Are food preservatives bad for you? - Eleanor Nelsen

Translator: Made Pramana Reviewer: Reno Kanti Riananda

Food doesn't last.

Tak ada makanan yang bertahan lama.

In days, sometimes hours, bread goes moldy,

Dalam hitungan hari, atau hitungan jam, roti menjadi berjamur,

apple slices turn brown,

apel yang dipotong jadi berubah warna,

and bacteria multiply in mayonnaise.

dan bakteri tumbuh dalam mayones.

But you can find all of these foods out on the shelf at the grocery store,

Namun, kamu bisa melihat semua makanan ini di rak-rak toko kelontong,

hopefully unspoiled,

dalam keadaan baik,

thanks to preservatives.

berkat bahan pengawet.

But what exactly are preservatives?

Tapi apa sebenarnya bahan pengawet itu?

How do they help keep food edible and are they safe?

Bagaimana cara kerjanya mengawetkan makanan dan apakah itu aman?

There are two major factors that cause food to go bad:

Makanan menjadi busuk karena dua hal:

microbes and oxidation.

mikroba dan oksidasi.

Microbes like bacteria and fungi invade food

Mikroba seperti bakteri dan jamur tumbuh dalam makanan

and feed off its nutrients.

dan menyerap nutrisinya.

Some of these can cause diseases,

Beberapa bisa menyebabkan penyakit,

like listeria and botulism.

seperti listeria dan botulisme.

Others just turn edibles into a smelly, slimy, moldy mess.

Atau jadi berjamur, lengket, dan berbau.

Meanwhile, oxidation is a chemical change in the food's molecules

Selain itu, oksidasi adalah proses perubahan kimia dalam molekul makanan

caused by enzymes or free radicals which turn fats rancid

yang disebabkan oleh enzim atau radikal bebas yang membuat busuk

and brown produce, like apples and potatoes.

dan warna cokelat, seperti apel dan kentang.

Preservatives can prevent both types of deterioration.

Bahan pengawet bisa mencegah kedua proses pembusukan itu.

Before the invention of artificial refrigeration,

Sebelum lemari pendingin ditemukan,

fungi and bacteria could run rampant in food.

jamur dan bakteri bisa merajalela dalam makanan.

So we found ways to create an inhospitable environment for microbes.

Jadi kita menemukan cara untuk membuat lingkungan yang sulit ditinggali mikroba.

For example, making the food more acidic unravels enzymes

Contohnya, membuat makanan lebih asam dapat merusak enzim

that microbes need to survive.

yang diperlukan mikroba untuk bertahan.

And some types of bacteria can actually help.

Dan beberapa tipe bakteri ternyata bisa membantu.

For thousands of years, people preserved food using bacteria

Selama ribuan tahun, orang-orang mengawetkan makanan dengan bakteri

that produce lactic acid.

yang menghasilkan asam laktat.

The acid turns perishable vegetables and milk

Asam mengubah sayur yang mudah busuk dan susu

into longer lasting foods,

menjadi makanan tahan lama,

like sauerkraut in Europe,

seperti sauerkraut di Eropa,

kimchi in Korea,

kimchi di Korea,

and yogurt in the Middle East.

dan yoghurt di Timur Tengah.

These cultured foods also populate your digestive track with beneficial microbes.

Makanan yang difermentasi ini juga baik untuk saluran pencernaan.

Many synthetic preservatives are also acids.

Banyak pengawet sintesis yang juga asam.

Benzoic acid in salad dressing,

Asam benzoat dalam salad dressing,

sorbic acid in cheese,

asam sorbat pada keju,

and propionic acid in baked goods.

dan asam propionat pada kue.

Are they safe?

Apakah mereka aman?

Some studies suggest that benzoates, related to benzoic acid,

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa benzoat, berhubungan dengan asam benzoat,

contribute to hyperactive behavior.

bisa menyebabkan perilaku hiperaktif.

But the results aren't conclusive.

Namun hasil tersebut tidak pasti.

Otherwise, these acids seem to be perfectly safe.

Sebaliknya, asam-asam ini tampaknya sangat aman.

Another antimicrobial strategy is to add a lot of sugar, like in jam,

Strategi lainnya adalah dengan menambahkan banyak gula, seperti pada selai,

or salt, like in salted meats.

atau garam, seperti pada daging.

Sugar and salt hold on to water that microbes need to grow

Gula dan garam menarik air yang diperlukan bakteri untuk tumbuh

and actually suck moisture out of any cells that may be hanging around,

dan menghisap kelembapan sel,

thus destroying them.

yang akan menghancurkan mereka.

Of course, too much sugar and salt can increase your risk of heart disease,

Tentu, terlalu banyak gula dan garam dapat meningkatkan risiko penyakit jantung,

diabetes,

diabetes,

and high blood pressure,

dan tekanan darah tinggi,

so these preservatives are best in moderation.

jadi pengawet ini sebaiknya dibatasi.

Antimicrobial nitrates and nitrites, often found in cured meats,

Antimikroba nitrat dan nitrit, ditemukan pada daging yang diasinkan,

ward off the bacteria that cause botulism, but they may cause other health problems.

dapat mencegah botulisme, tapi bisa membuat masalah kesehatan lainnya.

Some studies linking cured meats to cancer

Penelitian tentang daging yang diasinkan dan kanker

have suggested that these preservatives may be the culprit.

menunjukkan bahwa pengawet ini bisa menjadi biang keroknya.

Meanwhile, antioxidant preservatives prevent the chemical changes

Sementara itu, pengawet antioksidan mencegah perubahan kimiawi

that can give food an off-flavor or color.

yang bisa mengubah rasa atau warna makanan.

Smoke has been used to preserve food for millennia

Asap telah digunakan untuk mengawetkan makanan

because some of the aromatic compounds in wood smoke are antioxidants.

karena senyawa aromatik pada asap kayu adalah antioksidan.

Combining smoking with salting was an effective way of preserving meat

Menggabungkan pengasapan dan pengasinan adalah cara efektif mengawetkan daging

before refrigeration.

sebelum ditemukan kulkas.

For antioxidant activity without a smoky flavor,

Untuk aktivitas antioksidan tanpa rasa asap,

there are compounds like BHT and tocopherol,

ada senyawa seperti BHT dan tokoferol,

better known as vitamin E.

lebih dikenal dengan vitamin E.

Like the compounds in smoke, these sop up free radicals

Seperti senyawa pada asap, mereka menghilangkan radikal bebas

and stave off rancid flavors

dan mengurangi rasa asam

that can develop in foods like oils,

yang berkembang di makanan seperti minyak,

cheese,

keju,

and cereal.

dan sereal.

Other antioxidants like citric acid and ascorbic acid

Antioksidan lain seperti asam sitrat dan asam askorbat

help cut produce keep its color

membantu menjaga warna

by thwarting the enzyme that causes browning.

dengan menghambat enzim yang menyebabkan pembusukan.

Some compounds like sulfites can multitask.

Beberapa senyawa seperti sulfit dapat berfungsi ganda.

They're both antimicrobials and antioxidants.

Mereka bekerja sebagai antimikroba dan antioksidan.

Sulfites may cause allergy symptoms in some people,

Sulfit dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang,

but most antioxidant preservatives are generally recognized as safe.

tapi kebanyakan pengawet antioksidan umumnya aman.

So should you be worried about preservatives?

Jadi, apakah kamu perlu khawatir tentang pengawet?

Well, they're usually near the end of the ingredients list

Mereka biasanya ditulis di akhir bahan makanan,

because they're used in very small amounts

karena dipakai dalam jumlah yang sangat kecil,

determined by the FDA to be safe.

yang ditetapkan aman oleh FDA.

Nevertheless, some consumers and companies

Namun, beberapa konsumen dan perusahaan

are trying to find alternatives.

sedang mencoba menemukan alternatifnya.

Packaging tricks, like reducing the oxygen around the food can help,

Trik pengemasan, seperti mengurangi oksigen di sekitar makanan dapat membantu,

but without some kind of chemical assistance,

tetapi tanpa bantuan kimia,

there are very few foods that can stay shelf stable for long.

hanya sedikit yang bisa bertahan lama di ruangan terbuka.