Why can't some birds fly? - Gillian Gibb

Translator: Zahra Wijaya Reviewer: Ade Indarta

In the lush rainforests of Australia, birds roost

Dalam hutan hujan subur Australia, burung bersarang

in the low branches and amble across the forest floor,

di dahan bawah berjalan seenaknya di lantai hutan,

enjoying the shade and tropical fruits.

menikmati teduhnya dan buah tropis.

But the jungle isn’t theirs alone.

Tapi hutan itu bukan milik mereka sendiri.

A dingo is prowling in the shadows,

Seekor dingo berkeliaran dalam bayangan pohon,

and fruit won’t satisfy his appetite.

dan buah tidak akan memuaskannya.

The birds flee to safety

Burung melarikan diri,

all but the cassowary,

semuanya kecuali kasuari,

who can’t clear the ground on her puny wings.

yang tak bisa terbang dengan sayap lemahnya.

Instead, she attacks, sending the dingo running for cover

Namun, ia menyerang, dan dingo melarikan diri

with one swipe of her razor-sharp toe claws.

setelah satu pukulan keras menggunakan cakar jari kakinya yang tajam.

The cassowary is one of approximately 60

Kasuari adalah satu dari sekitar 60

living species of flightless birds.

spesies burung hidup yang tidak bisa terbang.

These earthbound avians live all over the world,

Unggas darat ini hidup di seluruh dunia,

from the Australian outback to the

dari pedalaman Australia

African savanna to Antarctic shores.

hingga savana Afrika hingga pantai Antarktik.

They include some species of duck and all

Beberapa spesies bebek, semua spesies penguin,

species of penguin, secretive swamp dwellers

penghuni rawa, burung unta lincah,

and speedy ostriches, giant emus, and tiny kiwis.

emu besar, serta kiwi kecil termasuk dalam jenis ini.

Though the common ancestor of all modern birds could fly,

Meskipun nenek moyang dari semua burung modern bisa terbang,

many different bird species have independently

banyak spesies burung telah kehilangan kemampuan terbangnya

lost their flight.

secara mandiri.

Flight can have incredible benefits,

Kemampuan terbang mempunyai manfaat luar biasa,

especially for escaping predators, hunting,

khususnya meloloskan diri dari pemangsa, memburu,

and traveling long distances.

dan berpindah jarak jauh.

But it also has high costs:

Tapi juga mempunyai biaya tinggi:

it consumes huge amounts of energy

memerlukan banyak tenaga

and limits body size and weight.

serta membatasi berat dan besarnya tubuh.

A bird that doesn’t fly conserves energy,

Burung yang tidak terbang menghemat tenaga,

so it may be able to survive on a scarcer

agar bisa hidup pada sumber makanan

or less nutrient-rich food source than one that flies.

langka atau kurang kaya nutrisi daripada burung terbang.

The Takahe of New Zealand, for example,

Takane dari Selandia Baru, contohnya

lives almost entirely on the

bergantung pada

soft base of alpine grasses.

rererumputan alpin yang lembut.

For birds that nest or feed on the ground,

Bagi burung yang bersarang atau makan di darat,

this predisposition to flightlessness

kecenderungan mereka untuk tetap di darat

can be even stronger.

bisa lebih kuat.

When a bird species doesn’t face

Saat spesies burung tidak menghadapi

specific pressures to fly, it can stop flying

tekanan khusus untuk terbang, burung bisa berhenti terbang

in as quickly as a few generations.

hanya dalam beberapa generasi.

Then, over thousands or millions of years,

Lalu, setelah ribuan atau jutaan tahun,

the birds’ bodies change to match this new behavior.

tubuh burung berubah agar cocok dengan tingkah laku baru ini.

Their bones, once hollow to minimize weight,

Tulangnya, yang dulunya berongga untuk mengurangi berat,

become dense.

menjadi padat.

Their sturdy feathers turn to fluff.

Bulu kokoh menjadi bulu halus.

Their wings shrink,

Sayapnya mengecil,

and in some cases disappear entirely.

dan dalam beberapa kasus hilang sepenuhnya.

And the keel-like protrusion on their sternums,

Dan tonjolan berbentuk lunas pada tulang dada,

where the flight muscles attach, shrinks or disappears,

di mana otot terbangnya menempel, mengecil atau hilang,

except in penguins, who repurpose their flight muscles

kecuali dalam penguin, yang menggunakan otot terbang

and keels for swimming.

dan lunas untuk berenang.

Most often, flightlessness evolves after

Seringkali, tidak bisa terbang berevolusi setelah

a bird species flies to an island

spesies burung terbang ke pulau

where there are no predators.

di mana tidak ada pemangsa.

As long as these predator-free circumstances last,

Selama burung ini tidak punyai pemangasa,

the birds thrive, but they are vulnerable

burung hidup, tapi mereka rawan

to changes in their environment.

terhadap perubahan dalam lingkungan

For instance, human settlers bring dogs,

Contohnya, pemukim manusia membawa anjing,

cats, and stowaway rodents to islands.

kucing, dan tikus ke pulau-pulau.

These animals often prey on flightless birds

Hewan ini seringkali memangsa burung darat

and can drive them to extinction.

hingga burung tersebut punah.

In New Zealand, stoats introduced by European settlers

Di Selandia Baru, cerpelai yang dibawa pemukim Eropa

have threatened many native species of flightless bird.

mengancam banyak spesies burung asli yang tak bisa terbang

Some have gone extinct while others are endangered.

Beberapa sudah punah dan yang lain terancam punah.

So in spite of the energy-saving advantages

Jadi meskipun ada banyak manfaat penghemat energi

of flightlessness, many flightless bird species have

dari hidup di darat, banyak burung yang tidak bisa terbang hanya

only a short run before going the way of the dodo.

mempunyai waktu sedikit sebelum menjadi seperti dodo.

But a few flightless birds have survived on

Tetapi beberapa burung darat bisa hidup di darat

mainlands alongside predators aplenty.

di samping banyak pemangsa.

Unlike most small flightless species that

Tidak seperti spesies burung kecil yang tak bisa terbang

come and go quickly, these giants have been

yang datang dan pergi secara cepat, para raksasa ini

flightless for tens of millions of years.

tidak bisa terbang selama puluhan hingga jutaan tahun.

Their ancestors appeared around the same time

Nenek moyang mereka muncul pada waktu yang sama

as the first small mammals, and they were probably

seperti mamalia kecil pertama, dan mereka mungkin

able to survive because they were evolving—

hidup karena mereka berevolusi --

and growing—at the same time

dan bertumbuh--pada waktu yang sama

as their mammalian predators.

seperti pemangsa mamalia mereka.

Most of these birds, like emus and ostriches,

Mayoritas burung-burung ini, seperti burung emo dan burung unta,

ballooned in size, weighing hundreds of

menjadi lebih besar, berbobot ratusan pound

pounds more than wings can lift.

lebih dari yang bisa diangkut sayap.

Their legs grew thick, their feet sturdy,

Kaki mereka jadi tebal serta kokoh,

and newly developed thigh muscles turned

dan otot paha menjadikan mereka

them into formidable runners.

pelari yang cukup tangguh.

Though they no longer use them to fly,

Meskipun tidak digunakan untuk terbang lagi,

many of these birds repurpose

kebanyakan burung ini menggunakan

their wings for other means.

sayap mereka untuk hal lain.

They can be spotted tucking their heads beneath them

Mereka bisa dilihat menyelipkan kepala di dalamnya

for warmth, flashing them at prospective mates,

untuk kehangatan, menunjukkannya ke calon pasangan,

sheltering eggs with them, or even using them

melindungi telur, atau bahkan

to steer as they charge across the plains.

sebagai alat setir saat mereka lari di dataran.

They may be flightless, but they’re still winging it.

Mungkin mereka tidak bisa terbang, tapi mereka