Is fire a solid, a liquid, or a gas? - Elizabeth Cox

Translator: Fitria Aida Marfuaty Reviewer: Sarmoko Sarmoko

Sitting around a campfire, you can feel its heat,

Duduk di sekeliling api unggun, kamu bisa merasakan panasnya,

smell the woody smoke, and hear it crackle.

mencium asap kayunya, dan mendengarnya berderak.

If you get too close,

Jika kamu terlalu dekat,

it burns your eyes and stings your nostrils.

dia membakar matamu dan menyengat lubang hidungmu.

You could stare at the bright flames forever

Kamu bisa menatap nyala terangnya selamanya

as they twist and flicker in endless incarnations.

saat mereka meliuk dan berkerlip dalam inkarnasi yang tak berujung.

But what exactly are you looking at?

Sebenarnya, apa yang kamu lihat?

The flames are obviously not solid,

Nyala api itu jelas bukan zat padat,

nor are they liquid.

ataupun zat cair.

Mingling with the air, they’re more like a gas,

Berbaur dengan udara, api lebih seperti gas,

but more visible--and more fleeting.

tapi lebih kentara -- dan lebih cepat hilang.

And on a scientific level, fire differs from gas

Dan dari pandangan ilmiah, api berbeda dengan gas

because gases can exist in the same state indefinitely

karena gas selalu ada pada keadaan yang sama tanpa batas

while fires always burn out eventually.

sementara api pada akhirnya akan selalu padam.

One misconception is that fire is a plasma,

Satu kesalahpahaman bahwa api adalah sebuah plasma,

the fourth state of matter in which atoms

materi keempat;

yaitu atom yang dibuang elektronnya.

are stripped of their electrons.

Like fire and unlike the other kinds of matter,

Seperti api dan tidak seperti jenis materi lainnya,

plasmas don’t exist in a stable state on earth.

plasma tidak berada pada keadaan stabil di bumi.

They only form when gas is exposed to an electric field or superheated

Plasma hanya terbentuk saat gas dipaparkan ke medan listrik atau sumber super panas

to temperatures of thousands or tens of thousands of degrees.

pada suhu ribuan atau puluhan ribuan derajat.

By contrast, fuels like wood and paper burn

Sebaliknya, bahan bakar seperti kayu dan kertas

terbakar pada beberapa ratus derajat -- jauh di bawah ambang batas

at a few hundred degrees —far below the

threshold of what's usually considered a plasma.

apa yang biasa kita anggap sebagai plasma.

So if fire isn’t a solid, liquid, gas,

Jadi, jika api bukan zat padat, cair, gas,

or a plasma, what does that leave?

atau plasma, lalu apa itu api?

It turns out fire isn’t actually matter at all.

Ternyata api bukan materi sama sekali.

Instead, it’s our sensory experience of a chemical reaction called combustion.

Justru, api adalah pengalaman indra kita atas reaksi kimia bernama pembakaran.

In a way, fire is like the leaves changing color in fall,

Jadi api itu seperti daun berubah warna di musim gugur,

the smell of fruit as it ripens,

bau buah saat matang,

or a firefly’s blinking light.

atau cahaya kedip kunang-kunang.

All of these are sensory clues that a

Semua ini adalah petunjuk indra bahwa

chemical reaction is taking place.

sebuah reaksi kimia sedang berlangsung.

What differs about fire is that it engages a lot of

Api berbeda dengan reaksi kimia lainnya

karena melibatkan banyak indra kita secara bersamaan,

our senses at the same time, creating the kind of vivid

menciptakan jenis pengalaman hidup yang kita harapkan dari benda fisik.

experience we expect to come from a physical thing.

Combustion creates that sensory experience

Pembakaran menciptakan pengalaman sensori tersebut

using fuel, heat, and oxygen.

menggunakan bahan bakar, panas, dan oksigen.

In a campfire, when the logs are heated to their ignition temperature,

Pada api unggun, saat kayu dipanaskan sampai suhu pengapian,

the walls of their cells decompose,

dinding sel mereka terurai,

releasing sugars and other molecules into the air.

melepaskan gula dan molekul lain ke udara.

These molecules then react with airborne oxygen

Molekul tersebut kemudian bereaksi dengan oksigen di udara

to create carbon dioxide and water.

menghasilkan karbon dioksida dan air.

At the same time, any trapped water in the logs

Pada saat yang sama, air yang terjebak di batang kayu,

vaporizes, expands, ruptures the wood around it,

menguap, mengembang, memecahkan kayu di sekitarnya,

and escapes with a satisfying crackle.

dan melepaskan diri dengan derak yang menyenangkan.

As the fire heats up, the carbon dioxide and water vapor

Saat api semakin panas, karbon dioksida dan uap air

created by combustion expand.

dari hasil pembakaran menjadi mengembang.

Now that they’re less dense, they rise in a thinning column.

Sekarang karena mereka kurang rapat, keduanya naik dalam lajur yang menipis.

Gravity causes this expansion and rising, which gives

Gravitasi menyebabkan ekspansi dan peninggian ini, yang membuat nyala api

flames their characteristic taper.

dengan bentuk khasnya yang lancip.

Without gravity, molecules don’t separate

Tanpa gravitasi, molekul tidak terpisah oleh kerapatan

by density and the flames have a totally different shape.

dan nyala api memiliki bentuk yang sama sekali berbeda.

We can see all of this because combustion

Kita dapat melihat semua ini karena pembakaran

also generates light.

juga menghasilkan cahaya.

Molecules emit light when heated,

Molekul memancarkan cahaya saat dipanaskan,

and the color of the light depends

dan warna cahayanya tergantung pada

on the temperature of the molecules.

suhu molekulnya.

The hottest flames are white or blue.

Nyala paling panas adalah putih atau biru.

The type of molecules in a fire can

Jenis molekul dalam api juga dapat

also influence flame color.

memengaruhi warna nyalanya.

For instance, any unreacted carbon atoms from the logs

Misalnya, atom karbon yang tidak berekasi dari batang kayu

form little clumps of soot that rise

membentuk gumpalan kecil jelaga yang naik

into the flames and emit the yellow-orange

menjadi nyala dan memancarkan

light we associate with a campfire.

cahaya kuning-oranye yang kita kaitkan dengan api unggun.

Substances like copper, calcium chloride,

Zat seperti tembaga, kalsium klorida,

and potassium chloride can add their

dan kalium klorida dapat menambah

own characteristic hues to the mix.

warna karakteristik mereka sendiri ke campuran tersebut.

Besides colorful flames,

Selain nyala warna-warni,

fire also continues to generate heat as it burns.

api juga terus menghasilkan panas saat terbakar.

This heat sustains the flames by keeping

Panas tersebut menahan nyala api dengan cara menjaga bahan bakar

the fuel at or above ignition temperature.

pada atau di atas suhu pengapian.

Eventually, though, even the hottest fires

Pada akhirnya, api terpanas pun

run out of fuel or oxygen.

kehabisan bahan bakar atau oksigen.

Then, those twisting flames give a final hiss

Kemudian, nyala yang meliuk-liuk tersebut memberikan desisan terakhir

and disappear with a wisp of smoke

dan menghilang dengan segumpal asap

as if they were never there at all.

seolah mereka tidak pernah ada di sana sama sekali.