Beau Lotto + Amy O'Toole: Science is for everyone, kids included

Translator: Joseph Geni Reviewer: Morton Bast

Translator: Yustina Suryanti Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

Beau Lotto: So, this game is very simple.

Beau Lotto: Permainan ini sangat sederhana.

All you have to do is read what you see. Right?

Yang harus Anda lakukan adalah membaca yang Anda lihat.

So, I'm going to count to you, so we don't all do it together.

Saya akan memberi aba-aba, jadi kita tidak melakukannya bersama-sama.

Okay, one, two, three.Audience: Can you read this?

Oke, satu, dua, tiga. Hadirin: Dapatkah Anda membaca ini?

BL: Amazing. What about this one? One, two, three.Audience: You are not reading this.

BL: Luar biasa. Bagaimana dengan yang ini? Satu, dua, tiga. Hadirin: Anda tidak membaca ini.

BL: All right. One, two, three. (Laughter)

BL: Baiklah. Satu, dua, tiga. (Tawa)

If you were Portuguese, right? How about this one? One, two, three.

Kalau Anda orang Portugis? Bagaimana dengan yang ini? Satu, dua, tiga.

Audience: What are you reading?

Hadirin: Apa yang Anda baca?

BL: What are you reading? There are no words there.

BL: Apa yang Anda baca? Tidak ada kata-kata di sana.

I said, read what you're seeing. Right?

Kata saya, bacalah yang Anda lihat.

It literally says, "Wat ar ou rea in?" (Laughter) Right?

Tulisan itu berbunyi, "Wat ar ou rea in?" (Tawa) Betul?

That's what you should have said. Right? Why is this?

Itu yang seharusnya Anda katakan. Betul? Mengapa?

It's because perception is grounded in our experience.

Itu karena persepsi yang tertanam dari pengalaman kita.

Right? The brain takes meaningless information

Betul? Otak mengambil informasi yang tidak berarti

and makes meaning out of it, which means we never see

dan mengartikannya, yang artinya, kita tidak pernah melihat

what's there, we never see information,

apa yang ada di sana, kita tidak pernah melihat informasi,

we only ever see what was useful to see in the past.

kita hanya melihat apa yang sebelumnya berguna untuk dilihat.

All right? Which means, when it comes to perception,

Baik? Artinya, kalau bicara tentang persepsi,

we're all like this frog.

kita semua seperti katak ini.

(Laughter)

(Tawa)

Right? It's getting information. It's generating behavior

Betul? Katak itu mengumpulkan informasi. Dia menciptakan kebiasaan

that's useful. (Laughter)

yang berguna. (Tawa)

(Laughter)

(Tawa)

(Video) Man: Ow! Ow! (Laughter) (Applause)

(Video) Suara Pria: Ow! Ow! (Tawa) (Tepuk tangan)

BL: And sometimes, when things don't go our way,

BL: Kadangkala, ketika hal-hal tidak terjadi seperti keinginan kita,

we get a little bit annoyed, right?

kita menjadi sedikit kesal, betul?

But we're talking about perception here, right?

Tapi kita bicara tentang persepsi, betul?

And perception underpins everything we think, we know,

Dan persepsi mendasari semua yang kita pikirkan, yang kita ketahui,

we believe, our hopes, our dreams, the clothes we wear,

yang kita percaya, harapan kita, impian kita, pakaian yang kita kenakan,

falling in love, everything begins with perception.

jatuh cinta, semuanya diawali dengan persepsi.

Now if perception is grounded in our history, it means

Jika persepsi tertanam di dalams sejarah kita, artinya

we're only ever responding according to what we've done before.

kita hanya memberikan reaksi sesuai dengan yang kita lakukan sebelumnya.

But actually, it's a tremendous problem,

Namun sebenarnya, itu adalah masalah besar,

because how can we ever see differently?

karena, bagaimana kita akan bisa melihat dari sudut yang berbeda?

Now, I want to tell you a story about seeing differently,

Saya ingin bercerita tentang melihat dari sudut yang berbeda,

and all new perceptions begin in the same way.

dan semua persepsi dimulai dengan cara yang sama.

They begin with a question.

Semuanya berawal dari sebuah pertanyaan.

The problem with questions is they create uncertainty.

Masalahnya, pertanyaan menimbulkan ketidakpastian.

Now, uncertainty is a very bad thing. It's evolutionarily

Ketidakpastian adalah hal yang sangat buruk. Dari sisi evolusi

a bad thing. If you're not sure that's a predator, it's too late.

ketidakpastian itu buruk. Ketika Anda tidak yakin itu seekor pemangsa, saat itu sudah terlambat.

Okay? (Laughter)

Benar? (Tawa)

Even seasickness is a consequence of uncertainty.

Bahkan, mabuk laut adalah efek dari ketidakpastian.

Right? If you go down below on a boat, your inner ears

Betul? Kalau Anda naik kapal, telinga dalam Anda

are you telling you you're moving. Your eyes, because

mengatakan Anda sedang bergerak. Mata Anda, karena

it's moving in register with the boat, say I'm standing still.

bergerak seirama dengan kapal, mengatakan, Saya tidak bergerak.

Your brain cannot deal with the uncertainty of that information, and it gets ill.

Otak Anda tidak dapat menangani ketidakpastian informasi itu, dan menjadi sakit.

The question "why?" is one of the most dangerous things you can do,

Kata tanya "mengapa?" adalah salah satu hal paling berbahaya yang dapat Anda lakukan

because it takes you into uncertainty.

karena akan membawa Anda pada ketidakpastian.

And yet, the irony is, the only way we can ever

Ironisnya, satu-satunya cara kita dapat

do anything new is to step into that space.

melakukan hal yang baru adalah dengan mengalami ketidakpastian.

So how can we ever do anything new? Well fortunately,

Jadi, bagaimana kita bisa melakukan hal yang baru? Untungnya,

evolution has given us an answer, right?

jawabannya ada dalam evolusi, betul?

And it enables us to address even the most difficult

Evolusi membuat kita dapat menjawab pertanyaan

of questions. The best questions are the ones that create the most uncertainty.

paling sulit. Pertanyaan terbaik adalah yang memberikan ketidakpastian paling besar.

They're the ones that question the things we think to be true already. Right?

Yaitu pertanyaan yang mempertanyakan hal-hal yang kita pikir adalah benar. Betul?

It's easy to ask questions about how did life begin,

Sungguh mudah mempertanyakan asal-usul kehidupan,

or what extends beyond the universe, but to question what you think to be true already

atau apa yang ada di angkasa luar, tapi mempertanyakan apa yang kita pikir adalah benar

is really stepping into that space.

merupakan cara masuk ke alam ketidakpastian.

So what is evolution's answer to the problem of uncertainty?

Jadi apa jawaban dari evolusi mengenai ketidakpastian?

It's play.

Jawabannya: bermain.

Now play is not simply a process. Experts in play will tell you

Bermain bukan hanya sekedar proses. Para ahli dalam bermain

that actually it's a way of being.

akan mengatakan bermain adalah cara kita menjadi sesuatu.

Play is one of the only human endeavors where uncertainty

Bermain adalah salah satu usaha manusia untuk

is actually celebrated. Uncertainty is what makes play fun.

mensyukuri ketidakpastian. Ketidakpastian membuat permainan menjadi menyenangkan.

Right? It's adaptable to change. Right? It opens possibility,

Betul? Permainan bisa berubah. Betul? Dalam permainan ada kemungkinan

and it's cooperative. It's actually how we do our social bonding,

dan kerja sama. Bermain adalah cara kita membangun hubungan sosial,

and it's intrinsically motivated. What that means

dan motivasi kita berasal dari dalam diri kita. Artinya

is that we play to play. Play is its own reward.

kita main untuk bermain. Bermain adalah hadiahnya.

Now if you look at these five ways of being,

Kalau Anda melihat kelima cara ini,

these are the exact same ways of being you need

semuanya adalah cara yang sama yang dibutuhkan

in order to be a good scientist.

untuk menjadi seorang ilmuwan yang baik.

Science is not defined by the method section of a paper.

Ilmu pengetahuan tidak didefinisikan sebagai metode dalam suatu makalah.

It's actually a way of being, which is here, and this is true

Ilmu pengetahuan adalah suatu cara hidup, yang ada di sini, dan ini benar

for anything that is creative.

untuk semua hal yang kreatif.

So if you add rules to play, you have a game.

Kalau Anda menambahkan peraturan permainan, Anda memiliki sebuah pertandingan.

That's actually what an experiment is.

Penelitian juga seperti itu.

So armed with these two ideas,

Berbekal kedua ide ini,

that science is a way of being and experiments are play,

bahwa ilmu pengetahuan adalah cara hidup dan penelitian adalah permainan,

we asked, can anyone become a scientist?

kami bertanya, apakah semua orang bisa menjadi ilmuwan?

And who better to ask than 25 eight- to 10-year-old children?

Dan siapa yang dapat mempertanyakannya selain 25 orang anak berusia 8 sampai 10 tahun?

Because they're experts in play. So I took my bee arena

Karena mereka ahli bermain. Jadi saya membawa arena lebah saya

down to a small school in Devon, and the aim of this

ke sebuah sekolah kecil di Devon, dan tujuannya

was to not just get the kids to see science differently,

bukan hanya membuat anak-anak melihat ilmu pengetahuan secara berbeda,

but, through the process of science, to see themselves differently. Right?

namun lewat proses ilmu, membuat mereka melihat dirinya secara berbeda. Betul?

The first step was to ask a question.

Langkah pertama adalah mengajukan pertanyaan.

Now, I should say that we didn't get funding for this study

Kami tidak mendapatkan dana untuk kajian ini

because the scientists said small children couldn't make

karena para ilmuwan menganggap anak kecil tidak dapat

a useful contribution to science, and the teachers said kids couldn't do it.

memberikan kontribusi berguna untuk ilmu pengetahuan, dan para guru mengatakan hal serupa.

So we did it anyway. Right? Of course.

Tapi kami tetap melakukannya. Betul? Sudah pasti.

So, here are some of the questions. I put them in small print

Ini beberapa pertanyaannya. Saya sengaja menggunakan ukuran yang kecil

so you wouldn't bother reading it. Point is that five of the questions that the kids came up with

supaya Anda tidak perlu membacanya. Intinya, lima dari pertanyaan yang diajukan anak-anak ini

were actually the basis of science publication the last five to 15 years. Right?

merupakan dasar penerbitan makalah ilmuwan di 5 sampai 15 tahun terakhir. Betul?

So they were asking questions that were significant

Mereka mengajukan pertanyaan yang penting

to expert scientists.

bagi para pakar keilmuan.

Now here, I want to share the stage with someone quite special. Right?

Di sini, saya ingin berbagi panggung ini dengan seseorang yang spesial. Betul?

She was one of the young people who was involved in this study,

Dia adalah salah satu orang muda yang terlibat dalam kajian ini,

and she's now one of the youngest published scientists

dan dia sekarang adalah salah satu ilmuwan termuda di dunia yang

in the world. Right? She will now, once she comes onto stage,

telah menerbitkan makalahnya. Betul? Sekarang, saat dia naik ke panggung,

will be the youngest person to ever speak at TED. Right?

dia akan menjadi orang termuda yang pernah berbicara di TED. Betul?

Now, science and asking questions is about courage.

Ilmu pengetahuan dan mengajukan pertanyaan membutuhkan keberanian.

Now she is the personification of courage, because she's

Dialah perwujudan dari keberanian, karena dia

going to stand up here and talk to you all.

akan berdiri di sini dan berbicara dengan Anda semua.

So Amy, would you please come up? (Applause)

Amy, tolong naik ke panggung. (Tepuk tangan)

(Applause)

(Tepuk tangan)

So Amy's going to help me tell the story of what we call

Amy akan membantu saya menceritakan apa yang kami sebut

the Blackawton Bees Project, and first she's going to tell you

Proyek Lebah Blackawton, dan dia akan memulainya dengan

the question that they came up with. So go ahead, Amy.

pertanyaan yang mereka ajukan. Silahkan dimulai, Amy.

Amy O'Toole: Thank you, Beau. We thought

Amy O'Toole: Terima kasih Beau. Kami berpikir

that it was easy to see the link between humans and apes

mudah untuk melihat hubungan antara manusia dan kera

in the way that we think, because we look alike.

dari cara kita berpikir, karena kita terlihat mirip.

But we wondered if there's a possible link

Namun kami bertanya-tanya apakah mungkin ada hubungan

with other animals. It'd be amazing if humans and bees

dengan binatang lain. Sungguh luar biasa jika manusia dan lebah

thought similar, since they seem so different from us.

punya cara berpikir yang serupa, karena mereka terlihat sangat berbeda dari kita.

So we asked if humans and bees might solve

Kami mempertanyakan apakah manusia dan lebah dapat menyelesaikan

complex problems in the same way.

persoalan rumit dengan cara yang sama.

Really, we wanted to know if bees can also adapt

Kami sungguh ingin mengetahui apakah lebah-lebah juga dapat beradaptasi

themselves to new situations using previously learned rules

di situasi yang baru dengan menggunakan peraturan

and conditions. So what if bees can think like us?

dan kondisi yang sudah dipelajari. Apa jadinya kalau lebah dapat berpikir seperti kita?

Well, it'd be amazing, since we're talking about an insect

Hasilnya akan luar biasa, karena kita membahas seekor serangga

with only one million brain cells.

yang hanya punya satu juta sel otak.

But it actually makes a lot of sense they should,

Tapi jadi masuk akal kalau lebah-lebah itu berbuat begitu,

because bees, like us, can recognize a good flower

karena seperti kita, lebah bisa mengenali bunga yang bagus

regardless of the time of day, the light, the weather,

apapun waktu, cahaya, dan cuacanya,

or from any angle they approach it from. (Applause)

atau dari sudut mana mereka mendekati bunga itu. (Tepuk tangan)

BL: So the next step was to design an experiment,

BL: langkah selanjutnya adalah, membuat percobaan,

which is a game. So the kids went off and they designed

yang merupakan suatu permainan. Anak-anak ini merancang

this experiment, and so -- well, game -- and so,

percobaan ini, dan -- baiklah, permainan ini -- dan,

Amy, can you tell us what the game was,

Amy, dapatkan kamu menceritakan apa permainannya,

and the puzzle that you set the bees?

dan teka-teki yang kamu berikan pada lebah-lebah?

AO: The puzzle we came up with was an if-then rule.

AO: Teka-teki yang kami temukan adalah sebuah peraturan jika-maka.

We asked the bees to learn not just to go to a certain color,

Kami mengajarkan lebah-lebah untuk pergi ke warna tertentu

but to a certain color flower only

dan hanya ke bunga dengan warna tertentu

when it's in a certain pattern.

dengan pola tertentu.

They were only rewarded if they went to the yellow flowers

Lebah-lebah hanya mendapat sesuatu jika pergi ke bunga berwarna kuning

if the yellow flowers were surrounded by the blue,

jika bunga itu dikelilingi bunga berwarna biru,

or if the blue flowers were surrounded by the yellow.

atau ke bunga biru jika dikelilingi oleh bunga berwarna kuning.

Now there's a number of different rules the bees can learn

Ada beberapa aturan yang dapat dipelajari oleh lebah

to solve this puzzle. The interesting question is, which?

untuk memecahkan teka-teki ini. Yang menarik adalah, aturan yang mana?

What was really exciting about this project was we,

Yang paling menyenangkan dari proyek ini adalah, kami

and Beau, had no idea whether it would work.

dan Beau, tidak tahu apakah ini akan berhasil.

It was completely new, and no one had done it before,

Ini sesuatu yang baru, belum pernah ada yang mencobanya,

including adults. (Laughter)

termasuk orang dewasa. (Tawa)

BL: Including the teachers, and that was really hard for the teachers.

BL: Termasuk para guru, dan ini hal yang berat bagi para guru.

It's easy for a scientist to go in and not have a clue what he's doing,

Bagi ilmuwan sangat mudah untuk melakukan hal yang tidak dimengerti,

because that's what we do in the lab, but for a teacher

karena itulah yang kami lakukan di laboratorium, tapi untuk seorang guru

not to know what's going to happen at the end of the day --

tidak mengetahui apa yang akan terjadi nanti --

so much of the credit goes to Dave Strudwick, who was

penghargaan yang luar biasa untuk Dave Strudwick yang adalah

the collaborator on this project. Okay?

rekan kerja dalam proyek ini. Oke?

So I'm not going to go through the whole details of the study

Saya tidak akan menjelaskan kajian ini secara rinci

because actually you can read about it, but the next step

karena Anda dapat membacanya sendiri, langkah berikutnya

is observation. So here are some of the students

adalah pengamatan. Inilah beberapa murid

doing the observations. They're recording the data

yang sedang melakukan pengamatan. Mereka mencatat data

of where the bees fly.

ke mana lebah-lebah itu terbang.

(Video) Dave Strudwick: So what we're going to do —Student: 5C.

(Video) Dave Strudwick: Apa yang akan kita lakukan -- Murid: 5C.

Dave Strudwick: Is she still going up here?Student: Yeah.

Dave Strudwick: apakah dia masih di atas sana? Murid: Iya.

Dave Strudwick: So you keep track of each.Student: Henry, can you help me here?

Dave Strudwick: Kamu mengamati setiap lebah. Murid: Henry, bisa tolong bantu saya?

BL: "Can you help me, Henry?" What good scientist says that, right?

BL: 'Bisa tolong bantu saya, Henry?" Ilmuwan yang baik mengatakan hal itu, betul?

Student: There's two up there.

Murid: Ada dua di atas sana.

And three in here.

Dan tiga di sini.

BL: Right? So we've got our observations. We've got our data.

BL: Betul? Kami mendapatkan hasil pengamatan. Kami mendapat datanya.

They do the simple mathematics, averaging, etc., etc.

Mereka melakukan matematika sederhana, membuat rata-rata, dan lainnya.

And now we want to share. That's the next step.

Kami ingin membagikannya. Itulah tahapan selanjutnya.

So we're going to write this up and try to submit this

Kami menulis makalah tentang ini dan mencoba menyerahkannya

for publication. Right? So we have to write it up.

untuk diterbitkan. Betul? Jadi kami harus menuliskannya.

So we go, of course, to the pub. All right? (Laughter)

Lalu kita, tentu saja, pergi ke pub. (Tawa)

The one on the left is mine, okay? (Laughter)

Yang di sebelah kiri milik saya, oke? (Tawa)

Now, I tell them, a paper has four different sections:

Saya memberitahu mereka, sebuah makalah punya empat bagian berbeda:

an introduction, a methods, a results, a discussion.

pembukaan, metode, hasil, diskusi.

The introduction says, what's the question and why?

Bagian pembukaan berisi, apa pertanyaannya dan mengapa?

Methods, what did you do? Results, what was the observation?

Metode berisi, apa yang kamu lakukan? Hasil, apa yang diamati?

And the discussion is, who cares? Right?

Dan bagian diskusi adalah, siapa yang peduli? Betul?

That's a science paper, basically. (Laughter)

Pada dasarnya, seperti itulah makalah ilmiah. (Tawa)

So the kids give me the words, right? I put it into a narrative,

Anak-anak ini menceritakannya. Saya merangkainya menjadi suatu narasi,

which means that this paper is written in kidspeak.

artinya, makalah ini ditulis dengan gaya bahasa anak-anak.

It's not written by me. It's written by Amy

Makalah ini tidak ditulis oleh saya, tapi oleh Amy

and the other students in the class. As a consequence,

dan murid-murid lain di kelas. Hasilnya,

this science paper begins, "Once upon a time ... " (Laughter)

makalah ilmiah ini diawali dengan, "Pada suatu ketika....." (Tawa)

The results section, it says: "Training phase, the puzzle ... duh duh duuuuuhhh." Right? (Laughter)

Di bagian hasil, isinya: " Masa pelatihan, teka-tekinya....duh duh duuuuuuuuhhhh." Betul? (Tawa)

And the methods, it says, "Then we put the bees

Dan di bagian metode, "Kami lalu menaruh lebah-lebah

into the fridge (and made bee pie)," smiley face. Right? (Laughter)

ke dalam kulkas (dan membuat pai lebah)," gambar muka tertawa. Betul? (Tawa)

This is a science paper. We're going to try to get it published.

Ini adalah makalah ilmiah. Kami mencoba membuatnya bisa dipublikasikan.

So here's the title page. We have a number of authors there.

Ini halaman judulnya. Ada beberapa nama pengarang di situ.

All the ones in bold are eight to 10 years old.

Yang dicetak tebal adalah anak-anak berusia 8 sampai 10 tahun.

The first author is Blackawton Primary School, because

Pengarang utama adalah SD Blackawton karena

if it were ever referenced, it would be "Blackawton et al,"

jika makalah ini dijadikan resensi, akan ditulis "Blackawton et al,"

and not one individual. So we submit it to a public access journal,

dan bukan nama perorangan. Kami mengirimkannya ke jurnal yang diakses secara terbuka,

and it says this. It said many things, but it said this.

dan dijawab seperti ini. Jawabannya panjang, tapi intinya begini.

"I'm afraid the paper fails our initial quality control checks in several different ways." (Laughter)

"Makalah ini tidak lolos uji kelayakan di beberapa bagian." (Tawa)

In other words, it starts off "once upon a time,"

Dengan kata lain, makalah ini diawali dengan "Pada suatu ketika,"

the figures are in crayon, etc. (Laughter)

gambarnya dibuat dengan krayon, dan lain-lain. (Tawa)

So we said, we'll get it reviewed. So I sent it to Dale Purves,

Kami ingin makalah ini dikaji. Jadi, saya mengirimkannya ke Dale Purves,

who is at the National Academy of Science, one of the leading neuroscientists in the world,

anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, salah satu ilmuwan saraf terkemuka di dunia,

and he says, "This is the most original science paper I have ever read" — (Laughter) —

dan katanya, " Ini adalah makalah ilmiah yang paling orisinil yang pernah saya baca" --(Tawa)--

"and it certainly deserves wide exposure."

"dan makalah ini pantas disebarluaskan."

Larry Maloney, expert in vision, says, "The paper is magnificent.

Larry Maloney, ahli mengenai visi, mengatakan, "Makalah ini luar biasa.

The work would be publishable if done by adults."

Hasil kerjanya pasti diterbitkan jika dilakukan oleh orang dewasa."

So what did we do? We send it back to the editor.

Jadi, apa yang kami lakukan? Kami mengirimkannya kembali ke editor.

They say no.

Mereka tetap menolaknya.

So we asked Larry and Natalie Hempel to write

Jadi kami meminta Larry dan Natalie Hempel untuk menuliskan

a commentary situating the findings for scientists, right,

komentar mengenai apa yang ditemukan oleh para ilmuwan,

putting in the references, and we submit it to Biology Letters.

dengan memasukkan referensi ini, kami mengirimkannya ke Biology Letters.

And there, it was reviewed by five independent referees,

Di sana, makalah ini diulas oleh 5 juri independen

and it was published. Okay? (Applause)

dan akhirnya makalah ini diterbitkan. Oke? (Tepuk tangan)

(Applause)

(Tepuk tangan)

It took four months to do the science,

Butuh empat bulan untuk melakukan bagian ilmiah,

two years to get it published. (Laughter)

dan dua tahun untuk membuatnya diterbitkan. (Tawa)

Typical science, actually, right? So this makes Amy and

Hal ini biasa terjadi di dunia ilmiah, betul? Dengan ini, Amy dan

her friends the youngest published scientists in the world.

teman-temannya menjadi ilmuwan termuda di dunia yang hasil karyanya diterbitkan.

What was the feedback like?

Bagaimana umpan baliknya?

Well, it was published two days before Christmas,

Makalah ini diterbitkan dua hari sebelum Natal,

downloaded 30,000 times in the first day, right?

diunduh 30,000 kali di hari pertama, betul?

It was the Editors' Choice in Science, which is a top science magazine.

Masuk sebagai Pilihan Editor di Science, majalah ilmiah terkemuka.

It's forever freely accessible by Biology Letters.

Selamanya makalah ini dapat diakses secara bebas di Biology Letters.

It's the only paper that will ever be freely accessible by this journal.

Ini satu-satunya makalah yang bisa diakses secara gratis di jurnal ini.

Last year, it was the second-most downloaded paper

Tahun lalu, makalah ini adalah yang kedua terbanyak diunduh

by Biology Letters, and the feedback from not just scientists

di Biology Letters, dan umpan baliknya bukan hanya dari para ilmuwan

and teachers but the public as well.

dan para guru, tapi juga dari masyarakat umum.

And I'll just read one.

Saya akan bacakan satu saja.

"I have read 'Blackawton Bees' recently. I don't have

"Baru-baru ini saya membaca 'Lebah-lebah Blackawton'. Saya tidak

words to explain exactly how I am feeling right now.

dapat mengungkapkan apa yang saya rasakan sekarang.

What you guys have done is real, true and amazing.

Apa yang kalian lakukan sungguh nyata dan luar biasa.

Curiosity, interest, innocence and zeal are the most basic

Keingintahuan, ketertarikan, keluguan dan semangat adalah hal-hal yang paling dasar

and most important things to do science.

dan paling penting dalam melakukan ilmiah.

Who else can have these qualities more than children?

Siapa yang dapat memiliki kualitas ini lebih baik dari anak-anak?

Please congratulate your children's team from my side."

Tolong sampaikan ucapan selamat dari saya untuk tim anak-anak ini."

So I'd like to conclude with a physical metaphor.

Saya ingin menutupnya dengan kiasan fisika.

Can I do it on you? (Laughter)

Apakah saya dapat melakukannya pada Anda? (Tawa)

Oh yeah, yeah, yeah, come on. Yeah yeah. Okay.

Oh ya, ya, ya, mari. Ya ya. Oke.

Now, science is about taking risks, so this is an incredible risk, right? (Laughter)

Ilmu pengetahuan itu beresiko, jadi ini resiko yang luar biasa, betul? (Tawa)

For me, not for him. Right? Because we've only done this once before. (Laughter)

Untuk saya, bukan untuk dia. Betul? Karena kami hanya pernah mencobanya sekali. (Tawa)

And you like technology, right?

Dan Anda menyukai teknologi, betul?

Shimon Schocken: Right, but I like myself.

Shimon Schocken: Betul, tapi saya suka diri saya.

BL: This is the epitome of technology. Right. Okay.

BL: Ini adalah intisari dari teknologi. Betul. Oke.

Now ... (Laughter)

Sekarang.....(Tawa)

Okay. (Laughter)

Oke. (Tawa)

Now, we're going to do a little demonstration, right?

Sekarang kita akan melakukan pertunjukkan kecil, betul?

You have to close your eyes, and you have to point

Anda harus memejamkan mata, dan menunjuk

where you hear me clapping. All right?

ketika Anda mendengar saya bertepuk tangan. Oke?

(Clapping)

(Tepuk tangan)

(Clapping)

(Tepuk tangan)

Okay, how about if everyone over there shouts. One, two, three?

Oke, bagaimana kalau semua orang di situ berteriak, Satu, dua, tiga?

Audience: (Shouts)

Hadirin: (Teriakan)

(Laughter)

(Tawa)

(Shouts) (Laughter)

(Teriakan) (Tawa)

Brilliant. Now, open your eyes. We'll do it one more time.

Luar biasa. Sekarang buka mata Anda. Akan kita lakukan sekali lagi.

Everyone over there shout. (Shouts)

Semua orang di sana berteriaklah. (Teriakan)

Where's the sound coming from? (Laughter) (Applause)

Dari mana suaranya? (Tawa) (Tepuk tangan)

Thank you very much. (Applause)

Terima kasih banyak. (Tepuk tangan)

What's the point? The point is what science does for us.

Apa intinya? Intinya adalah apa yang dilakukan ilmu pengetahuan bagi kita.

Right? We normally walk through life responding,

Betul? Kita terbiasa bereaksi dalam hidup,

but if we ever want to do anything different, we have to

tapi jika kita ingin melakukan hal yang berbeda, kita harus

step into uncertainty. When he opened his eyes,

mengalami ketidakpastian. Ketika dia membuka matanya,

he was able to see the world in a new way.

dia dapat melihat dunia dengan cara yang berbeda.

That's what science offers us. It offers the possibility

Itulah yang ditawarkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menawarkan kemungkinan

to step on uncertainty through the process of play, right?

untuk mengalami ketidakpastian lewat proses bermain, betul?

Now, true science education I think should be about

Pendidikan ilmiah yang sejati menurut saya harus dapat

giving people a voice and enabling to express that voice,

memberikan suara untuk orang dan membantunya mengeluarkan suara itu,

so I've asked Amy to be the last voice in this short story.

jadi saya meminta Amy untuk menutup cerita pendek ini.

So, Amy?

Amy?

AO: This project was really exciting for me,

AO: Proyek ini sangat menyenangkan,

because it brought the process of discovery to life,

karena melalui proyek ini proses penemuan menjadi nyata,

and it showed me that anyone, and I mean anyone,

dan menunjukkan bahwa siapa saja, benar-benar siapa saja,

has the potential to discover something new,

memiliki potensi untuk menemukan hal baru,

and that a small question can lead into a big discovery.

dan sebuah pertanyaan kecil bisa memicu penemuan yang besar.

Changing the way a person thinks about something

Mengubah cara pikir seseorang

can be easy or hard. It all depends on the way the person

bisa jadi mudah atau sulit. Semuanya tergantung dari

feels about change.

yang dirasakan orang itu terhadap perubahan.

But changing the way I thought about science was

Tapi mengubah cara saya berpikir tentang ilmiah ternyata

surprisingly easy. Once we played the games

sangat mudah. Setelah kami bermain

and then started to think about the puzzle,

dan mulai berpikir tentang teka-teki,

I then realized that science isn't just a boring subject,

saya menjadi sadar kalau ilmu pengetahuan bukan pelajaran yang membosankan,

and that anyone can discover something new.

dan semua orang dapat menemukan hal baru.

You just need an opportunity. My opportunity came

Anda hanya membutuhkan kesempatan. Kesempatan saya datang

in the form of Beau, and the Blackawton Bee Project.

dalam rupa seorang Beau, dan Proyek Lebah Blackawton.

Thank you.BL: Thank you very much. (Applause)

Terima kasih. BL: Terima kasih banyak. (Tepuk tangan)

(Applause)

(Tepuk tangan)