Gibberish, urine, and utter chaos: What happens when you sleepwalk - Emmanuel During

Translator: Esti Evintawati Reviewer: Prameswari Rahmanu

Mumbling fantastical gibberish; devouring blocks of cheese in the nude;

Bergumam racauan yang fantastis; makan balok keju dalam keadaan telanjang;

peeing in places that aren’t toilets; and jumping out of windows.

Buang air kecil di tempat yang bukan toilet:

dan lompat keluar dari jendela.

These are all things people have reportedly done while sleepwalking,

Hal-hal ini dilaporkan telah dilakukan oleh orang-orang

ketika tidur berjalan.

a behavior that’s mostly benign but can be dangerous in rare cases.

Perilaku yang kebanyakan tidak berbahaya tapi bisa bahaya di beberapa kasus

yang jarang terjadi.

It's estimated that around 18% of people sleepwalk at least once in their lives.

Diestimasikan ada sekitar 18% orang-orang yang tidur sambil berjalan

setidaknya sekali dalam hidupnya.

So, what exactly is sleepwalking?

Jadi, apa sebenarnya tidur sambil berjalan itu?

First, we have to understand just how many of our daily activities

Pertama, kita harus memahami berapa banyak aktivitas kita sehari-hari

do not require our active attention.

yang tidak membutuhkan perhatian aktif kita.

Your prefrontal cortex is your brain's conscious,

Korteks prefrontal Anda adalah pikiran sadar Anda,

deliberate, decision-making control hub.

berhati-hati, pusat kontrol pembuat keputusan.

You might decide to get up and walk using your prefrontal cortex,

Anda mungkin memutuskan untuk bangun dan berjalan

menggunakan korteks prefrontal Anda,

but the intricate coordination of sensory inputs and muscles

tapi koordinasi yang rumit pada input sensorik dan otot

that follows does not require any attention.

yang mengikuti tidak membutuhkan perhatian apa pun.

Instead, it’s mostly executed by a network of specialized nerve cells

Sebaliknya, hal itu sebagian besar dieksekusi oleh jaringan sel saraf khusus

along the lower part of the brain and spinal cord,

di sepanjang bagian bawah otak dan sumsum tulang belakang,

sometimes called “central pattern generators.”

terkadang disebut “generator pola sentral”

These areas govern automatic movements and basic actions related to survival.

Area ini mengatur gerakan otomatis dan tindakan dasar

yang berkaitan dengan kelangsungan hidup.

People with a REM sleep behavior disorder may enact their dreams

Orang dengan gangguan perilaku tidur REM dapat mengalami mimpi mereka

while they’re in REM sleep,

ketika mereka dalam tidur REM,

usually keeping their eyes closed.

biasanya dengan mata terpejam.

However, this is a separate condition.

Namun, ini adalah kondisi yang berbeda.

Sleepwalking arises from a very different stage of sleep—

Tidur berjalan muncul dari tahap tidur yang sangat berbeda—

the deepest stage of non-REM sleep, which is called “slow-wave sleep.”

tahapan tidur non-REM paling dalam, yang disebut ”tidur gelombang lambat.”

In this state, the cortex, including the prefrontal cortex,

Dalam keadaan ini, korteks, termasuk korteks prefrontal,

is essentially turned off.

pada dasarnya dimatikan.

When someone is roused from this stage,

Ketika seseorang terbangun pada tahap ini,

they’ll usually appear groggy before either dozing off again

mereka biasanya akan terlihat grogi sebelum tertidur lagi

or becoming fully conscious.

atau menjadi sadar sepenuhnya.

For that moment, though, they’re in an intermediate state

Namun, untuk saat itu, mereka dalam keadaan peralihan

straddling sleep and wakefulness.

berada di antara tidur dan terjaga.

A sleepwalking episode is, essentially, an extreme, prolonged version of this.

Episode berjalan dalam tidur pada dasarnya adalah versi ekstrim

dan lebih panjang dari ini.

When sleepwalking, the prefrontal cortex remains inactive,

Ketika tidur sambil berjalan, korteks prefrontal tetap tidak aktif,

so the person doesn’t possess executive, deliberate control over their actions.

jadi, orang itu tidak punya kekuatan, kontrol yang tenang atas aksi mereka.

But other parts of their brain are active.

Namun, bagian lain dari otak mereka aktif.

And, as we know, the body is capable of a lot

Dan, seperti yang kita tahu, tubuh mampu melakukan banyak hal

without involving the prefrontal cortex.

tanpa melibatkan korteks prefrontal.

Sleepwalkers avoid obstacles, walk, and speak—

Orang yang tidur sambil berjalan menghindari rintangan, jalan, dan bicara—

though it's often nonsense.

meskipun sering tidak masuk akal.

Mayoritas orang yang tidur berjalan bisa melakukan hal-hal dasar,

Most sleepwalkers can do basic things,

operating in a peaceful, unemotional, dreamless state.

berjalan dalam damai, tanpa emosi, dan tanpa mimpi.

In rare cases, sleepwalkers perform more complex tasks like cooking and driving.

Pada kasus yang langka, orang tidur berjalan melakukan

banyak hal yang sulit seperti masak dan menyetir.

They're occasionally guided by physical urges,

Mereka terkadang dipandu oleh dorongan fisik,

like eating or pursuing sexual activities.

seperti makan atau mengejar aktivitas seksual.

And some episodes involve the brain’s fight or flight system,

Dan beberapa episode melibatkan sistem fight atau flight pada otak,

during which the person might suddenly perceive an imminent danger,

di mana orang itu mungkin tiba-tiba merasakan bahaya yang mengancam,

and vocalize, cry, or even jolt out of bed and run away.

dan bersuara, menangis, atau bahkan tersentak dari tempat tidur dan lari.

These episodes, called “sleep terrors,”

Episode-episode ini dinamakan “teror tidur,”

are more common in young children and usually result naturally.

lebih sering terjadi pada anak kecil dan biasanya hasilnya alami.

Indeed, sleepwalking is generally more common in children,

Memang, tidur sambil berjalan umumnya lebih sering terjadi pada anak-anak,

perhaps because the brain areas that control the transition

mungkin karena area otak yang mengontrol transisi

between sleep and wakefulness are still developing.

antara tidur dan terjaga masih berkembang.

But the exact mechanisms that cause sleepwalking remain unclear.

Namun, mekanisme pasti yang menyebabkan tidur sambil berjalan masih belum jelas.

Many cases appear to run in families, while others are more mysterious.

Banyak kasus muncul dalam keluarga, sementara yang lain lebih misterius.

Anything that could lead to partial awakening

Apa pun yang bisa mengarah pada kesadaran parsial

is thought to increase the likelihood.

dianggap meningkatkan kemungkinannya.

This includes factors that promote deeper slow-wave sleep—

Ini termasuk faktor-faktor yang mendorong tidur gelombang lambat yang lebih dalam—

like sedatives, hot sleep environments, and operating on too little sleep—

seperti obat penenang, lingkungan tidur yang panas,

dan waktu tidur yang terlalu sedikit—

or things that disrupt sleep— like stress and other sleep disorders,

atau hal-hal yang mengganggu tidur— seperti stres dan gangguan tidur lainnya,

such as sleep apnea and restless leg syndrome.

seperti apnea tidur dan sindrom kaki gelisah.

Doctors will usually evaluate these factors and promote habits

Dokter biasanya akan mengevaluasi faktor-faktor ini

dan menganjurkan kebiasaan

that aid in healthy sleep, such as exercise, stress management,

yang membantu untuk tidur yang sehat, seperti olahraga, manajemen stres,

and a consistent and sufficient sleep schedule.

konsistensi, dan jadwal tidur yang cukup.

They’ll also often recommend safety measures,

Mereka juga akan sering merekomendasikan langkah-langkah keselamatan,

like hiding dangerous items, installing door alarms and securing windows.

seperti menyembunyikan barang berbahaya, memasang alarm pintu dan jendela pengaman.

If this doesn't help, they'll consider certain medications.

Jika hal ini tidak membantu, mereka akan mempertimbangkan

obat-obatan tertentu.

But many of the available treatments for sleepwalking

Namun, banyak perawatan yang ada untuk tidur sambil berjalan

haven’t yet been rigorously studied,

belum dipelajari secara mendalam,

so how they work and how effective they are is not entirely clear.

seperti bagaimana mereka bekerja dan seberapa efektif tidak sepenuhnya jelas.

So, what should you do if you encounter a sleepwalker?

Jadi, apa yang harus Anda lakukan jika Anda menemukan

orang yang tidur sambil berjalan?

A common misconception is that rousing a sleepwalker causes irreparable harm.

Kesalahpahaman yang umum yaitu membangunkan orang yang tidur berjalan

akibatkan kerusakan yang tak bisa diperbaiki.

Fortunately, this is not true.

Untungnya, ini tidak benar.

However, trying to forcefully wake them can cause confusion and distress.

Namun, mencoba membangunkan mereka dengan paksa

dapat menyebabkan kebingungan dan kesulitan.

The best practice seems to be to gently guide them back to bed;

Praktik terbaik tampaknya membimbing mereka

kembali ke tempat tidur dengan lembut

and, if they resist, to simply ensure they’re safe until the episode resolves.

dan jika mereka menolak, pastikan saja mereka aman

sampai episode selesai.