Why your phone battery gets worse over time - George Zaidan

Translator: nada alifa Reviewer: Reno Kanti Riananda

A drop of gasoline, a match, and a battery, all store energy—

Setetes bensin, sebuah korek api, dan sebuah baterai,

semuanya menyimpan energi—

but, after each expends its energy, only the battery is recyclable.

tetapi setelah energinya habis, hanya baterai yang bisa didaur ulang.

That's because, chemically speaking,

Hal itu karena, secara kimiawi,

a dead battery is actually not that different from a fresh one.

baterai yang mati sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang baru.

Most of the batteries we use today take advantage

Kebanyakan baterai yang kita gunakan memanfaatkan fakta

of the fact that some metals like to release electrons

bahwa beberapa logam suka melepaskan elektron

and others like to accept them.

dan yang lainnya suka menerimanya.

For example, in a typical alkaline double-A battery,

Seperti pada baterai alkalin AA pada umumnya,

zinc metal reacts with hydroxide ions,

logam seng bereaksi dengan ion hidroksida,

changing into zinc oxide and releasing electrons at the negative terminal.

berubah menjadi seng oksida dan melepaskan elektron di terminal negatif.

The electrons travel through, say, a light bulb,

Elektron bergerak melalui, sebut saja, sebuah lampu,

and then return to the battery at the positive terminal,

kemudian kembali ke baterai di terminal positif,

where they’re accepted by manganese dioxide.

tempat mereka diterima oleh mangan dioksida.

Different batteries use different combinations of metals,

Baterai yang berbeda menggunakan kombinasi logam yang berbeda,

and sometimes non-metals like graphite,

dan terkadang bahan non-logam seperti grafit,

but the basic idea is to use a pair of chemical reactions

tapi ide dasarnya adalah menggunakan sepasang reaksi kimia

to generate a stream of electrons.

untuk membuat aliran elektron.

Almost all batteries, even single-use batteries,

Hampir semua baterai, bahkan baterai sekali pakai pun,

are theoretically rechargeable.

secara teori bisa diisi ulang.

That's because the metals and other chemicals are still right there.

Hal itu karna logam & bahan kimia lainnya masih berada di dalamnya.

That’s very different than in, say, gasoline,

Hal itu sangat berbeda dengan katakanlah, bensin,

where the liquid hydrocarbon molecules are converted to gases.

di mana cairan molekul hidrokarbon diubah menjadi gas.

You can't convert exhaust back into gasoline,

Kamu tidak bisa mengubah asap knalpot menjadi bensin,

but, with some work you can convert, say, zinc oxide back to zinc.

tapi dengan sedikit usaha, kamu bisa mengubah seng oksida menjadi seng.

So then what's the difference between these and these?

Jadi apa perbedaan antara ini dan ini?

The short answer is that trying to recharge a single-use battery

Jawabannya singkatnya adalah mencoba mengisi ulang baterai sekali pakai

doesn’t just force these reactions to run in reverse.

tidak hanya mendorong reaksi ini untuk berjalan secara terbalik,

It also results in a bunch of side reactions that produce

tetapi juga mengakibatkan banyak reaksi samping yang menghasilkan

useless contaminants,

kontaminasi tidak berguna,

reducing a battery’s capacity;

mengurangi kapasitas baterai;

and it could even damage the internal structure of the battery,

dan juga bisa merusak struktur internal baterai,

leading to a loss of electrical contact and failure.

menyebabkan hilangnya kontak elektrik dan kegagalan kinerja.

Rechargeable batteries are engineered to avoid these issues.

Baterai yang bisa diisi ulang dibuat untuk menghindari permasalahan tersebut.

Look at this lithium-ion battery.

Coba perhatikan baterai litium ini.

Both sides have an atomic-level structure that you can imagine as lots of docks.

Kedua sisinya memiliki struktur level atom yang bisa kamu bayangkan sebagai dermaga.

So when the battery is powering something,

Ketika baterai menggerakkan sesuatu,

the lithium “ships” give up their electrons to power the circuit,

kapal-kapal litium memberikan elektronnya untuk menyalakan sirkuit,

and then sail over to the other side of the battery,

kemudian berlayar menuju sisi lainnya,

dock in an orderly, organized way,

berlabuh dengan tertib dan teratur,

and meet up with their now-lower-energy electrons.

kemudian bertemu dengan elektron yang sekarang energinya lebih rendah.

When the battery is being charged, the opposite happens.

Ketika baterai sedang diisi ulang, hal yang berlawanan akan terjadi.

Over the course of hundreds, sometimes thousands, of charge cycles,

Setelah lebih dari seratus, terkadang juga ribuan, siklus isi ulang,

some of the lithium ion ships sort of veer off course

beberapa kapal ion litium membelok keluar jalur

and engage in side reactions,

dan melibat reaksi efek samping,

producing stuff that increases the internal resistance of the battery,

memproduksi hal yang meningkatkan resistensi internal dalam baterai,

which in turn makes it lose efficiency and power

yang membuat baterai kehilangan efisiensi dan tenaga,

until it inevitably dies.

sampai akhirnya mati.

Even when that happens, you can bring dead batteries back to life—

Bahkan ketika itu terjadi, kamu bisa membuat baterai yang mati kembali hidup—

whether they’re rechargeable or not— by recycling them.

entah yang bisa diisi ulang ataupun tidak— dengan mendaur ulangnya.

The heart of most battery recycling is a process called smelting,

Jantung dari kebanyakan baterai didaurulang melalui proses peleburan,

which is basically just melting the metallic parts.

yang pada dasarnya hanya melelehkan bagian logamnya.

This drives off impurities,

Proses ini mengusir kotoran,

returning metals back to their initial, orderly state.

mengembalikan logam ke keadan semula, keadaan yang teratur.

Unfortunately, in many countries you can’t just toss household batteries

Sayangnya, di banyak negara kamu tidak bisa membuang langsung baterai

in with your regular recycling.

melalui alur daur ulang yang umum.

You have to take them to a battery collection point or recycling center.

Kamu harus membawanya ke titik pengumpulan atau pusat daur ulang.

Same goes for more complicated rechargeable batteries:

Hal yang sama berlaku untuk baterai isi ulang yang lebih canggih:

you need to bring them to a collection point

kamu harus bawa ke titik pengumpulan

or send them back to the company you bought them from.

atau mengirimnya kembali ke perusahaan asalnya.

It’s a pain, but absolutely worth the time and effort,

Sangat repot, tapi sangat sepadan dengan waktu dan usahanya,

because recycling batteries is critical.

karena mendaur ulang baterai itu penting.

Not only does it prevent potentially toxic battery metals

Tidak hanya mencegah logam baterai yang berpotensi beracun

from leaking into the environment,

agar tidak bocor ke lingkungan,

it conserves scarce— and vital— resources.

tetapi juga menghemat sumber daya yang langka— dan vital.

Earth has about 22 million tons of lithium—

Bumi punya sekitar 22 juta ton litium—

enough for about 2.5 billion EVs.

cukup untuk 2,5 milliar baterai kendaraan listrik.

That sounds like plenty, but it’s only 25% higher than the number of EVs

Terdengar banyak, tapi hanya 25% lebih banyak dari jumlah mobil listrik

experts believe it’ll take to reach net zero emissions by 2050,

yang menurut para ahli dibutuhkan untuk mencapai bebas emisi di 2050.

and that doesn’t even account for laptops, phones, and anything else

Itu pun belum memperhitungkan laptop, ponsel, dan lainnya

that uses a lithium-ion battery.

yang juga menggunakan baterai litium.

Currently, though, most lithium-ion batteries are not manufactured

Saat ini, kebanyakan baterai litium tidak dibuat

with recycling in mind.

dengan niat untuk mendaur ulangnya.

The designs are intricate and non-standard,

Desainnya rumit dan tidak standar.

and the components are held together by almost indestructible glues.

dan komponennya digabungkan dengan lem yang tidak bisa dihancurkan.

So today, less than 5% of lithium-ion batteries are recycled.

Jadi, saat ini kurang dari 5% baterai litium didaur ulang.

Regulations that clearly define who is responsible for a spent battery

Peraturan yang jelas tentang siapa penanggung jawab baterai yang sudah mati

and what should happen to it can boost recycling dramatically.

dan apa yang harus dilakukan, dapat mendorong daur ulang secara nyata.

For example, lead-acid batteries are generally subject to stringent regulations

Contohnya, baterai asam timbal umumnya memiliki peraturan yang ketat

and are recycled at much higher rates than lithium-ion batteries.

dan lebih banyak didaur ulang dibandingkan baterai litium.

Over the next century, we’ll need to recycle huge numbers of EV batteries,

Pada abad mendatang, kita akan mendaur ulang

banyak baterai kendaraan listrik,

so scientists are working on making the battery recycling process cheaper

sehingga ilmuwan berusaha membuat proses daur ulang baterai yang lebih murah

and more environmentally friendly.

dan lebih ramah lingkungan.

Smelting uses a lot of energy and, depending on the type of battery,

Peleburan memerlukan banyak energi, dan bergantung pada jenis baterainya,

can release harmful by-products.

bisa melepaskan produk sampingan yang berbahaya

In addition to regulations, industrial processes, and our own individual choices,

Selain peraturan, proses industri, dan pilihan pribadi kita,

battery tech will also continue to evolve.

teknologi baterai juga akan terus berkembang.

There are proof-of-concept batteries being developed that can convert

Ada baterai proof-of-concept yang sedang dikembangkan

yang dapat mengubah kekuatan fisik, suara, bahkan air kencing menjadi listrik.

physical force, ambient sound, and even pee into electricity.

But if your top priority is to make your number one source of power, number one,

Namun, jika prioritas utamanya membuat sumber tenaga utamamu

menjadi unggulan,

sorry to say, but urine for a long wait.

mohon maaf, kau masih harus menunggu lama.