When we design for disability, we all benefit | Elise Roy

Translator: Gede Widhi Reviewer: Nur Fitriah

I'll never forget the sound

Saya tidak akan pernah melupakan suara

of laughing with my friends.

ketika tertawa bersama teman-teman saya.

I'll never forget the sound

Saya tidak akan pernah melupakan suara

of my mother's voice right before I fell asleep.

ibu saya sesaat sebelum saya tertidur.

And I'll never forget the comforting sound of water

Dan saya tidak akan pernah melupakan suara air yang menenangkan

trickling down a stream.

mengalir di sungai.

Imagine my fear, pure fear,

Bayangkan ketakutan saya, ketakutan murni,

when, at the age of 10,

ketika di usia 10 tahun,

I was told I was going to lose my hearing.

saya dikabari bahwa saya akan kehilangan pendengaran saya.

And over the next five years,

Dan dalam 5 tahun,

it progressed until I was classified as profoundly deaf.

kondisi saya memburuk, hingga saya divonis tuna rungu.

But I believe that losing my hearing

Tetapi saya yakin bahwa kehilangan pendengaran

was one of the greatest gifts I've ever received.

adalah salah satu anugerah terindah yang pernah saya terima.

You see, I get to experience the world in a unique way.

Saya dapat mengarungi dunia dengan cara yang unik.

And I believe that these unique experiences

Dan saya yakin bahwa pengalaman unik

that people with disabilities have

para penyandang cacat

is what's going to help us make and design a better world

akan membantu kita untuk membuat dan merancang dunia yang lebih baik

for everyone -- both for people with and without disabilities.

untuk semua orang -- baik yang memiliki kelumpuhan ataupun tidak.

I used to be a disability rights lawyer,

Saya dulu seorang pengacara hak asasi penyandang cacat,

and I spent a lot of my time focused on enforcing the law,

dan saya menghabiskan banyak waktu untuk menegakkannya,

ensuring that accommodations were made.

memastikan bahwa hukum ini dilaksanakan.

And then I had to quickly learn international policy,

Kemudian saya harus mempelajari kebijakan internasional dengan cepat,

because I was asked to work on the UN Convention

karena saya diminta untuk mempersiapkan sebuah Konvensi PBB

that protects people with disabilities.

untuk melindungi para penyandang cacat.

As the leader of the NGO there,

Sebagai seorang pemimpin NGO,

I spent most of my energy trying to convince people

saya menggunakan sebagian besar waktu saya untuk meyakinkan orang-orang mengenai

about the capabilities of people with disabilities.

kemampuan yang dimiliki para penyandang cacat.

But somewhere along the way,

Namun seiring waktu,

and after many career transitions

dan setelah beberapa kali berganti pekerjaan

that my parents weren't so happy about --

yang membuat orang tua saya tidak terlalu senang --

(Laughter)

(Tertawa)

I stumbled upon a solution

saya menemukan sebuah solusi

that I believe may be an even more powerful tool

yang saya yakin bisa menjadi alat yang sangat ampuh

to solve some of the world's greatest problems,

untuk menyelesaikan beberapa permasalahan besar dunia,

disability or not.

baik bagi penyandang cacat ataupun bukan.

And that tool is called design thinking.

Dan solusi tersebut disebut pemikiran desain.

Design thinking is a process for innovation and problem solving.

Pemikiran desain adalah proses inovasi dan penyelesaian masalah.

There are five steps.

Ada 5 langkah.

The first is defining the problem

Pertama, mendefinisikan masalah

and understanding its constraints.

dan memahami keterbatasannya.

The second is observing people in real-life situations

Kedua, melakukan observasi terhadap orang-orang dalam kehidupan nyata

and empathizing with them.

dan berempati dengan mereka.

Third, throwing out hundreds of ideas -- the more the better,

Ketiga, melontarkan ratusan ide -- semakin banyak, semakin baik,

the wilder the better.

semakin gila, semakin baik.

Fourth, prototyping: gathering whatever you can,

Keempat, membuat prototipe: mengumpulkan apapun yang Anda bisa,

whatever you can find,

Apapun yang Anda temukan,

to mimic your solution, to test it

untuk menyerupai solusi Anda,

mengujinya dan menyempurnakannya.

and to refine it.

And finally, implementation:

Dan tahap terakhir, implementasi:

ensuring that the solution you came up with is sustainable.

memastikan bahwa solusi tersebut dapat terus berkesinambungan.

Warren Berger says that design thinking teaches us to look sideways,

Warren Berger berkata, pemikiran desain mengajarkan kita

untuk melihat menyamping,

to reframe, to refine, to experiment

merancang ulang, menyempurnakan, bereksperimentasi,

and, probably most importantly,

dan mungkin, yang terpenting adalah,

ask those stupid questions.

untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan bodoh.

Design thinkers believe that everyone is creative.

Pemikir desain percaya bahwa semua orang kreatif.

They believe in bringing people from multiple disciplines together,

Mereka ingin menyatukan orang dari berbagai disiplin ilmu

bersama-sama,

because they want to share multiple perspectives

karena mereka ingin berbagi sudut pandang yang berbeda

and bring them together and ultimately merge them

dengan mengumpulkan dan menyatukan semuanya

to form something new.

untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

Design thinking is such a successful and versatile tool

Pemikiran desain adalah alat yang ampuh dan serba guna

that it has been applied in almost every industry.

yang sudah diterapkan di hampir semua industri.

I saw the potential that it had for the issues I faced,

Saya melihat potensi pemikiran desain untuk menjawab masalah yang saya hadapi,

so I decided to go back to school

sehingga saya memutuskan untuk meneruskan pendidikan

and get my master's in social design.

dan mendapatkan gelar S2 di bidang Desain Sosial.

This looks at how to use design to create positive change in the world.

Bidang ini melihat bagaimana menggunakan desain

untuk menciptakan perubahan positif di dunia.

While I was there,

Ketika disana,

I fell in love with woodworking.

saya jatuh cinta dengan kerajinan kayu.

But what I quickly realized

Namun segera saya sadari

was that I was missing out on something.

bahwa saya melewatkan sesuatu yang sangat penting.

As you're working with a tool,

Ketika Anda bekerja dengan sebuah alat,

right before it's about to kick back at you --

sesaat sebelum benda tersebut memantul kembali --

which means the piece or the tool jumps back at you --

yang berarti alat tersebut memantul kembali ke arah Anda --

it makes a sound.

alat itu bersuara.

And I couldn't hear this sound.

Dan saya tak dapat mendengarnya.

So I decided,

Jadi saya putuskan,

why not try and solve it?

kenapa tidak mencari solusinya?

My solution was a pair of safety glasses

Solusi saya adalah sebuah kacamata pengaman,

that were engineered to visually alert the user

yang dirancang untuk memperingatkan pengguna secara visual

to pitch changes in the tool,

untuk mendeteksi perubahan pada alat tersebut,

before the human ear could pick it up.

sebelum bisa terdengar oleh telinga manusia.

Why hadn't tool designers thought of this before?

Kenapa pendesain alat tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya?

(Laughter)

(Tertawa)

Two reasons: one, I was a beginner.

Ada 2 alasan: pertama, saya adalah seorang pemula.

I wasn't weighed down by expertise or conventional wisdom.

Saya tidak terbebani oleh keahlian atau pengetahuan konvensional.

The second is: I was Deaf.

Kedua: saya seorang tuna rungu.

My unique experience of the world helped inform my solution.

Pengalaman unik saya di dunia membantu saya menemukan solusinya.

And as I went on, I kept running into more and more solutions

Dan semakin saya melanjutkan, saya terus menemukan beragam solusi

that were originally made for people with disabilities,

yang pada awalnya dirancang untuk penyandang cacat,

and that ended up being picked up,

yang pada akhirnya juga diterapkan,

embraced and loved by the mainstream,

diakui dan disukai oleh kebanyakan orang,

disability or not.

baik penyandang cacat maupun tidak.

This is an OXO potato peeler.

Ini adalah pengupas kentang OXO.

It was originally designed for people with arthritis,

Pada awalnya dirancang untuk orang dengan radang sendi,

but it was so comfortable, everybody loved it.

alatnya mudah digunakan,

semua orang menyukainya.

Text messaging: that was originally designed for people who are Deaf.

Pesan teks: dirancang khusus untuk kaum tuna rungu.

And as you know, everybody loves that, too.

dan seperti Anda ketahui, semua orang juga suka.

(Laughter)

(Tertawa)

I started thinking:

Saya jadi berpikir.

What if we changed our mindset?

Bagaimana seandainya kita mengubah pola pikir kita?

What if we started designing for disability first --

Bagaimana kalau kita merancang untuk kaum penyandang cacat dulu --

not the norm?

bukan orang normal?

As you see, when we design for disability first,

Seperti yang Anda lihat, saat kita merancang untuk penyandang cacat dulu

we often stumble upon solutions that are not only inclusive,

seringkali kita menemukan solusi yang tidak hanya inklusif,

but also are often better than when we design for the norm.

namun juga lebih baik daripada ketika merancang untuk orang normal.

And this excites me,

Dan ini membuat saya bersemangat

because this means that the energy it takes to accommodate someone

karena berarti tenaga yang dibutuhkan untuk mengakomodir

seorang penyandang cacat

with a disability

can be leveraged, molded and played with

dapat ditingkatkan, dibentuk dan diperbaharui

as a force for creativity and innovation.

sebagai daya kreativitas dan inovasi.

This moves us from the mindset of trying to change the hearts

Ini mengubah pola pikir kita dari mencoba mengubah hati

and the deficiency mindset of tolerance,

dan minim toleransi,

to becoming an alchemist,

untuk menjadi seorang ahli kimia,

the type of magician that this world so desperately needs

seorang pesulap yang amat dibutuhkan dunia

to solve some of its greatest problems.

untuk menyelesaikan beberapa masalah besar.

Now, I also believe

Saya juga yakin

that people with disabilities have great potential to be designers

bahwa para penyandang cacat berpotensi besar menjadi perancang

within this design-thinking process.

dalam proses pemikiran desain ini.

Without knowing it, from a very early age,

Tanpa menyadarinya, sejak usia dini

I've been a design thinker, fine-tuning my skills.

saya sudah menjadi pemikir desain, mengasah kemampuan saya.

Design thinkers are, by nature, problem solvers.

Secara alami, pemikir desain adalah penyelesai masalah.

So imagine listening to a conversation

Bayangkan ketika mendengar satu percakapan

and only understanding 50 percent of what is said.

dan hanya mengerti 50% dari apa yang diucapkan.

You can't ask them to repeat every single word.

Anda tak bisa meminta mereka untuk mengulang kata demi kata.

They would just get frustrated with you.

Mereka akan kesal terhadap Anda.

So without even realizing it,

Bahkan tanpa menyadarinya,

my solution was to take the muffled sound I heard,

solusi saya adalah menangkap suara redam yang saya dengar,

that was the beat,

seperti ketukan,

and turn it into a rhythm and place it with the lips I read.

mengubahnya menjadi ritme dan mencocokkannya dengan gerakan bibir,

yang saya baca.

Years later, someone commented that my writing had a rhythm to it.

Beberapa tahun kemudian, seseorang berkata

bahwa tulisan saya,

punya ritme.

Well, this is because I experience conversations as rhythms.

Ini karena saya mendengar percakapan dalam bentuk ritme.

I also became really, really good at failing.

Saya juga menjadi sangat, sangat ahli dalam kegagalan

(Laughter)

(Tertawa)

Quite literally.

Secara harfiah.

My first semester in Spanish, I got a D.

Semester pertama saya belajar bahasa Spanyol, saya mendapat nilai D.

But what I learned was that when I picked myself up

Namun yang saya pelajari adalah, ketika saya bangkit berdiri dari kegagalan

and changed a few things around,

dan mengubah beberapa hal,

eventually, I succeeded.

pada akhirnya, saya berhasil.

Similarly, design thinking encourages people to fail

Sama halnya, pemikiran desain mendorong orang untuk gagal,

and fail often,

dan sering gagal,

because eventually, you will succeed.

karena pada akhirnya, Anda akan berhasil.

Very few great innovations in this world

Sangat sedikit inovasi terbaik di dunia

have come from someone succeeding on the first try.

tercipta dari seseorang yang berhasil dalam sekali percobaan.

I also experienced this lesson in sports.

Saya juga mengalami pelajaran yang sama di bidang olahraga.

I'll never forget my coach saying to my mom,

Saya tidak pernah lupa perkataan pelatih kepada ibu saya,

"If she just didn't have her hearing loss,

"Kalau saja pendengarannya tidak hilang,

she would be on the national team."

dia akan berada di tim nasional."

But what my coach, and what I didn't even know at the time,

Namun yang tidak diketahui pelatih saya, dan bahkan saya sendiri ketika itu,

was that my hearing loss actually helped me excel at sports.

adalah hilangnya pendengaran saya sesungguhnya membantu saya

unggul dalam olahraga.

You see, when you lose your hearing, not only do you adapt your behavior,

Ketika Anda kehilangan pendengaran,

Anda tidak hanya menyesuaikan perilaku,

but you also adapt your physical senses.

tapi juga sensor fisik Anda.

One example of this

Salah satu contohnya adalah,

is that my visual attention span increased.

jangkauan visual saya bertambah besar.

Imagine a soccer player, coming down the left flank.

Bayangkan seorang pemain sepak bola, menyerang dari sayap kiri.

Imagine being goalkeeper, like I was,

Bayangkan menjadi penjaga gawang, seperti yang saya lakukan,

and the ball is coming down the left flank.

dan bola datang dari arah sayap kiri.

A person with normal hearing would have the visual perspective of this.

Seseorang dengan pendengaran normal memiliki perspektif visual

seluas ini.

I had the benefit of a spectrum this wide.

Saya punya keunggulan dengan jangkauan visual seluas ini.

So I picked up the players over here,

Jadi saya bisa melihat pemain dari sisi ini,

that were moving about and coming down the field.

yang sedang bergerak ke arah saya.

And I picked them up quicker, so that if the ball was passed,

Dan saya menangkap pergerakan itu lebih cepat, sehingga ketika bola dioper,

I could reposition myself and be ready for that shot.

saya dapat menempatkan diri dan bersiap untuk tendangan itu.

So as you can see,

Jadi, seperti yang Anda lihat,

I've been a design thinker for nearly all my life.

Saya menjadi pemikir desain hampir sepanjang hidup saya.

My observation skills have been honed so that I pick up on things

Kemampuan pengamatan saya telah diasah sehingga saya dapat mempelajari hal-hal

that others would never pick up on.

yang tidak pernah dipelajari orang lain.

My constant need to adapt has made me a great ideator

Kebutuhan saya beradaptasi membuat saya menjadi pencetus ide terbaik

and problem solver.

dan penyelesai masalah.

And I've often had to do this within limitations and constraints.

Dan sering kali saya harus melakukannya dalam keterbatasan dan hambatan.

This is something that designers also have to deal with frequently.

Ini adalah masalah yang juga sering dihadapi para perancang.

Baru-baru ini,

My work most recently took me to Haiti.

pekerjaan saya membawa saya ke Haiti.

Design thinkers often seek out extreme situations,

Para pemikir desain seringkali mencari situasi ekstrim,

because that often informs some of their best designs.

karena terkadang situasi tersebut menjadi sumber

untuk beberapa rancangan terbaik mereka.

And Haiti -- it was like a perfect storm.

Haiti -- bagaikan badai hebat.

I lived and worked with 300 Deaf individuals

Saya tinggal dan bekerja bersama 300 orang tuna rungu,

that were relocated after the 2010 earthquake.

yang diungsikan setelah musibah gempa tahun 2010.

But five and a half years later,

Namun lima setengah tahun kemudian,

there still was no electricity;

masih tidak ada listrik;

there still was no safe drinking water;

tidak ada air yang aman untuk diminum;

there were still no job opportunities;

masih tidak ada kesempatan kerja;

there was still rampant crime, and it went unpunished.

kejahatan masih merajalela, dan hukum tidak jalan.

International aid organizations came one by one.

Bantuan organisasi internasional datang satu per satu.

But they came

Namun bantuan tersebut datang

with pre-determined solutions.

datang tanpa menanyakan dulu apa yang dibutuhkan masyarakat setempat.

They didn't come ready to observe and to adapt

Bantuan yang datang tidak disesuaikan

based on the community's needs.

dengan kebutuhan masyarakat.

One organization gave them goats and chickens.

Salah satu organisasi memberi bantuan ternak kambing dan ayam.

But they didn't realize

Namun mereka tidak menyadari

that there was so much hunger in that community,

bahwa masyarakat di komunitas itu semuanya kelaparan,

that when the Deaf went to sleep at night and couldn't hear,

sehingga ketika orang tuna rungu tidur di malam hari dan tidak mendengar,

people broke into their yards and their homes

orang asing masuk ke lahan dan rumah mereka

and stole these chickens and goats,

dan mencuri ternak ayam dan kambing,

and eventually they were all gone.

dan pada akhirnya semuanya hilang.

Now, if that organization had taken the time

Jika saja organisasi tersebut mengambil waktu sejenak

to observe Deaf people, to observe the community,

untuk mengamati kaum tuna rungu, untuk mengamati masyarakat,

they would have realized their problem

mereka akan menyadari masalah mereka,

and perhaps they would have come up with a solution,

dan mungkin mereka akan bisa menyelesaikan masalah tersebut.

something like a solar light,

Seperti listrik energi matahari,

lighting up a secure pen to put them in at night

untuk menerangi kandang ternak mereka pada malam hari,

to ensure their safety.

sehingga keamanannya terjaga.

You don't have to be a design thinker

Anda tidak perlu menjadi pemikir desain

to insert the ideas I've shared with you today.

untuk menanamkan ide yang saya bagikan kepada Anda hari ini.

You are creative.

Anda kreatif,

You are a designer --

Anda seorang perancang --

everyone is.

semua orang adalah perancang.

Let people like me help you.

Biarkan orang seperti saya membantu Anda.

Let people with disabilities help you look sideways,

Biarkan orang dengan kekurangan membantu Anda melihat secara menyamping,

and in the process,

dan dalam prosesnya,

solve some of the greatest problems.

menyelesaikan beberapa masalah terbesar di dunia.

That's it. Thank you.

Sekian. Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)