Everything you need to know to read Homer's "Odyssey" - Jill Dash

Translator: Sari Rachmatika Reviewer: Badaruddin Saahe

A close encounter with a man-eating giant,

Suatu perjumpaan dengan raksasa pemakan manusia,

a sorceress who turns men into pigs,

seorang penyihir yang mengubah manusia menjadi babi,

a long-lost king taking back his throne.

seorang raja yang sudah lama hilang merebut tahtanya.

On their own, any of these make great stories,

Sendiri-sendiri, masing-masing kisah ini menceritakan kisah hebat,

but each is just one episode in the "Odyssey,"

tapi masing-masing hanyalah satu episode dalam "Odyssey,"

a 12,000-line poem spanning years of Ancient Greek history, myth, and legend.

sajak 12.000 baris yang merangkum puluhan tahun sejarah, mitos,

dan legenda Yunani Kuno.

How do we make sense of such a massive text

Bagaimana kita memahami teks luar biasa besar ini

that comes from and tells of a world so far away?

yang berasal dari dan menceritakan tentang dunia nun jauh di sana?

The fact that we can read the "Odyssey" at all is pretty incredible,

Fakta bahwa kita bisa membaca "Odyssey" saja sudah sangat luar biasa,

as it was composed before the Greek alphabet appeared in the 8th century BCE.

karena ia ditulis sebelum alfabet Yunani muncul di abad ke-8 SM.

It was made for listeners rather than readers,

Sajak ini dibuat untuk pendengar, bukan pembaca,

and was performed by oral poets called rhapsodes.

dan dipentaskan oleh penyair lisan yang disebut rhapsode.

Tradition identifies its author as a blind man named Homer.

Tradisi mengatakan bahwa penulisnya adalah seorang buta bernama Homer.

But no one definitively knows whether he was real or legendary.

Tapi tak ada yang benar-benar tahu apakah dia nyata atau legenda.

The earliest mentions of him occur centuries after his era.

Namanya pertama kali muncul berabad-abad setelah masa hidupnya.

And the poems attributed to him seem to have been changed

Sajak-sajak yang dikaitkan dengan Homer sepertinya sudah banyak diubah

and rearranged many times by multiple authors

dan sangat sering ditata ulang oleh banyak penulis

before finally being written down in their current form.

sebelum akhirnya ditulis menjadi bentuknya saat ini.

In fact, the word rhapsode means stitching together,

Bahkan, kata rhapsode berarti menyulam jadi satu,

as these poets combined existing stories, jokes, myths, and songs

karena sajak-sajak ini menggabungkan kisah yang ada, gurauan, mitos, dan lagu

into a single narrative.

menjadi satu narasi tunggal.

To recite these massive epics live,

Untuk membawakan secara langsung kisah yang sangat epik ini,

rhapsodes employed a steady meter,

rhapsode menggunakan pengatur irama

along with mnemonic devices,

dengan alat bantu mnemonic,

like repetition of memorized passages or set pieces.

semacam notasi bagian yang dihafal atau rangkaian potongan sajak.

These included descriptions of scenery and lists of characters,

Yaitu berisi gambar pemandangan dan daftar simbol,

and helped the rhapsode keep their place in the narrative,

dan membantu rhapsode menempatkannya dalam narasi,

just as the chorus or bridge of a song helps us to remember the next verses.

sama seperti chorus atau bridge lagu membantu kita mengingat lirik berikutnya.

Because most of the tales were familiar to the audience,

Karena kebanyakan dongeng dikenal pemirsa,

it was common to hear the sections of the poem out of order.

lazim jika mendengar bagian-bagian sajak tidak pada tempatnya.

At some point, the order became set in stone

Pada titik tertentu, urutannya sudah baku

and the story was locked into place as the one we read today.

dan kisahnya ditetapkan seperti sajak yang kita baca hari ini.

But since the world has changed a bit in the last several thousand years,

Tapi karena beberapa ribu tahun terakhir dunia sedikit berubah,

it helps to have some background before jumping in.

pasti membantu mengetahui latar belakang sajak ini sebelum membacanya.

The "Odyssey" itself is a sequel to Homer's other famous epic, the "Iliad,"

"Odyssey" adalah sekuel karya epik ternama Homer, berjudul "Iliad",

which tells the story of the Trojan War.

yang menceritakan kisah Perang Troya.

If there's one major theme uniting both poems, it's this:

Jika ada satu hal utama menyatukan dua sajak, yaitu:

do not, under any circumstances, incur the wrath of the gods.

jangan sampai, dalam kondisi apa pun, memantik kemurkaan Tuhan.

The Greek Pantheon is a dangerous mix of divine power and human insecurity,

Dewa-dewi Yunani adalah paduan berbahaya dari kekuatan Ilahi dan ketakutan manusia,

prone to jealousy and grudges of epic proportions.

rentan pada iri hati dan dendam epik.

And many of the problems faced by humans in the poems are caused by their hubris,

Banyak masalah yang dihadapi manusia dalam sajak disebabkan oleh keangkuhan,

or excessive pride in believing themselves superior to the gods.

atau terlalu sombong meyakini diri sendiri lebih hebat daripada dewa-dewi.

The desire to please the gods was so great

Keinginan untuk menyenangkan dewa/i sangat besar

that the Ancient Greeks traditionally welcomed all strangers

sehingga rakyat Yunani Kuno biasanya menyambut semua orang asing

into their homes with generosity

di rumah mereka dengan ramah

for fear that the strangers might be gods in disguise.

karena takut orang asing itu mungkin jelmaan dewa/i.

This ancient code of hospitality was called xenia.

Kode kuno keramahtamahan ini disebut xenia.

It involved hosts providing their guests with safety, food, and comfort,

Tuan rumah menjamin keamanan, makanan, dan kenyamanan untuk tamu mereka,

and the guests returning the favor with courtesy and gifts if they had them.

dan tamu mengembalikan kebaikan itu dengan kebaikan dan hadiah (jika ada).

Xenia has a significant role in the "Odyssey,"

Xenia memegang peranan penting dalam "Odyssey,"

where Odysseus in his wanderings is the perpetual guest,

di mana Odysseus yang berkelana adalah tamu abadi,

while in his absence, his clever wife Penelope plays non-stop host.

sementara ia tidak ada, Penelope, istrinya yang pintar menjadi tuan rumah.

The "Odyssey" recounts all of Odysseus's years of travel,

"Odyssey" menceritakan semua tahun perjalanan Odysseus,

but the narrative begins in medias res in the middle of things.

tapi narasinya dimulai di tengah bagian cerita keseluruhan.

Ten years after the Trojan War, we find our hero trapped on an island,

Sepuluh tahun setelah Perang Troya, sang pahlawan terjebak di sebuah pulau,

still far from his native Ithaca and the family he hasn't seen for 20 years.

jauh dari daerah asalnya, Ithaca, dan keluarga yang sudah 20 tahun tak dijumpai.

Because he's angered the sea god Poseidon by blinding his son, a cyclops,

Karena marah pada dewa lautan, ia membutakan putra Poseidon, cyclop,

Odysseus's passage home has been fraught with mishap after mishap.

Sajak rumah Odysseus dipenuhi banyak kemalangan.

With trouble brewing at home and gods discussing his fate,

Gentingnya situasi di rumah dan dewa-dewi membahas takdirnya,

Odysseus begins the account of those missing years to his hosts.

Odysseus mulai menceritakan tahun-tahun yang hilang pada tuan rumahnya.

One of the most fascinating things about the "Odyssey"

Salah satu hal paling memikat tentang "Odyssey"

is the gap between how little we know about its time period

adalah jarak antara seberapa sedikitnya kita mengetahui periode waktunya

and the wealth of detail the text itself contains.

dan kekayaan detail teks yang dikandungnya.

Historians, linguists, and archeologists

Sejarawan, linguis, dan arkeolog

have spent centuries searching for the ruins of Troy

menghabiskan berabad-abad mencari reruntuhan Troya

and identifying which islands Odysseus visited.

dan mengidentifikasi pulau-pulau mana yang dikunjungi Odysseus.

Just like its hero, the 24-book epic has made its own long journey

Sama seperti sang pahlawan, 24 buku epik pun menempuh perjalanan panjang

through centuries of myth and history

mitos dan sejarah berabad-abad

to tell us its incredible story today.

untuk memberitahu kita kisah luar biasanya hari ini.