My life as a work of art | Daniel Lismore

Translator: Karen Winardi Reviewer: Ade Indarta

My day starts just like yours.

Hari saya bermula seperti hari Anda semua.

(Laughter)

(tertawa)

When I wake up in the morning,

Saat saya bangun di pagi hari,

I check my phone,

Saya cek handphone saya,

and then I have a cup of coffee.

lalu saya minum secangkir kopi.

But then my day truly starts.

Tapi baru setelah itu hari saya sungguhan dimulai.

It may not be like yours, because I live my life as an artwork.

Mungkin berbeda dari hari Anda, karena hidup saya adalah sebuah karya seni.

Picture yourself in a giant jewelry box

Bayangkan diri Anda berada di dalam sebuah kotak perhiasan besar

with all the beautiful things that you have ever seen in your life.

berisikan semua hal indah yang pernah Anda lihat dalam kehidupan Anda.

Then imagine that your body is a canvas.

Lalu, bayangkan tubuh Anda adalah sebuah kanvas.

And on that canvas,

Dan di atas kanvas itu,

you have a mission to create a masterpiece

Anda ditugaskan untuk menciptakan sebuah mahakarya

using the contents of your giant jewelry box.

dengan seluruh isi dari kotak perhiasan raksasa Anda.

Once you've created your masterpiece,

Setelah membuat mahakarya Anda,

you might think, "Wow, I created that.

Anda mungkin berpikir, "Wow, saya baru saja membuat itu.

This is who I am today."

Inilah identitas saya hari ini."

Then you would pick up your house keys,

Lalu Anda akan mengambil kunci rumah,

walk out the door into the real world,

berjalan keluar menuju dunia nyata,

maybe take public transport to the center of the town ...

mungkin menaiki kendaraan umum menuju pusat kota ...

Possibly walk along the streets or even go shopping.

mungkin berjalan-jalan di kota atau pergi berbelanja.

That's my life, every day.

Itulah kehidupan sehari-hari saya.

When I walk out the door,

Saat saya keluar dari rumah,

these artworks are me.

karya-karya seni itu adalah saya.

I am art.

Saya adalah karya seni.

I have lived as art my entire adult life.

Saya telah hidup sebagai karya seni sepanjang masa dewasa saya.

Living as art is how I became myself.

Hidup sebagai seni adalah cara saya menjadi diri sendiri.

I was brought up in a small village called Fillongley, in England,

Saya dibesarkan di desa kecil di Inggris bernama Fillongley,

and it was last mentioned in the "Domesday Book,"

namanya terakhir kali ada di buku rekor Domesday,

so that's the mentality.

jadi setua itu mentalitasnya.

(Laughter)

(tertawa)

I was raised by my grandparents,

Saya dibesarkan oleh kakek nenek saya,

and they were antiques dealers,

mereka berjualan barang antik,

so I grew up surrounded by history and beautiful things.

jadi saya tumbuh dikelilingi oleh sejarah dan benda-benda indah.

I had the most amazing dress-up box.

Saya punya kotak pakaian terluar biasa.

So as you can imagine, it started then.

Seperti yang bisa Anda bayangkan, permulaannya dari sana.

I moved to London when I was 17 to become a model.

Usia saya 17 tahun saat saya pindah ke London untuk menjadi model.

And then I went to study photography.

Lalu saya belajar tentang fotografi.

I wasn't really happy with myself at the time,

Saya tidak terlalu bahagia dengan diri sendiri pada saat itu,

so I was always looking for escapism.

jadi saya selalu mencari pelarian.

I studied the works of David LaChapelle

Saya mempelajari karya David LaChapelle

and Steven Arnold,

dan Steven Arnold,

photographers who both curated and created worlds

fotografer yang menciptakan dan mengawetkan dunia

that were mind-blowing to me.

yang sangat mengagumkan bagi saya.

So I decided one day to cross over from the superficial fashion world

Jadi saya memutuskan untuk pindah dari dunia busana yang dangkal

to the superficial art world.

ke dunia seni yang juga dangkal.

(Laughter)

(tertawa)

I decided to live my life as a work of art.

Saya memutuskan untuk hidup sebagai sebuah karya seni.

I spend hours, sometimes months, making things.

Saya menghabiskan berjam-jam atau berbulan-bulan untuk berkarya.

My go-to tool is a safety pin, like this --

Alat andalan saya adalah peniti, seperti ini --

(Laughter)

(tertawa)

They're never big enough.

Ukurannya tidak pernah cukup besar.

(Laughter)

(tertawa)

And I use my fabrics time and time again,

Dan saya pakai lagi kain saya dari waktu ke waktu,

so I recycle everything that I use.

saya mendaur ulang semua benda saya.

When I get dressed I'm guided by color, texture and shape.

Saat memilih pakaian, saya berpegang pada warna, tekstur, dan bentuk.

I rarely have a theme.

Saya jarang memilih tema.

I find beautiful objects from all over the world,

Saya mencari benda cantik dari seluruh dunia,

and I curate them into 3-D tapestries

dan mengawetkannya dalam permadani tiga dimensi

over a base layer that covers my whole body shape ...

pada lapisan dasar yang menutupi seluruh tubuh saya ...

because I'm not very happy with my body.

karena saya kurang menyukai badan saya.

(Laughs)

(tertawa)

I ask myself, "Should I take something off

Saya bertanya sendiri, "Saya harus lepas

or should I put something on?

atau pakai sesuatu?

100 pieces, maybe?"

100 pakaian, mungkin?"

And sometimes, I do that.

Terkadang saya melakukannya.

I promise you it's not too uncomfortable --

Saya jamin rasanya masih nyaman --

well, just a little --

sedikit kurang nyaman, sih --

(Laughter)

(tertawa)

I might have a safety pin poking at me sometimes

Terkadang ada peniti yang menusuk kulit saya

when I'm having a conversation with you,

ketika saya berbicara dengan Anda,

so I'll kind of go off --

jadi saya langsung pergi --

(Laughter)

(tertawa)

It usually takes me about 20 minutes to get ready,

Biasanya saya butuh waktu 20 menit untuk bersiap-siap,

which nobody ever believes.

dan tidak ada yang percaya itu.

It's true --

Itu sungguhan --

sometimes.

kadang-kadang.

So, it's my version of a t-shirt and jeans.

Jadi, inilah kaus dan jins versi saya.

(Laughter)

(tertawa)

When I get dressed, I build like an architect.

Saat berpakaian, saya bekerja seperti arsitek.

I carefully place things till I feel they belong.

Semua saya letakkan dengan hati-hati sampai terasa pas.

Then, I get a lot of my ideas from lucid dreaming.

Lalu, saya dapat banyak ide dari bermimpi sadar.

I actually go to sleep to come up with my ideas,

Saya sebenarnya tidur untuk mencari ide,

and I've taught myself to wake up to write them down.

dan saya bisa bangun sendiri untuk mencatat ide itu.

I wear things till they fall apart,

Saya mengenakan pakaian sampai rusak,

and then, I give them a new life.

kemudian saya beri mereka nyawa baru.

The gold outfit, for example --

Baju emas ini, contohnya --

it was the outfit that I wore to the Houses of Parliament in London.

Baju ini saya pakai saat pergi ke Gedung Parlemen di London.

It's made of armor, sequins and broken jewelry,

Bahannya baju zirah, manik-manik, dan perhiasan rusak,

and I was the first person to wear armor to Parliament

dan saya orang pertama yang pakai baju zirah di Parlemen

since Oliver Cromwell banned it in the 17th century.

sejak dilarang oleh Oliver Cromwell di abad ke-17.

Things don't need to be expensive to be beautiful.

Benda-benda tidak perlu mahal untuk dianggap cantik.

Try making outfits out of bin liners or trash you found out on the streets.

Cobalah membuat pakaian dari kantung sampah atau sampah jalanan.

You never know,

Anda tidak akan terpikir

they might end up on the pages of "Vogue."

kalau karya itu bisa muncul di majalah "Vogue."

There's over 6,000 pieces in my collection,

Ada lebih dari 6.000 objek dalam koleksi saya,

ranging from 2,000-year-old Roman rings to ancient Buddhist artifacts.

mulai dari cincin Roma berumur 2.000 tahun sampai artefak kuno Buddha.

I believe in sharing what I do and what I have with others,

Saya percaya akan pentingnya berbagi dengan orang lain,

so I decided to create an art exhibition,

jadi saya memutuskan untuk menggelar pameran seni,

which is currently traveling to museums around the world.

yang sekarang sedang bermunculan di museum di berbagai negara.

It contains an army of me --

Isinya adalah tentara-tentara saya --

life-size sculptures as you can see behind me,

ukiran seukuran manusia di belakang saya,

they're here --

semuanya ada di sini --

they are my life, really.

mereka adalah nyawa saya.

They're kind of like 3-D tapestries of my existence as living as art.

Mereka semacam permadani 3-D tentang kehidupan saya sebagai seni.

They contain plastic crystals mixed with diamonds,

Ada kristal plastik bercampur dengan intan,

beer cans and royal silks all in one look.

kaleng bir dan sutra mahal secara bersamaan.

I like the fact that the viewer can never make the assumption

Saya suka kalau pengamat tidak bisa berasumsi

about what's real and what's fake.

mana yang asli dan yang palsu.

I find it important to explore and share cultures through my works.

Saya rasa penting untuk mengeksplorasi dan berbagi budaya dari karya saya.

I use clothing as a means to investigate

Pakaian adalah cara saya menyelidiki

and appreciate people from all over the world.

dan menghargai orang dari seluruh dunia.

Sometimes, people think I'm a performer or a drag queen.

Terkadang orang mengira saya seorang aktor atau banci.

I'm not.

Saya bukan keduanya.

Although my life appears to be a performance,

Walaupun kehidupan saya terlihat seperti pertunjukkan,

it's not.

sebenarnya bukan begitu.

It's very real.

Hidup saya sangat nyata.

People respond to me as they would any other type of artwork.

Orang-orang berinteraksi dengan saya seperti dengan karya seni.

Many people are fascinated and engaged.

Banyak yang terkesima dan tertarik.

Some people walk around me, staring, shy at first.

Beberapa orang pada awalnya menatap malu-malu ke arah saya.

Then they come up to me and they say they love or absolutely hate what I do.

Lalu mereka menghampiri saya dan bilang mereka sangat suka atau benci gaya saya.

I sometimes respond, and other times I let the art talk for itself.

Terkadang saya membalas mereka, atau membiarkan karya seni saya yang bicara.

The most annoying thing in the world is when people want to touch the artwork.

Hal paling mengganggu di dunia adalah saat orang ingin menyentuh karya seni.

But I understand.

Tapi saya paham.

But like a lot of contemporary art,

Seperti banyak karya kontemporer,

many people are dismissive.

banyak orang tidak peduli.

Some people are critical,

Beberapa orang berpandangan negatif,

others are abusive.

ada juga yang penuh cacian.

I think it comes from the fear of the different --

Saya pikir semua itu karena ketakutan terhadap hal berbeda --

the unknown.

hal yang tidak diketahui.

There are so many reactions to what I do,

Ada banyak reaksi terhadap pilihan saya,

and I've just learned not to take them personally.

dan saya baru saja belajar untuk tidak ambil hati.

I've never lived as Daniel Lismore, the person.

Saya tidak pernah hidup sebagai Lismore si orang.

I've lived as Daniel Lismore, the artwork.

Saya hidup sebagai Lismore si karya seni.

And I've faced every obstacle as an artwork.

Saya telah menghadapi tiap halangan sebagai karya seni.

It can be hard ...

Mungkin akan sulit ...

especially if your wardrobe takes up a 40-foot container,

terutama jika pakaian Anda makan tempat kontainer 12 meter,

three storage units and 30 boxes from IKEA --

tiga unit penyimpanan dan 30 kotak dari IKEA --

(Laughter)

(tertawa)

and sometimes, it can be very difficult, getting into cars,

terkadang masuk ke mobil juga sangat sulit,

and sometimes --

dan terkadang --

well, this morning I didn't fit through my bathroom door,

yah, pagi ini saya tidak muat lewat pintu kamar mandi,

so that was a problem.

makanya itu masalah.

(Laughter)

(tertawa)

What does it mean to be yourself?

Apa artinya menjadi diri sendiri?

People say it all the time,

Orang-orang selalu bilang begitu,

but what does it truly mean,

tapi apa arti sesungguhnya,

and why does it matter?

dan mengapa itu penting?

How does life change when you choose to be unapologetically yourself?

Bagaimana hidup berubah saat Anda menjadi diri sendiri seutuhnya?

I've had to face struggles and triumphs whilst living my life as art.

Saya harus menghadapi rintangan dan keberhasilan saat hidup sebagai seni.

I've been put on private jets

Saya sudah ditaruh dalam jet pribadi dan

and flown around the world.

diterbangkan ke seluruh dunia.

My work's been displayed in prestigious museums,

Karya saya sudah dipajang di museum bergengsi,

and I've had the opportunity --

dan saya sudah berkesempatan --

that is my grandparents, by the way,

saya sedang membicarakan kakek nenek saya,

they're the people that raised me,

orang-orang yang membesarkan saya

and there I am --

dan inilah saya sekarang --

(Laughs)

(tertawa)

(Applause)

(tepuk tangan)

So I've been put on private jets, flown around the world,

Saya sudah diterbangkan ke seluruh dunia dengan jet pribadi,

and yet, it's not been that easy

tapi tidak semudah itu

because at times, I've been homeless,

karena sewaktu-waktu, saya pernah hidup gelandangan,

I've been spat at,

diludahi orang lain,

I've been abused, sometimes daily,

diperlakukan keji, kadang setiap hari,

bullied my entire life,

ditindas sepanjang hidup,

rejected by countless individuals,

ditolak banyak orang,

and I've been stabbed.

dan saya pernah ditikam.

But what hurt the most

Tapi yang paling sakit adalah

was being put on the "Worst Dressed" list.

tercantum dalam daftar "Busana Terburuk."

(Laughter)

(tertawa)

It can be hard, being yourself,

Menjadi diri sendiri bisa saja sulit, tapi

but I've found it's the best way.

saya tahu bahwa itu yang terbaik.

There's the "Worst Dressed."

Ada si "Busana Terburuk."

(Laughs)

(tertawa)

As the quote goes, "Everyone else is already taken."

Seperti kutipan, "Semua orang sudah terambil."

I've come to realize that confidence is a concept you can choose.

Saya sadar bahwa kepercayaan diri adalah konsep yang bisa Anda pilih.

I've come to realize that authenticity is necessary, and it's powerful.

Saya sadar bahwa kejujuran itu kuat, dan diperlukan.

I've tried to spend time being like other people.

Saya pernah mencoba menjadi seperti orang lain.

It didn't work.

Saya gagal.

It's a lot of hard work, not being yourself.

Tidak menjadi diri sendiri butuh usaha besar.

I have a few questions for you all.

Saya ingin bertanya ke Anda semua.

Who are you?

Siapakah Anda?

How many versions of you are there?

Ada berapa versi diri Anda yang ada?

And I have one final question:

Dan satu pertanyaan terakhir:

Are you using them all to your advantage?

Apa Anda memanfaatkan semua versi untuk diri Anda?

In reality, everyone is capable of creating their own masterpiece.

Kenyataannya, semua orang mampu menciptakan mahakarya mereka sendiri.

You should try it sometime.

Cobalah sesekali.

It's quite fun.

Menyenangkan, kok.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause and cheers)

(tepuk tangan dan sorak sorai)