What really caused the Irish Potato Famine - Stephanie Honchell Smith

Translator: Rizka Anjani Reviewer: annisa putri

In the fall of 1845, the bright green leaves of potato plants

Pada musim gugur 1845, dedaunan hijau cerah tanaman kentang

dotted the Irish countryside.

menghiasi pedesaan Irlandia.

For over 200 years, the South American vegetable had thrived

Selama lebih dari 200 tahun, sayuran Amerika Selatan ini telah tumbuh subur

in Ireland’s rough terrain and unpredictable weather.

di tanah keras dan cuaca Irlandia yang tidak terduga.

Packed with carbohydrates, vitamins, and minerals,

Dipenuhi dengan karbohidrat, vitamin, dan mineral,

the potato was a remarkably nutrient-rich crop

kentang adalah tanaman kaya nutrisi

that made it easy for less wealthy families to maintain a balanced diet.

yang memudahkan keluarga kurang kaya untuk mempertahankan diet seimbang.

By the mid-19th century, potatoes had supplanted other staple foods.

Pada pertengahan abad ke-19, kentang telah menggantikan makanan pokok lainnya.

And since British mandates ensured Ireland’s more valuable

Dan karena mandat Inggris memastikan produk pertanian Irlandia

agricultural products were exported,

yang lebih berharga diekspor,

roughly half the country’s 8.5 million residents

kira-kira setengah dari 8,5 juta penduduk negara itu

lived almost entirely on potatoes.

hidup hampir seluruhnya dengan kentang.

But when harvesting began in 1845,

Namun ketika panen dimulai pada tahun 1845,

farmers found their potatoes blackened and shriveled.

para petani menemukan kentang mereka menghitam dan layu.

Those who ate them suffered severe stomach cramps and even death.

Mereka yang memakannya menderita kram perut parah dan bahkan kematian.

Today, we know the culprit was Phytophthora infestans—

Kini, kita tahu pelakunya adalah Phytophthora infestans—

a fungus that flourished in the season’s unusually damp weather.

jamur yang tumbuh subur di cuaca musim yang sangat lembap.

But at the time it was simply called “the blight.”

Namun, pada saat itu hanya disebut “hawar”.

The fungus likely originated in the Americas,

Jamur kemungkinan berasal dari Amerika,

traveling across the Atlantic on ships.

bepergian melintasi Atlantik dengan kapal.

And while it destroyed potato harvests across Europe,

Saat hal itu menghancurkan panen kentang di seluruh Eropa,

wealthier countries— then as today— generally fared better,

negara-negara kaya— seperti saat ini— umumnya bernasib lebih baik,

as they had more resources to draw on.

karena punya sumber daya lebih untuk dimanfaatkan.

Meanwhile, the southern and western regions of Ireland

Sementara itu, wilayah selatan dan barat Irlandia

were already impoverished and entirely dependent on the single crop,

sudah miskin dan sepenuhnya bergantung pada tanaman tunggal,

making them disproportionately vulnerable.

membuat mereka rentan secara tidak proporsional.

The impacts of food insecurity are often most severe at the poverty line.

Dampak kerawanan pangan seringkali paling parah pada garis kemiskinan.

But while the failed harvest created a class crisis,

Meskipun panen yang gagal menciptakan krisis kelas,

the government's response turned it into a national catastrophe.

respons pemerintah mengubahnya menjadi bencana nasional.

For centuries, Ireland had been under varying degrees of English control,

Selama berabad-abad, Irlandia berada di bawah berbagai tingkat kendali Inggris,

and by 1845, it was part of the United Kingdom

dan pada tahun 1845, Irlandia adalah bagian dari Inggris

with its government based in London.

dengan pemerintahan berbasis di London.

During the famine’s first year,

Selama tahun pertama kelaparan,

this distant ruling body imported corn from North America

penguasa dari jauh ini mengimpor jagung dari Amerika Utara

and offered the Irish employment on public works projects.

dan menawarkan orang Irlandia pekerjaan pada proyek pekerjaan umum.

But this relief only caused more problems.

Namun, ini hanya menimbulkan lebih banyak masalah.

Imported food was poorly distributed and offered insufficient nutrition,

Makanan impor didistribusikan dengan buruk dan memberikan nutrisi yang kurang,

making the previously healthy population more vulnerable to disease,

membuat populasi yang sebelumnya sehat menjadi lebih rentan terhadap penyakit,

and increasing maternal and child mortality.

dan meningkatkan kematian ibu dan anak.

Worse still, the British continued to export Ireland’s grain and livestock.

Lebih buruk lagi, Inggris terus mengekspor biji-bijian dan ternak Irlandia.

Meanwhile, the public works projects required lengthy shifts

Sementara itu, proyek pekerjaan umum membutuhkan shift kerja manual

of grueling manual labour and were far from where most workers lived.

yang melelahkan dan jauh dari tempat tinggal sebagian besar pekerja.

For example, just one of countless tragic incidences is the story of Thomas Malone,

Misalnya, salah satu dari banyak insiden tragis adalah kisah Thomas Malone,

who walked 18 kilometers roundtrip to work every day.

yang berjalan 18 km pulang-pergi ke tempat kerja setiap hari.

One night, exhausted and starving,

Suatu malam, kelelahan dan kelaparan,

he collapsed and died just before reaching home,

ia pingsan dan meninggal tepat sebelum sampai di rumah,

leaving behind his wife and six children.

meninggalkan istri dan enam anaknya.

Despite the year’s countless tragedies, many families managed to scrape by.

Terlepas dari tragedi yang tak terhingga, banyak keluarga berhasil lolos.

But in 1846, the damp weather returned and the blight worsened,

Namun pada tahun 1846, cuaca lembap kembali dan hawar memburuk,

impacting 75% of Ireland's potato yield.

berdampak pada 75% hasil kentang Irlandia.

British relief efforts diminished substantially in the famine’s second year.

Upaya bantuan Inggris berkurang secara substansif pada tahun kedua kelaparan.

And while international aid helped save lives,

Meski bantuan internasional menyelamatkan nyawa,

the overall need was enormous.

kebutuhan keseluruhan sangat besar.

As the crisis wore on, the government limited who was eligible for relief

Selama krisis, pemerintah membatasi siapa yang memenuhi syarat untuk bantuan

and tasked Ireland with funding the relief efforts themselves

dan menugaskan Irlandia untuk mendanai upaya bantuan itu sendiri

by increasing local taxes.

dengan meningkatkan pajak lokal.

Most modern historians view these disastrous policies

Sebagian besar sejarawan modern memandang kebijakan bencana ini

as stemming from a mix of toxic religious ideology,

berasal dari campuran ideologi agama yang berbahaya,

laissez-faire economic policies, and political infighting.

kebijakan ekonomi perdagangan bebas, dan pertikaian politik.

British news sources callously depicted the Irish

Berita Inggris tanpa perasaan mencitrakan orang Irlandia

as lazy, simple-minded alcoholics,

sebagai pecandu alkohol malas dan bodoh,

and some London decision-makers believed the famine was God’s punishment

beberapa pengambil keputusan London percaya kelaparan adalah hukuman Tuhan

for these sinful behaviors.

atas perilaku berdosa ini.

Other government officials purposefully blocked efforts

Pejabat pemerintah lainnya sengaja memblokir upaya

to provide meaningful relief due to internal political rivalries.

untuk memberikan bantuan karena persaingan politik internal.

As with famines and food insecurity today,

Seperti halnya kelaparan dan kerawanan pangan saat ini,

it wasn't a lack of resources preventing the British from aiding Ireland,

kurangnya sumber daya bukan hal yang mencegah Inggris membantu Irlandia,

but rather a lack of political will.

melainkan kurangnya kemauan politik.

Seven years after the blight began,

Tujuh tahun setelah hawar dimulai,

Ireland’s weather patterns returned to normal

pola cuaca Irlandia kembali normal

and the potato crop finally stabilised.

dan tanaman kentang akhirnya stabil.

But over 1 million people had perished from starvation,

Namun lebih dari 1 juta orang telah tewas karena kelaparan,

malnutrition, and disease.

kekurangan gizi, dan penyakit.

Between 1 and 2 million more fled the country,

Sekitar 1 atau 2 juta lainnya melarikan diri dari negara itu,

beginning a trend that dropped Ireland’s population to half its pre-famine levels

memulai tren yang menurunkan populasi menjadi setengah tingkat pra-kelaparan

by the 1920s.

pada tahun 1920-an.

Today, climate change is making extreme weather more common and sustained,

Kini, perubahan iklim membuat cuaca ekstrem jadi lebih umum dan berkelanjutan,

leading countless agricultural communities to face similar struggles.

menyebabkan banyak komunitas pertanian menghadapi kendala serupa.

Just as in Ireland, farmers living on the margins

Sama seperti di Irlandia, petani yang hidup di pinggiran

are increasingly facing starvation, malnutrition, and disease

semakin menghadapi kelaparan, kekurangan gizi, dan penyakit

due to global weather patterns for which they bear little responsibility.

karena pola cuaca global yang bukan kesalahan mereka.

But history doesn’t have to repeat itself if governments and institutions

Namun, sejarah tidak harus terulang jika pemerintah dan lembaga

can provide the kind of aid these regions need:

bisa memberi bantuan yang diperlukan daerah-daerah ini

relief efforts that are coordinated and ongoing,

upaya bantuan yang terkoordinasi dan berkelanjutan,

provide sufficient nutrition to prevent disease,

menyediakan nutrisi yang cukup untuk mencegah penyakit,

and are offered with compassion rather than judgment.

dan ditawarkan dengan belas kasih daripada penghakiman.