: Rahayu Nur Hidayah

In the sun-dappled streets of a small town,

Di jalan-jalan yang bebercak sinar matahari di sebuah kota kecil,

a proud mother showed off her newborn son.

seorang ibu yang berbangga memamerkan putranya yang baru lahir.

Upon noticing his lucky birthmark,

Setelah melihat tanda lahir keberuntungannya,

townsfolk predicted he would marry a princess.

penduduk kota meramal dia akan menikahi seorang putri.

But soon, these rumors reached the ears of the wicked king.

Namun dengan segera, desas-desus ini sampai ke telinga raja yang jahat.

Enraged, the king stole the child away, and sent him hurtling down the river.

Marah, raja mencuri anak itu, dan mengempaskannya ke sungai.

But the infant’s luck proved greater than the king’s plan.

Tapi keberuntungan si bayi terbukti lebih besar daripada rencana raja.

Years later, the king was traveling his realm,

Bertahun-tahun kemudian, raja sedang berkeliling kerajaannya,

when he spotted a strapping young man with an uncanny birthmark.

ketika dia melihat seorang pemuda tegap dengan tanda lahir yang aneh.

After confirming the child’s origins,

Setelah mengonfirmasi asal usul anak tersebut,

the sly king entrusted the boy with a letter for the queen.

raja yang licik menugaskan anak itu dengan sepucuk surat untuk sang ratu.

The youth eagerly set out to deliver the message—

Pemuda itu dengan semangat berangkat untuk menyampaikan pesan—

not knowing he was carrying his own death sentence.

tidak tahu bahwa ia sedang membawa hukuman matinya sendiri.

That night, roaming bandits stumbled upon his camp.

Malam itu, para bandit yang berkeliaran menemukan perkemahan pemuda itu.

Yet when they read the brutal letter, they were filled with pity.

Namun saat membaca surat brutal itu, mereka dipenuhi dengan rasa iba.

Deciding to make trouble for the king instead, they scribbled a new note.

Memutuskan menyusahkan raja sebagai gantinya, mereka menulis surat baru.

As soon as the youth arrived at the palace,

Begitu pemuda itu tiba di istana,

he locked eyes with the princess.

dia bertatapan mata dengan sang putri.

The two felt destined for each other.

Keduanya merasa ditakdirkan untuk satu sama lain.

And when the queen read that the king approved this union,

Dan ketika ratu membaca bahwa raja menyetujui perkawinan ini,

she joyfully organized a whirlwind wedding.

ia dengan gembira mengatur pernikahan dadakan.

When the king returned, he was furious.

Ketika raja kembali, dia sangat marah.

But he couldn’t execute his daughter’s beloved without reason.

Tapi ia tak bisa mengeksekusi orang yang dicintai putrinya tanpa alasan.

So he devised a diabolical trial.

Jadi raja menyusun percobaan jahat.

He ordered the youth to travel to Hell itself,

Dia memerintahkan pemuda itu untuk pergi ke Neraka itu sendiri,

and return with three golden hairs freshly plucked from the Devil’s head.

dan kembali dengan tiga rambut emas yang baru dicabut dari kepala sang Iblis.

Only upon succeeding could he return to his bride.

Hanya setelah berhasil ia dapat kembali pada pengantinnya.

The youth searched across the land for the entrance to Hell,

Pemuda itu pergi ke seluruh negeri untuk mencari pintu masuk ke Neraka,

until he finally reached an eerie village.

sampai akhirnya ia mencapai sebuah desa yang menakutkan.

Here, he saw some villagers gathered around a well.

Di sini, ia melihat beberapa penduduk desa berkumpul di sekitar sumur.

They closed in on the youth, refusing to let him pass

Mereka mendekati pemuda itu, menolak untuk membiarkannya lewat

until he answered their question: why was the well dry?

sampai dia menjawab pertanyaan mereka: mengapa sumur itu kering?

The youth replied, “I will answer when I return.”

Pemuda itu menjawab, "Aku akan menjawab saat aku kembali."

They directed him further into town,

Mereka mengarahkannya lebih jauh ke kota,

where he came across another set of villagers contemplating a gnarled tree.

di mana ia menemukan sekelompok penduduk desa lainnya menatapi pohon berbonggol.

They refused to let him pass until he answered their question:

Mereka menolak membiarkannya lewat sampai ia menjawab pertanyaan mereka:

why was the tree barren?

mengapa pohon itu gersang?

Again, the youth responded, “I will answer when I return."

Sekali lagi, pemuda itu menjawab, "Aku akan menjawab ketika aku kembali."

These villagers guided him to the dock, where an elderly ferryman awaited.

Penduduk desa memandunya ke dermaga, tempat seorang tukang perahu tua menunggu.

Ketika mendayung melewati air hitam, tukang itu menanyakan pertanyaan ketiga:

As he paddled through the black water, the ferryman rasped a third question:

how can I escape my interminable task?

bagaimana aku bisa lolos dari tugasku yang tak berkesudahan?

Once more, the youth promised, “I will answer when I return.”

Sekali lagi, pemuda itu berjanji, "Aku akan menjawab ketika aku kembali."

At last, they reached a hut sinking into the swampy banks of Hell.

Akhirnya, mereka sampai di gubuk yang tenggelam ke tepi Neraka yang berawa.

Reluctantly, the youth knocked on the rotting door.

Dengan enggan, pemuda itu mengetuk pintu yang lapuk.

The devil’s grandmother answered his call.

Nenek sang iblis menjawab panggilannya.

She was known to help some visiting souls, and harm others.

Dia dikenal membantu beberapa orang yang berkunjung, dan menyakiti yang lain.

The youth had just finished his story when they heard the devil’s footsteps.

Pemuda itu baru saja selesai bercerita saat mereka mendengar langkah kaki iblis.

Without warning, the boy’s world appeared to shrink.

Tanpa peringatan, dunia bocah itu tampak menyusut.

The devil’s grandmother lifted him into the folds of her sleeve,

Nenek si iblis mengangkatnya ke lipatan lengan bajunya,

and welcomed her grandson.

dan menyambut cucunya.

The old woman set to work, lavishing the devil with food and drink.

Wanita tua itu mulai bekerja, mencurahi iblis dengan makanan dan minuman.

When he fell asleep, she deftly plucked three gleaming hairs from his head.

Saat iblis tertidur, dengan cekatan nenek mencabut tiga rambut berkilau dari kepala.

With each plucked hair, the Devil briefly awoke and complained about his dreams,

Dengan tiap rambut tercabut, ia terbangun sebentar dan mengeluh tentang mimpinya,

full of nearby villagers and their problems.

penuh dengan penduduk desa terdekat dan masalah mereka.

The next morning, the youth departed—

Pagi berikutnya, pemuda itu berangkat—

armed with three golden hairs, and three pieces of information.

dipersenjatai dengan tiga rambut emas, dan tiga buah informasi.

He shared the devil’s first dream with the ferryman.

Dia menceritakan mimpi pertama iblis dengan si tukang perahu.

If the boatman could hand his oars to a willing passenger,

Jika si tukang perahu bisa menyerahkan dayungnya pada penumpang yang bersedia,

he would be free from his task.

dia akan bebas dari tugasnya.

Back at the village, the youth declared that there was a mouse

Kembali ke desa, pemuda itu menyatakan bahwa ada tikus

gnawing at the root of the tree, and an enormous toad blocking the well.

yang menggerogoti akar pohon, dan kodok sangat besar yang menghalangi sumur.

The villagers rewarded him handsomely for his help.

Penduduk desa memberi hadiah besar pada pemuda itu atas bantuannya.

Back from his journey, the youth thrust the devil’s hairs at the king—

Kembali dari perjalanannya, pemuda itu menyodorkan rambut iblis pada raja—

but his greedy father-in-law only had eyes for the gold.

tapi ayah mertuanya yang serakah hanya tertarik pada emas itu.

The sly youth told the king that even greater wealth awaited him

Si pemuda yang lihai memberi tahu raja bahwa kekayaan yang lebih besar menantinya

across the river.

di seberang sungai.

Immediately, the king hastened to the riverbank.

Segera, raja bergegas ke tepi sungai.

Eager to claim his riches,

Ingin menuntut kekayaannya,

he held out his hands impatiently to the grinning ferryman—

dia mengulurkan tangan dengan tidak sabar kepada tukang perahu yang menyeringai—

who happily handed over his oars.

yang dengan senang hati menyerahkan dayungnya.