How America Fails New Parents — and Their Babies | Jessica Shortall | TED Talks

Translator: Dewi Barnas Reviewer: Sahi Rahman

What does a working mother look like?

Seperti apa penampilan ibu bekerja?

If you ask the Internet, this is what you'll be told.

Jika Anda mencarinya di Internet, ini yang akan Anda dapatkan.

Never mind that this is what you'll actually produce

Meskipun inilah yang sebenarnya akan Anda hasilkan

if you attempt to work at a computer with a baby on your lap.

kalau mencoba menggunakan komputer sambil memangku anak.

(Laughter)

(Tawa)

But no, this isn't a working mother.

Tapi bukan itu ibu bekerja.

You'll notice a theme in these photos. We'll look at a lot of them.

Anda akan lihat ada tema yang sama pada foto-foto ini. Kami melihat banyak foto.

That theme is amazing natural lighting,

Temanya adalah pencahayaan alami yang luar biasa,

which, as we all know,

yang seperti yang kita tahu,

is the hallmark of every American workplace.

merupakan ciri khas tempat kerja di Amerika.

There are thousands of images like these.

Ada ribuan foto seperti ini.

Just put the term "working mother" into any Google image search engine,

Tinggal ketik saja kata "Ibu bekerja" pada mesin pencari gambar Google,

stock photo site.

atau situs foto.

They're all over the Internet,

Ada dimana-mana di Internet,

they're topping blog posts and news pieces,

memenuhi postingan blog dan artikel berita,

and I've become kind of obsessed with them and the lie that they tell us

membuat saya terobsesi dengan

kebohongan dan kenyamanan palsu yang dicitrakan,

and the comfort that they give us,

that when it comes to new working motherhood in America,

bahwa kondisi ibu bekerja di Amerika

everything's fine.

sungguh baik.

But it's not fine.

Namun tidak demikian adanya.

As a country, we are sending millions of women back to work

Negara kita mengirim jutaan wanita kembali bekerja

every year, incredibly and kind of horrifically soon

setiap tahunnya, sesegera dan sedini mungkin

after they give birth.

setelah mereka melahirkan.

That's a moral problem

Itu adalah masalah moral,

but today I'm also going to tell you why it's an economic problem.

tapi hari ini saya akan memberitahu Anda, mengapa itu juga masalah ekonomi.

I got so annoyed and obsessed with the unreality of these images,

Saya jengkel dan terobsesi pada kebohongan pencitraan ini,

which look nothing like my life,

yang tidak mencerminkan kehidupan saya,

sehingga baru-baru ini saya menjadi model pada serial parodi stok foto

that I recently decided to shoot and star in a parody series of stock photos

that I hoped the world would start to use

yang saya harap akan digunakan semua orang

just showing the really awkward reality of going back to work

untuk menunjukkan betapa canggungnya kembali bekerja

when your baby's food source is attached to your body.

ketika sumber makanan bayi Anda menempel di tubuh Anda.

I'm just going to show you two of them.

Saya akan menunjukkan dua di antaranya hari ini.

(Laughter)

(Tawa)

Nothing says "Give that girl a promotion" like leaking breast milk

Tak ada cara lebih efektif untuk mendapatkan promosi

through your dress during a presentation.

daripada rembesan asi pada pakaian Anda selagi presentasi.

You'll notice that there's no baby in this photo,

Bisa Anda lihat bahwa tidak ada bayi di sini,

because that's not how this works,

karena begitulah asi bagi ibu yang baru melahirkan,

not for most working mothers.

termasuk pada kebanyakan ibu bekerja.

Did you know, and this will ruin your day,

Tahukah Anda, dan Anda tidak akan suka mendengarnya,

that every time a toilet is flushed, its contents are aerosolized

setiap kali toilet disiram, sisa kotoran akan memenuhi udara

and they'll stay airborne for hours?

dan tetap di udara selama berjam-jam?

And yet, for many new working mothers,

Namun, bagi banyak ibu muda bekerja

this is the only place during the day that they can find to make food

inilah satu-satunya tempat yang bisa digunakan untuk memompa asi

for their newborn babies.

bagi bayi mereka.

I put these things, a whole dozen of them, into the world.

Saya menyebarkan lusinan foto seperti ini pada dunia.

I wanted to make a point.

Saya ingin membuat pernyataan.

I didn't know what I was also doing was opening a door,

Pada awalnya saya tidak menyadari bahwa pintu lain juga terbuka,

because now, total strangers from all walks of life

karena kini, orang-orang yang tidak saya kenal

dari berbagai lini kehidupan menyurati saya

write to me all the time

just to tell me what it's like for them to go back to work

hanya untuk memberitahu bagaimana mereka harus kembali bekerja

within days or weeks of having a baby.

beberapa hari atau minggu setelah melahirkan.

I'm going to share 10 of their stories with you today.

Saya akan menceritakan 10 dari kisah mereka pada Anda hari ini.

They are totally real, some of them are very raw,

Semuanya benar terjadi, dan beberapa sangat menggelisahkan,

and not one of them looks anything like this.

dan tak satupun yang terlihat seperti ini.

Here's the first.

Inilah cerita pertama.

"I was an active duty service member at a federal prison.

"Saya bekerja sebagai petugas di penjara federal.

I returned to work after the maximum allowed eight weeks for my C-section.

Saya mengalami bedah sesar dan jatah maksimal cuti saya adalah 8 minggu.

A male coworker was annoyed that I had been out on 'vacation,'

Seorang kolega pria jengkel karena saya mengambil cuti 'liburan,'

so he intentionally opened the door on me while I was pumping breast milk

jadi dia sengaja membuka pintu ketika saya memompa asi

and stood in the doorway with inmates in the hallway."

dan berdiri di pintu dengan para tahanan di lorong."

Most of the stories that these women, total strangers, send to me now,

Kebanyakan cerita yang dikirimkan oleh para wanita ini,

are not actually even about breastfeeding.

tidak semuanya tentang menyusui.

A woman wrote to me to say,

Seorang wanita menulis pada saya,

"I gave birth to twins and went back to work after seven unpaid weeks.

"Saya melahirkan bayi kembar dan kembali bekerja setelah cuti tak dibayar 7 minggu"

Emotionally, I was a wreck.

Secara emosi, saya tidak siap.

Physically, I had a severe hemorrhage during labor, and major tearing,

Secara fisik, saya mengalami pendarahan dan luka sobek parah saat melahirkan,

so I could barely get up, sit or walk.

jadi sangat sulit untuk berdiri, apalagi berjalan.

My employer told me I wasn't allowed to use my available vacation days

Atasan saya tidak mengizinkan saya mengambil jatah cuti yang tersedia

because it was budget season."

karena saat itu sesi penganggaran."

I've come to believe that we can't look situations like these in the eye

Saya jadi percaya bahwa kita tak bisa menghadapi langsung kenyataan seperi ini

because then we'd be horrified,

karena kita akan ketakutan,

and if we get horrified then we have to do something about it.

dan ketika takut kita merasa harus berbuat sesuatu tentangnya.

So we choose to look at, and believe, this image.

Jadi kita memilih untuk melihat dan percaya pada gambar ini.

I don't really know what's going on in this picture,

Saya tidak paham apa yang sebenarnya digambarkan di sini,

because I find it weird and slightly creepy.

karena menurut saya ini aneh dan agak menakutkan.

(Laughter)

(Tawa)

Like, what is she doing?

Dia sedang apa sih?

But I know what it tells us.

Tapi saya tahu apa pesan dari foto ini.

It tells us that everything's fine.

Foto ini memberitahu kita bahwa semua baik-baik saja.

This working mother, all working mothers and all of their babies, are fine.

Ibu bekerja ini, semua ibu bekerja dan bayi mereka, semua baik-baik saja.

There's nothing to see here.

Tak ada yang perlu dipermasalahkan.

And anyway, women have made a choice,

Lagipula, ini adalah pilihan kaum wanita,

so none of it's even our problem.

jadi ini bahkan bukan masalah kita.

I want to break this choice thing down into two parts.

Mari kita bagi masalah pilihan ini menjadi dua bagian.

The first choice says that women have chosen to work.

Pertama, wanita memilih untuk bekerja.

So, that's not true.

Nah, itu tidak benar.

Today in America, women make up 47 percent of the workforce,

Di Amerika sekarang ini, wanita adalah 47 persen tenaga kerja,

and in 40 percent of American households

dan pada 40 persen rumah tangga

a woman is the sole or primary breadwinner.

wanita adalah tulang punggung keluarga utama atau satu-satunya.

Our paid work is a part, a huge part, of the engine of this economy,

Wanita bekerja adalah bagian besar dari perekonomian kita,

and it is essential for the engines of our families.

dan sangat penting bagi ekonomi keluarga kita.

On a national level, our paid work is not optional.

Di tingkat nasional, bekerja bukanlah pilihan.

Choice number two says that women are choosing to have babies,

Pilihan kedua mengatakan bahwa perempuan memilih untuk melahirkan,

so women alone should bear the consequences of those choices.

jadi wanita yang harus menanggung konsekuensi dari pilihan tersebut.

You know, that's one of those things

Anda tahu, ini mungkin bisa

that when you hear it in passing, can sound correct.

terdengar benar kalau Anda dengar sambil lalu.

I didn't make you have a baby.

Aku tidak memaksamu untuk melahirkan.

I certainly wasn't there when that happened.

Aku bahkan tidak ada disana ketika kamu melahirkan.

But that stance ignores a fundamental truth,

Tapi pendapat itu tidak mengabaikan kebenaran fundamental

which is that our procreation on a national scale is not optional.

bahwa menghasilkan keturunan pada skala nasional bukanlah pilihan.

The babies that women, many of them working women, are having today,

Bayi-bayi dari ibu bekerja itu,

will one day fill our workforce, protect our shores,

akan menjadi tenaga kerja kita di masa depan,

menjaga kedaulatan kita, membayar pajak.

make up our tax base.

Our procreation on a national scale is not optional.

Di skala nasional, memiliki keturunan bukanlah pilihan.

These aren't choices.

Kedua hal ini bukan pilihan.

We need women to work. We need working women to have babies.

Kita butuh wanita untuk bekerja, sekaligus melanjutkan keturunan.

So we should make doing those things at the same time

Jadi kita harus melakukan keduanya bersamaan

at least palatable, right?

secara benar, bukan?

OK, this is pop quiz time:

Baiklah, ini waktunya ujian kejutan:

what percentage of working women in America do you think

Berapa persen wanita bekerja di Amerika yang menurut Anda

have no access to paid maternity leave?

tidak mendapatkan cuti hamil berbayar?

88 percent.

88 persen.

88 percent of working mothers will not get one minute of paid leave

88 persen wanita bekerja tidak diberi 1 menit pun cuti berbayar

after they have a baby.

setelah mereka melahirkan.

So now you're thinking about unpaid leave.

Jadi, sekarang Anda berpikir tentang cuti tak berbayar.

It exists in America. It's called FMLA. It does not work.

Hal ini ada di Amerika. Namanya FMLA, dan tidak berfungsi.

Because of the way it's structured, all kinds of exceptions,

Karena strukturnya, ada berbagai pengecualian di dalamnya,

half of new mothers are ineligible for it.

sehingga setengah dari ibu muda bekerja tidak memenuhi syarat.

Here's what that looks like.

Inilah yang terjadi.

"We adopted our son.

"Kami mengadopsi putra kami.

When I got the call, the day he was born, I had to take off work.

Saat kami ditelepon, di hari kelahirannya, saya harus cuti bekerja.

I had not been there long enough to qualify for FMLA,

Saya belum bekerja di sana cukup lama untuk memenuhi syarat FMLA,

so I wasn't eligible for unpaid leave.

jadi saya tidak bisa mendapat cuti tak berbayar.

When I took time off to meet my newborn son,

Ketika saya mengambil cuti untuk bertemu bayi saya,

I lost my job."

saya dipecat."

These corporate stock photos hide another reality, another layer.

Foto-foto korporat ini menyembunyikan kenyataan yang berbeda.

Of those who do have access to just that unpaid leave,

Dari mereka yang bisa mengambil cuti tak berbayar itu,

most women can't afford to take much of it at all.

kebanyakan bahkan tidak bisa mengambilnya sama sekali.

A nurse told me, "I didn't qualify for short-term disability

Seorang perawat cerita, "Saya tak memenuhi syarat untuk cuti potong gaji

because my pregnancy was considered a preexisting condition.

karena kehamilan saya dianggap kondisi bawaan (sudah ada sebelumnya).

We used up all of our tax returns and half of our savings

Semua restitusi pajak dan setengah tabungan kami habis

during my six unpaid weeks.

selama 6 minggu cuti tanpa bayaran.

We just couldn't manage any longer.

Kami tak mampu bertahan lebih lama.

Physically it was hard, but emotionally it was worse.

Secara fisik sulit, namun secara emosi lebih parah.

I struggled for months being away from my son."

Saya berjuang berbulan-bulan jauh dari anak saya."

So this decision to go back to work so early,

Jadi keputusan untuk kembali bekerja sesegera mungkin

it's a rational economic decision driven by family finances,

adalah keputusan ekonomi yang didorong kebutuhan finansial keluarga,

but it's often physically horrific

namun seringkali sangat buruk bagi kondisi fisik

because putting a human into the world is messy.

karena melahirkan seseorang ke dunia cukup mengacaukan anda.

A waitress told me,

Seorang pramusaji bercerita,

"With my first baby, I was back at work five weeks postpartum.

"Ketika anak pertama saya lahir, saya kembali kerja 5 minggu sesudahnya.

With my second, I had to have major surgery after giving birth,

Ketika anak kedua, saya harus melalui operasi serius

so I waited until six weeks to go back.

jadi saya menunggu 6 minggu untuk kembali kerja.

I had third degree tears."

Saya mendapat luka sobek tingkat tiga."

23 percent of new working mothers in America

23 persen ibu muda bekerja di Amerika

will be back on the job within two weeks of giving birth.

akan kembali bekerja dalam jangka waktu 2 minggu setelah melahirkan.

"I worked as a bartender and cook, average of 75 hours a week while pregnant.

"Saya adalah pramusaji bar dan juru masak, dengan 75 jam kerja seminggu ketika hamil.

Saya harus kembali kerja sebelum bayi saya berumur 1 bulan,

I had to return to work before my baby was a month old,

working 60 hours a week.

dengan jam kerja 60 jam seminggu.

One of my coworkers was only able to afford 10 days off with her baby."

Seorang kolega saya bahkan hanya bisa cuti 10 hari setelah melahirkan."

Of course, this isn't just a scenario with economic and physical implications.

Tentu saja, ini bukanlah sesuatu yang yang dampaknya sebatas fisik dan ekonomi.

Childbirth is, and always will be, an enormous psychological event.

Melahirkan selalu akan menjadi kejadian psikologis yang sangat hebat.

A teacher told me,

Seorang guru bercerita,

"I returned to work eight weeks after my son was born.

"Saya kembali bekerja 8 minggu setelah melahirkan.

I already suffer from anxiety,

Dari sebelumnya, saya gampang cemas,

but the panic attacks I had prior to returning to work were unbearable."

namun serangan panik yang saya alami sebelum kembali bekerja sungguh berat."

Statistically speaking,

Secara statistik,

the shorter a woman's leave after having a baby,

semakin singkat cuti seorang wanita setelah melahirkan,

the more likely she will be to suffer from postpartum mood disorders

kemungkinannya menderita gangguan kejiwaan paska-melahirkan

like depression and anxiety,

seperti depresi dan kecemasan lebih tinggi,

and among many potential consequences of those disorders,

dan di antara konsekuensi yang mungkin dari gangguan jiwa itu,

suicide is the second most common cause of death

bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua tertinggi

in a woman's first year postpartum.

di tahun pertama paska melahirkan.

Heads up that this next story --

Cerita berikutnya --

I've never met this woman, but I find it hard to get through.

Saya tidak pernah bertemu wanita ini, tapi ceritanya sangat menyayat hati.

"I feel tremendous grief and rage that I lost an essential,

"Saya sangat berduka dan marah karena saya kehilangan waktu

irreplaceable and formative time with my son.

yang sangat penting dan tak tergantikan, masa ketika putra saya tumbuh besar.

Labor and delivery left me feeling absolutely broken.

Proses melahirkan membuat saya merasa hancur.

For months, all I remember is the screaming: colic, they said.

Selama berbulan-bulan, yang saya ingat hanyalah teriakan bayi saya:

dia sakit kolik.

On the inside, I was drowning.

Di dalam, saya tenggelam.

Every morning, I asked myself how much longer I could do it.

Setiap pagi, saya bertanya sampai kapan saya dapat melakukan ini.

I was allowed to bring my baby to work.

Saya diizinkan membawa bayi saya ke kantor.

I closed my office door while I rocked and shushed

Saya tutup pintu ruang kerja sembari menggoyang-mendiamkannya

and begged him to stop screaming so I wouldn't get in trouble.

memohon agar dia berhenti berteriak agar saya tidak mendapat masalah.

I hid behind that office door every damn day

Saya sembunyi di balik pintu setiap hari

and cried while he screamed.

dan menangis selagi bayi saya menjerit.

I cried in the bathroom while I washed out the pump equipment.

Saya menangis di kamar mandi sambil mencuci pemompa asi.

Setiap hari saya menangis di perjalanan ke tempat kerja dan pulang ke rumah.

Every day, I cried all the way to work and all the way home again.

I promised my boss that the work I didn't get done during the day,

Saya berjanji pada atasan saya untuk membawa pekerjaan saya pulang

I'd make up at night from home.

jika tidak selesai pada jam kerja.

I thought, there's just something wrong with me that I can't swing this."

Saya pikir ada sesuatu yang salah dengan saya."

So those are the mothers.

Jadi itulah para ibu.

What of the babies?

Bagaimana dengan para bayi?

As a country, do we care about the millions of babies

Sebagai negara, apa kita peduli akan jutaan bayi

born every year to working mothers?

yang dilahirkan wanita bekerja setiap tahun?

I say we don't,

Kita tak peduli,

not until they're of working and tax-paying and military-serving age.

tidak sampai mereka mencapai usia kerja, membayar pajak, dan menjadi tentara.

We tell them we'll see them in 18 years,

Kita katakan sampai jumpa 18 tahun lagi,

and getting there is kind of on them.

dan untuk sampai ke sana adalah masalah mereka.

One of the reasons I know this is that babies whose mothers

Saya tahu ini karena ibu

yang menemani bayinya selama 12 minggu atau lebih

have 12 or more weeks at home with them

are more likely to get their vaccinations and their well checks in their first year,

dapat memberikan vaksinasi dan melakukan check-up di tahun pertama sang bayi,

so those babies are more protected from deadly and disabling diseases.

jadi sang bayi lebih terlindungi dari penyakit berbahaya.

But those things are hidden behind images like this.

Namun hal itu tersembunyi di balik gambar-gambar seperti ini.

America has a message for new mothers who work and for their babies.

Amerika mempunyai pesan bagi wanita bekerja dan bayi mereka.

Whatever time you get together, you should be grateful for it,

Syukurilah waktu kebersamaan Anda, seberapa singkat atau lama,

and you're an inconvenience

dan Anda adalah beban

to the economy and to your employers.

bagi perekonomian dan perusahaan Anda.

That narrative of gratitude runs through a lot of the stories I hear.

Narasi seperti itu mengalir pada banyak cerita yang saya dengar.

A woman told me,

Seorang wanita bercerita,

"I went back at eight weeks after my C-section

"Saya bekerja 8 minggu setelah bedah sesar

because my husband was out of work.

karena suami saya tidak bekerja.

Without me, my daughter had failure to thrive.

Tanpa saya, pertumbuhan anak kami terganggu

She wouldn't take a bottle.

Dia tak mau minum dari botol.

She started losing weight.

Berat badannya pun turun.

Thankfully, my manager was very understanding.

Untungnya, manajer saya sangat pengertian.

He let my mom bring my baby,

Dia mengizinkan ibu dan bayi saya

who was on oxygen and a monitor,

yang masih memakai oksigen dan monitor,

four times a shift so I could nurse her."

mengunjungi saya 4 kali sehari agar saya bisa menyusuinya."

There's a little club of countries in the world

Ada klub kecil negara-negara di dunia

that offer no national paid leave to new mothers.

yang tidak menawarkan cuti hamil berbayar pada ibu muda.

Care to guess who they are?

Anda mau menebak siapa mereka?

The first eight make up eight million in total population.

Delapan negara teratas memiliki total 8 juta populasi.

They are Papua New Guinea, Suriname and the tiny island nations

Mereka adalah Papua Nugini, Suriname dan negara kecil kepulauan

of Micronesia, Marshall Islands, Nauru, Niue, Palau and Tonga.

Mikronesia, Kepulauan Marshall, Nauru, Niue, Palau, dan Tonga.

Number nine is the United States of America,

Di tingkat ke 9 adalah Amerika Serikat

with 320 million people.

dengan 320 juta penduduk.

Oh, that's it.

Oh, dan itu semuanya.

That's the end of the list.

Itulah akhir dari daftar ini.

Every other economy on the planet

Negara-negara lain di planet ini

has found a way to make some level of national paid leave work

telah menerapkan cuti berbayar di tingkat nasional

for the people doing the work of the future of those countries,

bagi penduduk yang menciptakan masa depan negara-negara mereka,

but we say, "We couldn't possibly do that."

namun di Amerika kita berkata, "Kita tak mungkin melakukannya."

We say that the market will solve this problem,

Kita berkata biarkan pasar menyelesaikan masalah ini,

and then we cheer when corporations offer even more paid leave to the women

dan bersorak ketika perusahaan menawarkan lebih banyak cuti berbayar

who are already the highest-educated and highest-paid among us.

bagi wanita dengan pendidikan tertinggi dan pendapatan tertinggi.

Remember that 88 percent?

Anda ingat angka 88 persen tadi?

Those middle- and low-income women are not going to participate in that.

Wanita berpenghasilan menengah ke bawah tidak berpartisipasi di dalamnya.

We know that there are staggering economic, financial, physical

Kita tahu bahwa ada biaya ekonomi, finansial, fisik, dan emosi

and emotional costs to this approach.

yang mengejutkan dengan pendekatan ini.

We have decided -- decided, not an accident,

Kita memutuskan -- memutuskan, ini tidak terjadi begitu saja,

to pass these costs directly on to working mothers and their babies.

untuk membiarkan biaya itu untuk ditanggung wanita bekerja dan bayinya.

We know the price tag is higher for low-income women,

Kita tahu biayanya lebih tinggi bagi wanita berpenghasilan rendah,

therefore disproportionately for women of color.

dan juga tidak adil bagi wanita kulit berwarna.

We pass them on anyway.

Namun kita membiarkannya begitu saja.

All of this is to America's shame.

Semua ini aib Amerika.

But it's also to America's risk.

Tapi juga membawa resiko pada Amerika.

Because what would happen

Karena apa yang akan terjadi

if all of these individual so-called choices to have babies

jika pilihan 'pribadi' untuk memiliki anak

started to turn into individual choices not to have babies.

mulai berubah menjadi pilihan pribadi untuk tidak punya anak.

One woman told me,

Seorang wanita berkata,

"New motherhood is hard. It shouldn't be traumatic.

"Menjadi seorang ibu sangat sulit, harusnya tidak se-traumatis itu.

When we talk about expanding our family now,

Kini, saat kami ingin menambah anggota keluarga,

we focus on how much time I would have to care for myself and a new baby.

pikiran kami terpusat pada waktu yang saya punya untuk diri sendiri dan si bayi.

If we were to have to do it again the same way as with our first,

Jika harus melakukannya dengan cara yang sama seperti anak pertama,

we might stick with one kid."

kami cukup dengan satu anak."

The birthrate needed in America to keep the population stable

Untuk menjaga stabilitas populasinya, Amerika membutuhkan

is 2.1 live births per woman.

rata-rata kelahiran 2,1 bagi setiap wanita.

In America today, we are at 1.86.

Di Amerika sekarang ini, rata-ratanya 1,86.

We need women to have babies,

Kita butuh wanita untuk melanjutkan keturunan,

and we are actively disincentivizing working women from doing that.

dan kita secara aktif menakut-nakuti wanita bekerja untuk melakukannya.

What would happen to work force, to innovation, to GDP,

Apa yang akan terjadi dengan tenaga kerja, inovasi, GDP,

if one by one, the working mothers of this country were to decide

jika satu per satu, wanita bekerja di negara ini memutuskan

that they can't bear to do this thing more than once?

mereka tidak mau melahirkan lebih dari satu kali?

I'm here today with only one idea worth spreading,

Saya berdiri di sini dengan hanya satu ide yang berharga,

and you've guessed what it is.

dan Anda mungkin sudah menebaknya.

It is long since time for the most powerful country on Earth

Sudah terlalu lama bagi negara terkuat di dunia

to offer national paid leave

untuk tidak memberikan jatah cuti berbayar

to the people doing the work of the future of this country

pada orang-orang yang bekerja membuat masa depan negara ini

and to the babies who represent that future.

dan kepada bayi-bayi yang mewakili masa depan tersebut,

Childbirth is a public good.

Melahirkan adalah barang publik.

This leave should be state-subsidized.

Cuti melahirkan setidaknya harus disubsidi negara.

It should have no exceptions for small businesses,

Harus tidak ada pengecualian bagi bisnis kecil,

length of employment or entrepreneurs.

lama kerja, atau pengusaha,

It should be able to be shared between partners.

Harusnya bisa dibagi antara ayah/ibu.

I've talked today a lot about mothers,

Hari ini saya bicara banyak tentang ibu,

but co-parents matter on so many levels.

tapi kerja sama ayah/ibu sangat penting di semua tingkat.

Not one more woman should have to go back to work

Harus tidak ada lagi wanita harus yang kembali bekerja

while she is hobbling and bleeding.

ketika dia masih sempoyongan dan berdarah.

Not one more family should have to drain their savings account

Harus tak ada lagi keluarga yang terpaksa menghabiskan tabungan mereka

to buy a few days of rest and recovery and bonding.

untuk membayar hari istirahat, pemulihan, dan menjalin ikatan ibu/anak.

Not one more fragile infant

Harusnya tak ada lagi bayi yang rentan

should have to go directly from the incubator to day care

keluar terlalu cepat dari inkubator menuju penitipan bayi

because his parents have used up all of their meager time

karena orangtuanya telah menggunakan semua cutinya

sitting in the NICU.

untuk menunggu sang bayi di NICU.

Not one more working family should be told that the collision

Keluarga bekerja harusnya tidak lagi mendengar bahwa

of their work, their needed work and their needed parenthood,

pekerjaan, kebutuhan kerja dan waktu mereka sebagai orang tua,

is their problem alone.

adalah masalah mereka sendiri.

The catch is that when this is happening to a new family, it is consuming,

Masalahnya, ketika pasangan baru menikah mengalaminya, ini sungguh menguras tenaga,

and a family with a new baby is more financially vulnerable

dan memiliki bayi membuat membuat kondisi finansial keluarga

than they've ever been before,

lebih rentan dari sebelumnya,

so that new mother cannot afford to speak up on her own behalf.

sehingga sang ibu muda tidak mampu lagi bersuara.

But all of us have voices.

Tapi kita semua mampu.

I am done, done having babies,

Saya sudah cukup memiliki anak,

dan Anda mungkin masih akan memilikinya,

and you might be pre-baby,

Anda mungkin sudah pernah melahirkan,

you might be post-baby,

you might be no baby.

Anda mungkin tidak ingin melahirkan.

It should not matter.

Seharusnya tak jadi masalah.

We have to stop framing this as a mother's issue,

Kita harus berhenti berpikir bahwa ini masalah ibu,

or even a women's issue.

atau bahkan masalah perempuan.

This is an American issue.

Ini permasalahan Amerika.

We need to stop buying the lie that these images tell us.

Kita harus berhenti percaya pada kebohongan gambar-gambar ini.

We need to stop being comforted by them.

Kita harus berhenti di-nina bobo olehnya.

We need to question why we're told that this can't work

Kita harus bertanya mengapa ini tak bisa dilakukan di sini

when we see it work everywhere all over the world.

sementara kita melihatnya diterapkan di negara-negara lain.

We need to recognize that this American reality

Kita harus mengakui bahwa kenyataan ini di Amerika

is to our dishonor and to our peril.

adalah aib yang merendahkan dan membahayakan kita.

Because this is not,

Karena ini bukan, ini bukan

this is not,

dan ini juga bukan

and this is not what a working mother looks like.

tampilan ibu bekerja sebenarnya.

(Tepuk tangan)

(Applause)