How your brain's executive function works -- and how to improve it | Sabine Doebel

Translator: Leslie Gauthier Reviewer: Joanna Pietrulewicz

Translator: Elda Indria Sari Reviewer: Made Pramana

So I have a confession to make.

Saya ingin membuat pengakuan.

I only recently learned how to drive.

Saya baru saja belajar mengemudi belakangan ini.

And it was really hard.

Itu sangatlah sulit.

Now, this wasn't an older brain thing.

Ini bukan masalah otak yang lebih tua.

Do you remember what it was like when you first learned how to drive?

Apakah Anda ingat ketika Anda baru belajar mengemudi?

When every decision you made was so conscious and deliberate?

Ketika setiap keputusan yang Anda buat dengan sangat berhati-hati?

I'd come home from my lessons completely wiped out mentally.

Saya pulang setelah belajar dalam kondisi sangat lelah secara mental.

Now, as a cognitive scientist I know that this is because I was using

Sebagai seorang ilmuwan kognitif, saya tahu bahwa ini karena

a lot of something called executive function.

saya banyak menggunakan sesuatu yang disebut sebagai fungsi eksekutif.

Executive function is our amazing ability to consciously control our thoughts,

Fungsi eksekutif adalah kemampuan kita untuk secara sadar mengendalikan pikiran,

emotions and actions

emosi dan tindakan kita

in order to achieve goals ...

agar mencapai suatu tujuan ...

like learning how to drive.

misalnya, belajar mengemudi.

Itu yang kita gunakan ketika ingin keluar dari suatu kebiasaan,

It's what we use when we need to break away from habit,

menghambat impuls kita dan membuat rencana.

inhibit our impulses and plan ahead.

But we can see it most clearly when things go wrong.

Tapi kita bisa melihatnya paling jelas ketika ada yang salah.

Like, have you ever accidentally poured orange juice on your cereal?

Pernahkah Anda secara tidak sengaja menuang jus jeruk ke sereal?

(Laughter)

(Tertawa)

Or, ever start scrolling on Facebook

Atau, ketika bergulir di Facebook

and suddenly realize you've missed a meeting?

dan mendadak Anda sadar ketinggalan rapat?

(Laughter)

(Tertawa)

Or maybe this one's more familiar:

Mungkin ini lebih umum:

Ever plan to stop at the store on the way home from work

Pernahkah sepulang kerja berencana mampir ke toko

and then drive all the way home instead on autopilot?

tapi malah mengemudi ke rumah dengan sendirinya?

(Laughter)

(Tertawa)

These things happen to everyone.

Hal seperti ini terjadi pada semua orang.

And we usually call it absentmindedness,

Biasanya disebut sebagai linglung,

tapi yang sebenarnya terjadi

but what's really happening

is we're experiencing a lapse in executive function.

adalah kita sedang mengalami jeda di fungsi eksekutif.

So we use executive function every day in all aspects of our lives.

Kita menggunakan fungsi eksekutif setiap hari dalam semua aspek kehidupan.

Selama 30 tahun terakhir,

And over the past 30 years,

researchers have found that it predicts all kinds of good things

para peneliti menemukan bahwa fungsi itu memperkirakan segala macam hal baik

in childhood and beyond,

di masa kecil dan selebihnya,

like social skills, academic achievement, mental and physical health,

seperti keterampilan sosial, prestasi akademik, kesehatan mental dan fisik,

making money, saving money

menghasilkan uang, menabung

and even staying out of jail.

dan bahkan menjauhi tindak kejahatan.

Sounds great, doesn't it?

Kedengarannya hebat, bukan?

So it's no surprise

Jadi, tidak heran

that researchers like me are so interested in understanding it

jika peneliti seperti saya sangat tertarik untuk memahami

and figuring out ways to improve it.

dan mencari cara untuk meningkatkannya.

But lately, executive function has become a huge self-improvement buzzword.

Namun kini, fungsi eksekutif telah menjadi kata kunci untuk perbaikan diri.

Orang pikir hal itu bisa ditingkatkan lewat aplikasi latihan otak di "iPhone"

People think you can improve it through brain-training iPhone apps

and computer games,

dan permainan komputer,

or by practicing it in a specific way, like playing chess.

atau melatihnya dengan cara tertentu seperti bermain catur.

And researchers are trying to train it in the lab

Para peneliti tengah mencoba melatihnya di laboratorium

in the hopes of improving it and other things related to it,

dengan harapan meningkatkannya dan hal-hal lain yang terkait,

like intelligence.

seperti kecerdasan.

Well, I'm here to tell you

Saya di sini untuk memberitahu bahwa pemikiran tentang fungsi eksekutif itu

that this way of thinking about executive function is all wrong.

semuanya keliru.

Brain training won't improve executive function in a broad sense

Pelatihan otak tidak memperbaiki fungsi eksekutif dalam pengertian luas

because it involves exercising it in a narrow way,

karena hanya melibatkan latihan secara sempit,

outside of the real-world contexts in which we actually use it.

di luar konteks dunia nyata seperti yang sungguh kita gunakan.

So you can master that executive function app on your phone,

Anda bisa menguasai aplikasi fungsi eksekutif di ponsel,

but that's not going to help you stop pouring OJ on your Cheeerios twice a week.

tapi itu tak membantu Anda berhenti menuang jus ke sereal dua kali seminggu.

(Laughter)

(Tertawa)

If you really want to improve your executive function

Jika Anda ingin meningkatkan fungsi eksekutif Anda

in a way that matters for your life,

dalam cara yang berguna untuk hidup Anda,

you have to understand how it's influenced by context.

Anda harus memahami bagaimana ia dipengaruhi oleh konteks.

Saya akan jelaskan maksudnya.

Let me show you what I mean.

There's a great test that we use in the lab

Ada tes bagus yang kami gunakan di laboratorium

untuk mengukur fungsi eksekutif pada anak-anak

to measure executive function in young children

called the "dimensional change card sort."

yang disebut "dimensional change card sort."

In this task, kids have to sort cards in one way --

Dalam tugas ini, anak-anak harus menyortir kartu dalam satu cara --

like by shape --

seperti, menurut bentuk --

over and over until they build up a habit.

secara terus-menerus sampai mereka terbiasa.

And then they're asked to switch

Kemudian, mereka diminta untuk mengubah

dan menyortir kartunya dengan cara lain,

and sort the same cards in another way,

like by color.

misalkan menurut warna.

Now, really young kids struggle with this.

Anak-anak yang masih kecil sangat kesulitan.

Three- and four-year-olds will usually keep sorting the cards in the old way

Anak usia tiga dan empat tahun biasanya menyortir dengan cara yang sama

no matter how many times you remind them of what they should be doing.

walaupun sudah berkali-kali diingatkan.

(Video) Woman: If it's blue, put it here. If it's red, put it here.

(Video) Wanita: Kalau biru taruh di sini. Merah di sini.

Ini warna biru.

Here's a blue one.

OK, so now we're going to play a different game.

OK, sekarang kita coba permainan lain.

We're not going to play the color game anymore.

Kita tidak akan bermain warna lagi.

Now we're going to play the shape game,

Sekarang, kita akan bermain bentuk,

and in the shape game,

dan dalam permainan ini,

all the stars go here and all the trucks go here, OK?

taruh bintang di sini dan truk di sini, OK?

Bintang di sini, truk di sini.

Stars go here, trucks go here.

Where do the stars go?

Kalau bintang di mana?

And where do the trucks go?

Kalau truk di mana?

Excellent.

Bagus sekali.

OK, stars go here, trucks go here.

OK, bintang di sini, truk di sini.

Here's a truck.

Ini ada truk.

(Laughter)

(Tertawa)

Stars go here, trucks go here.

Bintang di sini, truk di sini.

Here's a star.

Ini bintang.

(Laughter)

(Tertawa)

SB: So it's really compelling,

SB: Jadi, ini sangatlah menarik,

and it's really obvious when she fails to use her executive function.

dan terlihat jelas ketika dia gagal menggunakan fungsi eksekutifnya.

But here's the thing:

Tapi, begini:

we could train her on this task and others like it

Kita bisa melatihnya untuk mengerjakan tugas ini dan sejenisnya

and eventually she'd improve,

hingga akhirnya dia membaik,

but does that mean

tapi apakah itu berarti

dia bisa meningkatkan fungsi eksekutifnya di luar laboratorium?

that she would've improved her executive function outside of the lab?

No, because in the real world, she'll need to use executive function

Tidak, karena di dunia nyata, dia akan menggunakan fungsi eksekutifnya

to do a lot more than switching between shape and color.

untuk melakukan hal-hal lebih dari sekadar menukar bentuk dan warna.

She'll need to switch from adding to multiplying

Dia perlu berganti dari penambahan ke perkalian

or from playing to tidying up

atau dari bermain ke membereskan barang

or from thinking about her own feelings to thinking about her friend.

atau dari berpikir tentang diri sendiri ke berpikir tentang temannya.

And success in real-world situations depends on things

Kesuksesan di dunia nyata bergantung dari hal-hal seperti

like how motivated you are and what your peers are doing.

seberapa termotivasinya Anda dan apa yang rekan-rekan Anda lakukan.

And it also depends on the strategies that you execute

Itu juga tergantung pada strategi yang Anda jalankan

when you're using executive function in a particular situation.

ketika Anda menggunakan fungsi eksekutif pada situasi tertentu.

So what I'm saying is that context really matters.

Jadi, maksud saya adalah konteks sangat penting.

Now let me give you an example from my research.

Saya akan berikan sebuah contoh dari penelitian saya.

I recently brought in a bunch of kids to do the classic marshmallow test,

Baru-baru ini, saya membawa sekelompok anak untuk melakukan tes marshmallow,

which is a measure of delay of gratification

yaitu pengukuran penundaan gratifikasi

that also likely requires a lot of executive function.

yang rupanya juga banyak melibatkan fungsi eksekutif.

So you may have heard about this test,

Mungkin Anda sudah pernah dengar tes ini,

but basically, kids are given a choice.

di mana anak akan diberikan pilihan.

They can have one marshmallow right away,

Mereka boleh langsung mendapat satu marshmallow,

or if they can wait for me to go to the other room

atau jika mereka bisa menunggu saya ke ruangan lain

and get more marshmallows,

untuk mengambil marshmallow lagi, mereka bisa dapat dua buah.

they can have two instead.

Now, most kids really want that second marshmallow,

Kebanyakan menginginkan marshmallow yang kedua itu,

but the key question is: How long can they wait?

tapi pertanyaan utamanya adalah: Berapa lama mereka bisa menunggu?

(Laughter)

(Tertawa)

Now, I added a twist to look at the effects of context.

Lalu, saya tambahkan sesuatu yang berbeda untuk melihat efek konteksnya.

I told each kid that they were in a group,

Saya katakan pada tiap anak bahwa mereka ada dalam grup,

like the green group,

seperti grup hijau,

and I even gave them a green T-shirt to wear.

dan saya memberikan kaus warna hijau untuk mereka pakai.

And I said, "Your group waited for two marshmallows,

Saya katakan, "Grup kalian sudah menunggu untuk dua marshmallow,

and this other group, the orange group,

dan grup lain, grup oranye, tidak."

did not."

Or I said the opposite:

Atau saya katakan sebaliknya:

"Your group didn't wait for two marshmallows

"Grup kalian tidak menunggu untuk dua marshmallow, tapi grup yang ini, iya."

and this other group did."

Saya tinggalkan mereka sendirian dalam ruangan

And then I left the kid alone in the room

and I watched on a webcam to see how long they waited.

dan saya amati dari webcam untuk melihat berapa lama mereka menunggu.

(Laughter)

(Tertawa)

So what I found was that kids who believed

Saya mendapati anak-anak yang percaya

that their group waited for two marshmallows

bahwa grup mereka menunggu dua marshmallow untuk diri mereka

were themselves more likely to wait.

akan cenderung menunggu.

So they were influenced by a peer group that they'd never even met.

Jadi, mereka terpengaruh oleh kelompoknya yang bahkan belum pernah mereka temui.

(Laughter)

(Tertawa)

Pretty cool, isn't it?

Cukup menarik, bukan?

Well, so with this result I still didn't know

Tapi dengan hasil ini saya masih belum tahu

if they were just copying their group or if it was something deeper than that.

apakah mereka hanya meniru grup mereka atau ada sesuatu yang lebih dalam.

So I brought in some more kids,

Jadi, saya bawa anak-anak lain.

and after the marshmallow test, I showed them pictures of pairs of kids,

Setelah tes marshmallow, saya tunjukkan gambar anak-anak berpasangan,

and I told them, "One of these kids likes to have things right away,

saya katakan, "Satu dari mereka suka segera mendapat barang,

like cookies and stickers.

seperti kue dan stiker.

And the other kid likes to wait

Dan anak lainnya suka menunggu supaya mereka bisa dapat lebih banyak."

so that they can have more of these things."

And then I asked them,

Lalu saya tanyakan mereka,

"Which one of these two kids do you like more

"Manakah anak yang lebih kamu sukai

and who would you want to play with?"

dan kamu mau bermain dengan siapa?"

And what I found was that kids who believed that their group waited

Saya menemukan anak-anak yang percaya grupnya menunggu

tended to prefer other kids who liked to wait for things.

cenderung memilih anak yang suka menunggu.

So learning what their group did made them value waiting more.

Jadi, mempelajari hal yang dilakukan grup membuat mereka lebih menghargai menunggu.

And not only that,

Dan tidak hanya itu,

these kids likely used executive function

anak-anak ini cenderung menggunakan fungsi eksekutif

to generate strategies to help themselves wait,

untuk membuat strategi yang membantu diri mereka untuk menunggu,

like sitting on their hands or turning away from the marshmallow

seperti menduduki tangan sendiri, atau berbalik dari marshmallow

or singing a song to distract themselves.

atau menyanyi untuk mengalihkan perhatian.

(Laughter)

(Tertawa)

So what this all shows is just how much context matters.

Apa yang ditunjukkan oleh semua ini adalah betapa pentingnya konteks.

It's not that these kids had good executive function or bad,

Bukan berarti fungsi eksekutif anak-anak ini baik atau buruk,

it's that the context helped them use it better.

tapi konteks yang membuat mereka menggunakannya dengan lebih baik.

So what does this mean for you and for your kids?

Jadi, apa artinya ini untuk Anda dan anak-anak Anda?

Well, let's say that you want to learn Spanish.

Katakanlah Anda ingin belajar bahasa Spanyol.

You could try changing your context

Anda bisa mencoba mengganti konteks

and surrounding yourself with other people who also want to learn,

dan berkumpul dengan orang lain yang juga mau belajar,

and even better if these are people that you really like.

dan lebih baik lagi jika dengan orang yang kalian sukai.

That way you'll be more motivated to use executive function.

Dengan begini, Anda akan lebih termotivasi untuk menggunakan fungsi eksekutif.

Or let's say that you want to help your child do better on her math homework.

Atau ketika Anda mau membantu anak mengerjakan PR matematika.

You could teach her strategies to use executive function

Anda bisa mengajari mereka strategi menggunakan fungsi eksekutif

in that particular context,

dalam konteks tersebut,

like putting her phone away before she starts studying

seperti menyimpan ponselnya sebelum dia belajar

or planning to reward herself after studying for an hour.

atau memberinya hadiah setelah belajar selama satu jam.

Now, I don't want to make it sound like context is everything.

Saya tak ingin berkata seolah-olah konteks adalah segalanya.

Executive function is really complex, and it's shaped by numerous factors.

Fungsi eksekutif sangat kompleks dan terbentuk dari banyak faktor.

But what I want you to remember

Tapi, yang saya ingin Anda ingat,

is if you want to improve your executive function

jika Anda ingin memperbaiki fungsi eksekutif Anda

in some aspect of your life,

dalam beberapa aspek kehidupan,

don't look for quick fixes.

jangan mencari perbaikan instan.

Pikirkan tentang konteks

Think about the context

and how you can make your goals matter more to you,

dan bagaimana Anda bisa membuat tujuan Anda lebih berarti

and how you can use strategies

dan bagaimana Anda menggunakan strategi untuk membantu dalam situasi tersebut.

to help yourself in that particular situation.

I think the ancient Greeks said it best when they said, "Know thyself."

Saya rasa bangsa Yunani kuno tepat sewaktu mengatakan,

"Kenali dirimu sendiri."

And a key part of this is knowing how context shapes your behavior

Kuncinya adalah mengenal bagaimana konteks membentuk perilaku Anda

dan bagaimana Anda bisa menggunakan pengetahuan itu untuk menjadi lebih baik.

and how you can use that knowledge to change for the better.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)