Pirates, nurses and other rebel designers | Alice Rawsthorn

Translator: C Clarissa Reviewer: Mardiyanto Saahi

Design is a slippery and elusive phenomenon,

Desain adalah fenomena yang tidak tetap dan sulit dipahami,

which has meant different things at different times.

artinya desain itu berbeda pada waktu yang berbeda.

But all truly inspiring design projects have one thing in common:

Tapi semua proyek desain yang inspiratif mempunyai satu kesamaan:

they began with a dream.

yaitu dimulai dengan mimpi.

And the bolder the dream,

Semakin berani mimpi itu,

the greater the design feat that will be required to achieve it.

semakin besar upaya desain yang dibutuhkan untuk meraihnya.

And this is why the greatest designers are almost always

Dan inilah mengapa desainer terhebat hampir selalu

the biggest dreamers and rebels and renegades.

adalah pemimpi dan pemberontak dan penantang terbesar.

This has been the case throughout history,

Ini telah terjadi sepanjang sejarah,

all the way back to the year 300 BC,

di tahun 300 SM silam,

when a 13-year-old became the king

ketika seorang anak umur 13 tahun menjadi raja

of a remote, very poor and very small Asian country.

dari negara yang terpencil, sangat miskin dan sangat kecil di Asia.

He dreamt of acquiring land, riches and power

Dia bermimpi untuk menguasai tanah, kekayaan dan kekuasaan

through military conquest.

melalui penaklukan militer.

And his design skills --

Dan kecakapan desainnya --

improbable though it sounds --

meski terdengar mustahil --

would be essential in enabling him to do so.

sangat penting dalam memungkinkan dia untuk melakukannya.

At the time,

Pada saat itu,

all weapons were made by hand to different specifications.

semua senjata dibuat secara manual dengan spesifikasi yang berbeda.

So if an archer ran out of arrows during a battle,

Jadi jika seorang pemanah kehabisan anak panah saat pertempuran,

they wouldn't necessarily be able to fire another archer's arrows

mereka tidak dapat menggunakan anak panah milik pemanah lain

from their bow.

dengan busur mereka.

This of course meant that they would be less effective in combat

Tentu saja ini berarti mereka kurang efektif dalam peperangan,

and very vulnerable, too.

dan juga sangat lemah.

Ying solved this problem

Ying memecahkan masalah ini

by insisting that all bows and arrows were designed identically,

dengan memaksakan agar semua busur dan anak panah dibuat serupa,

so they were interchangeable.

jadi dapat dipertukarkan.

And he did the same for daggers, axes, spears, shields

Dia menerapkannya juga untuk belati, kapak, tombak, perisai,

and every other form of weaponry.

dan semua jenis persenjataan.

His formidably equipped army won batter after battle,

Tentaranya yang dipersenjatai dengan cerdas memenangkan semua pertempuran,

and within 15 years,

dan dalam waktu 15 tahun,

his tiny kingdom had succeeded in conquering

kerajaan kecilnya berhasil menaklukan

all its larger, richer, more powerful neighbors,

semua tetangganya yang lebih besar, kaya, dan kuat

to found the mighty Chinese Empire.

dan mendirikan Kekaisaran Cina yang hebat.

Nah, tentunya, tak seorang pun,

Now, no one, of course,

would have thought of describing Ying Zheng as a designer at the time --

menganggap Ying Zheng sebagai desainer pada saat itu --

why would they?

untuk apa?

And yet he used design unknowingly and instinctively

Namun dia menggunakan desain dengan tanpa sadar dan secara naluriah

but with tremendous ingenuity

dengan kecerdasan yang luar biasa

to achieve his ends.

untuk mencapai tujuannya.

And so did another equally improbable, accidental designer,

Begitu juga desainer lainnya yang sama mustahil dan kebetulan,

who was also not above using violence to get what he wanted.

yang juga menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.

This was Edward Teach, better known as the British pirate, Blackbeard.

Dia adalah Edward Teach, lebih dikenal sebagai Blackbeard, si bajak laut Inggris.

This was the golden age of piracy,

Saat itu adalah masa keemasan pembajakan,

where pirates like Teach were terrorizing the high seas.

saat bajak laut seperti Teach meneror laut lepas.

Colonial trade was flourishing,

Perdagangan kolonial berkembang,

and piracy was highly profitable.

dan pembajakan sangat menguntung.

And the smarter pirates like him realized that to maximize their spoils,

Bajak laut cerdas seperti dia menyadari bahwa untuk memaksimalkan rampasan,

they needed to attack their enemies so brutally

mereka perlu menyerang musuh mereka dengan cara yang brutal

that they would surrender on sight.

jadi musuh langsung menyerah.

So in other words,

Dengan kata lain,

they could take the ships without wasting ammunition,

mereka bisa membajak kapal tanpa membuang-buang amunisi,

or incurring casualties.

atau menimbulkan korban.

So Edward Teach redesigned himself as Blackbeard

Jadi Edward Teach mendesain ulang dirinya sebagai Blackbeard

by playing the part of a merciless brute.

dengan memainkan peran sebagai orang yang kasar dan tanpa ampun.

He wore heavy jackets and big hats to accentuate his height.

Dia menggunakan jaket tebal dan topi besar untuk menonjolkan tinggi badannya.

He grew the bushy black beard that obscured his face.

Dia menumbuhkan jenggot hitam lebat yang menyamarkan wajahnya.

He slung braces of pistols on either shoulder.

Dia menyandang pistol di kedua bahu.

He even attached matches to the brim of his hat and set them alight,

Dia bahkan melekatkan korek api di samping topinya dan menyalakannya,

so they sizzled menacingly whenever his ship was poised to attack.

sehingga semua itu mendesis garang setiap kali kapalnya siap untuk menyerang.

Dan seperti kebanyakan bajak laut pada saat itu,

And like many pirates of that era,

he flew a flag that bore the macabre symbols

dia mengibarkan bendera yang melahirkan simbol mengerikan

of a human skull and a pair of crossed bones,

yaitu tengkorak manusia dan sepasang tulang bersilang,

because those motifs had signified death in so many cultures for centuries,

karena motif itu menandakan kematian pada banyak budaya selama berabad-abad,

that their meaning was instantly recognizable,

sehingga maknanya dapat langsung dikenali,

even in the lawless, illiterate world of the high seas:

bahkan dalam dunia laut lepas yang tak mengenal hukum dan aksara:

surrender or you'll suffer.

menyerah atau Anda akan menderita.

So of course, all his sensible victims surrendered on sight.

Tentu saja, semua korbannya yang berakal langsung menyerah.

Put like that,

Dengan begitu,

it's easy to see why Edward Teach and his fellow pirates

sangat mudah dipahami, mengapa Edward Teach dan rekan bajak lautnya

could be seen as pioneers of modern communications design,

dapat dianggap sebagai pelopor desain komunikasi modern,

and why their deadly symbol --

dan mengapa simbol kematian itu --

(Laughter)

(tawa)

masih ada lagi --

there's more --

mengapa simbol kematian dari tengkorak dan tulang bersilang itu

why their deadly symbol of the skull and crossbones

was a precursor of today's logos,

adalah pendahulu dari logo-logo dewasa ini,

rather like the big red letters standing behind me,

seperti huruf merah besar dibelakang saya,

but of course with a different message.

dan tentu dengan pesan yang berbeda.

(Laughter)

(tawa)

Yet design was also used to nobler ends

Namun juga desain digunakan untuk tujuan yang mulia

by an equally brilliant and equally improbable designer,

oleh desainer yang sama brilian dan mustahil,

the 19th-century British nurse, Florence Nightingale.

yaitu perawat Inggris pada abad ke-19, Florence Nightingale.

Her mission was to provide decent healthcare for everyone.

Misinya adalah untuk memberikan layanan kesehatan yang layak untuk semua orang.

Nightingale was born into a rather grand, very wealthy British family,

Nightingale lahir dalam keluarga Inggris yang agung dan kaya,

who were horrified when she volunteered to work in military hospitals

dia ngeri saat menjadi relawan di rumah sakit militer

during the Crimean War.

selama perang Crimean.

Once there, she swiftly realized

Di RS militer itu, dia dengan cepat menyadari

that more patients were dying of infections that they caught there,

bahwa banyak pasien sekarat karena infeksi yang mereka dapatkan di RS itu,

in the filthy, fetid wards,

di bangsal kotor dan berbau busuk,

than they were of battle wounds.

dibanding oleh luka karena perang.

So she campaigned for cleaner, lighter, airier clinics

Jadi dia berkampanye agar klinik yang lebih bersih, terang, dan terbuka

to be designed and built.

untuk dirancang dan dibangun.

Back in Britain,

Kembali ke Inggris,

she mounted another campaign,

dia memulai kampanye lain,

this time for civilian hospitals,

kali ini untuk rumah sakit sipil,

and insisted that the same design principles were applied to them.

dan mendesak agar desain dan prinsip yang sama diterapkan di RS sipil.

The Nightingale ward, as it is called,

Bangsal Nightingale, sebutannya,

dominated hospital design for decades to come,

mendominasi desain rumah sakit beberapa dekade selanjutnya,

and elements of it are still used today.

dan elemen-elemennya masih digunakan sampai sekarang.

But by then,

Saat itu,

desain dipandang sebagai alat dari Era Industri.

design was seen as a tool of the Industrial Age.

It was formalized and professionalized,

Desain diformalkan dan diprofesionalkan,

but it was restricted to specific roles

tetapi terbatas untuk tujuan tertentu

and generally applied in pursuit of commercial goals

dan umumnya diterapkan untuk mengejar tujuan komersial

rather than being used intuitively,

daripada digunakan secara naluriah,

as Florence Nightingale, Blackbeard and Ying Zheng had done.

sebagaimana yang dilakukan oleh Florence Nightingale, Blackbeard, dan Ying Zheng.

By the 20th century,

Pada abad ke-20,

this commercial ethos was so powerful,

etos komersil sangat berpengaruh,

that any designers who deviated from it

sehingga setiap desainer yang menyimpang darinya

risked being seen as cranks or subversives.

beresiko dianggap sebagai orang aneh atau subversif.

Now among them is one of my great design heroes,

Nah diantara mereka salah satunya adalah pahlawan desain hebat saya,

the brilliant László Moholy-Nagy.

László Moholy-Nagy yang brilian.

He was the Hungarian artist and designer

Dia adalah seniman dan desainer Hungaria

whose experiments with the impact of technology on daily life

yang eksperimennya serta dampaknya pada teknologi di kehidupan sehari-hari

were so powerful

sangat besar

that they still influence the design of the digital images

hingga masih berpengaruh pada desain gambar digital

we see on our phone and computer screens.

yang kita lihat di ponsel dan di layar komputer.

He radicalized the Bauhaus Design School in 1920s Germany,

Dia meradikalisasi Sekolah Desain Bauhaus pada tahun 1920-an di Jerman,

and yet some of his former colleagues shunned him

namun beberapa mantan rekan kerjanya menjauhi dia

when he struggled to open a new Bauhaus in Chicago years later.

saat dia berjuang untuk membuka Bauhaus baru di Chicago beberapa tahun kemudian.

Moholy's ideas were as bold and incisive as ever,

Ide Moholy berani dan tajam seperti biasa,

but his approach to design was too experimental,

tetapi pendekatannya pada desain terlalu eksperimental,

as was his insistence on seeing it, as he put it,

juga tekadnya dalam memandang desain, seperti yang ia katakan,

as an attitude, not a profession to be in tune with the times.

sebagai sikap, bukan profesi untuk menjadi selaras dengan perkembangan zaman.

And sadly, the same applied

Dan sedihnya, hal yang sama terjadi

to another design maverick: Richard Buckminster Fuller.

pada seorang desainer eksentrik: Richard Buckminster Fuller.

Dia juga seorang visioner desain yang brilian

He was yet another brilliant design visionary

and design activist,

dan pegiat desain,

who was completely committed to designing a sustainable society

yang sangat berkomitmen untuk merancang masyarakat yang ramah lingkungan

in such a forward-thinking way

dalam cara pikir yang maju

that he started talking about the importance of environmentalism

yangmana dia mulai berbicara tentang pentingnya environmentalisme

in design in the 1920s.

dalam desain pada tahun 1920-an.

Now he, despite his efforts,

Nah, meskipun dengan upayanya itu,

was routinely mocked as a crank by many in the design establishment,

dia selalu diejek banyak orang sebagai orang aneh dalam pengembangan desain,

and admittedly,

dan diakui,

beberapa eksperimennya gagal,

some of his experiments failed,

like the flying car that never got off the ground.

seperti mobil terbang yang tidak pernah lepas landas.

And yet, the geodesic dome,

Namun, kubah geodesik,

his design formula to build an emergency shelter

rumus desainnya untuk membangun tempat perlindungan darurat,

dari potongan kayu, logam, plastik,

from scraps of wood, metal, plastic,

potongan pohon, selimut tua, terpal plastik --

bits of tree, old blankets, plastic sheeting --

apa saja yang ada --

just about anything that's available at the time --

adalah salah satu prestasi terbaik dalam desain kemanusiaan ,

is one of the greatest feats of humanitarian design,

and has provided sorely needed refuge

dan telah memberikan perlindungan yang sangat dibutuhkan

to many, many people in desperate circumstances

oleh banyak orang dalam keadaan darurat

ever since.

sejak saat itu.

Now, it was the courage and verve of radical designers

Nah, keberanian dan semangat dari para desainer radikal

like Bucky and Moholy

seperti Bucky dan Moholy

that drew me to design.

yang membuat saya tertarik pada desain.

I began my career as a news journalist and foreign correspondent.

Saya memulai karir saya sebagai seorang wartawati dan koresponden asing.

I wrote about politics, economics and corporate affairs,

Saya menulis tentang politik, ekonomi, dan urusan korporasi

dan saya bisa memilih berspesialisasi dalam salah satu bidang itu.

and I could have chosen to specialize in any of those fields.

Tetapi saya memilih desain,

But I picked design,

because I believe it's one of the most powerful tools at our disposal

karena saya percaya bahwa desain adalah salah satu sarana yang paling berpengaruh

to improve our quality of life.

dalam keinginan untuk memperbaiki kualitas hidup kita.

Thank you, fellow TED design buffs.

Terima kasih, rekan-rekan penggemar desain TED.

(Applause)

(tepuk tangan)

Sebagaimana saya sangat mengagumi prestasi dari para desainer profesional,

And greatly as I admire the achievements of professional designers,

which have been extraordinary and immense,

yang luar biasa dan hebat,

saya juga percaya

I also believe

that design benefits hugely from the originality,

bahwa desain mendapat manfaat yang besar dari orisinalitas,

the lateral thinking

pemikiran lateral,

and the resourcefulness of its rebels and renegades.

dan kecerdasan dari para pemberontak dan pembelot desain.

And we're living at a remarkable moment in design,

Dan kita sekarang hidup dalam era desain yang mengagumkan,

because this is a time when the two camps are coming closer together.

karena sekarang adalah saat ketika dua kubu saling mendekat.

Because even very basic advances in digital technology

Karena kemajuan yang sangat mendasar dalam teknologi digital

have enabled them to operate increasingly independently,

telah memungkinkan desainer untuk bekerja dengan kemandirian yang meningkat

didalam atau diluar konteks komersial,

in or out of a commercial context,

to pursue ever more ambitious and eclectic objectives.

untuk mencapai tujuan yang lebih ambisius dan beragam.

So in theory,

Jadi dalam teori,

basic platforms like crowdfunding, cloud computing, social media

platform dasar seperti urun dana, komputasi awan, media sosial

are giving greater freedom to professional designers

telah memberikan kebebasan yang lebih besar bagi para desainer profesional

dan memberikan banyak sumberdaya bagi para pengembang desain.

and giving more resources for the improvisational ones,

and hopefully,

dan semoga,

a more receptive response to their ideas.

ide mereka akan lebih diterima.

Now, some of my favorite examples of this are in Africa,

Nah, beberapa contoh favorit saya ada di Afrika,

where a new generation of designers

dimana para desainer generasi baru

sedang mengembangkan teknologi Internet of Things yang luar biasa

are developing incredible Internet of Things technologies

to fulfill Florence Nightingale's dream of improving healthcare

untuk memenuhi mimpi Florence Nightingale untuk meningkatkan layanan kesehatan

di negara-negara dimana sekarang banyak penduduknya memiliki ponsel

in countries where more people now have access to cell phones

than to clean, running water.

daripada air ledeng yang bersih.

And among them is Arthur Zang.

Diantaranya adalah Arthur Zang.

He's a young, Cameroonian design engineer

Dia adalah insinyur desain muda dari Kamerun

who has a adapted a tablet computer into the Cardiopad,

yang telah mengadaptasikan komputer tablet ke Cardiopad,

a mobile heart-monitoring device.

perangkat pemantau jantung seluler.

It can be used to monitor the hearts of patients in remote, rural areas.

Alat itu dapat digunakan untuk memantau jantung pasien di pelosok pedesaan.

The data is then sent on a cellular network

Data tersebut kemudian dikirim dengan jaringan seluler

to well-equipped hospitals hundreds of miles away

ke rumah sakit yang lengkap yang jaraknya ratusan mil

for analysis.

untuk analisa.

And if any problems are spotted by the specialists there,

Jika ada masalah terdeteksi oleh para spesialis di RS itu,

a suitable course of treatment is recommended.

pengobatan yang layak akan dianjurkan.

Tentu saja ini meringankan banyak pasien

And this of course saves many patients

from making long, arduous, expensive and often pointless journeys

dari perjalanan ke rumah sakit yang jauh, sulit, mahal,

to those hospitals,

dan seringkali sia-sia,

and makes it much, much likelier

dan jauh lebih memungkinkan

that their hearts will actually be checked.

untuk jantung mereka bisa diperiksa.

Arthur Zang started working on the Cardiopad eight years ago,

Arthur Zang mulai mengerjakan Cardiopad delapan tahun lalu,

in his final year at university.

pada tahun akhirnya di universitas.

But he failed to persuade any conventional sources

Tetapi dia gagal membujuk semua sumber konvensional

to give him investment to get the project off the ground.

untuk memberikan dia dana agar proyeknya dapat dilaksanakan.

Dia memposting idenya itu di Facebook,

He posted the idea on Facebook,

where a Cameroonian government official saw it

dimana seorang pegawai pemerintah Kamerun melihat ide itu

and managed to secure a government grant for him.

dan pegawai itu berhasil mengupayakan dana hibah pemerintah untuknya.

He's now developing not only the Cardiopad,

Sekarang dia tidak hanya mengembangkan Cardiopad,

but other mobile medical devices to treat different conditions.

tapi juga perangkat medis seluler lainnya untuk menangani kondisi yang berbeda.

And he isn't alone,

Dan dia tidak sendiri,

because there are many other inspiring and enterprising designers

karena ada banyak desainer inspiratif dan giat lainnya

who are also pursuing extraordinary projects of their own.

yang juga mengupayakan proyek luar biasa milik mereka sendiri.

And I'm going to finish by looking at just a few of them.

Saya akan mengakhiri ceramah ini dengan menengok beberapa dari mereka.

One is Peek Vision.

Salah satunya adalah Peek Vision.

This is a group of doctors and designers in Kenya,

Ini adalah grup dokter dan desainer di Kenya,

who've developed an Internet of Things technology of their own,

yang telah mengembangkan teknologi Internet of Things-nya sendiri,

as a portable eye examination kit.

yaitu alat pemeriksa mata portabel.

Then there's Gabriel Maher,

Kemudian ada Gabriel Maher,

who is developing a new design language

yang mengembangkan bahasa desain baru

to enable us to articulate the subtleties of our changing gender identities,

yang memungkinkan kita untuk mengartikulasi

seluk-beluk dari perubahan identitas gender kita,

without recourse to traditional stereotypes.

tanpa menggunakan stereotip tradisional.

All of these designers and many more are pursuing their dreams,

Semua desainer ini dan masih banyak lagi sedang mengejar mimpi mereka,

dengan memanfaatkan kebebasan baru mereka,

by the making the most of their newfound freedom,

with the discipline of professional designers

dengan ilmu desainer profesional

and the resourcefulness of rebels and renegades.

dan dengan kecerdasan dari pemberontak dan pembelot.

And we all stand to benefit.

Dan kita semua mendapat manfaatnya.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(tepuk tangan)