It's a church. It's a mosque. It's Hagia Sophia. - Kelly Wall

Translator: MU Azmi Reviewer: Rahayu Nur Hidayah

They say that if walls could talk, each building would have a story to tell,

Kata mereka jika tembok bisa bicara, setiap bangunan akan punya cerita,

but few would tell so many fascinating stories in so many different voices

tapi sedikit yang akan menceritakan banyak hal menarik dalam banyak suara berbeda

as the Hagia Sophia, or holy wisdom.

seperti Aya Sofya, atau kebijaksanaan suci.

Perched at the crossroads of continents and cultures,

Terletak di persimpangan benua dan budaya,

it has seen massive changes from the name of the city where it stands,

ia telah melihat perubahan sangat besar dari nama kota tempat ia berada,

to its own structure and purpose.

hingga struktur bangunan dan kegunaannya.

And today, the elements from each era stand

Dan sekarang, elemen dari setiap era

ready to tell their tales to any visitor who will listen.

siap berkisah pada tiap pengunjung yang mau mendengarkan.

Even before you arrive at the Hagia Sophia, the ancient fortifications

Bahkan sebelum kau tiba di Aya Sofya, benteng-benteng kunonya

hint at the strategic importance of the surrounding city,

mengisyaratkan kepentingan strategis dari kota sekitarnya,

founded as Byzantium by Greek colonists in 657 BCE.

didirikan dengan nama Bizantium oleh penjajah Yunani pada 657 SM.

And successfully renamed as Augusta Antonia, New Rome and Constantinople

Dan berhasil berganti nama jadi Augusta Antonia, Roma Baru, dan Konstantinopel

as it was conquered, reconquered, destroyed and rebuilt

karena ditaklukkan, direbut kembali, dihancurkan dan dibangun lagi

by various Greek, Persian and Roman rulers over the following centuries.

oleh berbagai penguasa Yunani, Persia, dan Romawi selama berabad-abad berikutnya.

And it was within these walls that the first Megale Ekklesia, or great church,

Dan di dalam tembok inilah Megale Ekklesia yang pertama, atau gereja agung,

was built in the fourth century.

dibangun pada abad keempat.

Though it was soon burned to the ground in riots,

Meski segera hangus terbakar pada kerusuhan,

it established the location for the region's main religious structure

lokasinya ditetapkan sebagai bangunan keagamaan utama di wilayah itu

for centuries to come.

selama berabad-abad ke depan.

Near the entrance, the marble stones with reliefs

Di dekat pintu masuk, batu marmer dengan reliefnya

are the last reminders of the second church.

adalah pengingat terakhir dari gereja kedua.

Built in 415 CE, it was destroyed during the Nika Riots of 532

Didirikan pada tahun 415 M, dirusak saat pemberontakan Nika tahun 532

when angry crowds at a chariot race

ketika kerumunan yang marah pada balap kereta perang

nearly overthrew the emperor, Justinian the First.

hampir menggulingkan Kaisar Yustinianus I.

Having barely managed to retain power,

Setelah nyaris gagal mempertahankan kekuasaan,

he resolved to rebuild the church on a grander scale,

ia memutuskan membangun kembali gereja itu dalam skala lebih besar,

and five years later, the edifice you see before you was completed.

dan lima tahun kemudian, bangunan yang kau lihat di depanmu sudah selesai.

As you step inside, the stones of the foundation and walls

Saat kau melangkah masuk, batu-batu fondasi dan tembok-temboknya

murmur tales from their homelands of Egypt and Syria,

membisikkan kisah-kisah dari tanah air mereka, Mesir dan Suriah,

while columns taken from the Temple of Artemis recall a more ancient past.

sedangkan tiang-tiang dari Kuil Artemis mengingatkan masa lalu yang lebih kuno.

Runic inscriptions carved by the Vikings of the emperor's elite guard

Ukiran-ukiran rahasia karya para Viking, pengawal elit Kaisar

carry the lore of distant northern lands.

mengandung mitos tentang daratan utara yang jauh.

But your attention is caught by the grand dome, representing the heavens.

Tapi perhatianmu tertuju pada kubah besar, melambangkan surga.

Reaching over 50 meters high and over 30 meters in diameter

Tingginya mencapai lebih dari 50 meter dan diameternya lebih dari 30 meter

and ringed by windows around its base,

dan dikelilingi jendela-jendela di sekitar dasarnya,

the golden dome appears suspended from heaven,

kubah emas itu nampak seperti tergantung dari surga,

light reflecting through its interior.

cahaya memantul melalui interiornya.

Beneath its grandiose symbolism, the sturdy reinforcing Corinthian columns,

Di bawah simbolisme megahnya, tiang-tiang Korintus yang kokoh memperkuat

brought from Lebanon after the original dome was partially destroyed

dibawa dari Lebanon setelah kubah aslinya hancur sebagian

by an earthquake in 558 CE,

akibat gempa bumi pada tahun 558 M,

quietly remind you of its fragility

diam-diam mengingatkanmu akan kerapuhannya

and the engineering skills such a marvel requires.

dan keterampilan teknik yang dibutuhkan oleh sebuah keajaiban seperti itu

If a picture is worth a thousand words,

Jika sebuah gambar bernilai seribu kata,

mosaik dari abad-abad berikutnya punya paling banyak kata untuk diucapkan

the mosaics from the next several centuries have the most to say

not only about their Biblical themes,

tak hanya tentang tema-tema Alkitabiah mereka,

but also the Byzantine emperors who commissioned them,

tapi juga para kaisar Bizantium yang menugaskan pembuatan mereka,

often depicted along with Christ.

sering digambarkan bersama dengan Kristus.

But beneath their loud and clear voices,

Tapi di bawah suara mereka yang keras dan jelas,

one hears the haunting echoes of the damaged and missing mosaics and icons,

kau mendengar gema menghantui dari mosaik dan ikon yang rusak dan hilang,

desecrated and looted during the Latin Occupation in the Fourth Crusade.

dinodai dan dijarah selama Pendudukan Latin pada Perang Salib Keempat.

Within the floor, the tomb inscription of Enrico Dandolo,

Pada lantainya, prasasti makam Enrico Dandolo,

the Venetian ruler who commanded the campaign,

penguasa Venesia yang memerintahkan operasi militer itu,

is a stark reminder of those 57 years that Hagia Sophia spent as a Roman Catholic church

adalah pengingat bahwa selama 57 tahun Aya Sofya adalah gereja Katolik Roma

before returning to its orthodox roots upon the Byzantine Reconquest.

sebelum kembali ke akar ortodoksnya pada Penaklukan kembali Bizantium.

But it would not remain a church for long.

Tapi tak bertahan lama sebagai gereja.

Weakened by the Crusades, Constantinople fell to the Ottomans in 1453

Dilemahkan Perang Salib, Konstantinopel jatuh ke Kesultanan Usmaniyah pada 1453

and would be known as Istanbul thereafter.

dan akan dikenal sebagai Istanbul setelahnya.

After allowing his soldiers three days of pillage,

Setelah membiarkan tentaranya menjarah tiga hari,

Sultan Mehmed the Second entered the building.

Sultan Mehmed II memasuki bangunan itu.

Though heavily damaged, its grandeur was not lost

Meski rusak parah, kemegahannya tak hilang

on the young sultan who immediately rededicated it to Allah,

bagi sang sultan muda yang segera mendedikasikannya untuk Allah lagi,

proclaiming that it would be the new imperial mosque.

memproklamirkan itu akan menjadi masjid kekaisaran yang baru.

The four minarets built over the next century

Keempat menara yang dibangun selama abad berikutnya

are the most obvious sign of this era,

adalah tanda terjelas dari era ini,

serving as architectural supports in addition to their religious purpose.

berfungsi sebagai penunjang arsitektur di samping tujuan keagamaan mereka.

But there are many others.

Tapi ada banyak hal lainnya.

Ornate candle holders relate Suleiman's conquest of Hungary,

Tempat lilin hiasan berhubungan dengan penaklukan Sulaiman atas Hungaria,

while giant caligraphy discs hung from the ceiling

sementara cakram kaligrafi raksasa digantung dari plafon

remind visitors for the first four caliphs who followed Muhammad.

mengingatkan pengunjung akan empat khalifah pertama yang mengikuti Muhammad.

Though the building you see today still looks like a mosque, it is now a museum,

Meski bangunan yang kau lihat sekarang masih seperti masjid, kini jadi museum,

a decision made in 1935 by Kemal Ataturk,

keputusan yang dibuat pada tahun 1935 oleh Kemal Ataturk,

the modernizing first president of Turkey

presiden pertama Turki yang memodernisasi

following the Ottoman Empire's collapse.

setelah runtuhnya Kesultanan Usmaniyah.

It was this secularization that allowed for removal

Sekularisasi inilah yang mengizinkan pelepasan karpet-karpet

of the carpets hiding the marble floor decorations

yang menutupi dekorasi lantai marmernya

and the plaster covering the Christian mosaics.

dan plester penutup mosaik Kristen.

Ongoing restoration work has allowed the multiplicity of voices

Restorasi yang tanpa henti telah memungkinkan beragamnya suara

in Hagia Sophia's long history

dalam sejarah panjang Aya Sofya

to be heard again after centuries of silence.

untuk didengar lagi setelah terdiam berabad-abad.

But conflict remains.

Tapi konflik tetap ada.

Hidden mosaics cry out from beneath Islamic calligraphy,

Mosaik yang tersembunyi berseru dari bawah kaligrafi Islam,

valuable pieces of history that cannot be uncovered without destroying others.

potongan berharga sejarah yang tak bisa diungkap tanpa menghancurkan yang lain.

Meanwhile, calls sound from both Muslim and Christian communities

Sementara itu, seruan terdengar dari kedua komunitas Muslim dan Kristen

to return the building to its former religious purposes.

untuk mengembalikan bangunan itu pada tujuan keagamaan sebelumnya.

The story of the divine wisdom may be far from over,

Kisah kebijaksanaan ilahi mungkin masih jauh dari selesai,

but one can only hope that the many voices residing there

tapi kau hanya bisa berharap bahwa banyak suara yang ada di sana

will be able to tell their part for years to come.

akan bisa menceritakan kisah mereka selama bertahun-tahun ke depan.