Why is pneumonia so dangerous? - Eve Gaus and Vanessa Ruiz

Translator: Elda Indria Sari Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

Every time you breathe in, air travels down the trachea,

Tiap kali kamu menghirup napas, udara bergerak menuruni trakea,

through a series of channels called bronchi,

melalui serangkaian saluran yang disebut bronki,

and finally reaches little clusters of air sacs called alveoli.

hingga mencapai klaster kecil kantung udara bernama alveoli.

There are some 600 million alveoli in the lungs,

Ada sekitar 600 juta alveoli di paru-paru,

adding up to a surface area of roughly 75 square meters—

melingkupi area permukaan sekitar 75 meter persegi—

the size of a tennis court.

seukuran lapangan tenis.

These tiny sacs, only one cell thick, facilitate a crucial exchange:

Kantung kecil ini, hanya setebal satu sel, memfasilitasi pertukaran penting:

allowing oxygen from the air we breathe into the bloodstream

memasukkan oksigen dari udara yang kita hirup ke aliran darah

and clearing out carbon dioxide.

dan membersihkannya dari karbon dioksida.

Pneumonia wreaks havoc on this exchange.

Pneumonia memorakporandakan pertukaran ini.

Pneumonia is an infection of the alveoli that causes them to fill with fluid.

Pneumonia adalah infeksi yang memenuhi alveoli dengan cairan.

There are many different kinds of pathogens that can cause pneumonia.

Ada beragam jenis patogen yang menyebabkan pneumonia.

The most common ones are viruses or bacteria.

Yang paling umum adalah virus atau bakteri.

These microscopic invaders enter the body via droplets either in the air we breathe,

Penyusup mikroskopik ini memasuki tubuh lewat tetesan dari udara yang terhirup,

or when we touch our eyes, noses,

atau saat kita menyentuh mata, hidung,

or mouths after touching a contaminated surface.

atau mulut kita setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

Then, they face the respiratory tract’s first line defense:

Kemudian, mereka menghadapi pertahanan pertama sistem pernapasan:

the mucociliary escalator.

Eskalator mukosiliari.

The mucociliary escalator consists of mucus that traps invaders and tiny hairs

Eskalator mukosiliari berisi mukus yang menjebak penyusup,

called cilia that carry the mucus toward the mouth, where it can be coughed out.

dan bulu kecil bernama silia yang membawa mukusnya ke mulut,

agar bisa dikeluarkan lewat batuk.

But some of these invaders may get past the mucociliary escalator

Namun, beberapa penyusup ini bisa melewati eskalator mukosiliari

into the lungs, where they meet the alveoli.

dan masuk ke paru-paru tempat mereka bertemu alveoli.

Because alveoli serve as critical exchange points

Karena alveoli adalah titik pertukaran penting

between the blood and air from the outside world,

antara darah dan udara dari luar,

they have their own specialized types of white blood cells, or macrophages,

mereka memiliki tipe sel darah putih khusus, atau makrofag,

which defend against foreign organisms by enveloping and eating them.

yang melawan organisme asing dengan membungkus dan memakannya.

When pathogens enter the lungs, the macrophages work to destroy them.

Saat patogen memasuki paru-paru, makrofag bekerja untuk menghancurkan mereka.

The immune system releases additional white blood cells in the alveoli to help.

Sistem imun melepas sel darah putih tambahan dalam alveoli untuk membantu.

As these immune cells fight the pathogens, they generate inflammation—

Ketika sel-sel imun ini melawan patogen, muncullah inflamasi—

and fluid as a by-product of the inflammation.

dan cairan sebagai produk sampingan inflamasi tersebut.

When this fluid builds up,

Saat cairan ini tertimbun,

it makes gas exchange inside the alveoli much more difficult.

pertukaran gas di dalam alveoli menjadi lebih sulit.

As the level of carbon dioxide in the bloodstream begins to rise,

Saat tingkat karbon dioksida dalam aliran darah mulai naik,

the body breathes more quickly to try to clear it out and get more oxygen in.

napas jadi lebih cepat untuk membersihkannya

dan memasukkan lebih banyak oksigen.

This rapid breathing is one of the most common symptoms of pneumonia.

Napas cepat ini adalah gejala pneumonia yang paling umum.

The body also tries to force the fluid out of the alveoli through coughing.

Tubuh juga berusaha memaksa cairan keluar dari alveoli lewat batuk.

Determining the cause of pneumonia can be difficult,

Menentukan penyebab pneumonia tidaklah mudah,

but once it is established, doctors can prescribe antibiotics,

tetapi begitu ketahuan, dokter bisa meresepkan antibiotik,

which may include either antibacterial or antiviral treatments.

yang menyertakan entah perawatan antibakteri atau antiviral.

Treatment with antibiotics helps the body get the infection under control.

Perawatan dengan antibiotik membantu tubuh mengendalikan infeksi.

As the pathogen is cleared out,

Saat patogennya dibersihkan,

the body gradually expels or absorbs fluid and dead cells.

tubuh perlahan membuang atau menyerap cairan dan sel-sel mati.

The worst symptoms typically fade out in about a week,

Gejala paling parah biasanya hilang dalam waktu seminggu,

though full recovery may take as long as a month.

walau pemulihan total bisa memakan waktu sampai satu bulan.

Otherwise healthy adults can often manage pneumonia at home.

Jika tidak, orang dewasa yang sehat dapat dirawat di rumah.

But for some groups, pneumonia can be a lot more severe,

Namun bagi beberapa kelompok, pneumonia bisa jadi lebih parah,

requiring hospitalization and oxygen, artificial ventilation,

sehingga mereka perlu diopname, memakai oksigen dan ventilasi buatan,

or other supportive measures while the body fights the infection.

atau tindakan pendukung lain saat tubuh melawan infeksi.

Smoking damages the cilia,

Merokok merusak silia,

making them less able to clear even the normal amount of mucus and secretions,

sehingga kurang mampu membersihkan mukus dan sekresi dalam jumlah normal,

let alone the increased volume associated with pneumonia.

apalagi dalam jumlah banyak akibat pneumonia.

Genetic and autoimmune disorders

Kelainan genetik dan autoimun

can make someone more susceptible to pathogens that can cause pneumonia.

bisa menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap patogen penyebab pneumonia.

Young children and the elderly also have impaired clearance

Anak-anak dan orang tua juga memiliki kelemahan

and weaker immune systems.

dan sistem imun yang lebih lemah.

And if someone has viral pneumonia,

Jika seseorang terkena virus pneumonia,

their risk of bacterial respiratory infection is higher.

risiko terinfeksi bakterinya lebih tinggi.

Many of the deaths from pneumonia are due to lack of access to healthcare.

Banyak kematian akibat pneumonia disebabkan kurangnya akses kesehatan.

But sometimes, even with appropriate care,

Namun terkadang, walau dengan perawatan seksama,

the body enters a sustained fight against the infection it can’t maintain,

tubuh terus-menerus melawan infeksi dan tak bisa bertahan,

activating inflammatory pathways throughout the body,

dan mengaktifkan jalur inflamasi ke seluruh tubuh,

not just in the lungs.

tak hanya paru-paru.

This is actually a protective mechanism,

Ini sebenarnya mekanisme pertahanan,

but after too long in this state organs start shutting down,

tetapi jika lama dalam kondisi ini, organ tubuh mulai terhenti,

causing shock and sometimes death.

mengakibatkan syok dan kadang kematian.

So how can we prevent pneumonia?

Jadi, bagaimana cara mencegah pneumonia?

Eating well and getting enough sleep and exercise

Makan teratur dan cukup tidur serta berolahraga

helps your body fight off infections.

membantu tubuhmu melawan infeksi.

Vaccines can protect against common pneumonia-causing pathogens,

Vaksin bisa melawan patogen penyebab pneumonia yang umum,

while washing your hands regularly helps prevent the spread of these pathogens—

sementara mencuci tangan secara teratur mencegah penyebaran patogen ini—

and protect those most vulnerable to severe pneumonia.

dan melindungi mereka yang paling rentan dari pneumonia parah.