Why I'm done trying to be "man enough" | Justin Baldoni

Translator: Rizki Febriani Reviewer: Made Pramana

Sebagai seorang aktor, saya mendapat naskah

dan tugas saya untuk mengikuti naskah,

mengucapkan dialog bagian saya

dan menghidupkan karakter yang telah ditulis orang lain.

As an actor, I get scripts

Selama karir saya berlangsung,

and it's my job to stay on script,

saya mendapatkan kehormatan

to say my lines

memerankan beberapa pemeran laki-laki terhebat yang pernah ada

and bring to life a character that someone else wrote.

yang ditayangkan di televisi.

Over the course of my career,

Anda mungkin mengenali saya sebagai “Pria Bayaran #1”.

I've had the great honor

playing some of the greatest male role models ever

(Tertawa)

“Fotografer Pemerkosa”,

represented on television.

You might recognize me as "Male Escort #1."

“Pemerkosa Telanjang Dada”

dari pemenang penghargaan “Spring Break Shark Attack”.

(Laughter)

(Tertawa)

"Photographer Date Rapist,"

“Mahasiswa Kedokteran Telanjang Dada”,

“Penipu Pengguna Steroid Telanjang Dada”

"Shirtless Date Rapist"

from the award-winning "Spring Break Shark Attack."

dan, peran saya yang paling terkenal, sebagai Rafael.

(Laughter)

(Tepuk tangan)

"Shirtless Medical Student,"

"Shirtless Steroid-Using Con Man"

Seorang playboy yang bertobat dan muram

and, in my most well-known role, as Rafael.

yang jatuh cinta kepada seorang perawan,

(Applause)

yang sesekali telanjang dada.

(Tertawa)

A brooding, reformed playboy

Peran ini tidak mencerminkan diri saya sebagai seorang pria di kehidupan nyata,

who falls for, of all things, a virgin,

and who is only occasionally shirtless.

tapi itulah mengapa saya suka akting.

(Laughter)

Saya bisa hidup dalam karakter yang sangat berbeda dari diri saya.

Now, these roles don't represent the kind of man I am in my real life,

Tapi setiap kali saya menerima salah satu peran ini, saya kaget,

but that's what I love about acting.

karena peran yang umumnya saya mainkan punya aura keperkasaan,

I get to live inside characters very different than myself.

karisma dan kekuatan,

But every time I got one of these roles, I was surprised,

dan ketika saya bercermin, bukan begitu saya melihat diri saya.

because most of the men I play ooze machismo,

Tapi itulah cara Hollywood melihat saya,

dan seiring waktu, saya menyadari kemiripan

charisma and power,

antara peran yang saya mainkan sebagai pria

and when I look in the mirror, that's just not how I see myself.

baik di depan atau belakang layar.

But it was how Hollywood saw me,

and over time, I noticed a parallel

Saya sedang berpura-pura menjadi laki-laki yang bukan saya seumur hidup.

between the roles I would play as a man

both on-screen and off.

Saya berpura-pura menjadi kuat ketika saya merasa lemah,

percaya diri ketika saya merasa cemas

I've been pretending to be a man that I'm not my entire life.

dan kuat ketika saya sedang sakit.

I've been pretending to be strong when I felt weak,

Saya rasa untuk sebagian besar saya cuma seperti berpura-pura,

confident when I felt insecure

tapi saya lelah berpura-pura.

and tough when really I was hurting.

Dan saya bisa bilang sekarang

I think for the most part I've just been kind of putting on a show,

bahwa sebenarnya melelahkan terus-menerus menjadi cukup jantan bagi semua orang.

but I'm tired of performing.

And I can tell you right now

Benar bukan?

that it is exhausting trying to be man enough for everyone all the time.

(Tertawa)

Saudara saya mendengarnya.

Selama yang saya ingat, saya selalu diberi tahu

Now -- right?

saya harus tumbuh menjadi laki-laki seperti apa.

(Laughter)

Sebagai anak laki-laki, yang saya inginkan hanya penerimaan dan disukai anak lainnya,

My brother heard that.

Now, for as long as I can remember, I've been told

tapi penerimaan berarti saya harus punya

the kind of man that I should grow up to be.

pandangan yang menjijikkan mengenai kefemininan,

As a boy, all I wanted was to be accepted and liked by the other boys,

dan karena kami diberi tahu feminin adalah kebalikan maskulin,

saya tidak boleh memiliki sifat feminin

but that acceptance meant I had to acquire

this almost disgusted view of the feminine,

atau saya akan ditolak orang lain.

and since we were told that feminine is the opposite of masculine,

Ini adalah naskah yang telah kita terima.

I either had to reject embodying any of these qualities

Benar bukan? Perempuan lemah, dan laki-laki kuat.

or face rejection myself.

Hal ini ditanamkan secara tidak sadar

This is the script that we've been given.

kepada ratusan dan jutaan anak laki-laki dan perempuan di dunia,

Right? Girls are weak, and boys are strong.

seperti yang saya alami.

This is what's being subconsciously communicated

Saya datang hari ini untuk bilang, sebagai seorang laki-laki

to hundreds of millions of young boys and girls all over the world,

bahwa semua ini salah, ini beracun,

just like it was with me.

Well, I came here today to say, as a man

dan ini harus dihentikan.

(Tepuk tangan)

that this is wrong, this is toxic,

and it has to end.

Saya tidak datang untuk memberikan pelajaran sejarah.

(Applause)

Kita semua tahu bagaimana situasi menjadi seperti ini, oke?

Saya hanya laki-laki yang bangun setelah 30 tahun dan sadar

Now, I'm not here to give a history lesson.

bahwa saya hidup dalam kondisi konflik,

konflik dengan siapa diri saya sebenarnya

We likely all know how we got here, OK?

dan konflik dengan cara dunia melihat laki-laki sepatutnya.

But I'm just a guy that woke up after 30 years and realized

that I was living in a state of conflict,

Namun saya tidak berkenan

conflict with who I feel I am in my core

untuk menerima definisi rusak tentang maskulinitas,

and conflict with who the world tells me as a man I should be.

karena saya tidak mau hanya jadi laki-laki baik.

But I don't have a desire

to fit into the current broken definition of masculinity,

Saya mau jadi manusia baik.

Dan saya percaya satu-satunya jalan adalah

because I don't just want to be a good man.

jika laki-laki belajar tidak hanya memeluk kualitas

yang dikatakan sebagai feminin di dalam dirinya

I want to be a good human.

tapi juga mau berdiri,

And I believe the only way that can happen

untuk mengadvokasi dan belajar dari perempuan yang memeluk kualitas itu.

is if men learn to not only embrace the qualities

that we were told are feminine in ourselves

Laki-laki --

(Tertawa)

but to be willing to stand up,

saya tidak bilang bahwa semua yang kita pelajari itu beracun, oke?

to champion and learn from the women who embody them.

Saya tidak bilang ada yang pasti salah dengan diri Anda atau saya,

Now, men --

(Laughter)

dan laki-laki, saya tidak bilang untuk berhenti menjadi laki.

I am not saying that everything we have learned is toxic. OK?

Tapi kita perlu keseimbangan, bukan?

I'm not saying there's anything inherently wrong with you or me,

Kita perlu keseimbangan,

dan satu-satunya keadaan ini berubah jika kita melihat dengan jujur

and men, I'm not saying we have to stop being men.

But we need balance, right?

pada naskah yang telah diturunkan kepada kita

dari generasi ke generasi

We need balance,

dan peran yang, sebagai laki-laki, kita pilih untuk lakukan

and the only way things will change is if we take a real honest look

di kehidupan sehari-hari.

at the scripts that have been passed down to us

Berbicara soal naskah,

from generation to generation

naskah pertama yang saya terima berasal dari ayah saya.

and the roles that, as men, we choose to take on

Ayah saya itu keren.

in our everyday lives.

Dia penyayang, baik, sensitif, dan bisa merawat,

So speaking of scripts,

the first script I ever got came from my dad.

My dad is awesome.

dia ada di sini.

He's loving, he's kind, he's sensitive, he's nurturing,

(Tepuk tangan)

he's here.

Dia menangis.

(Tertawa)

(Applause)

Tapi, maaf, ayah, sebagai anak kecil saya tidak suka dia karena hal itu,

He's crying.

saya menyalahkannya karena membuat diri saya lembut,

(Laughter)

yang tidak diterima di kota kecil di Oregon

But, sorry, Dad, as a kid I resented him for it,

tempat kami tinggal.

Karena menjadi lembut berarti saya dirundung.

because I blamed him for making me soft,

Lihat, ayah saya bukan maskulin pada umumnya,

which wasn't welcomed in the small town in Oregon

jadi dia tidak mengajarkan saya bermain tangan.

that we had moved to.

Dia tidak mengajari saya cara berburu, berkelahi,

Because being soft meant that I was bullied.

kalian tahu, perilaku laki-laki.

See, my dad wasn't traditionally masculine,

so he didn't teach me how to use my hands.

Justru dia mengajari saya hal yang dia tahu:

He didn't teach me how to hunt, how to fight,

bahwa menjadi laki-laki berarti pengorbanan

you know, man stuff.

dan melakukan semuanya

untuk menjaga dan merawat keluarga.

Instead he taught me what he knew:

Tapi ada peran lain yang saya pelajari dari ayah saya,

that being a man was about sacrifice

yang, saya ketahui, dia pelajari dari ayahnya,

and doing whatever you can

seorang senator negara bagian

to take care of and provide for your family.

yang di kemudian hari

But there was another role I learned how to play from my dad,

harus bekerja jadi penjaga gedung demi menafkahi keluarga,

who, I discovered, learned it from his dad,

dan dia tidak pernah bilang siapa pun.

a state senator

who later in life

Peran itu adalah untuk tersiksa dalam diam.

had to work nights as a janitor to support his family,

Tiga generasi kemudian,

saya juga menjalani peran itu.

and he never told a soul.

Jadi kenapa kakek saya tidak bisa menghubungi laki-laki lain

That role was to suffer in secret.

And now three generations later,

dan minta tolong?

I find myself playing that role, too.

Mengapa ayah saya sampai hari ini berpikir dia harus melakukan semua sendirian?

So why couldn't my grandfather just reach out to another man

Saya kenal laki-laki yang memilih mati

dibanding cerita ke laki-laki lain bahwa dia sakit.

and ask for help?

Why does my dad to this day still think he's got to do it all on his own?

Tapi ini bukan karena kita tipe orang kuat yang pendiam.

I know a man who would rather die

Bukan. Banyak laki-laki yang pintar berteman dan berbicara,

than tell another man that they're hurting.

But it's not because we're just all, like, strong silent types.

tapi tidak tentang sesuatu yang nyata.

(Tertawa)

It's not. A lot of us men are really good at making friends, and talking,

Jika ini tentang pekerjaan atau olahraga atau politik atau perempuan,

just not about anything real.

kami tidak masalah untuk membagikan opini,

(Laughter)

tapi jika soal kecemasan atau kesulitan kami,

If it's about work or sports or politics or women,

atau ketakutan akan gagal,

we have no problem sharing our opinions,

kami seperti langsung lumpuh.

but if it's about our insecurities or our struggles,

Setidaknya, saya begitu.

our fear of failure,

Jadi beberapa cara yang saya lakukan adalah

then it's almost like we become paralyzed.

memecahkan sikap ini

At least, I do.

dengan cara membuat pengalaman yang memaksa saya menjadi terbuka.

So some of the ways that I have been practicing

Jadi ketika saya mengalami rasa malu di hidup saya,

breaking free of this behavior

are by creating experiences that force me to be vulnerable.

saya mempraktikkan untuk tidak lari,

tidak peduli setakut apa pun --

So if there's something I'm experiencing shame around in my life,

dan kadang, bahkan secara publik.

I practice diving straight into it,

Karena dengan begitu

saya mengambil kekuasaannya,

no matter how scary it is --

dan sikap saya yang terbuka

and sometimes, even publicly.

bisa jadi membuat laki-laki lain melakukan hal yang sama.

Because then in doing so

I take away its power,

Sebagai contoh, beberapa waktu lalu

and my display of vulnerability

saya bergulat dengan masalah hidup saya

can in some cases give other men permission to do the same.

yang saya tahu saya perlu membicarakannya dengan teman laki-laki,

As an example, a little while ago

tapi saya dilumpuhkan oleh ketakutan

I was wrestling with an issue in my life

jika mereka akan menilai saya lemah

that I knew I needed to talk to my guy friends about,

dan saya akan kehilangan posisi saya sebagai pemimpin

but I was so paralyzed by fear

dan saya tahu saya harus mengajak mereka ke perjalanan tiga hari khusus laki-laki

that they would judge me and see me as weak

and I would lose my standing as a leader

(Tertawa)

Hanya untuk membuka diri. Dan tebak?

that I knew I had to take them out of town on a three-day guys trip --

Baru pada akhir hari ketiga

saya punya keberanian untuk bicara pada mereka

(Laughter)

Just to open up. And guess what?

soal apa yang terjadi pada saya.

It wasn't until the end of the third day

Tapi saat saya melakukannya, hal hebat terjadi.

that I finally found the strength to talk to them

Saya sadar saya tidak sendiri,

karena teman saya juga pernah kesulitan.

about what I was going through.

Dan begitu saya mendapatkan kekuatan dan keberanian membagikan rasa malu,

But when I did, something amazing happened.

I realized that I wasn't alone,

rasa itu menghilang.

because my guys had also been struggling.

Saya belajar seiring waktu

jika saya mempraktikkan keterbukaan,

And as soon as I found the strength and the courage to share my shame,

maka saya perlu membuat sistem akuntabilitas dalam diri.

it was gone.

Saya telah sangat diberkati sebagai seorang aktor.

Now, I've learned over time

that if I want to practice vulnerability,

Saya punya penggemar yang luar biasa,

then I need to build myself a system of accountability.

sangat, sangat manis dan interaktif,

So I've been really blessed as an actor.

sehingga saya memakai media sosial saya

sebagai kuda Trojan

I've built a really wonderful fan base,

yang saya bisa pakai untuk membuat praktik keterbukaan dan autentik sehari-hari.

really, really sweet and engaged,

and so I decided to use my social platform

Responsnya sangat luar biasa.

as kind of this Trojan horse

Sangat menguatkan, juga sangat hangat.

wherein I could create a daily practice of authenticity and vulnerability.

Saya menerima banyak cinta dan liputan dan pesan positif setiap hari.

The response has been incredible.

It's been affirming, it's been heartwarming.

Tapi itu datang dari demografi tertentu:

I get tons of love and press and positive messages daily.

perempuan.

(Tertawa)

Ini kenyataan.

But it's all from a certain demographic:

Kenapa hanya ada perempuan yang jadi pengikut saya?

women.

(Laughter)

Di mana laki-lakinya?

(Tertawa)

This is real.

Setahun yang lalu, saya mengunggah foto ini.

Why are only women following me?

Setelahnya, saya melihat beberapa komentar,

Where are the men?

(Laughter)

dan menyadari salah satu penggemar wanita menandai pacarnya di foto itu,

About a year ago, I posted this photo.

dan pacarnya merespons dengan bilang,

Now, afterwards, I was scrolling through some of the comments,

“Tolong berhenti menandaiku di sesuatu yang gay.

and I noticed that one of my female fans had tagged her boyfriend in the picture,

Trims.”

(Tertawa)

and her boyfriend responded by saying,

Karena menjadi gay membuat Anda kurang jantan, bukan?

"Please stop tagging me in gay shit.

Jadi saya menghela napas,

Thx."

(Laughter)

dan merespons.

As if being gay makes you less of a man, right?

Saya bilang,

dengan sangat sopan, saya penasaran,

So I took a deep breath,

karena saya sedang mengeksplorasi maskulinitas,

and I responded.

dan ingin tahu kenapa cinta saya pada istri saya

I said,

disebut kelihatan gay.

very politely, that I was just curious,

Dan saya bilang, sejujurnya saya hanya mau belajar.

because I'm on an exploration of masculinity,

(Tertawa)

and I wanted to know why my love for my wife

qualified as gay shit.

And then I said, honestly I just wanted to learn.

Dia langsung membalas.

(Laughter)

Saya pikir dia akan memarahi saya, tapi ternyata dia malah minta maaf.

Now, he immediately wrote me back.

Dia bilang, ketika tumbuh besar,

I thought he was going to go off on me, but instead he apologized.

memperlihatkan afeksi secara publik adalah hal yang hina.

Dia bilang dia bergulat dan melawan egonya,

He told me how, growing up,

public displays of affection were looked down on.

dan betapa dia mencintainya pacarnya

dan betapa berterima kasihnya dia untuk kesabarannya.

He told me that he was wrestling and struggling with his ego,

Dan beberapa minggu kemudian,

dia mengirimkan pesan lagi.

and how much he loved his girlfriend

and how thankful he was for her patience.

Kali ini dia mengirimkan foto

dirinya berlutut melamar.

And then a few weeks later,

(Tepuk tangan)

he messaged me again.

This time he sent me a photo

Dan dia bilang, “Terima kasih.”

of him on one knee proposing.

(Applause)

Saya pernah jadi seperti pria ini.

Saya paham.

Di ruang publik, dia memainkan perannya

And all he said was, "Thank you."

menolak sifat feminim, bukan?

Tapi diam-diam dia menunggu izin untuk mengekspresikan dirinya,

I've been this guy.

I get it.

See, publicly, he was just playing his role,

untuk dilihat, didengar,

dia hanya perlu laki-laki lain

rejecting the feminine, right?

yang membantu dirinya dan menciptakan ruang aman untuk merasa,

But secretly he was waiting for permission to express himself,

dan perubahannya sangat cepat.

Saya suka pengalaman ini,

to be seen, to be heard,

and all he needed was another man

holding him accountable and creating a safe space for him to feel,

karena ini menunjukkan bahwa perubahan itu mungkin,

bahkan melalui sebuah pesan.

and the transformation was instant.

Jadi saya mau tahu cara menjangkau lebih banyak laki-laki,

I loved this experience,

because it showed me that transformation is possible,

tapi tentu tidak ada yang mengikuti.

(Tertawa)

even over direct messages.

Jadi saya mencoba bereksperimen.

So I wanted to figure out how I could reach more men,

Saya mencoba mengunggah lebih banyak hal yang maskulin --

but of course none of them were following me.

(Tertawa)

(Laughter)

Seperti olahraga yang menantang, rencana makan,

So I tried an experiment.

I started posting more stereotypically masculine things --

perjalanan menyembuhkan badan setelah terluka.

(Laughter)

tebak apa yang terjadi?

Like my challenging workouts, my meal plans,

Laki-laki mulai mengirim pesan.

Lalu, tidak terduga, untuk pertama kalinya dalam karir saya,

my journey to heal my body after an injury.

And guess what happened?

majalah kebugaran laki-laki menghubungi,

Men started to write me.

mereka bilang ingin menghormati saya sebagai pengubah permainan.

And then, out of the blue, for the first time in my entire career,

a male fitness magazine called me,

(Tertawa)

and they said they wanted to honor me as one of their game-changers.

Benarkah itu mengubah permainan?

Atau hanya mengikuti norma sosial?

(Laughter)

Lihat, itu masalahnya.

Tidak masalah laki-laki mengikuti saya

Was that really game-changing?

ketika saya berbicara tentang hal-hal pria

Or is it just conforming?

dan saya mengikuti norma gender.

And see, that's the problem.

Tapi jika saya bicara soal betapa saya mencintai istri saya

It's totally cool for men to follow me

when I talk about guy stuff

atau anak perempuan saya atau anak laki-laki yang baru 10 hari,

and I conform to gender norms.

bagaimana saya percaya pernikahan itu menantang tapi indah,

But if I talk about how much I love my wife

or my daughter or my 10-day-old son,

atau sebagai laki-laki saya bergumul dengan gangguan dismorfik tubuh,

atau bicara soal kesetaraan gender, lalu hanya perempuan yang keluar.

how I believe that marriage is challenging but beautiful,

Ke mana laki-lakinya?

or how as a man I struggle with body dysmorphia,

jadi laki-laki, laki-laki, laki-laki,

or if I promote gender equality, then only the women show up.

laki-laki!

Where are the men?

(Tepuk tangan)

So men, men, men,

men!

Saya mengerti.

(Applause)

Tumbuh besar, kita cenderung berkompetisi.

Kita harus jadi laki-laki terkeras, terkuat dan paling berani yang kita bisa.

I understand.

Dan bagi banyak dari kita, termasuk saya, identitas kita tertutup

Growing up, we tend to challenge each other.

We've got to be the toughest,

pada apakah akhirnya kita merasa kita cukup laki.

the strongest, the bravest men that we can be.

And for many of us, myself included, our identities are wrapped up

Tapi saya punya tantangan untuk semua laki-laki,

karena laki-laki suka tantangan.

in whether or not at the end of the day we feel like we're man enough.

(Tertawa)

Saya menantang apa kalian bisa memakai kualitas yang sama

But I've got a challenge for all the guys,

yang membuat kalian merasa jantan

because men love challenges.

untuk masuk ke diri kalian lebih dalam.

(Laughter)

I challenge you to see if you can use the same qualities

Kekuatan kalian, keberanian kalian, ketangguhan kalian:

that you feel make you a man

Bisakah kita mengartikan kembali hal itu dan memakainya untuk menyelami hati kita?

to go deeper into yourself.

Your strength, your bravery, your toughness:

Apa Anda cukup berani

Can we redefine what those mean and use them to explore our hearts?

untuk terbuka?

Untuk minta bantuan laki-laki lain ketika butuh?

Are you brave enough

Untuk terjun dalam rasa malu Anda?

to be vulnerable?

Apa Anda cukup kuat untuk jadi sensitif,

To reach out to another man when you need help?

untuk menangis ketika terluka

To dive headfirst into your shame?

atau bahagia,

bahkan jika itu membuat Anda terlihat lemah?

Are you strong enough to be sensitive,

Apa Anda cukup percaya diri

to cry whether you are hurting

untuk mendengar perempuan di hidup Anda?

or you're happy,

even if it makes you look weak?

Untuk mendengar ide dan solusi mereka?

Are you confident enough

Untuk memeluk penderitaan mereka

dan benar-benar percaya,

to listen to the women in your life?

bahkan jika apa yang mereka katakan melawan Anda?

To hear their ideas and their solutions?

Dan akankah kalian cukup jantan

To hold their anguish

and actually believe them,

untuk membela laki-laki lain ketika kalian dengar “pembicaraan loker”,

even if what they're saying is against you?

ketika Anda dengar cerita soal kekerasan seksual?

And will you be man enough

Jika ada yang bicara soal meraba pantat atau membuat perempuan mabuk,

to stand up to other men when you hear "locker room talk,"

apa kalian akan melakukan sesuatu

sehingga nanti kita tidak perlu hidup di dunia

when you hear stories of sexual harassment?

When you hear your boys talking about grabbing ass or getting her drunk,

di mana perempuan mengambil risiko

dan maju ke depan untuk bilang “aku juga?”

will you actually stand up and do something

(Tepuk tangan)

so that one day we don't have to live in a world

where a woman has to risk everything

and come forward to say the words "me too?"

(Applause)

Ini hal serius.

Saya harus melihat dengan jujur

ke bagaimana saya secara tidak sadar melukai perempuan dalam hidup saya,

This is serious stuff.

dan itu buruk.

I've had to take a real, honest look

at the ways that I've unconsciously been hurting the women in my life,

Istri saya bilang bahwa saya bertindak dengan cara tertentu yang melukainya

and it's ugly.

dan tidak memperbaikinya.

My wife told me that I had been acting in a certain way that hurt her

Misalnya, ketika dia bicara,

baik di rumah atau di publik,

and not correcting it.

saya memotongnya dan menyambung apa yang dia pikirkan untuk dia.

Basically, sometimes when she would go to speak,

at home or in public,

Ini buruk sekali.

Lebih buruk lagi ketika saya tidak sadar saat saya melakukannya.

I would just cut her off mid-sentence and finish her thought for her.

Ini kebiasaan tidak sadar.

Jadi di sini saya melakukan bagian saya,

It's awful.

mencoba menjadi feminis,

The worst part was that I was completely unaware when I was doing it.

memperkuat suara perempuan di dunia,

tapi ketika di rumah,

It was unconscious.

saya menggunakan suara saya dengan keras untuk membungkam wanita yang saya cintai.

So here I am doing my part,

trying to be a feminist,

amplifying the voices of women around the world,

Saya perlu menanyakan diri sendiri:

and yet at home,

I am using my louder voice to silence the woman I love the most.

apa saya cukup laki

untuk diam dan mendengarkan?

(Tertawa)

So I had to ask myself a tough question:

(Tepuk tangan)

am I man enough

Saya harus jujur. Saya berharap tidak dapat tepuk tangan.

to just shut the hell up and listen?

(Laughter)

(Tertawa)

(Applause)

Teman-teman,

ini nyata.

I've got to be honest. I wish that didn't get an applause.

Dan saya hanya membahas permukaan saja,

(Laughter)

karena semakin kita dalami, semakin buruk jadinya, saya jamin.

Guys,

Saya tidak punya waktu membahas pornografi dan kekerasan pada perempuan

this is real.

And I'm just scratching the surface here,

atau pembagian tugas domestik

because the deeper we go, the uglier it gets, I guarantee you.

atau kesenjangan upah.

I don't have time to get into porn and violence against women

Tapi saya percaya sebagai laki-laki,

or the split of domestic duties

ini waktunya kita melihat hak istimewa kita

dan menyadari kita bukan hanya bagian dari masalah.

or the gender pay gap.

Teman, kitalah masalahnya.

But I believe that as men,

Hambatan sosial ada karena kita meletakkannya di sana,

it's time we start to see past our privilege

dan jika kita ingin jadi bagian dari solusi,

and recognize that we are not just part of the problem.

kata-kata tidak cukup.

Fellas, we are the problem.

The glass ceiling exists because we put it there,

Ada kalimat yang saya suka saat tumbuh dewasa dari tulisan Bahá’í.

and if we want to be a part of the solution,

Ini berbunyi “dunia manusia memiliki dua sayap,

then words are no longer enough.

There's a quote that I love that I grew up with from the Bahá'í writings.

laki-laki dan perempuan.

Selama kedua sayap ini tidak sama kuat,

It says that "the world of humanity is possessed of two wings,

burungnya tidak akan terbang.”

the male and the female.

Jadi perempuan,

So long as these two wings are not equivalent in strength,

mewakili laki-laki di seluruh dunia yang punya perasaan sama dengan saya,

the bird will not fly."

So women,

tolong maafkan kami

on behalf of men all over the world

karena kami tidak mengandalkan kekuatan kalian.

who feel similar to me,

Dan saya ingin meminta bantuan kalian secara formal,

please forgive us

karena kami tidak bisa melakukannya sendiri.

for all the ways that we have not relied on your strength.

Kami laki-laki. Kami akan mengacau.

Kami akan mengatakan hal yang salah. Kami akan menjadi bebal.

And now I would like to ask you to formally help us,

Kami kemungkinan besar akan menyinggung kalian.

because we cannot do this alone.

Tapi jangan putus asa.

We are men. We're going to mess up.

We're going to say the wrong thing. We're going to be tone-deaf.

Kami ada di sini karena kalian,

We're more than likely, probably, going to offend you.

dan sebagai laki-laki, kami perlu berdiri dan jadi sekutu kalian

But don't lose hope.

saat kalian melawan

We're only here because of you,

hampir semuanya.

and like you, as men, we need to stand up and become your allies

Kami perlu bantuan kalian dalam merayakan keterbukaan kami

as you fight against

dan sabar bersama kami

saat kami menjalani perjalanan panjang ini

pretty much everything.

We need your help in celebrating our vulnerability

dari kepala ke hati kami.

and being patient with us

Dan akhirnya untuk orang tua:

as we make this very, very long journey

daripada mengajari anak kita

from our heads to our hearts.

untuk jadi laki-laki pemberani atau perempuan cantik,

And finally to parents:

bisakah kita hanya ajari mereka cara menjadi manusia baik?

instead of teaching our children

to be brave boys or pretty girls,

Jadi, balik ke ayah saya.

Tumbuh besar, seperti anak laki-laki lainnya, saya punya masalah,

can we maybe just teach them how to be good humans?

tapi sekarang saya sadar itu semua berkat rasa sensitif

So back to my dad.

dan kecerdasan emosialnya

Growing up, yeah, like every boy, I had my fair share of issues,

sehingga saya bisa berdiri di sini berbicara pada kalian sekarang.

but now I realize that it was even thanks to his sensitivity

Kekesalan saya pada ayah sekarang ternyata tidak ada hubungannya dengannya.

and emotional intelligence

that I am able to stand here right now talking to you in the first place.

Semuanya berhubungan dengan saya dan keinginan saya untuk diterima

The resentment I had for my dad I now realize had nothing to do with him.

dan untuk memerankan hal yang tidak cocok untuk saya.

It had everything to do with me and my longing to be accepted

Jadi, meski ayah tidak pernah mengajari saya main tangan,

dia mengajari saya cara memakai hati saya,

and to play a role that was never meant for me.

dan bagi saya itu membuat dirinya lebih jantan dari apa pun.

So while my dad may have not taught me how to use my hands,

Terima kasih.

(Tepuk tangan)

he did teach me how to use my heart,

and to me that makes him more a man than anything.

Thank you.

(Applause)