Ukraine's Fight to Keep Educating Its Children | Zoya Lytvyn | TED

Translator: Arif Saelan Reviewer: Maria Nainggolan

On February 24,

Pada 24 Februari,

my daughter spoke for the first time.

putriku berbicara untuk pertama kalinya.

First word was “ba-bah,”

Kata pertamanya adalah “ba-bah,”

which means the sound of a great explosion.

yang berarti suara ledakan yang dahsyat.

That night, we woke to the concussive sound of bombs

Malam itu, kami dibangunkan oleh suara bom yang menggegarkan

as our windows came crashing in.

seiring jendela kami pecah ke dalam.

It was the bombardment of Kyiv.

Itu adalah pembombardiran Kyiv.

I'm someone who didn't believe it would happen.

Aku adalah seseorang yang tidak percaya itu akan terjadi.

I was born just a few days before the Chernobyl disaster

Aku terlahir hanya beberapa hari sebelum bencana Chernobyl

and a few years before the collapse of the Soviet Union.

dan beberapa tahun sebelum runtuhnya Uni Soviet.

I grew up in an independent Ukraine,

Aku besar di Ukraina yang merdeka,

struggling to overcome the legacy of the Soviet system.

berjuang untuk mengatasi sistem peninggalan Soviet.

My mother and my grandmother worked very hard

Ibu dan nenekku bekerja sangat keras

so that I could have a good education

agar aku dapat memiliki pendidikan yang baik

because they believed my generation would build the country.

karena mereka percaya generasiku akan membangun negara ini.

And we have.

Dan benar saja.

Until six weeks ago,

Hingga enam minggu lalu,

Ukraine was on an upward path,

Ukraina sedang berjalan menanjak,

becoming more prosperous, more fair, more free.

menjadi lebih makmur, lebih adil, lebih bebas.

In 2004 and 2013,

Pada 2004 dan 20013,

we marched for democracy, and we defeated autocracy.

kami berbaris untuk demokrasi, dan mengalahkan autokrasi.

So I was stunned when the windows crushed in.

Karena itu, aku tercengang ketika jendela pecah.

I froze.

Aku membeku.

Speechless, motionless,

Tidak bisa berkata, tidak bisa bergerak,

absolutely helpless.

benar-benar tidak berdaya.

That was my first lesson of war.

Itu adalah pelajaran pertamaku tentang perang.

What you cherish can be taken from you in a moment.

Hal yang kamu sangat kasihi dapat diambil darimu kapan saja.

Even your peace of mind.

Bahkan ketenangan pikiranmu.

My hands were still shaking as I fled to the west of Ukraine with my children

Tanganku masih gemetar ketika aku kabur ke bagian barat Ukraina dengan anakku,

and then over the border to Slovakia.

lalu melewati perbatasan ke Slovakia.

My husband and my parents remain in Kyiv, helping our country.

Suami dan orang tuaku tetap di Kyiv, membantu negara kami.

As we traveled further from our family,

Selagi kami berjalan menjauhi keluarga,

I imagined all that was being destroyed.

aku membayangkan segala hal yang terhancurkan.

Our homes, our hospitals,

Rumah-rumah kami, rumah-rumah sakit kami,

our critical infrastructure and so much more.

prasarana penting kami, dan sangat banyak lainnya.

For 40 million people in my country

Untuk 40 juta orang di negaraku,

and for billions around the globe,

dan untuk miliaran lainnya di seluruh dunia,

February 24 is the day Russia invaded Ukraine.

24 Februari adalah hari Rusia menginvasi Ukraina.

For seven million Ukrainian children,

Untuk tujuh juta anak-anak Ukraina,

it is also the day Russia tried to take their future.

itu juga merupakan hari Rusia mencoba mengambil masa depan mereka.

176 children have been killed by Russian bombs.

176 anak-anak terbunuh oleh bom Rusia.

Hundreds more have been wounded.

Ratusan lainnya terluka.

Ten years ago,

Sepuluh tahun yang lalu,

I dedicated myself to building world-class schools

aku mengabdikan diriku untuk membangun sekolah kelas dunia

for the children of Ukraine.

untuk anak-anak Ukraina.

I believe education is the most powerful tool

Aku percaya pendidikan adalah sarana paling kuat

for improving the economy,

untuk meningkatkan ekonomi,

the environment and human well-being.

lingkungan, dan kesejahteraan manusia.

War very quickly destroys all three.

Perang menghancurkan ketiganya dengan cepat.

So far, 900 schools have been critically damaged.

Sejauh ini, 900 sekolah rusak parah.

84 are completely destroyed.

84 hancur total.

And yet, education goes on.

Meski begitu, pendidikan tetap berlanjut.

During the COVID pandemic,

Selama pandemi COVID,

Ukrainian government engaged my team to create the Ukrainian school online.

pemerintah Ukraina mengikutsertakan timku untuk membuat sekolah daring Ukraina.

During the last two years,

Selama dua tahun terakhir,

it has delivered school to children wherever they were.

itu telah mengantarkan sekolah kepada anak di mana pun mereka berada.

Students from remote areas had access to teachers and lessons

Siswa dari area terpencil memiliki akses kepada guru dan pelajaran

they wouldn't have otherwise.

yang mereka tidak akan miliki dengan cara lain.

This platform covers the secondary school curriculum

Platform ini mencakup kurikulum sekolah lanjutan

and puts every student in front of our very best teachers.

dan menempatkan semua siswa di depan guru terbaik kami.

We never imagined our nonprofit project would be needed in a situation

Kami tidak pernah membayangkan proyek nirlaba kami akan berguna di situasi

even more horrible than COVID.

yang lebih mengerikan daripada COVID.

But today, almost 400,000 students learn on this platform.

Namun sekarang, hampir 400.000 siswa belajar dari platform ini.

They connect from within Ukraine and from 120 countries

Mereka terhubung dari dalam Ukraina dan dari 120 negara

where they are refugees at the moment.

tempat mereka menjadi pengungsi saat ini.

And for all of them, those couple of hours a day

Dan untuk mereka semua, beberapa jam sehari itu

is not just a safe environment where they learn something new.

tidak hanya merupakan lingkungan aman tempat mereka belajar hal-hal baru.

It is also the space where, despite everything,

Itu juga merupakan ruang tempat, tidak peduli segala yang terjadi,

Ukraine continues to invest in them.

Ukraina terus berinvesatsi pada mereka.

And that was my second lesson of war.

Dan itulah pelajaran keduaku tentang perang.

Putin can take a lot from us.

Putin dapat mengambil banyak dari kami.

Our homes, our jobs, our loved ones, our peace.

Rumah kami, pekerjaan kami, yang kami cintai, kedamaian kami.

But he cannot undo education.

Namun, dia tidak dapat merusak pendidikan.

Knowledge and curiosity are unassailable treasures.

Pengetahuan dan keingintahuan adalah harta yang tidak dapat dibantah.

And as long as our children keep learning

Dan selama anak-anak kami tetap belajar

and our teachers keep teaching,

dan guru kami tetap mengajar,

even while they are starving in shelters under bombardment,

meski ketika mereka kelaparan di penaungan di bawah pembombardiran,

even in refugee camps,

meski di kamp pengungsian,

we are undefeated.

kami tidak terkalahkan.

In this war, every Ukrainian has his own front.

Dalam perang ini, setiap warga Ukraina memiliki bagiannya masing-masing.

Our soldiers, our doctors, our mothers.

Tentara kami, dokter kami, ibu kami.

And, yes, even our children and teachers.

Dan, ya, bahkan anak-anak dan guru kami.

By continuing to learn, they fight for our future.

Dengan terus belajar, mereka berjuang untuk masa depan kami.

And this fight is about so much more than borders.

Dan perang ini jauh lebih besar dari sekadar permasalahan perbatasan.

Ukrainians are fighting for freedom,

Warga Ukraina berjuang untuk kebebasan,

for our right to imagine and build our future in our own way.

untuk hak kami membayangkan dan membangun masa depan dengan cara kami.

Our people stand heroically.

Rakyat kami berdiri dengan heroik.

But against the second-largest army in the world,

Namun, berhadapan dengan tentara terbesar kedua di dunia,

we cannot stand alone.

kami tidak dapat berdiri sendiri.

To end this war, we need you.

Untuk mengakhiri perang ini, kami membutuhkanmu.

We need every citizen in every nation to demand that it stops.

Kami butuh setiap warga di setiap negara untuk menuntut agar ini berhenti.

And that was my third lesson.

Dan itu adalah pelajaran ketigaku.

My freedom is connected to yours.

Kebebasanku terhubung dengan kebebasanmu.

My daughter's first word was the sound of destruction.

Kata pertama putriku adalah suara kehancuran.

But as she grows,

Namun, seiring dia berkembang,

I know she and the rest of her generation

aku tahu dia dan rekan segenerasinya

will build Ukraine again.

akan kembali membangun Ukraina.

We will rehabilitate our roads, our schools, our hospitals,

Kami akan memulihkan jalan kami, sekolah kami, rumah sakit kami,

our houses and people.

rumah dan rakyat kami.

Fueled by knowledge and curiosity,

Berbahan bakar pengetahuan dan kemelitan,

we will walk again the path to become a prosperous, free nation.

kami akan menjalani lagi jalur untuk menjadi negara yang makmur dan bebas.

If you stand with us.

Jika kamu berdiri bersama kami.

So please,

Jadi tolong,

don't watch from the side.

jangan melihat dari sisi.

Don't wait and see.

Jangan menunggu dan melihat.

Stand up with us now.

Berdirilah dengan kami sekarang.

Stand up for freedom.

Berdiri untuk kebebasan.

Stand up for democracy.

Berdiri untuk demokrasi.

Stand up for Ukraine.

Berdiri untuk Ukraina.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk Tangan)