Camera or eye: Which sees better? - Michael Mauser

Translator: Lane Graciano Reviewer: Elizabeth Kwan

Watch the center of this disk.

Perhatikan pusat piringan ini.

You are getting sleepy.

Kamu mulai mengantuk.

No, just kidding.

Tidak, hanya bercanda.

I'm not going to hypnotize you.

Aku tidak akan menghipnotismu.

But are you starting to see colors in the rings?

Tetapi apakah kamu mulai melihat warna dalam lingkaran?

If so, your eyes are playing tricks on you.

Kalau begitu, matamu sedang menipumu.

The disk was only ever black and white.

Piringan itu hanya hitam dan putih.

You see, your eyes don't always capture the world as a video camera would.

Soalnya, matamu tak selalu menangkap dunia seperti kamera video.

In fact, there are quite a few differences,

Bahkan, ada beberapa perbedaan,

owing to the anatomy of your eye

dikarenakan oleh anatomi matamu

and the processing that takes place in your brain

serta pengolahan yang terjadi di dalam otak

and its outgrowth, the retina.

dan bagian dari mata yang disebut retina.

Let's start with some similarities.

Mari kita mulai dengan beberapa kesamaan.

Both have lenses to focus light and sensors to capture it,

Keduanya memiliki lensa untuk memfokuskan cahaya dan sensor untuk menangkap cahaya,

but even those things behave differently.

tapi keduanya berperilaku berbeda.

The lens in a camera moves to stay focused on an object hurtling towards it,

Lensa di kamera bergerak untuk tetap fokus pada benda yang bergerak,

while the one in your eye responds by changing shape.

sedangkan lensa di mata menanggapi dengan mengubah bentuk.

Most camera lenses are also achromatic,

Juga, kebanyakan lensa kamera adalah akromatik,

meaning they focus both red and blue light to the same point.

artinya mereka memfokuskan cahaya merah dan biru ke titik yang sama.

Your eye is different.

Tidak demikian dengan matamu.

When red light from an object is in focus, the blue light is out of focus.

Ketika cahaya merah dari sebuah benda ada di fokus, cahaya biru tidak di fokus.

So why don't things look partially out of focus all the time?

Jadi kenapa segala hal tidak selalu terlihat seperti setengah di luar fokus?

To answer that question,

Untuk menjawab pertanyaan itu,

we first need to look at how your eye and the camera capture light:

pertama kita perlu melihat bagaimana mata dan kamera menangkap cahaya:

photoreceptors.

sel fotoreseptor.

The light-sensitive surface in a camera only has one kind of photoreceptor

Permukaan peka cahaya di kamera hanya memiliki satu jenis fotoreseptor

that is evenly distributed throughout the focusing surface.

yang merata di seluruh permukaan fokus.

An array of red, green and blue filters on top of these photoreceptors

Serangkaian filter merah, hijau dan biru di atas fotoreseptor ini

causes them to respond selectively to long, medium and short wavelength light.

menyebabkan mereka menanggapi

gelombang cahaya panjang, menengah dan pendek secara selektif.

Your eye's retinas, on the other hand, have several types of photoreceptors,

Sebagai perbandingan, retina mata memiliki beberapa jenis fotoreseptor,

usually three for normal light conditions, and only one type for lowlight,

biasanya tiga untuk kondisi cahaya normal, dan hanya satu saja untuk cahaya rendah;

which is why we're color blind in the dark.

itulah sebabnya kita buta warna dalam gelap.

In normal light, unlike the camera, we have no need for a color filter

Dalam cahaya normal, tidak seperti kamera, kita tidak membutuhkan filter warna

because our photoreceptors already respond selectively

karena fotoreseptor dalam mata kita telah menanggapi secara selektif

to different wavelengths of light.

panjang gelombang cahaya yang berbeda

Also in contrast to a camera,

Juga berbeda dengan kamera,

your photoreceptors are unevenly distributed,

distribusi fotoreseptor di mata tidak merata,

with no receptors for dim light in the very center.

dan di pusatnya tidak ada reseptor untuk cahaya redup.

This is why faint stars seem to disappear when you look directly at them.

Inilah sebabnya kenapa bintang redup menghilang ketika dilihat langsung.

The center also has very few receptors that can detect blue light,

Pusat ini juga memiliki sedikit reseptor yang dapat mendeteksi cahaya biru;

which is why you don't notice the blurred blue image from earlier.

itulah sebabnya kamu tidak melihat gambar biru yang kabur sebelum ini.

However, you still perceive blue there

Namun, kamu masih melihat warna biru

because your brain fills it in from context.

karena otakmu menambahkan warna itu dari konteks.

Also, the edges of our retinas have relatively few receptors

Juga, di tepi retina kita tidak banyak reseptor

for any wavelength light.

untuk cahaya dengan panjang gelombang apapun.

So our visual acuity and ability to see color

Jadi ketajaman visual kita dan kemampuan kita untuk melihat warna

falls off rapidly from the center of our vision.

menurun dengan cepat dari pusat penglihatan kita.

There is also an area in our eyes called the blind spot

Ada juga daerah di mata kita yang disebut "blind spot"

where there are no photoreceptors of any kind.

di mana tidak ada fotoreseptor apapun.

We don't notice a lack of vision there

Kita tidak menyadari kekurangan penglihatan disana

because once again, our brain fills in the gaps.

karena sekali lagi, otak kita mengisi kekosongan.

In a very real sense, we see with our brains, not our eyes.

Sebenarnya, kita melihat dengan otak kita, bukan mata kita.

And because our brains, including the retinas,

Dan karena otak kita, termasuk retina,

are so involved in the process,

begitu terlibat dalam proses ini,

we are susceptible to visual illusions.

kita mudah terpengaruh oleh ilusi visual.

Here's another illusion caused by the eye itself.

Inilah ilusi lain yang disebabkan oleh mata kita sendiri.

Does the center of this image look like it's jittering around?

Apakah pusat gambar ini berguncang?

That's because your eye actually jiggles most of the time.

Itu karena matamu sebenarnya hampir selalu berguncang.

If it didn't, your vision would eventually shut down

Jika tidak, penglihatanmu akhirnya akan berhenti

because the nerves on the retina stop responding to a stationary image

karena saraf pada retina tidak akan terus menanggapi gambar diam

of constant intensity.

dengan intensitas kuat.

And unlike a camera,

Dan tidak seperti kamera,

you briefly stop seeing whenever you make a larger movement with your eyes.

kamu berhenti melihat setiap kali matamu membuat gerakan

yang lebih besar.

That's why you can't see your own eyes shift

Itulah sebabnya kamu tak dapat melihat matamu sendiri bergerak

as you look from one to the other in a mirror.

ketika tatapanmu bergeser dari satu mata ke mata lainnya di cermin.

Video cameras can capture details our eyes miss,

Kamera video dapat menangkap rincian yang dilewatkan oleh mata kita,

magnify distant objects

memperbesar objek yang jauh

and accurately record what they see.

dan merekam secara tepat apa yang dilihat.

But our eyes are remarkably efficient adaptations,

Tetapi mata kita adalah adaptasi yang sungguh efisien,

the result of hundreds of millions of years

hasil dari ratusan juta tahun

of coevolution with our brains.

evolusi bersama dengan otak kita.

And so what if we don't always see the world exactly as it is.

Lalau kenapa kalau kita tidak selalu melihat dunia tepat seperti adanya?

There's a certain joy to be found watching stationary leaves

Ada sukacita tertentu ketika melihat daun yang tidak bergerak

waving on an illusive breeze,

melambai pada angin ilusi,

and maybe even an evolutionary advantage.

dan mungkin bahkan ada keuntungan evolusioner.

But that's a lesson for another day.

Tapi itu adalah pelajaran untuk hari lain.