How much sleep do you really need? | Sleeping with Science, a TED series

Transcriber: TED Translators admin Reviewer: Krystian Aparta

So far, we've spoken about

Translator: Andiny Permana Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

Sejauh ini, kita sudah membahas

all of the wonderful benefits that sleep provides,

tentang semua keuntungan yang bisa didapatkan dari tidur,

but how much sleep should we actually be getting?

tapi berapa banyak tidur yang sebenarnya kita butuhkan?

[Sleeping with Science]

[Tidur dengan Sains]

(Music)

(Musik)

For the average adult, the current recommendation

Untuk rata-rata orang dewasa, rekomendasi terbaru

is somewhere between seven to nine hours of sleep a night.

adalah antara tujuh hingga sembilan jam dalam semalam.

And what we've been finding from large-scale epidemiological studies

Dan berdasarkan penemuan kita dari studi epidemiologi berskala besar

is that, using that reference point of seven to nine hours,

adalah bahwa, dengan referensi tidur tujuh sampai sembilan jam,

once you start to drop below that,

sekali saja Anda tidur kurang dari itu,

your mortality risk actually starts to increase.

risiko kematian Anda akan meningkat.

In fact, the Center for Disease Control in the United States, or the CDC,

Faktanya, Pusat Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat, atau CDC,

they stipulate a minimum of seven hours of sleep a night

menetapkan durasi tidur minimum tujuh hingga sembilan jam semalam

for the average adult.

untuk orang dewasa.

In other words, the shorter your sleep,

Dengan kata lain, semakin pendek durasi tidur Anda,

the shorter your life.

semakin pendek juga hidup Anda.

But it turns out that it's not quite a linear relationship as you would expect.

Tapi ternyata hubungan tersebut tak selalu berbanding lurus, seperti yang Anda kira.

It's not as though the more and more that you sleep,

Tidak selalu semakin lama Anda tidur,

the lower and lower your mortality risk is.

semakin rendah risiko kematian Anda.

In fact, something strange happens.

Faktanya, sesuatu yang aneh terjadi.

Once you get past nine hours,

Saat Anda tidur lebih dari sembilan jam,

you actually start to see a rise back up in mortality risk,

risiko kematian sebenarnya juga meningkat,

which seems rather strange and peculiar.

yang mana terlihat aneh dan unik.

And scientists have actually put forward at least two different explanations.

Ilmuwan telah memberikan setidaknya dua penjelasan berbeda.

The first is that, if you look at those studies,

Yang pertama adalah, jika Anda melihat penelitian tersebut,

it may be that individuals are suffering from significant disease and illness.

hal tersebut mungkin berasal dari individu yang sakit cukup parah.

When we become infected, or we have disease,

Ketika kita terinfeksi atau memiliki penyakit,

typically, we try to sleep longer, we stay in bed longer.

biasanya, kita akan mencoba tidur dan diam di ranjang lebih lama.

So in other words,

Jadi dengan kata lain,

it was the unmeasured disease and sickness in those studies

penyakit-penyakit yang tidak terukur di dalam penelitan tersebutlah

that was triggering a response in those individuals

yang memicu sebuah respons

di individu tersebut yang mencoba untuk tidur lebih lama.

to try and sleep more.

That's one explanation.

Itu penjelasan pertama.

The second possible explanation is poor sleep quality,

Penjelasan memungkinkan kedua adalah kualitas tidur yang buruk,

because we know that sleep quality,

karena kita tahu bahwa kualitas tidur,

independent of sleep quantity,

di luar jumlah tidur,

is also associated with mortality risk.

juga diasosiasikan dengan risiko kematian.

And the lower that your quality of sleep is,

Semakin rendah kualitas tidur Anda,

the higher your risk of death.

maka semakin tinggi risiko kematian Anda.

People who have poor quality of sleep will typically try to sleep longer;

Orang dengan kualitas tidur yang buruk biasanya akan mencoba tidur lebih lama;

they'll try to stay in bed longer to overcome that poor quality of sleep.

mereka akan menetap di ranjang lebih lama

untuk menutupi kualitas tidurnya yang buruk.

It may be poor quality of sleep masquerading as long sleep

Ini bisa jadi kualitas tidur yang buruk yang menyamar sebagai tidur panjang

that is associated with a higher risk of death,

yang diasosiasikan dengan risiko kematian yang lebih tinggi,

rather than the long sleep itself.

daripada tidur yang lama itu sendiri.

But if we take a step back and think about society overall,

Tapi jika kita mundur dan berpikir tentang masyarakat secara keseluruhan,

I think modernity is constantly pushing us

saya kira era modern ini secara konstan mendorong kita

to, perhaps, work long hours and therefore neglect our sleep.

untuk bekerja dengan lama yang menyebabkan terabaikannya tidur.

But if we want to be around long enough to get the benefits

Jika kita ingin hidup cukup lama untuk mendapatkan manfaat

and the fruits of all of that hard labor,

dan hasil dari kerja keras kita,

we may want to think about starting to prioritize our sleep some more.

kita mungkin harus mulai memprioritaskan tidur kita.