How do you know if you have a virus? - Cella Wright

Translator: Reno Kanti Riananda Reviewer: Elda Indria Sari

A new virus emerges and spreads like wildfire.

Sebuah virus baru muncul dan menyebar dengan cepat.

In order to contain it,

Untuk mengendalikannya,

researchers must first collect data about who’s been infected.

peneliti harus terlebih dulu mengumpulkan data orang-orang yang terinfeksi.

Two main viral testing techniques are critical:

Dua teknik pengujian utama menjadi penentu:

one tells you if you have the virus

yang satu memberi tahu apakah ada virus di tubuhmu,

and the other shows if you’ve already had it.

yang lain memperlihatkan jika kamu sudah pernah terjangkit.

So, how exactly do these tests work?

Jadi, bagaimana cara kerjanya?

PCR, or polymerase chain reaction testing,

PCR, atau pengujian reaksi berantai polimerase,

targets the virus’s genetic material in the body

menyasar materi genetik virus di dalam tubuh

and is used to diagnose someone who is currently infected.

dan digunakan untuk mendiagnosis seseorang yang saat ini sedang terinfeksi.

Yet, this genetic material may be present in such imperceptible amounts

Namun materi genetik ini mungkin ada dalam jumlah yang tak terlihat

that actually detecting it is difficult.

sehingga sulit untuk dilacak.

This is where PCR comes in:

Di sinilah peran PCR:

it’s widely used to amplify genetic information to large enough quantities

tes ini umum digunakan untuk memperbanyak jumlah informasi genetik

that it can be readily observed.

agar bisa diamati dengan mudah.

To develop a PCR test for a never-before-seen virus,

Untuk mengembangkan uji PCR bagi virus baru,

researchers first sequence its genetic material, or genome,

pertama-tama peneliti mengurutkan materi genetiknya, atau genom,

and identify regions that are unique to that specific virus.

dan mengidentifikasi bagian unik pada virus tersebut.

PCR then targets these particular segments.

PCR kemudian menyasar bagian khusus ini.

A PCR test begins by collecting a sample:

Uji PCR dimulai dengan pengumpulan sampel:

this can be blood for hepatitis viruses, feces for poliovirus,

bisa berupa darah untuk virus hepatitis, tinja untuk virus polio,

and samples from the nose or throat for coronaviruses.

dan sampel dari hidung dan tenggorokan untuk virus corona.

The sample is taken to a central laboratory

Sampel kemudian dibawa ke laboratorium pusat

where PCR is performed to test for the presence of the virus’ genome.

tempat PCR dilakukan untuk menguji keberadaan genom virus.

Genetic information can be encoded via DNA or RNA.

Informasi genetik dapat disandikan melalui DNA atau RNA.

HPV, for example, uses DNA, while SARS-CoV-2, the cause of COVID-19,

HPV menggunakan DNA, sementara SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19

uses RNA.

menggunakan RNA.

Before running the PCR, the viral RNA— if present—

Sebelum melakukan PCR, RNA virus— jika ada—

must be reverse transcribed to make a strand of complementary DNA.

harus disalin terbalik untuk menghasilkan untaian DNA pelengkap.

Researchers then run the PCR.

Peneliti kemudian menjalankan uji PCR.

If the virus is present in the sample, its unique regions of genetic code

Jika sampel mengandung virus, daerah unik berisi kode genetik

will be identified by complementary primers and copied by enzymes.

akan diidentifikasi oleh primer pelengkap dan disalin oleh enzim.

One strand of DNA becomes hundreds of millions,

Satu untai DNA menjadi ratusan juta,

which are detected using probes marked with fluorescent dye.

yang dideteksi menggunakan alat yang ditandai dengan tinta fluoresens.

If the PCR machine senses fluorescence,

Jika mesin mendeteksi fluoresensi,

the sample has tested positive for the virus,

sampel positif mengandung virus,

meaning the individual is infected.

yang artinya si individu terinfeksi.

Immunoassays, on the other hand,

Di satu sisi, imunoasai,

tap into the immune system’s memory of the virus,

memanfaatkan memori sistem kekebalan tubuh terhadap virus,

showing if someone has previously been infected.

yang menunjukkan jika seseorang pernah terinfeksi.

They work by targeting virus-specific antibodies generated by the immune system

Imunoasai menyasar antibodi untuk virus tertentu

yang dihasilkan oleh sistem imun semasa infeksi.

during infection.

These are specialized classes of proteins

Antibodi ini adalah protein khusus

that identify and fight foreign substances, like viruses.

yang mengidentifikasi dan melawan substansi asing, seperti virus.

Immunoassays may detect IgG antibodies, the most abundant class,

Imunoasai dapat mendeteksi antibodi IgG, yang paling banyak jenisnya,

and IgM antibodies, the type that’s first produced in response to a new infection.

dan antibodi IgM, yang pertama kali dihasilkan jika terdapat infeksi baru.

The presence of IgM antibodies suggests a recent infection,

Keberadaan antibodi IgM menunjukkan terjadinya infeksi baru-baru ini,

but since it can take the body over a week to produce a detectable amount,

tetapi karena butuh waktu sepekan untuk menghasilkan jumlah yang terdeteksi,

they’re unreliable in diagnosing current infections.

antibodi IgM tak bisa diandalkan untuk mendiagnosis infeksi saat ini.

Meanwhile, IgG antibodies circulate for an extended period after infection;

Sementara itu, antibodi IgG masih beredar selama beberapa saat setelah infeksi;

their presence usually indicates that someone was exposed and recovered.

keberadaannya biasanya mengindikasikan seseorang terinfeksi dan kemudian sembuh.

Before the immunoassay,

Sebelum imunoasai,

health professionals draw blood from an individual.

tenaga kesehatan mengambil darah dari seseorang.

This sample then comes into contact with a portion of the virus of interest.

Sampel ini kemudian dipertemukan dengan virus yang ingin diuji.

If the body has, in fact, been exposed to the virus in the past,

Jika tubuh pernah terjangkit virus tersebut di masa lalu,

the body’s virus-specific antibodies will bind to it during the test.

antibodi spesifik akan mengikat virus saat pengujian.

This reaction produces a change in color, indicating that the sample tested positive

Reaksi ini menghasilkan perubahan warna, yang mengindikasikan sampel positif

and that the individual has been exposed to the virus.

dan individu pernah terjangkit virus.

Immunoassays are especially important

Imunoasai sangat penting

when it comes to retroactively diagnosing people

saat diperlukan diagnosis surut

who were infected but went untested.

pada orang yang terinfeksi namun belum pernah dites.

And there’s exciting potential for those who have developed immunity to a virus:

Ada yang menarik dari orang yang telah mengembangkan imunitas terhadap virus:

in some cases, their blood plasma could be used as treatment

di beberapa kasus, plasma darah mereka dapat digunakan sebagai pengobatan

in people who are currently fighting it.

bagi orang lain yang sedang dalam perawatan.

PCR and immunoassays are always in the process

PCR dan imunoasai selalu dalam proses

of becoming more accurate and efficient.

untuk menjadi lebih akurat dan efisien.

For example,

Sebagai contoh,

innovations in PCR have led to the use of self-contained testing devices

inovasi dalam PCR mendorong penggunaan perangkat pengujian mandiri

that relay results within one hour.

yang dapat memberi tahu hasil dalam waktu satu jam.

Digital PCR, which quantifies individual pieces of target DNA,

PCR digital, yang mengukur tiap keping DNA sasaran

shows promise in further boosting accuracy.

menjanjikan tingkat akurasi yang lebih tinggi.

And although immunoassays are difficult to develop quickly,

Meskipun imunoasai sulit dikembangkan dengan cepat,

researchers in Singapore were able to create one for SARS-CoV-2

peneliti di Singapura mampu membuat pengujian SARS-CoV-2

even before COVID-19 was declared a pandemic.

bahkan sebelum COVID-19 diumumkan sebagai pandemi.

These tests— along with the scientists who develop them

Pengujian ini— bersama para ilmuwan yang mengembangkannya

and the health professionals who administer them—

dan tenaga kesehatan yang mengelolanya—

are absolutely essential.

sangat penting.

And when deployed early, they can save millions of lives.

Ketika dikerahkan lebih awal, pengujian ini bisa menyelamatkan jutaan nyawa.