The surprisingly charming science of your gut | Giulia Enders

Translator: Annida Amani Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

A few years ago,

Beberapa tahun yang lalu,

I always had this thing happening to me,

saya selalu mengalami hal ini,

especially at family gatherings

terutama saat perkumpulan keluarga,

like teas with aunts and uncles or something like this.

seperti minum teh dengan tante dan om atau lainnya.

When people come up to you,

Ketika orang mendekati Anda,

and they ask you, "So, what are you doing?"

dan mereka bertanya,

"Jadi, apa pekerjaan kamu?"

And I would have this magical one-word reply,

Saya punya jawaban ajaib yang berupa satu kata

which would make everybody happy:

yang akan membuat semua orang senang.

"Medicine.

"Kedokteran.

I'm going to be a doctor."

Saya akan jadi dokter."

Very easy, that's it, everybody's happy and pleased.

Mudah sekali, itu saja, lalu semua orang senang dan gembira.

And it could be so easy,

Dan itu bisa sangat mudah,

but this effect really only lasts for 30 seconds with me,

tetapi efeknya hanya bertahan 30 detik dengan saya,

because that's then the time when one of them would ask,

karena saat itulah ketika seseorang bertanya,

"So, in what area of medicine?

"Jadi, kedokteran apa?

What specialty do you want to go into?"

Spesialis manakah yang kamu inginkan?"

And then I would have to strip down in all honesty and just say,

Kemudian, saya harus terbuka dengan jujur dan berkata,

"OK, so I'm fascinated with the colon.

"Oke, jadi saya sangat tertarik dengan usus.

It all started with the anus,

Itu semua dimulai dengan anus,

and now it's basically the whole intestinal tract."

dan sekarang seluruh sistem usus."

(Laughter)

(Tawa)

And this would be the moment when the enthusiasm trickled,

Dan ini akan menjadi momen saat antusiasmenya menurun,

and it would maybe also get, like, awkwardly silent in the room,

dan mungkin suasananya menjadi agak canggung dan sunyi,

and I would think this was terribly sad,

dan saya pikir ini sangatlah menyedihkan

because I do believe our bowels are quite charming.

karena saya percaya bahwa usus kita lumayan menarik.

(Laughter)

(Tawa)

And while we're in a time where many people are thinking about

Ada saat di mana banyak orang berpikir

tentang apa smoothie superfood yang akan dibuat

what new superfood smoothie to make

or if gluten is maybe bad for them,

atau apakah gluten mungkin berbahaya baginya.

actually, hardly anyone seems to care about the organ where this happens,

Sebenarnya, jarang ada yang terlihat peduli tentang organ tempat ini terjadi,

the concrete anatomy and the mechanisms behind it.

anatomi konkretnya, dan mekanisme di baliknya.

And sometimes it seems to me

Terkadang bagi saya, ini tampak

like we're all trying to figure out this magic trick,

seperti kita semua mencoba untuk membongkar trik sulap,

but nobody's checking out the magician,

tetapi tidak ada yang memperhatikan pesulapnya,

just because he has, like,

hanya karena dia punya

an embarrassing hairstyle or something.

gaya rambut yang memalukan atau sesuatu yang lain.

And actually,

Dan sejujurnya,

there are reasons science disliked the gut for a long time;

ada beberapa alasan sains tidak menyukai isi perut untuk waktu yang lama;

I have to say this.

saya harus bilang ini.

So, it's complex.

Jadi, itu kompleks.

There's a lot of surface area --

Ada banyak area permukaan,

about 40 times the area of our skin.

sekitar 40 kali area kulit kita.

Then, in such a tight pipe,

Kemudian, dalam pipa yang sempit,

there are so many immune cells that are being trained there.

terdapat banyak sel imun yang sedang dilatih di sana.

We have 100 trillion bacteria doing all sorts of things --

Kita punya 100 triliun bakteri yang melakukan banyak macam hal --

producing little molecules.

memproduksi molekul kecil.

Then there's about 20 different hormones,

Kemudian, ada sekitar 20 hormon berbeda,

so we are on a very different level than our genitals, for example.

jadi kita berada pada tingkat yang berbeda dari alat kelamin kita.

And the nervous system of our gut is so complex

Dan sistem saraf milik usus kita juga sangat kompleks,

sehingga ketika kita memotong satu bagian,

that when we cut out a piece,

it's independent enough that when we poke it,

dia cukup mandiri hingga saat kita tusuk dia,

it mumbles back at us, friendly.

dia balas dengan gumaman yang ramah.

(Laughter)

(Tawa)

But at least those reasons are also the reasons why it's so fascinating

Tetapi setidaknya, alasan tersebut juga adalah alasan dia sangat memikat

and important.

dan penting.

It took me three steps to love the gut.

Saya melalui tiga langkah untuk mencintai usus.

So today, I invite you to follow me on those three steps.

Jadi hari ini, saya mengundang Anda untuk mengikuti tiga langkah itu.

The very first was just looking at it

Yang paling pertama adalah dengan hanya menatapnya.

and asking questions like, "How does it work?"

Lalu, bertanya seperti, "Bagaimana cara kerjanya?"

and "Why does it have to look so weird for that sometimes?"

dan "Kenapa ia kadang harus terlihat aneh untuk itu?"

And it actually wasn't me asking the first kind of these questions,

Dan sebenarnya, bukan sayalah yang menanyakan pertanyaan pertama itu,

but my roommate.

tetapi teman sekamar saya.

After one heavy night of partying,

Setelah suatu malam pesta besar,

he came into our shared-room kitchen,

dia masuk ke 'dapur bersama' kami,

and he said, "Giulia, you study medicine. How does pooping work?"

dan berkata, "Giulia, kamu belajar ilmu kedokteran. Bagaimana cara kerja BAB?"

(Laughter)

(Tawa)

And I did study medicine but I had no idea,

Saya belajar kedokteran, tetapi saya tidak tahu sama sekali,

so I had to go up to my room and look it up in different books.

maka saya masuk ke kamar dan mencari di berbagai buku.

And I found something interesting, I thought, at that time.

Lalu, saya kira saya menemukan hal menarik pada saat itu.

So it turns out, we don't only have this outer sphincter,

Jadi ternyata, kita tak hanya punya otot sfingter luar ini,

we also have an inner sphincter muscle.

kita juga punya otot sfingter dalam.

The outer sphincter we all know, we can control it,

Kita tahu sfingter luar dapat dikendalikan,

we know what's going on there;

kita tahu kejadian di situ;

the inner one, we really don't.

sementara bagian dalam, kita tidak tahu.

So what happens is,

Maka yang terjadi adalah,

when there are leftovers from digestion,

ketika ada sisa dari pencernaan,

they're being delivered to the inner one first.

dia dikirim ke bagian dalam dahulu.

This inner one will open in a reflex

Bagian dalam akan membuka dengan refleks

and let through a little bit for testing.

dan melewatkan sedikit untuk uji coba.

(Laughter)

(Tawa)

So, there are sensory cells

Terdapat sel sensoris

that will analyze what has been delivered: Is it gaseous or is it solid?

yang akan menganalisis apa yang telah dikirim:

apa dia gas atau padat?

Mereka lalu akan mengirim informasi ini kepada otak kita,

And they will then send this information up to our brain,

and this is the moment when our brain knows,

dan inilah momen ketika otak kita tahu,

"Oh, I have to go to the toilet."

"Oh, saya harus ke kamar mandi."

(Laughter)

(Tawa)

The brain will then do what it's designed to do

Otak lalu akan melaksanakan pekerjaannya

with its amazing consciousness.

dengan kesadarannya yang luar biasa.

It will mediate with our surroundings,

Dia akan bermediasi dengan lingkungan kita,

and it will say something like,

dan akan berkata sesuatu seperti,

"So, I checked.

"Jadi, saya sudah cek.

We are at this TEDx conference -- "

Kita sekarang di konferensi TEDx ...

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

Gaseous?

Gas?

Maybe, if you're sitting on the sides,

Mungkin, kalau kamu duduk di tepi,

and you know you can pull it off silently.

dan kamu tahu,

kamu bisa mengeluarkannya pelan-pelan.

(Laughter)

(Tawa)

But solid --

Tapi padat --

maybe later.

mungkin nanti."

(Laughter)

(Tawa)

Since our outer sphincter and the brain is connected with nervous cells,

Karena bagian luar sfingter dan otak terhubung dengan sel saraf,

they coordinate, cooperate,

mereka berkoordinasi, bekerja sama,

and they put it back in a waiting line --

dan mereka mengembalikannya ke ruang tunggu ...

(Laughter)

(Tawa)

for other times,

untuk kesempatan lain,

like, for example, when we're at home sitting on the couch,

seperti contohnya, ketika kita di rumah duduk di sofa,

tidak ada hal lain yang dilakukan,

we have nothing better to do,

we are free to go.

kita boleh melepasnya.

(Laughter)

(Tawa)

Us humans are actually one of the very few animals that do this

Kita, manusia, sebenarnya satu dari sedikit hewan yang melakukan ini

dengan cara yang cukup canggih dan bersih.

in such an advanced and clean way.

To be honest, I had some newfound respect

Jujur saja, saya jadi punya rasa hormat baru

for that nice, inner sphincter dude --

kepada bung sfingter dalam yang baik --

not connected to nerves

tidak terhubung dengan saraf

that care too much about the outer world or the time --

yang sangat memedulikan dunia luar atau waktu --

just caring about me for once.

hanya perhatian kepada saya untuk sesekali.

I thought that was nice.

Saya pikir itu baik sekali.

And I used to not be a great fan of public restrooms,

Dan saya dulu bukan penggemar toilet umum,

but now I can go anywhere,

tetapi sekarang saya bisa ke mana saja,

because I consider it more

sebab saya lebih mempertimbangkannya

when that inner muscle puts a suggestion on my daily agenda.

saat otot dalam tersebut memberi sugesti pada agenda harian saya.

(Laughter)

(Tawa)

And also I learned something else, which was:

Dan juga saya belajar hal lain, yaitu:

looking closely at something I might have shied away from --

mengamati sesuatu yang biasanya saya jauhi dari dekat--

maybe the weirdest part of myself --

mungkin bagian teraneh dari saya --

left me feeling more fearless,

membuat saya merasa pantang takut,

and also appreciating myself more.

dan juga lebih menghargai diri saya.

And I think this happens a lot of times

Dan saya pikir ini sering kali terjadi

when you look at the gut, actually.

ketika Anda melihat isi perut.

Like those funny rumbling noises that happen

Seperti suara keroncongan lucu yang terjadi

saat Anda dengan beberapa teman

when you're in a group of friends

or at the office conference table,

atau pada meja konferensi di kantor,

going, like, "Merrr, merrr..."

bersuara seperti, "Merrr, merr..."

This is not because we're hungry.

Ini bukan karena kita lapar.

This is because our small intestine is actually a huge neat freak,

Ini karena usus halus kita sebenarnya sangat suka kerapian,

and it takes the time in between digestion to clean everything up,

dan dia mengambil waktu di antara pencernaan

untuk membersihkan semuanya,

maka pada delapan meter usus kita, tujuh meternya sangat bersih

resulting in those eight meters of gut -- really, seven of them --

being very clean and hardly smelling like anything.

dan tidak bau sedikit pun.

It will, to achieve this, create a strong muscular wave

Untuk mencapai ini,

dia akan membuat gelombang otot yang kuat

that moves everything forward that's been leftover after digestion.

yang mendorong segala sisa pencernaan ke depan.

This can sometimes create a sound,

Ini kadang menimbulkan suara,

but doesn't necessarily have to always.

tetapi tidak selalu.

So what we're embarrassed of is really a sign

Jadi, apa yang membuat kita malu sebenarnya adalah tanda

of something keeping our insides fine and tidy.

dari sesuatu yang merapikan dan membersihkan isi tubuh kita.

Or this weird, crooked shape of our stomach --

Atau bentuk melengkung aneh dari lambung kita --

a bit Quasimodo-ish.

agak seperti Quasimodo.

This actually makes us be able to put pressure on our belly

Ini sebenarnya membuat kita mampu untuk memberi tekanan pada perut kita

without vomiting,

tanpa muntah,

like when we're laughing

seperti ketika kita tertawa

and when we're doing sports,

dan berolahraga,

because the pressure will go up and not so much sideways.

karena tekanan akan naik ke atas dan tidak terlalu ke samping.

This also creates this air bubble

Ini juga membuat gelembung udara

that's usually always very visible in X-rays, for example,

yang biasanya terlihat pada sinar-X,

and can sometimes, with some people,

dan bisa saja, untuk beberapa orang,

when it gets too big,

ketika gelembungnya membesar,

create discomfort or even some sensations of pain.

menyebabkan ketidaknyamanan atau sensasi sakit.

But for most of the people, is just results

Tetapi, untuk kebanyakan orang, membuatnya menjadi

that it's far easier to burp when you're laying on your left side

lebih mudah untuk beserdawa ketika berbaring pada sisi kiri

instead of your right.

daripada sisi kanan.

And soon I moved a bit further

Lalu, saya pergi lebih jauh

and started to look at the whole picture of our body and health.

dan mulai memperhatikan gambaran besar dari tubuh dan kesehatan kita.

This was actually after I had heard

Ini terjadi setelah saya mendengar

bahwa seseorang yang saya agak kenal telah membunuh dirinya.

that someone I knew a little bit had killed himself.

It happened that I had been sitting next to that person the day before,

Kebetulan saya duduk di sebelahnya di hari sebelumnya,

and I smelled that he had very bad breath.

dan saya mencium napas yang bau darinya.

And when I learned of the suicide the next day,

Saat saya tahu tentang bunuh diri tersebut keesokannya,

I thought: Could the gut have something to do with it?

saya pikir: Mungkinkah ususnya berhubungan dengan itu?

And I frantically started searching if there were scientific papers

Saya dengan panik mulai mencari jika ada artikel ilmiah

on the connection of gut and brain.

tentang hubungan usus dengan otak.

And to my surprise, I found many.

Saya terkejut, saya menemukan beberapa.

It turns out it's maybe not as simple as we sometimes think.

Ternyata, itu tidak sesederhana yang kita pikir.

Kita cenderung mengira bahwa otak membuat perintah tertentu,

We tend to think our brain makes these commands

and then sends them down to the other organs,

lalu mengirimnya ke organ lain,

and they all have to listen.

dan mereka harus mendengarkannya.

But really, it's more that 10 percent of the nerves that connect brain and gut

Tapi sungguh, hanya 10 persen saraf yang menghubungkan otak dan usus

deliver information from the brain to the gut.

mengirim informasi dari otak ke usus.

We know this, for example, in stressful situations,

Kita tahu ini, contohnya, pada situasi tertekan,

when there are transmitters from the brain that are being sensed by our gut,

ketika ada neurotransmiter dari otak yang diterima oleh usus kita,

so the gut will try to lower all the work,

usus akan menurunkan kinerjanya,

and not be working and taking away blood and energy

dan tidak bekerja serta menggunakan darah dan energi

to save energy for problem-solving.

untuk menyimpan energi demi menyelesaikan masalah.

This can go as far as nervous vomiting or nervous diarrhea

Ini bisa memburuk sampai muntah atau diare karena gugup

to get rid of food that it then doesn't want to digest.

untuk menghilangkan makanan yang tidak ingin dicerna.

Maybe more interestingly,

Mungkin yang lebih menarik,

90 percent of the nervous fibers that connect gut and brain

90 persen dari saraf yang menghubungkan usus dan otak

deliver information from our gut to our brain.

menyampaikan informasi dari usus ke otak kita.

And when you think about it a little bit,

Dan ketika Anda pikirkan sebentar,

it does make sense, because our brain is very isolated.

itu masuk akal karena otak kita sangat terisolasi.

It's in this bony skull surrounded by a thick skin,

Dia ada di dalam tengkorak, dikelilingi kulit tebal,

and it needs information to put together a feeling

dan dia butuh informasi untuk merasakan seperti,

of "How am I, as a whole body, doing?"

"Bagaimana kabar tubuh saya?"

And the gut, actually, is possibly the most important advisor for the brain

Dan usus mungkin adalah penasihat terpenting bagi otak

because it's our largest sensory organ,

karena dia adalah organ sensoris terbesar,

collecting information not only on the quality of our nutrients,

mengumpulkan informasi, bukan hanya tentang nutrisi kita,

but really also on how are so many of our immune cells doing,

tetapi juga tentang kinerja banyak sel imun kita

or things like the hormones in our blood that it can sense.

atau hormon dalam darah kita yang bisa dirasakan.

And it can package this information, and send it up to the brain.

Dia bisa mengemas informasi ini, dan mengirimnya ke otak.

It can, there, not reach areas like visual cortex or word formations --

Di sana, dia tidak bisa sampai ke area korteks visual

atau pembentukan kata --

otherwise, when we digest,

jika bisa, ketika kita mencerna,

we would see funny colors or we would make funny noises -- no.

kita dapat melihat warna lucu atau mengeluarkan suara aneh -- tidak.

But it can reach areas for things like morality,

Tetapi, itu bisa mencapai area untuk hal seperti moral,

fear or emotional processing

ketakutan, atau proses emosional,

or areas for self-awareness.

atau area untuk kesadaran diri.

So it does make sense

Jadi, masuk akal

that when our body and our brain are putting together this feeling

bahwa ketika tubuh dan otak kita bekerja sama untuk merasakan,

of, "How am I, as a whole body, doing?"

"Bagaimana kabar tubuh saya?"

that the gut has something to contribute to this process.

Usus punya andil dalam proses ini.

And it also makes sense

Dan juga masuk akal

that people who have conditions like irritable bowel syndrome

bahwa orang yang punya kondisi, seperti sindrom iritasi usus

or inflammatory bowel disease

atau penyakit radang usus

have a higher risk of having anxiety or depression.

mempunyai risiko lebih tinggi untuk memiliki kecemasan atau depresi.

I think this is good information to share,

Saya rasa ini bagus untuk dibagikan

because many people will think,

karena banyak orang berpikir,

"I have this gut thing, and maybe I also have this mental health thing."

"Saya punya firasat ini, dan mungkin juga masalah mental."

And maybe -- because science is not clear on that right now --

Dan mungkin -- karena sains tidak jelas perihal itu saat ini --

it's really just that the brain is feeling sympathy with their gut.

itu hanyalah otak yang sedang bersimpati dengan isi perut.

This has yet to grow in evidence until it can come to practice.

Bukti-bukti dari ini belum bertumbuh sampai benar-benar terjadi.

But just knowing about these kinds of research

Tetapi, dengan hanya mengetahui penelitian seperti ini

that's out there at the moment

yang ada di luar sana pada saat ini

helps me in my daily life.

membantu saya dalam kehidupan sehari-hari.

And it makes me think differently of my moods

Itu membuat saya berpikir secara berbeda tentang suasana hati

and not externalize so much all the time.

dan tidak menampakkannya secara berlebihan setiap saat.

I feel oftentimes during the day we are a brain and a screen,

Saya rasa sering kali, pada siang hari, kita adalah otak dan layar,

and we will tend to look for answers right there

dan kita cenderung mencari jawaban di sana

and maybe the work is stupid or our neighbor --

dan mungkin pekerjaan yang membosankan atau tetangga --

but really, moods can also come from within.

tapi sungguh, suasana hati dapat datang dari dalam.

And just knowing this helped me,

Mengetahui ini, telah membantu saya,

for example, when I sometimes wake up too early,

contohnya, ketika saya terkadang bangun terlalu awal,

and I start to worry and wander around with my thoughts.

lalu mulai khawatir dan terhanyut dalam pikiran saya.

Then I think, "Stop. What did I eat yesterday?

Dan saya pikir, "Stop. Apa yang saya makan kemarin?

Did I stress myself out too much?

Apa saya terlalu menekan diri saya?

Did I eat too late or something?"

Apa saya telat makan atau yang lain?"

And then maybe get up and make myself a tea,

Kemudian, mungkin saya bangun dan membuat teh,

something light to digest.

sesuatu yang mudah dicerna.

And as simple as that sounds,

Dan meski terdengar sederhana,

I think it's been surprisingly good for me.

saya pikir ini sudah sangat baik untuk saya.

Step three took me further away from our body,

Langkah ketiga membawa saya lebih jauh dari tubuh kita,

and to really understanding bacteria differently.

dan untuk memahami bakteri dengan cara berbeda.

The research we have today is creating a new definition

Penelitian yang kita punya hari ini menciptakan definisi baru

of what real cleanliness is.

tentang arti kebersihan yang nyata.

And it's not the hygiene hypothesis --

Dan itu bukan hipotesis higienis --

I think many maybe know this.

saya rasa mungkin banyak yang tahu ini.

So it states that when you have too little microbes in your environment

Bunyinya, saat Anda punya mikroba yang terlalu sedikit dalam lingkungan

because you clean all the time,

karena Anda sering membersihkannya,

that's not really a good thing,

itu bukanlah hal yang baik

because people get more allergies or autoimmune diseases then.

karena lebih banyak orang terkena alergi atau penyakit autoimun.

So I knew this hypothesis,

Saya tahu hipotesis ini,

and I thought I wouldn't learn so much

dan saya pikir tidak akan belajar banyak

from looking at cleanliness in the gut.

dari memperhatikan kebersihan pada usus.

But I was wrong.

Tetapi, saya salah.

It turns out,

Ternyata,

real cleanliness is not about killing off bacteria right away.

kebersihan sesungguhnya bukanlah tentang membunuh bakteri dengan segera.

Real cleanliness is a bit different.

Kebersihan yang sesungguhnya agak berbeda.

When we look at the facts,

Ketika kita melihat fakta,

95 percent of all bacteria on this planet don't harm us -- they can't,

95% dari semua bakteri di planet ini tidak membahayakan kita -- mereka tak mampu,

they don't have the genes to do so.

mereka tidak punya gen untuk itu.

Many, actually, help us a lot,

Banyak dari mereka sebenarnya sangat membantu kita,

and scientists at the moment are looking into things like:

dan ilmuwan saat ini sedang mengamati hal-hal seperti:

Do some bacteria help us clean the gut?

Apakah beberapa bakteri membantu kita membersihkan usus?

Do they help us digest?

Apa mereka membantu kita mencerna?

Do they make us put on weight or have a lean figure

Apakah menambah berat kita,

atau punya tubuh ramping walau kita makan banyak?

although we're eating lots?

Are others making us feel more courageous or even more resilient to stress?

Apakah yang lain membuat kita tambah berani

atau semakin kebal dari stres?

So you see, there are more questions when it comes to cleanliness.

Jadi, ada banyak pertanyaan ketika berbicara tentang kebersihan.

And, actually, the thing is, it's about a healthy balance, I think.

Dan sebenarnya, saya rasa ini tentang keseimbangan yang sehat.

You can't avoid the bad all the time.

Anda tidak dapat menghindari keburukan setiap waktu.

This is simply not possible;

Ini tidak mungkin;

there's always something bad around.

selalu ada hal buruk.

So what really the whole deal is when you look at a clean gut,

Jadi, masalah utamanya adalah

ketika Anda melihat usus yang bersih,

it's about having good bacteria, enough of them,

ini perihal memiliki bakteri yang baik, yang jumlahnya cukup,

and then some bad.

dan beberapanya buruk.

Our immune system needs the bad, too,

Sistem imun kita juga butuh yang buruk,

so it knows what it's looking out for.

sehingga dia tahu apa yang harus dihindari.

So I started having this different perspective on cleanliness

Jadi, saya mulai memiliki pandangan berbeda tentang kebersihan ini.

and a few weeks later,

Beberapa minggu kemudian,

I held a talk at my university,

saya mengadakan seminar di kampus saya,

and I made a mistake by 1,000.

dan membuat sebuah kesalahan di depan 1.000 orang.

And I went home and I realized in that moment,

Saya pulang dan sadar pada saat itu,

I was like, "Ah! I made a mistake by 1,000.

saya pikir, "Ah! Saya buat sebuah kesalahan di depan 1.000 orang.

Oh God, that's so much, and that's so embarrassing."

Oh Tuhan, itu banyak sekali, dan sangat memalukan."

And I started to think about this, I was like, "Ugh!"

Saya mulai berpikir tentang ini, saya batin, "Ugh!"

And after a while I said,

Beberapa saat, saya bilang,

"OK, I made this one mistake,

"Oke, saya membuat satu kesalahan ini,

but then I also told so many good and right and helpful things,

tetapi saya juga mengatakan banyak hal baik, benar, dan membantu,

so I think it's OK, you know?

jadi saya pikir tidak masalah.

It's a clean thing."

Ini masih bersih."

And then I was like, "Oh, wait.

Kemudian saya seperti, "Oh, tunggu.

Maybe I took my perspective on cleanliness further."

Mungkin saya ambil pandangan saya tentang kebersihan lebih jauh lagi."

And it's my theory at the moment that maybe we all do.

Ini teori saya saat itu, yang mungkin sering kita lakukan.

Take it a bit further than just cleaning our living room,

Terapkan ini ke lebih dari sekadar membersihkan ruang keluarga,

where maybe we make it to sort like a life hygiene.

di mana mungkin kita menerapkannya dengan hidup higienis.

Knowing that this is about fostering the good

Memahami bahwa ini tentang mendorong yang baik

just as much as trying to shelter yourself from the bad

sekaligus mencoba untuk melindungi diri Anda dari yang buruk

had a very calming effect on me.

memberikan efek menenangkan pada saya.

So in that sense,

Maka dari itu,

saya harap hari ini,

I hope today I told you mostly good and helpful things,

saya memberitahu Anda hal yang sebagian besar baik dan membantu,

and thank you for your time,

dan terima kasih atas waktu Anda

for listening to me.

untuk mendengarkan saya.

(Applause)

(Tepuk tangan)