What if there were 1 trillion more trees? - Jean-François Bastin

Translator: Elda Indria Sari Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

Standing at almost 84 meters tall,

Dengan tinggi hampir 84 meter,

this is the largest known living tree on the planet.

inilah pohon terbesar yang ada di planet ini.

Nicknamed General Sherman,

Diberi julukan Jenderal Sherman,

this giant sequoia has sequestered roughly 1,400 tons of atmospheric carbon

pohon sequoia raksasa ini telah menyerap setidaknya 1.400 ton karbon atmosfer

over its estimated 2,500 years on earth.

dalam sekitar 2.500 tahun hidupnya di bumi.

Very few trees can compete with this carbon impact,

Sangat sedikit pohon yang dapat menyaingi dampak karbon ini,

but today, humanity produces more than 1,400 tons of carbon every minute.

tetapi kini, manusia menghasilkan lebih dari 1.400 ton karbon setiap menit.

To combat climate change,

Untuk memerangi perubahan iklim,

we need to steeply reduce fossil fuel emissions,

kita harus mengurangi emisi bahan bakar fosil secara drastis,

and draw down excess CO2 to restore our atmosphere’s balance

dan menurunkan kelebihan CO2 untuk mengembalikan keseimbangan atmosfer

of greenhouse gases.

dari gas rumah kaca.

But what can trees do to help in this fight?

Namun, apa peran pepohonan dalam pertarungan ini?

And how do they sequester carbon in the first place?

Dan bagaimana cara mereka menyerap karbon?

Like all plants, trees consume atmospheric carbon

Seperti tanaman lainnya, pohon mengonsumsi karbon atmosfer

through a chemical reaction called photosynthesis.

melalui reaksi kimia fotosintesis.

This process uses energy from sunlight

Proses ini menggunakan energi matahari

to convert water and carbon dioxide into oxygen

untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi oksigen

and energy-storing carbohydrates.

dan karbohidrat penyimpan energi.

Plants then consume these carbohydrates in a reverse process

Tanaman lalu mengonsumsi karbohidrat ini melalui sebuah proses terbalik

called respiration, converting them to energy

bernama respirasi, mengubahnya menjadi energi

and releasing carbon back into the atmosphere.

dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer.

In trees, however, a large portion of that carbon isn’t released,

Namun, pada pepohonan, sebagian besar karbon itu tidak dilepaskan,

and instead, is stored as newly formed wood tissue.

tetapi disimpan sebagai jaringan kayu yang baru terbentuk.

During their lifetimes, trees act as carbon vaults,

Selama masa hidupnya, pepohonan berfungsi sebagai penyimpan karbon,

and they continue to draw down carbon for as long as they grow.

dan mereka terus memangkas karbon selama mereka tumbuh.

However, when a tree dies and decays,

Namun, saat pohon mati dan membusuk,

some of its carbon will be released back into the air.

sebagian karbonnya akan terlepas kembali ke udara.

A significant amount of CO2 is stored in the soil,

CO2 dalam jumlah besar disimpan di dalam tanah,

where it can remain for thousands of years.

dan dapat tersimpan selama ribuan tahun.

But eventually, that carbon also seeps back into the atmosphere.

Namun, pada akhirnya, karbon itu juga merembes kembali ke atmosfer.

So if trees are going to help fight a long-term problem

Jadi, jika pohon akan membantu memerangi masalah jangka panjang

like climate change,

seperti perubahan iklim,

they need to survive to sequester their carbon

mereka harus bertahan hidup untuk menyerap karbonnya selama mungkin,

for the longest period possible, while also reproducing quickly.

sekaligus bereproduksi dengan cepat.

Is there one type of tree we could plant that meets these criteria?

Adakah satu jenis pohon dengan kriteria ini yang bisa kita tanam?

Some fast growing, long-lived, super sequestering species

Sebuah spesies penyerap super yang tumbuh cepat dan berumur panjang

we could scatter worldwide?

yang bisa kita sebarkan ke seluruh dunia?

Not that we know of.

Sepengetahuan kita, tidak ada.

But even if such a tree existed,

Namun, jika pohon itu memang ada,

it wouldn’t be a good long-term solution.

itu bukanlah solusi jangka panjang yang tepat.

Forests are complex networks of living organisms,

Hutan adalah jaringan organisme hidup yang kompleks,

and there’s no one species that can thrive in every ecosystem.

dan tak ada satu spesies yang mampu berkembang di segala ekosistem.

The most sustainable trees to plant are always native ones;

Pohon paling lestari yang bisa ditanam adalah selalu jenis asli;

species that already play a role in their local environment.

spesies yang sudah berperan dalam lingkungan lokal mereka.

Preliminary research shows that ecosystems

Penelitian awal menunjukkan bahwa ekosistem

with a naturally occurring diversity of trees have less competition

dengan keragaman pohon yang alami lebih sedikit bersaing untuk sumber daya

for resources and better resist climate change.

dan lebih tahan terhadap perubahan iklim.

This means we can’t just plant trees to draw down carbon;

Ini artinya, kita tak bisa sembarangan menanam untuk mengurangi karbon;

we need to restore depleted ecosystems.

kita harus mengembalikan ekosistem yang sudah terkuras habis.

There are numerous regions that have been clear cut

Ada banyak wilayah yang telah dibabat habis

or developed that are ripe for restoring.

atau dikembangkan yang siap untuk direstorasi.

In 2019, a study led by Zurich’s Crowtherlab

Pada 2019, sebuah studi oleh Laboratorium Crowther di Zurich,

analyzed satellite imagery of the world’s existing tree cover.

menganalisis citra satelit cakupan pohon yang tersisa di dunia.

By combining it with climate and soil data

Dengan menggabungkannya bersama data iklim dan tanah

and excluding areas necessary for human use,

serta menyisihkan area yang diperlukan manusia,

they determined Earth could support

mereka menentukan bahwa bumi bisa menyokong

nearly one billion hectares of additional forest.

hampir satu miliar hektar hutan tambahan.

That’s roughly 1.2 trillion trees.

Itu sekitar 1,2 triliun pohon.

This staggering number surprised the scientific community,

Angka yang mengejutkan ini mengagetkan komunitas ilmiah,

prompting additional research.

dan memicu penelitian tambahan.

Scientists now cite a more conservative but still remarkable figure.

Kini, para ilmuwan mengutip angka yang lebih konservatif,

tetapi tetap luar biasa.

By their revised estimates, these restored ecosystems

Menurut estimasi baru tersebut, ekosistem yang direstorasi ini

could capture anywhere from 100 to 200 billion tons of carbon,

bisa menangkap sekitar 100 sampai 200 miliar ton karbon,

accounting for over one-sixth of humanity’s carbon emissions.

meliputi lebih dari seperenam emisi karbon umat manusia.

More than half of the potential forest canopy

Lebih dari separuh kanopi hutan potensial

for new restoration efforts can be found in just six countries.

untuk upaya restorasi baru hanya dapat ditemukan di enam negara.

And the study can also provide insight into existing restoration projects,

Dan studi juga memberikan wawasan pada proyek restorasi yang sudah ada

like The Bonn Challenge,

seperti Tantangan Bonn,

which aims to restore 350 million hectares of forest by 2030.

yang bertujuan untuk merestorasi 350 juta hektar hutan di tahun 2030.

But this is where it gets complicated.

Namun, di sini mulai menjadi rumit.

Ecosystems are incredibly complex,

Ekosistem itu sangat kompleks,

and it’s unclear whether they’re best restored by human intervention.

dan belum jelas apakah manusia sebaiknya turut campur dalam restorasinya.

It’s possible the right thing to do for certain areas

Bisa jadi, hal terbaik bagi wilayah-wilayah tertentu

is to simply leave them alone.

adalah dengan membiarkannya begitu saja.

Additionally, some researchers worry that restoring forests

Terlebih pula, beberapa peneliti khawatir jika restorasi hutan

on this scale may have unintended consequences,

sebesar ini bisa menimbulkan akibat yang tidak disengaja

like producing natural bio-chemicals

seperti menghasilkan zat biokimia alami

at a pace that could actually accelerate climate change.

yang jumlahnya malah bisa mempercepat perubahan iklim.

And even if we succeed in restoring these areas,

Bahkan jika kita berhasil merestorasi area-area ini,

future generations would need to protect them

generasi masa depan harus mampu melindunginya

from the natural and economic forces that previously depleted them.

dari kekuatan alam dan ekonomi yang dulu menghancurkannya.

Taken together, these challenges have damaged confidence

Tantangan-tantangan ini sekaligus telah merusak keyakinan

in restoration projects worldwide.

akan proyek restorasi di seluruh dunia.

And the complexity of rebuilding ecosystems

Dan rumitnya membangun kembali ekosistem

demonstrates how important it is to protect our existing forests.

menunjukkan betapa pentingnya kita menjaga hutan-hutan yang ada.

But hopefully, restoring some of these depleted regions

Namun, mudah-mudahan, restorasi sebagian wilayah tandus ini

will give us the data and conviction necessary to combat climate change

akan memberikan data dan keyakinan dalam memerangi perubahan iklim

on a larger scale.

dalam skala yang lebih besar.

If we get it right, maybe these modern trees will have time to grow

Jika tepat sasaran, mungkin pepohonan modern ini punya waktu untuk tumbuh

into carbon carrying titans.

menjadi raksasa pembawa karbon.