Language Shouldn't Be a Barrier to Climate Action | Sophia Kianni | TED Countdown

Translator: Maria Nirmala Reviewer: Prameswari Rahmanu

At just 12 years old,

Saat berumur 12 tahun,

I witnessed the devastating impact pollution was having on Iran,

saya menyaksikan dampak polusi yang menghancurkan di Iran,

my parents' home country.

negara asal orang tua saya.

On one of my summer visits,

Saat berkunjung di musim panas,

I witnessed smog so heavy it completely blanketed the air,

saya melihat kabut asap tebal yang benar-benar menyelimuti udara,

obscuring the stars I wanted to trace out of the night sky.

mengaburkan bintang yang ingin kulihat dari langit malam.

I decided to read more about climate change in Iran,

Saya putuskan untuk baca lebih lanjut tentang perubahan iklim di Iran

and I became increasingly alarmed,

dan menjadi semakin khawatir,

particularly when I learned the fact that temperatures in the Middle East

terutama saat saya mengetahui suhu di Timur Tengah

were rising more than twice the global average.

meningkat dua kali lebih banyak daripada rata-rata global.

Armed with this knowledge, I decided to confront my relatives.

Berbekal pengetahuan ini, saya bicarakan dengan kerabat.

But I was shocked when they informed me

Tapi saya terkejut saat mereka bilang

that they knew almost nothing about climate change.

mereka tidak tahu apa pun tentang perubahan iklim.

So I began to dig into the lack of climate education in Iran,

Jadi, saya mulai mencari tahu kurangnya pendidikan iklim di Iran

and I found a study that read

dan saya menemukan penelitian

only five percent of Iranian students

bahwa hanya lima persen dari siswa Iran

could properly explain the greenhouse gas effect.

yang bisa menjelaskan dengan benar tentang efek gas rumah kaca.

As I continued to scour the internet for more information,

Saat saya menjelajahi internet untuk informasi lebih lanjut,

I began to connect the dots.

saya mulai menghubungkan polanya.

From what I could see,

Dari yang saya lihat,

there was a severe lack of climate resources

ada kekurangan parah mengenai sumber daya iklim

available in Farsi, Iran's native language.

yang tersedia dalam bahasa Farsi, bahasa ibu Iran.

Now, I was still determined to educate my relatives,

Sekarang, saya masih bertekad untuk mendidik kerabat saya.

so I decided to work with my mom to translate climate resources into Farsi

Dengan ibu, saya menerjemahkan sumber daya iklim ke bahasa Farsi

so I could teach my aunts and uncles

agar saya bisa mengajari bibi dan paman saya

about how climate-change-induced disasters were impacting millions of Iranians.

tentang bencana dari perubahan iklim mempengaruhi jutaan orang Iran.

As I watched my relatives read my translations,

Saat saya melihat kerabat saya membaca terjemahan saya,

I had never been happier to see fear plastered all over their faces --

saya sangat bahagia melihat ketakutan di wajah mereka --

(Laughter)

(Tertawa)

because reading my translations had succeeded in convincing them

karena membaca terjemahan saya telah berhasil meyakinkan mereka

that climate change was a real and pressing threat.

bahwa perubahan iklim adalah ancaman nyata dan mendesak.

Now, my story is anecdotal.

Sekarang, cerita saya adalah anekdot.

But the fact that the vast majority of scientific research

Namun, melihat fakta sebagian besar penelitian ilmiah

is only available in English

hanya tersedia dalam bahasa Inggris

is a big problem when it comes to climate change ...

adalah masalah besar saat membicarakan perubahan iklim...

(Applause)

(Tepuk tangan)

because most people in the world don't speak English.

karena sebagian besar orang di dunia tidak berbicara bahasa Inggris.

In fact, 75 percent of them do not speak English at all.

Faktanya, 75 persen warga dunia tidak berbahasa Inggris sama sekali.

Yet, according to a 2012 study on Scopus,

Namun, menurut sebuah studi tahun 2012 di Scopus,

the world's largest database for peer-reviewed journals,

database terbesar di dunia untuk jurnal penelaahan sejawat,

80 percent of articles are written entirely in English.

80 persen artikel, seluruhnya ditulis dalam bahasa Inggris.

Even the United Nations' IPCC report,

Bahkan laporan IPCC Perserikatan Bangsa-Bangsa,

widely regarded as one of the most renowned pieces of climate literature

yang dianggap sebagai salah satu karya literatur iklim paling terkenal

in the world,

di dunia,

is only officially available in the six UN languages:

hanya tersedia secara resmi dalam enam bahasa PBB:

Arabic, Chinese, English, French, Russian and Spanish.

Bahasa Arab, Mandarin, Inggris, Prancis, Rusia, dan Spanyol.

But these are languages that account for less than half

Namun, bahasa-bahasa ini dipakai kurang dari setengah

of the world's speaking population.

populasi dunia.

Meaning, the majority of people on our planet

Artinya, mayoritas masyarakat di planet kita

are unable to understand the documents and agreements

tidak dapat mengerti dokumen dan perjanjian

being issued by the world's highest international political body.

yang dikeluarkan oleh badan politik internasional tertinggi.

This lack of easily accessible documents and resources

Kesulitan dalam mengakses dokumen dan sumber daya ini

leads to misinformation and low public interest

mengarah ke informasi yang salah dan rendahnya minat masyarakat

around tackling issues such as climate change.

dalam menangani masalah, seperti perubahan iklim.

In fact, just six years ago,

Bahkan, enam tahun lalu,

40 percent of adults in the world had never heard of climate change.

40 persen orang dewasa di dunia ini tidak pernah mendengar perubahan iklim.

Let me repeat that.

Biar kuulangi.

Two out of five adults had never heard of climate change.

Dua dari lima orang dewasa tidak pernah dengar perubahan iklim.

When looking at specific regions where this problem lies,

Saat melihat wilayah tertentu tempat permasalahan ini,

we can see that multiple studies have found, in Africa,

kita dapat melihat banyak penelitian ditemukan, di Afrika,

there was a severe lack of climate education and curriculum

ada kekurangan yang parah mengenai kurikulum dan pendidikan iklim

available in Africa’s Indigenous and local languages.

yang tersedia dalam bahasa lokal dan pribumi Afrika.

This lack of information only hurts those who need access to it the most.

Kurangnya informasi ini hanya menyakitkan mereka yang paling butuh akses tersebut.

In countries such as Japan and the Philippines,

Di negara seperti Jepang dan Fillipina,

climate change has worsened typhoons and disrupted agricultural industries.

perubahan iklim telah memperburuk topan dan mengganggu industri pertanian.

In these and the other 10 countries worst impacted by climate change,

Di negara ini dan 10 negara lainnya, paling parah terkena perubahan iklim,

only one, Canada, is a majority English-speaking.

hanya satu, Kanada, adalah mayoritas berbahasa Inggris.

Languages remain a significant barrier

Bahasa tetap menjadi penghalang yang signifikan

to the global transfer of scientific knowledge --

terhadap transfer global pengetahuan ilmiah --

be it through the press, through schools

baik melalui pers, melalui sekolah,

or through political processes.

atau melalui proses politik.

In an effort to close the climate translation gap,

Dalam upaya menutup kesenjangan penerjemahan tentang iklim,

I decided to start Climate Cardinals,

saya memutuskan untuk memulai Climate Cardinals,

and international youth-led nonprofit

organisasi nirlaba internasional yang dipimpin anak muda,

working to make climate education more accessible

bekerja untuk membuat pendidikan iklim lebih mudah diakses

to those who don't speak English.

bagi yang tidak berbicara bahasa Inggris.

We work with over 8,000 bilingual student volunteers

Kami bekerja dengan lebih dari 8.000 relawan mahasiswa dwibahasa

who translate climate information in exchange for community service hours.

yang menerjemahkan informasi iklim dengan imbalan jam layanan masyarakat.

In just over a year,

Dalam waktu setahun,

we've translated hundreds of thousands of words of climate information

kami menerjemahkan ratusan ribuan kata informasi mengenai iklim

into over 100 languages,

ke dalam lebih dari 100 bahasa,

including Yoruba, Somali, Swahili and Gujarati.

termasuk Yoruba, Somalia, Swahili, dan Gujarat.

If a ragtag group of teenagers that congregate through social media

Jika sekelompok remaja yang berkumpul melalui media sosial

can do this work,

bisa melakukan ini,

imagine the impact that a concentrated effort

bayangkan dampak dari usaha fokus

by governments, scientists and policymakers would have.

yang dilakukan oleh pemerintah, ilmuwan, dan para pembuat kebijakan.

Groups of people

Sekelompok orang

that are being disproportionately affected by climate change

yang secara tidak proporsional terkena dampak perubahan iklim

deserve to have access to the resources they need

berhak memiliki akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan

to make sense of these disasters that are destroying their communities.

untuk memahami bencana-bencana yang menghancurkan komunitas mereka.

(Cheers and applause)

(Sorakan dan tepuk tangan)

The more people are informed about the climate crisis,

Semakin banyak orang memiliki informasi mengenai krisis iklim,

the greater chance we have to coordinate

semakin besar peluang kita mengoordinasikan

collective efforts in protection of the future of our planet.

upaya kolektif dalam melindungi masa depan planet kita.

Because every single person in the world,

Karena setiap orang di dunia ini,

every single person in this room,

setiap orang dalam ruangan ini,

has the power to further climate action.

punya kekuatan untuk melanjutkan tindakan iklim.

So we must engage people from every country,

Jadi, kita harus melibatkan setiap orang dari setiap negara,

young and old,

baik orang muda maupun tua,

to join the fight for climate justice.

untuk bergabung dalam perjuangan keadilan iklim.

English cannot be the barrier to entry.

Bahasa Inggris tidak bisa menjadi penghalang.

Thank you.

Terima kasih.

(Cheers and applause)

(Sorakan dan tepuk tangan)