Lee Smolin: How science is like democracy

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Ade Indarta

So, about three years ago I was in London,

Sekitar 3 tahun yang lalu saat berada di London,

and somebody called Howard Burton came to me and said,

seseorang bernama Howard Burton menemui saya dan berkata,

I represent a group of people,

Saya mewakili sekelompok orang,

and we want to start an institute in theoretical physics.

yang ingin mendirikan institut bidang fisika teori.

We have about 120 million dollars, and we want to do it well.

Kami punya sekitar 120 juta dolar, dan kami ingin sukses.

We want to be in the forefront fields,

Kami ingin menjadi yang terdepan

and we want to do it differently.

dan ingin melakukannya dengan berbeda.

We want to get out of this thing

Kami ingin mengenyahkan hal ini

where the young people have all the ideas, and the old people have all the power

di mana yang muda memiliki semua ide, tapi yang tua memiliki kuasa

and decide what science gets done.

dan memutuskan ke mana arah ilmu pengetahuan.

It took me about 25 seconds to decide that that was a good idea.

Saya perlu 25 detik untuk memutuskan bahwa ini adalah gagasan yang bagus.

Three years later, we have the Perimeter Institute for Theoretical Physics

Tiga tahun kemudian kami memiliki Perimeter Institute for Theoretical Physics

in Waterloo, Ontario. It’s the most exciting job I’ve ever had.

di Waterloo, Ontario. Pekerjaan paling menarik yang pernah saya miliki.

And it’s the first time I’ve had a job where I’m afraid to go away

Inilah pertama kalinya saya takut meninggalkan pekerjaan saya

because of everything that’s going to happen in this week when I’m here.

mengingat yang mungkin terjadi selama 1 minggu saya berada di sini.

(Laughter)

(Suara tawa)

But in any case, what I’m going to do in my little bit of time

Namun, dalam waktu yang singkat ini, saya ingin

is take you on a quick tour of some of the things

mengajak Anda mengunjungi beberapa hal

that we talk about and we think about.

yang kita bicarakan dan pikirkan.

So, we think a lot about what really makes science work?

Kita sering berpikir tentang apa yang membuat ilmu pengetahuan berhasil?

The first thing that anybody who knows science,

Yang pertama, semua orang yang tahu ilmu pengetahuan

and has been around science,

dan telah ada di sekitarnya,

is that the stuff you learn in school as a scientific method

semua pelajaran metode ilmiah di sekolah

is wrong. There is no method.

itu salah. Tidak ada yang namanya metode.

On the other hand, somehow we manage to reason together

Pada akhirnya, kita akan bisa merundingkan bersama

as a community, from incomplete evidence

sebagai komunitas, mulai dari bukti yang tidak lengkap,

to conclusions that we all agree about.

sampai kesimpulan yang kami sepakati bersama.

And this is, by the way, something that a democratic society also has to do.

Ini sesuatu yang juga seharusnya dilakukan komunitas demokrasi.

So how does it work?

Bagaimana cara kerjanya?

Well, my belief is that it works

Menurut keyakinan saya ini berhasil

because scientists are a community bound together by an ethics.

karena ilmuwan terikat oleh etika.

And here are some of the ethical principles.

Ini beberapa dasar etikanya.

I’m not going to read them all to you because I’m not in teacher mode.

Saya tidak akan membaca semuanya karena saya sedang tidak menjadi guru,

I’m in entertain, amaze mode.

Saya sedang menjadi penghibur.

(Laughter)

(Suara tawa)

But one of the principles is that everybody

Salah satu prinsipnya adalah semua orang

who is part of the community gets to fight and argue

yang ada dalam komunitas itu harus berjuang dan berdebat

as hard as they can for what they believe.

sekeras mungkin atas apa yang mereka yakini.

But we’re all disciplined by the understanding

Namun kami semua bisa mengendalikan diri karena memahami

that the only people who are going to decide, you know,

bahwa orang yang akan menentukan

whether I’m right or somebody else is right,

apakah saya atau orang lain yang benar,

are the people in our community in the next generation,

adalah komunitas kami pada generasi berikutnya,

in 30 and 50 years.

dalam 30 dan 50 tahun mendatang.

So it’s this combination of respect

Jadi inilah gabungan dari rasa hormat

for the tradition and community we’re in,

akan tradisi dan komunitas kami,

and rebellion that the community requires to get anywhere,

dan pemberontakan yang diperlukan oleh komunitas di manapun,

that makes science work.

sehingga ilmu pengetahuan dapat berhasil.

And being in this process of being in a community

Saya yakin sebagai bagian dari proses dan komunitas

that reasons from shared evidence to conclusions,

yang berunding mulai dari bukti yang ada sampai kesimpulan,

I believe, teaches us about democracy.

kita belajar tentang demokrasi.

Not only is there a relationship between the ethics of science

Tidak hanya ada hubungan antara etika ilmu pengetahuan

and the ethics of being a citizen in democracy,

dengan etika menjadi rakyat dalam demokrasi,

but there has been, historically, a relationship

namun ada juga hubungan sejarah

between how people think about space and time, and what the cosmos is,

antara bagaimana orang berpikir tentang ruang, waktu, dan kosmologi

and how people think about the society that they live in.

dengan bagaimana orang berpikir tentang masyarakatnya.

And I want to talk about three stages in that evolution.

Saya ingin bercerita tentang tiga tahap evolusi itu.

The first science of cosmology that was anything like science

Ilmu pertama tentang kosmologi, sama sekali tidak seperti ilmu,

was Aristotelian science, and that was hierarchical.

yaitu ilmu Aristoteles yang bersifat hierarkis.

The earth is in the center, then there are these crystal spheres,

Bumi ada pada pusatnya, lalu ada bola kristal ini,

the sun, the moon, the planets and finally the celestial sphere,

matahari, bulan, planet, dan akhirnya benda-benda angkasa

where the stars are. And everything in this universe has a place.

di mana bintang berada. Semua di alam semesta ini memiliki tempatnya.

And Aristotle’s law of motion was that everything

Hukum gerak Aristoteles adalah semuanya

goes to its natural place, which was of course,

ada di tempat asalnya, yang tentu saja,

the rule of the society that Aristotle lived in,

sesuai dengan peraturan masyarakat di zaman Aristoteles,

and more importantly, the medieval society that, through Christianity,

dan terlebih lagi, masyarakat abad pertengahan yang melalui gereja

embraced Aristotle and blessed it.

mengakui dan merestuinya.

And the idea is that everything is defined.

Gagasan bahwa segala sesuatunya telah ditentukan.

Where something is, is defined with respect to this last sphere,

Di mana sesuatu itu berada, ditentukan oleh bola terakhir ini,

the celestial sphere, outside of which is this eternal,

bola angkasa, di mana di luarnya ada

perfect realm, where lives God,

ketenangan sempurna, di mana Tuhan berada,

who is the ultimate judge of everything.

yang merupakan hakim terakhir dari segalanya.

So that is both Aristotelian cosmology,

Jadi itulah kosmologi Aristoteles

and in a certain sense, medieval society.

dan sedikit banyak, masyarakat abad pertengahan.

Now, in the 17th century there was a revolution in thinking about

Lalu di abad ke-17 ada revolusi dalam melihat

space and time and motion and so forth of Newton.

ruang, waktu, gerak, dan sebagainya, dari Newton.

And at the same time there was a revolution in social thought

Pada saat yang sama ada revolusi dalam pemikiran sosial

of John Locke and his collaborators.

dari John Locke dan rekan-rekannya.

And they were very closely associated.

Keduanya sangat berhubungan.

In fact, Newton and Locke were friends.

Sebenarnya, Newton dan Locke adalah sahabat.

Their way of thinking about space and time and motion on the one hand,

Cara berpikir mereka tentang ruang, waktu, dan gerak pada satu sisi

and a society on the other hand, were closely related.

dan masyarakat pada sisi lainnya, berhubungan erat.

And let me show you.

Mari saya tunjukkan.

In a Newtonian universe, there’s no center -- thank you.

Dalam alam semesta Newton, tidak ada pusat -- terima kasih.

There are particles and they move around

Ada partikel yang bergerak

with respect to a fixed, absolute framework of space and time.

terhadap bingkai ruang dan waktu yang mutlak dan tetap.

It’s meaningful to say absolutely where something is in space,

Lokasi suatu benda dalam ruang dapat dijelaskan secara mutlak,

because that’s defined, not with respect to say, where other things are,

karena lokasi itu tidak menjelaskan di mana benda lain berada,

but with respect to this absolute notion of space,

namun menjelaskan bingkai ruang yang mutlak ini,

which for Newton was God.

yang bagi Newton adalah Tuhan.

Now, similarly, in Locke’s society there are individuals

Demikian pula, dalam masyarakat Locke ada individu

who have certain rights, properties in a formal sense,

yang memiliki hak tertentu, dalam pengertian formal

and those are defined with respect to some absolute,

yang ditentukan terhadap suatu gagasan abstrak

abstract notions of rights and justice, and so forth,

dari hak dan keadilan yang mutlak dan seterusnya

which are independent of what else has happened in the society.

yang tidak tergantung pada apa yang terjadi dalam masyarakat.

Of who else there is, of the history and so forth.

Atau siapa orang itu dalam sejarah dan sebagainya.

There is also an omniscient observer

Ada juga pengamat Maha Mengetahui

who knows everything, who is God,

yang tahu akan segalanya, yaitu Tuhan.

who is in a certain sense outside the universe,

yang menurut pengertian ada di luar alam semesta,

because he has no role in anything that happens,

karena dia tidak berperan dalam peristiwa apapun

but is in a certain sense everywhere,

namun dalam pengertian tertentu, ada di mana saja,

because space is just the way that God knows

karena ruang hanyalah cara Tuhan mengetahui

where everything is, according to Newton, OK?

di mana segalanya berada, menurut Newton.

So this is the foundations of what’s called, traditionally,

Jadi inilah dasar dari yang secara tradisional disebut sebagai

liberal political theory and Newtonian physics.

teori politik liberal dan fisika Newton.

Now, in the 20th century we had a revolution

Lalu, pada abad ke-20 terjadi revolusi

that was initiated at the beginning of the 20th century,

yang dimulai pada awal abad ke-20

and which is still going on.

dan masih terjadi sampai kini.

It was begun with the invention

Revolusi ini dimulai dengan penemuan

of relativity theory and quantum theory.

teori relativitas dan teori kuantum.

And merging them together to make the final quantum theory

Penggabungan kedua teori itu untuk membuat teori kuantum final

of space and time and gravity, is the culmination of that,

ruang, waktu, dan gravitasi adalah puncaknya,

something that’s going on right now.

sesuatu yang sedang terjadi saat ini.

And in this universe there’s nothing fixed and absolute. Zilch, OK.

Di alam semesta ini tidak ada yang tetap dan mutlak, Zilch.

This universe is described by being a network of relationships.

Alam semesta ini digambarkan sebagai jaringan hubungan.

Space is just one aspect, so there’s no meaning to say

Ruang hanyalah salah satu aspek sehingga tidak ada artinya mengatakan

absolutely where something is.

lokasi absolut suatu benda.

There’s only where it is relative to everything else that is.

Lokasi benda itu relatif terhadap benda lainnya.

And this network of relations is ever-evolving.

Dan jaringan hubungan ini terus berkembang.

So we call it a relational universe.

Sehingga kita menyebutnya alam semesta relasional.

All properties of things are about these kinds of relationships.

Semua sifat dari benda mengikuti hubungan seperti ini.

And also, if you’re embedded in such a network of relationships,

Juga, jika Anda tertanam dalam jaringan dari hubungan semacam ini,

your view of the world has to do with what information

pandangan Anda tentang dunia berhubungan dengan informasi apa

comes to you through the network of relations.

yang Anda terima melalui jaringan dari hubungan.

And there’s no place for an omniscient observer

Tidak ada tempat bagi pengamat maha tahu

or an outside intelligence knowing everything and making everything.

atau makhluk luar yang mengetahui dan membuat segalanya.

So this is general relativity, this is quantum theory.

Inilah relativitas umum, inilah teori kuantum.

This is also, if you talk to legal scholars,

Ini juga, jika Anda berbicara dengan sarjana hukum,

the foundations of new ideas in legal thought.

fondasi dari ide baru dalam pemikiran hukum.

They’re thinking about the same things.

Mereka berpikir mengenai hal yang sama,

And not only that, they make the analogy

Tidak hanya itu, mereka juga sering membuat analogi

to relativity theory and cosmology often.

dengan teori relativitas dan kosmologi.

So there’s an interesting discussion going on there.

Sehingga ada diskusi menarik di sana.

This last view of cosmology is called the relational view.

Pandangan terakhir tentang kosmologi adalah pandangan relasional.

So the main slogan here is that there’s nothing outside the universe,

Jadi semboyan utamanya adalah tidak ada yang berada di luar alam semesta

which means that there’s no place

yang berarti tidak ada tempat

to put an explanation for something outside.

untuk menjelaskan sesuatu di luar.

So in such a relational universe,

Jadi dalam alam semesta relasional semacam ini

if you come upon something that’s ordered and structured,

jika Anda menemui sesuatu yang teratur dan terstruktur

like this device here, or that device there,

seperti perangkat ini atau itu,

or something beautiful, like all the living things,

atau sesuatu yang indah, seperti kehidupan

all of you guys in the room --

semua yang ada di ruangan ini.

"guys" in physics, by the way, is a generic term: men and women.

"semua" dalam fisika maksudnya: tidak cuma pria tapi wanita.

(Laughter)

(Suara tawa)

Then you want to know, you’re a person,

Lalu Anda ingin tahu, Anda adalah manusia,

you want to know how is it made.

Anda ingin tahu bagaimana dibuatnya.

And in a relational universe the only possible explanation was, somehow it made itself.

Dalam alam semesta relasional satu-satunya penjelasan adalah, semua terbuat sendiri.

There must be mechanisms of self-organization

Pasti ada mekanisme pengaturan mandiri

inside the universe that make things.

di dalam alam semesta yang membuat berbagai hal.

Because there’s no place to put a maker outside,

Karena tidak ada tempat bagi para pembuat di luar

as there was in the Aristotelian and the Newtonian universe.

seperti di alam semesta menurut Aristoteles dan Newton.

So in a relational universe we must have processes of self-organization.

Di alam semesta relasional pasti ada proses pengaturan mandiri.

Now, Darwin taught us that there are processes of self-organization

Lalu Darwin mengajarkan bahwa ada proses organisasi mandiri

that suffice to explain all of us and everything we see.

yang cukup untuk menjelaskan kita semua dan yang lain.

So it works. But not only that,

Jadi hal ini berhasil. namun tidak hanya itu

if you think about how natural selection works,

jika Anda berpikir tentang cara kerja seleksi alam,

then it turns out that natural selection

maka ternyata seleksi alam

would only make sense in such a relational universe.

hanya akan masuk akal pada alam semesta relasional semacam itu.

That is, natural selection works on properties,

Yaitu, seleksi alam bekerja berdasarkan sifat

like fitness, which are about relationships

seperti kehebatan, yaitu tentang hubungan

of some species to some other species.

satu spesies dengan spesies lainnya.

Darwin wouldn’t make sense in an Aristotelian universe,

Teori Darwin tidak akan masuk akal dalam alam semesta Aristoteles

and wouldn’t really make sense in a Newtonian universe.

dan tidak terlalu masuk akal dalam alam semesta Newton.

So a theory of biology based on natural selection

Jadi teori biologi berdasarkan seleksi alam

requires a relational notion of

memerlukan gagasan yang berhubungan

what are the properties of biological systems.

dengan sifat-sifat sistem biologi.

And if you push that all the way down, really,

Dan jika Anda menekankannya,

it makes the best sense in a relational universe

hal itu benar-benar masuk akal dalam alam semesta relasional

where all properties are relational.

di mana semua sifat saling berhubungan.

Now, not only that, but Einstein taught us

Namun, tidak hanya itu, Einstein mengajarkan

that gravity is the result of the world being relational.

bahwa gravitasi adalah hasil dari hubungan dalam dunia.

If it wasn’t for gravity, there wouldn’t be life,

Jika bukan karena gravitasi, tidak akan ada kehidupan

because gravity causes stars to form and live for a very long time,

karena gravitasi menyebabkan terbentuknya bintang yang dapat bersinar cukup lama

keeping pieces of the world, like the surface of the Earth,

mempertahankan hal-hal yang ada di dunia, seperti permukaan Bumi

out of thermal equilibrium for billions of years so life can evolve.

dengan kesetimbangan panas selama miliaran tahun sehingga hidup dapat berkembang.

In the 20th century,

Pada abad ke-20,

we saw the independent development of two big themes in science.

ada perkembangan independen dari dua hal besar dalam ilmu pengetahuan.

In the biological sciences, they explored

Dalam ilmu biologi, mereka meneliti

the implications of the notion that order and complexity

dampak dari gagasan bahwa keteraturan dan kompleksitas

and structure arise in a self-organized way.

dan struktur muncul dengan sendirinya.

That was the triumph of Neo-Darwinism and so forth.

Itu adalah kemenangan dari Darwinisme-baru dan seterusnya.

And slowly, that idea is leaking out to the cognitive sciences,

Dan perlahan, ide ini menjalar ke ilmu kognitif,

the human sciences, economics, et cetera.

ilmu sosial, ekonomi, dan sebagainya.

At the same time, we physicists

Sementara itu, kami para fisikawan

have been busy trying to make sense of

sibuk mencoba menmahami

and build on and integrate the discoveries

membangun dan menggabungkan penemuan

of quantum theory and relativity.

dari teori kuantum dan relativitas.

And what we’ve been working out is the implications, really,

Dan yang berhasil kami lakukan adalah dampak

of the idea that the universe is made up of relations.

dari gagasan bahwa alam semesta terbentuk dari keterhubungan.

21st-century science is going to be driven

Ilmu pengetahuan abad 21 akan diarahkan

by the integration of these two ideas:

oleh gabungan dari kedua ide ini:

the triumph of relational ways of thinking

kemenangan dari kerja sama cara berpikir

about the world, on the one hand,

tentang dunia pada satu sisi

and self-organization or Darwinian ways of thinking about the world,

dan pengaturan mandiri atau cara Darwin berpikir tentang dunia ini,

on the other hand.

di sisi lainnya.

And also, is that in the 21st century

Dan juga, pada abad ke-21 ini

our thinking about space and time and cosmology,

pemikiran kita tentang ruang, waktu, dan kosmologi

and our thinking about society are both going to continue to evolve.

dan pemikiran kita tentang masyarakat akan terus berkembang.

And what they’re evolving towards is the union

Dan ini akan berkembang menuju penggabungan

of these two big ideas, Darwinism and relationalism.

kedua ide besar ini, Darwinisme dan relasionalisme.

Now, if you think about democracy from this perspective,

Jika Anda berpikir tentang demokrasi dari sudut pandang ini

a new pluralistic notion of democracy would be one that recognizes

sebuah gagasan plural mengenai demokrasi adalah sesuatu yang mengakui

that there are many different interests, many different agendas,

bahwa ada berbagai kepentingan, ada berbagai agenda,

many different individuals, many different points of view.

ada berbagai individu, ada berbagai sudut pandang yang berbeda.

Each one is incomplete, because you’re embedded

Semuanya tidak lengkap, karena semua itu tertanam

in a network of relationships.

dalam jaringan atau hubungan.

Any actor in a democracy is embedded

Siapapun aktor dalam demokrasi akan tertanam

in a network of relationships.

dalam jaringan atau hubungan.

And you understand some things better than other things,

Anda memahami beberapa hal dengan lebih baik daripada yang lainnya

and because of that there’s a continual jostling

dan karena itu ada desakan terus menerus

and give and take, which is politics.

untuk memberi dan menerima, yang merupakan politik.

And politics is, in the ideal sense,

Dan politik adalah, dalam kondisi ideal

the way in which we continually address

cara kita terus menerus menangani

our network of relations in order to achieve

jaringan hubungan kita untuk mendapatkan

a better life and a better society.

kehidupan dan masyarakat yang lebih baik.

And I also think that science will never go away and --

Saya percaya ilmu pengetahuan tidak akan pergi dan --

I’m finishing on this line.

saya akan mengakhiri pada kalimat ini.

(Laughter)

(Suara tawa)

In fact, I’m finished. Science will never go away.

Saya sudah selesai. Ilmu pengetahuan tidak akan pergi.