Why I train grandmothers to treat depression | Dixon Chibanda

Translator: Audrey Tantri Reviewer: Made Pramana

Di suatu pagi yang hangat di Harare pada bulan Agustus,

Farai,

seorang Ibu dari dua anak,

On a warm August morning in Harare,

berjalan menuju bangku taman.

Farai,

Dia terlihat menderita dan putus asa.

a 24-year-old mother of two,

Di bangku taman itu, duduklah seorang wanita berumur 82 tahun,

walks towards a park bench.

She looks miserable and dejected.

yang lebih dikenal oleh komunitas sekitar sebagai Nenek Jack.

Now, on the park bench sits an 82-year-old woman,

Farai memberikan Nenek Jack sebuah amplop dari perawat klinik.

better known to the community as Grandmother Jack.

Nenek Jack mengajak Farai untuk duduk

Farai hands Grandmother Jack an envelope from the clinic nurse.

sementara dia membuka amplop itu dan mulai membaca.

Ada keheningan selama kurang lebih tiga menit ketika dia membaca.

Grandmother Jack invites Farai to sit down

as she opens the envelope and reads.

Setelah jeda yang panjang, Nenek Jack mengambil napas yang dalam,

There's silence for three minutes or so as she reads.

melihat ke Farai dan berkata,

And after a long pause, Grandmother Jack takes a deep breath,

“Saya di sini untukmu.

Apakah kamu mau berbagi ceritamu dengan saya?”

looks at Farai and says,

Farai mulai berkata

"I'm here for you.

dengan berlinang air mata.

Would you like to share your story with me?"

Dia berkata, “Nenek Jack,

Farai begins,

saya positif HIV.

her eyes swelling with tears.

Saya sudah mengidap HIV selama 4 tahun.

She says, "Grandmother Jack,

Suami saya meninggalkan saya setahun yang lalu.

I'm HIV-positive.

Saya mempunyai dua anak

I've been living with HIV for the past four years.

di bawah umur 5 tahun.

Saya pengangguran.

Saya kesulitan untuk mengurus anak-anak saya.”

My husband left me a year ago.

I have two kids

Kini air mata jatuh dari wajahnya.

under the age of five.

I'm unemployed.

Nenek Jack lalu mendekatinya,

I can hardly take care of my children."

meletakkan tangannya pada Farai,

Tears are now flowing down her face.

dan berkata, “Farai, tidak apa-apa jika kamu menangis.

And in response, Grandmother Jack moves closer,

Kamu sudah melewati banyak hal.

puts her hand on Farai,

Maukah kamu berbagi lagi dengan saya?”

and says, "Farai, it's OK to cry.

Lalu, Farai melanjutkan.

You've been through a lot.

“Di tiga minggu terakhir ini,

Would you like to share more with me?"

saya terus-menerus berpikir untuk bunuh diri,

And Farai continues.

dan membawa dua anak saya.

"In the last three weeks,

I have had recurrent thoughts of killing myself,

Saya tidak sanggup lagi.

Perawat klinik meminta saya untuk menemuimu.”

taking my two children with me.

Percakapan mereka berlangsung sekitar setengah jam.

I can't take it anymore.

The clinic nurse sent me to see you."

Akhirnya, Nenek Jack berkata,

There's an exchange between the two, which lasts about 30 minutes.

“Farai,

sepertinya kamu mempunyai gejala kufungisisa.”

And finally, Grandmother Jack says,

"Farai,

Kata “kufungisisa” membuat air mata mengalir deras.

it seems to me that you have all the symptoms of kufungisisa."

Jadi, kufungisisa adalah kata lain dari depresi

The word "kufungisisa" opens up a floodgate of tears.

di negara saya.

Arti sesungguhnya adalah

So, kufungisisa is the local equivalent of depression

“berpikir terlalu banyak.”

Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan

in my country.

It literally means

bahwa secara global, lebih dari 300 juta orang menderita depresi,

"thinking too much."

The World Health Organization estimates

atau yang disebut di negara saya sebagai kufungisisa.

that more than 300 million people globally, today, suffer from depression,

Organisasi Kesehatan Dunia juga menjelaskan

bahwa setiap 40 detik,

or what in my country we call kufungisisa.

di suatu tempat di dunia ini, seseorang melakukan bunuh diri

And the World Health Organization also tells us

karena mereka tidak bahagia,

that every 40 seconds,

sebagian besar akibat depresi atau kufungisisa.

someone somewhere in the world commits suicide

Kematian ini kebanyakan terjadi di negara berpenghasilan rendah atau menengah.

because they are unhappy,

Faktanya,

largely due to depression or kufungisisa.

Organisasi Kesehatan Dunia sampai berkata

And most of these deaths are occurring in low- and middle-income countries.

bahwa ketika Anda melihat kelompok usia antara 15 sampai 29 tahun,

In fact,

penyebab kematian yang paling utama sekarang adalah bunuh diri.

the World Health Organization goes as far as to say

that when you look at the age group between 15 to 29,

Tapi, ada peristiwa lebih luas yang dapat menyebabkan depresi

a leading cause of death now is actually suicide.

dan dalam beberapa kasus, bunuh diri,

seperti pelecehan,

permasalahan, kekerasan,

But there are wider events that lead to depression

isolasi, kesepian --

and in some cases, suicide,

daftarnya tak berujung.

such as abuse,

conflict, violence,

Tapi, satu hal yang kita tahu

isolation, loneliness --

adalah depresi dapat ditangani dan bunuh diri dapat dihindari.

the list is endless.

Masalahnya adalah

But one thing that we do know

kita tidak punya psikiater atau psikolog yang cukup

is that depression can be treated and suicides averted.

untuk melakukan tugas ini.

Di kebanyakan negara berpenghasilan rendah dan menengah,

But the problem is

we just don't have enough psychiatrists or psychologists in the world

perbandingan psikiater dan populasi

adalah layaknya satu berbanding satu setengah juta orang,

to do the job.

In most low- and middle-income countries, for instance,

yang berarti 90 persen orang

the ratio of psychiatrists to the population

yang membutuhkan pelayanan kesehatan mental

is something like one for every one and a half million people,

tidak bisa mendapatkannya.

Di negara saya,

which literally means that 90 percent of the people

terdapat 12 psikiater,

needing mental health services

saya adalah salah satunya,

untuk sebuah populasi berjumlah kurang lebih 14 juta orang.

will not get it.

In my country,

there are 12 psychiatrists,

Sekarang, saya akan memperjelas maksudnya.

and I'm one of them,

Suatu sore, ketika saya sedang di rumah,

for a population of approximately 14 million.

saya dapat telepon dari unit gawat darurat,

Now, let me just put that into context.

atau ruang gawat darurat,

dari suatu kota yang jauhnya 200 kilometer

One evening while I was at home,

I get a call from the ER,

dari tempat tinggal saya.

Dokter gawat darurat itu berkata,

or the emergency room,

“Salah satu pasien Anda,

seseorang yang Anda rawat 4 bulan lalu,

from a city which is some 200 kilometers away

baru saja overdosis,

from where I live.

dan sekarang berada di unit gawat darurat.

And the ER doctor says,

"One of your patients,

Dari sirkulasi darahnya tidak ada masalah,

someone you treated four months ago,

tapi dia akan membutuhkan evaluasi neuropsikiatri.”

has just taken an overdose,

and they are in the ER department.

Tentunya saya tidak bisa mengendarai mobil sejauh 200 kilometer

Hemodynamically, they seem to be OK,

di tengah malam itu.

but they will need neuropsychiatric evaluation."

Jadi, bersama dokter gawat darurat itu,

kami melakukan pemeriksaan dan penilaian

Now, I obviously can't get into my car in the middle of the night

dengan sebaik mungkin melalui telepon.

and drive 200 kilometers.

Kami memastikan adanya observasi kemungkinan bunuh diri.

So as best as we could,

over the phone with the ER doctor,

Kami memastikan untuk meninjau antidepresan

we come up with an assessment.

yang dikonsumsi pasien,

We ensure that suicidal observations are in place.

dan akhirnya kami menyimpulkan

bahwa pasien 26 tahun, yang bernama Erica ini --

We ensure that we start reviewing the antidepressants

that this patient has been taking,

seketika Erica diperbolehkan pulang dari unit gawat darurat,

and we finally conclude

dia harus langsung menemui saya dengan ibunya,

that as soon as Erica -- that was her name, 26-year-old --

sehingga saya akan melakukan evaluasi

as soon as Erica is ready to be released from the ER,

dan memutuskan tindakan selanjutnya.

Kami beranggapan bahwa itu akan terjadi dalam seminggu.

she should come directly to me with her mother,

Seminggu berlalu.

and I will evaluate

Tiga minggu berlalu.

and establish what can be done.

Tidak ada Erica.

And we assumed that that would take about a week.

Suatu hari, saya mendapat telepon dari Ibu Erica,

A week passes.

dan dia berkata,

Three weeks pass.

“Erica bunuh diri tiga hari yang lalu.

No Erica.

And one day I get a call from Erica's mother,

Dia menggantung dirinya di pohon mangga

and she says,

"Erica committed suicide three days ago.

di kebun keluarga.”

She hanged herself from the mango tree

Dengan reaksi spontan,

saya langsung bertanya,

in the family garden."

“Mengapa kamu tidak datang ke Harare, tempat saya berada?

Now, almost like a knee-jerk reaction,

Kami telah setuju seketika Erica pulang dari unit gawat darurat,

I couldn't help but ask,

kalian akan menemui saya.”

"But why didn't you come to Harare, where I live?

Tanggapannya singkat.

We had agreed that as soon as you're released from the ER,

“Kami tidak mempunyai 15 dolar

you will come to me."

untuk membeli tiket bis ke Harare.”

Her response was brief.

Bunuh diri bukanlah hal yang asing

"We didn't have the 15 dollars bus fare

dalam dunia kesehatan mental.

to come to Harare."

Tapi ada sesuatu tentang kematian Erica

Now, suicide is not an unusual event

yang menusuk saya sangat dalam.

in the world of mental health.

Kata-kata dari Ibu Erica tersebut:

But there was something about Erica's death

that struck me at the core of my very being.

“Kami tidak punya 15 dolar untuk datang menemuimu,”

That statement from Erica's mother:

menyadarkan saya

"We didn't have 15 dollars bus fare to come to you,"

bahwa mengharapkan mereka datang kepada saya

tidak akan membuahkan hasil.

Dan saya sampai di suatu keadaan untuk melakukan pencarian jiwa,

made me realize

that it just wasn't going to work,

mencoba untuk menemukan peran saya sesungguhnya

me expecting people to come to me.

sebagai seorang psikiater di Afrika.

And I got into this state of soul-searching,

Setelah beberapa konsultasi dan melakukan pencarian jiwa,

trying to really discover my role

bercakap dengan rekan kerja, teman dan keluarga,

as a psychiatrist in Africa.

tiba-tiba saya menyadari bahwa

And after considerable consultation and soul-searching,

sesungguhnya salah satu sumber terpercaya yang kita miliki di Afrika

talking to colleagues, friends and family,

it suddenly dawned on me

adalah nenek-nenek.

that actually, one the most reliable resources we have in Africa

Ya, nenek-nenek.

Dan saya berpikir,

nenek-nenek ada di setiap komunitas.

are grandmothers.

Jumlah mereka ada ratusan.

Yes, grandmothers.

Dan --

(Tertawa)

And I thought,

Mereka tidak meninggalkan komunitasnya untuk mencari kondisi yang lebih baik.

grandmothers are in every community.

There are hundreds of them.

(Tertawa)

And --

(Laughter)

Satu-satunya saat mereka pergi

And they don't leave their communities in search of greener pastures.

adalah ke tempat yang lebih baik bernama surga.

(Tertawa)

Jadi saya pikir, bagaimana jika saya melatih nenek-nenek

(Laughter)

See, the only time they leave

dengan terapi komunikasi secara ilmiah

is when they go to a greener pasture called heaven.

(Laughter)

yang dapat disampaikan di bangku taman?

So I thought, how about training grandmothers

Memberdayakan mereka dengan kemampuan untuk mendengarkan,

in evidence-based talk therapy,

menunjukkan empati,

which they can deliver on a bench?

semua yang berakar pada terapi kognitif perilaku;

Empower them with the skills to listen,

memberdayakan mereka agar dapat melakukan intervensi perilaku,

to show empathy,

penjadwalan aktivitas;

all of that rooted in cognitive behavioral therapy;

dan membantu mereka menggunakan teknologi digital.

empower them with the skills to provide behavior activation,

Seperti menggunakan telepon genggam.

activity scheduling;

Kurang lebih semua orang di Afrika sekarang ada telepon genggam.

and support them using digital technology.

Jadi di tahun 2006,

saya memulai kelompok nenek-nenek

You know, mobile phone technology.

Pretty much everyone in Africa has a mobile phone today.

yang pertama.

(Tepuk tangan)

So in 2006,

I started my first group

Terima kasih.

(Tepuk tangan).

of grandmothers.

Sekarang, ada ratusan nenek-nenek

(Applause)

yang bekerja di lebih dari 70 komunitas.

Thank you.

(Applause)

Di tahun kemarin saja,

Today, there are hundreds of grandmothers

lebih dari 30.000 orang mendapatkan penanganan

who are working in more than 70 communities.

di Bangku Pertemanan

And in the last year alone,

dari seorang nenek dalam suatu komunitas di Zimbabwe.

more than 30,000 people received treatment

(Tepuk tangan)

on the Friendship Bench

from a grandmother in a community in Zimbabwe.

Kami baru menerbitkan tulisan mengenai kegiatan yang dilakukan nenek-nenek ini

(Applause)

di Journal of the American Medical Association.

Dan --

And recently, we published this work that is done by these grandmothers

(Tepuk tangan)

Hasil kami memperlihatkan bahwa dalam 6 bulan setelah mendapatkan penanganan

in the Journal of the American Medical Association.

And --

(Applause)

dari seorang nenek,

orang-orang tersebut tidak lagi menunjukkan gejala:

And our results show that six months after receiving treatment

tidak ada depresi,

pikiran untuk bunuh diri menurun drastis.

from a grandmother,

Faktanya, hasil tersebut -- ini merupakan uji klinis --

people were still symptom-free:

no depression,

faktanya, uji klinis ini menunjukkan

suicidal ideation completely reduced.

bahwa nenek-nenek ini lebih efektif dalam menangani depresi

In fact, our results -- this was a clinical trial --

daripada dokter --

(Tertawa)

in fact, this clinical trial showed

(Tepuk tangan)

that grandmothers were more effective at treating depression

than doctors and --

(Laughter)

Maka,

(Applause)

sekarang kami sedang berusaha untuk mengembangkan program ini.

And so,

Saat ini, ada lebih dari 600 juta orang yang berumur 65 tahun ke atas.

we're now working towards expanding this program.

Dan pada tahun 2050,

There are more than 600 million people currently aged above 65 in the world.

akan ada 1,5 miliar manusia yang berumur 65 tahun ke atas.

Bayangkan jika kita dapat menciptakan jaringan global yang berisi nenek-nenek

And by the year 2050,

there will be 1.5 billion people aged 65 and above.

di setiap kota-kota utama di dunia,

Imagine if we could create a global network of grandmothers

yang telah dilatih dengan terapi komunikasi secara ilmiah,

in every major city in the world,

dan didukung oleh perantara digital,

bergabung bersama.

who are trained in evidence-based talk therapy,

Mereka akan menciptakan perubahan dalam komunitas.

supported through digital platforms,

Mereka akan mengurangi kesenjangan pelayanan

networked.

untuk gangguan jiwa, saraf, dan penyalahgunaan zat.

And they will make a difference in communities.

Akhirnya,

They will reduce the treatment gap

inilah foto Nenek Jack.

for mental, neurological and substance-use disorders.

Farai melalui enam sesi bersama Nenek Jack di bangku tersebut.

Finally,

this is a file photograph of Grandmother Jack.

Sekarang, Farai sudah bekerja.

So, Farai had six sessions on the bench with Grandmother Jack.

Kedua anaknya bersekolah.

Dan suatu pagi di bulan Februari,

Today, Farai is employed.

kami menunggu kedatangan Nenek Jack untuk menemui klien ke-257 di bangku tersebut.

She has her two children at school.

And as for Grandmother Jack,

Dia tidak muncul.

one morning in February, we expected her to see her 257th client on the bench.

Dia telah pergi ke suatu tempat yang lebih indah, yaitu surga.

Tapi saya percaya bahwa Nenek Jack,

She didn't show up.

dari atas sana,

She had gone to a greener pasture called heaven.

sedang bersorak untuk nenek-nenek lain --

yang jumlahnya semakin meningkat dan sedang menciptakan perubahan

But I believe that Grandmother Jack,

from up there,

dalam kehidupan ribuan orang.

she's cheering on all the other grandmothers --

Dan saya yakin dia merasa kagum

the increasing number of grandmothers who are making a difference

ketika dia sadar bahwa dia telah membantu untuk memelopori suatu kegiatan

in the lives of thousands of people.

yang sekarang telah menyebar ke negara lain,

And I'm sure she's in awe

seperti Malawi,

when she realizes that something that she helped to pioneer

Pulau Zanzibar,

dan menghampiri Amerika Serikat,

is now spreading to other countries,

di Kota New York.

like Malawi,

Semoga arwah Nenek Jack beristirahat dengan tenang.

the island of Zanzibar

and coming closer to home here in the Unites States

Terima kasih.

(Tepuk tangan)

in the city of New York.

(Sorakan)

May her soul rest in peace.

(Tepuk tangan)

Thank you.

(Applause)

(Cheering)

(Applause)