What causes heartburn? - Rusha Modi

Translator: Calista Stella Reviewer: Bias Ayu

Just between your chest and abdomen

Di antara dada dan perutmu

is where you’ll find one of the most important muscles

kamu bisa menemukan salah satu otot terpenting

you probably didn't know you had:

yang mungkin kamu tidak tahu bahwa kamu memiliki:

the lower esophageal sphincter, or LES.

sfingter esofagus bawah (LES) .

When functioning properly,

Jika berfungsi dengan baik,

jaringan yang berbentuk cincin ini

this ring of tissue plays a crucial role in helping us eat.

berperan penting dalam membantu kita makan.

But when the LES malfunctions,

Tapi jika terjadi kerusakan pada sfingter,

it becomes the main player in heartburn

akan menjadi penyebab utama terjadinya dispepsia atau maag

--a searing, sometimes sour-tasting chest-spasm

yaitu perasaan terbakar pada dada yang disertai rasa asam

that many people will experience at some point in their lives.

yang akan dialami oleh banyak orang pada suatu waktu dalam hidup mereka.

We know that humans have been battling heartburn

Kita tahu manusia telah berjuang melawan dispepsia

for hundreds, if not thousands of years.

selama ratusan bahkan ribuan tahun.

But recently the incidence has risen,

Namun, akhir-akhir ini kasusnya meningkat,

making it a common stomach complaint worldwide.

membuatnya menjadi keluhan perut umum di seluruh dunia.

When the symptoms of heartburn become more more regular and intense

Saat gejala dispepsia menjadi lebih reguler dan intens

—such as twice a week or more--

—misalnya dua kali seminggu atau lebih—

it’s diagnosed as Gastroesophageal Reflux Disease, or GERD.

ini didiagnosis sebagai penyakit refluks gastroesofagus (GERD)

But what causes this problem,

Namun, apa penyebab penyakit ini,

and how can it be stopped?

dan bagaimana hal ini dapat dihentikan?

Heartburn starts in an area called

Dispepsia terjadi di bagian yang disebut

the gastroesophageal junction, where the LES resides.

persimpangan gastroesofageal, tempat LES berada.

This smooth, muscular ring of the LES

Cincin LES yang halus dan berotot ini

is moderated by an intricate tree of nerve roots

diatur oleh sistem saraf yang rumit

that connect to the brain, the heart, and the lungs.

yang tersambung dengan otak, jantung, dan paru-paru.

After food enters the stomach from the esophagus,

Setelah makanan masuk ke lambung dari esofagus,

the muscle’s task is to stop it

tugas otot adalah untuk menghentikannya

from surging back up again.

dari terdorong kembali ke atas lagi.

The LES contracts, squeezing the stomach entrance

LES berkontraksi, memperkecil pintu masuk lambung

and creating a high pressure zone

dan membuat zona bertekanan tinggi

that prevents digestive acids from seeping out.

yang mencegah asam lambung mengalir keluar.

But if the LES relaxes at the wrong moment or gradually weakens,

Tetapi, jika LES berelaksasi pada saat yang tidak tepat atau melemah,

it becomes like a faulty, ill-fitting lid,

LES menjadi seperti tutup yang rusak

causing the area to depressurize.

menyebabkan tekanan di area tersebut turun.

That allows burning stomach acid--

Hal itu memungkinkan asam lambung

and even chunks of food--to spurt into the

bahkan potongan makanan terdorong kembali ke esofagus

esophagus, sometimes going as far up as the mouth.

yang kadang-kadang naik sampai ke mulut.

The cause of all this internal drama

Penyebab semua kejadian di dalam tubuh ini

has long been put down to diet.

telah lama berhubungan dengan diet/makanan.

Foods like caffeine and peppermint contain

Makanan seperti kafein dan peppermint mengandung

ingredients that may have a relaxing affect on the LES,

bahan yang dapat membuat LES menjadi relaksasi,

which makes it incapable of doing its job.

yang membuatnya tidak mampu bekerja.

Other acidic foods, like citrus and tomatoes,

Makanan asam lainnya, seperti jeruk dan tomat,

can worsen irritation of the esophagus

dapat memperburuk iritasi pada esofagus

when they leach out with stomach acid.

ketika mereka larut dengan asam lambung.

Carbonated beverages can similarly

Minuman berkarbonasi juga dapat

bubble up in the stomach,

menciptakan gas di dalam lambung,

forcing open the valve.

memaksa katup supaya terbuka.

But researchers have discovered that food isn’t the only trigger.

Namun peneliti menemukan bahwa makanan bukan pemicu satu-satunya.

Smoking poses a risk, because the nicotine in cigarettes relaxes the LES.

Merokok menimbulkan risiko, karena nikotin dalam rokok merileksasikan LES.

Consuming excessive amounts of alcohol

Mengonsumsi alkohol berlebihan

may have a similar effect.

menimbulkan efek serupa.

Pregnant women often experience more heartburn

Wanita hamil lebih sering mengalami dispepsia

due to the pressure of a growing baby on their stomachs.

akibat tekanan dari janin yang berkembang di dalam perutnya

and the levels of certain hormones in their bodies.

dan tingkat hormon tertentu di dalam tubuhnya.

Obesity can cause hernias that disrupt

Obesitas dapat menyebabkan hernia yang mengganggu

the anti-reflux barrier of the gastroesophageal junction

barier anti-refluks pada persimpangan gastroesofagus

that normally protects against heartburn.

yang biasanya melindungi tubuh terhadap dispepsia.

Numerous medications, including those for asthma,

Obat-obatan tertentu, termasuk obat untuk asma,

high blood pressure, birth control, and depression

obat tekanan darah tinggi, pil KB, dan depresan

can also have unintended effects on the LES.

dapat menimbulkan efek samping pada LES.

An occasional bout of heartburn isn't

Serangan dispepsia sesekali bukanlah

necessarily something to worry about.

sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

But, if heartburn starts happening regularly,

Tapi, jika dispepsia mulai terjadi secara teratur,

it can weaken the LES muscle over time,

hal ini dapat melemahkan otot LES dari waktu ke waktu,

letting more and more acid escape.

membiarkan semakin banyak asam keluar.

And if it goes untreated,

Dan jika tidak ditangani,

this can cause bigger problems.

hal ini dapat menyebabkan masalah yang lebih besar.

Over time, constant acid leakage from heartburn

Seiring waktu, kebocoran konstan asam akibat dispepsia

may form scar tissue which narrows the

dapat membentuk jaringan parut yang mempersempit

esophageal tube, making it harder to swallow food.

saluran esofagus, membuatnya kesulitan saat menelan makanan.

Ongoing reflux can also damage the cells

Refluks yang terjadi juga dapat merusak sel

lining the esophagus--a rare condition called

yang melapisi kerongkongan-- suatu kondisi langka yang disebut

Barrett’s esophagus, which can elevate

Esofagus Barrett, yang dapat meningkatkan

the risk of esophageal cancer.

risiko kanker kerongkongan.

Luckily, heartburn is often treatable with

Untungnya, dispepsia dapat diobati oleh

a range of medicines that can help

berbagai obat yang membantu

neutralize or reduce stomach acid.

menetralkan atau menurunkan asam lambung.

In extreme cases, some people have surgery

Pada kasus ekstrim, beberapa orang menjalani operasi

to tighten the LES to minimize their distress.

untuk mengencangkan LES untuk meringankan kesulitan mereka.

But we can often stop heartburn

Tetapi, kita dapat menghentikan dispepsia

before it reaches that point.

sebelum mencapai titik itu.

Reducing the consumption of certain foods,

Mengurangi konsumsi makanan tertentu,

not smoking, and maintaining a healthy weight

tidak merokok, dan menjaga berat badan

can all dramatically reduce reflux.

semua dapat mengurangi refluks.

With proper care we can help our LES’s keep

Dengan perawatan yang tepat, kita dapat membantu LES menjaga

the chemical fountain of our stomachs in proper order

reaksi kimia di lambung kita pada susunan yang tepat

and avoid having to feel the burn.

dan mencegah kita merasakan dispepsia.