How fast can a vaccine be made? - Dan Kwartler

Translator: MU Azmi Reviewer: Reno Kanti Riananda

When a new pathogen emerges,

Ketika muncul sebuah patogen baru,

our bodies and healthcare systems are left vulnerable.

tubuh dan sistem kesehatan kita menjadi rentan.

In times like these, there’s an urgent need for a vaccine

Di saat seperti ini, ada kebutuhan mendesak akan vaksin

to create widespread immunity with minimal loss of life.

guna menyebarluaskan kekebalan dengan korban jiwa yang minimal.

So how quickly can we develop vaccines when we need them most?

Jadi seberapa cepat kita dapat mengembangkan vaksin saat terdesak?

Vaccine development can generally be split into three phases.

Pengembangan vaksin secara umum dapat dibagi menjadi tiga fase.

In exploratory research, scientists experiment with different approaches

Dalam penelitian percobaan, para ilmuwan bereksperimen dengan berbagai pendekatan

to find safe and replicable vaccine designs.

untuk menemukan desain vaksin yang aman dan dapat direplika.

Once these are vetted in the lab, they enter clinical testing,

Setelah diperiksa di laboratorium, mereka memasuki pengujian klinis,

where vaccines are evaluated for safety, efficacy, and side effects

di mana vaksin dievaluasi untuk keamanan, kemanjuran, dan efek samping

across a variety of populations.

di berbagai populasi.

Finally, there’s manufacturing,

Terakhir, kegiatan manufaktur,

where vaccines are produced and distributed for public use.

tempat di mana vaksin diproduksi dan didistribusikan untuk keperluan umum.

Under regular circumstances, this process takes an average of 15 to 20 years.

Dalam kondisi normal, proses ini rata-rata membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun.

But during a pandemic, researchers employ numerous strategies

Namun saat pandemi, peneliti menggunakan banyak strategi

to move through each stage as quickly as possible.

untuk bergerak melalui setiap tahap secepat mungkin.

Exploratory research is perhaps the most flexible.

Penelitian eksploratif mungkin metode yang paling fleksibel.

The goal of this stage is to find a safe way

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menemukan cara yang aman

to introduce our immune system to the virus or bacteria.

untuk memperkenalkan sistem kekebalan tubuh kita pada virus atau bakteri,

This gives our body the information it needs to create antibodies

memberikan tubuh kita informasi yang dibutuhkan untuk membuat antibodi

capable of fighting a real infection.

mampu melawan infeksi yang sebenarnya.

There are many ways to safely trigger this immune response,

Ada banyak cara untuk memicu respon kekebalan ini dengan aman,

but generally, the most effective designs are also the slowest to produce.

tetapi desain yang paling efektif biasanya juga paling lambat diproduksi.

Traditional attenuated vaccines create long lasting resilience.

Vaksin tradisional yang dilemahkan membuat daya tahan jangka panjang.

But they rely on weakened viral strains

Namun mereka bergantung pada jenis virus yang melemah

that must be cultivated in non-human tissue over long periods of time.

yang harus dibudidayakan dalam jaringan nonmanusia dalam jangka waktu yang lama.

Inactivated vaccines take a much faster approach,

Vaksin yang tidak diaktifkan memiliki pendekatan yang jauh lebih cepat,

directly applying heat, acid, or radiation to weaken the pathogen.

langsung menerapkan panas, asam, atau radiasi untuk melemahkan patogennya.

Sub-unit vaccines, that inject harmless fragments of viral proteins,

Vaksin sub-unit, yang menyuntikkan fragmen protein virus yang tak berbahaya,

can also be created quickly.

juga bisa dibuat dengan cepat.

But these faster techniques produce less robust resilience.

Tetapi teknik yang lebih cepat ini menghasilkan ketahanan yang kurang kuat.

These are just three of many vaccine designs,

Ini baru tiga dari banyak desain vaksin,

each with their own pros and cons.

masing-masing dengan pro dan kontra mereka sendiri.

No single approach is guaranteed to work,

Tidak ada pendekatan yang dijamin berhasil,

and all of them require time-consuming research.

dan semuanya membutuhkan penelitian yang memakan waktu.

So the best way to speed things up is for many labs

Jadi cara terbaik untuk mempercepat proses adalah melalui berbagai lab

to work on different models simultaneously.

yang mengerjakan model berbeda secara simultan.

This race-to-the-finish strategy

Strategi lomba habis-habisan ini

produced the first testable Zika vaccine in 7 months,

menghasilkan vaksin Zika pertama yang dapat diuji setelah 7 bulan,

and the first testable COVID-19 vaccine in just 42 days.

dan vaksin COVID-19 pertama yang dapat diuji hanya setelah 42 hari.

Being testable doesn’t mean these vaccines will be successful.

Dapat diuji bukan berarti vaksin ini akan berhasil.

But models that are deemed safe and easily replicable

Namun model yang dianggap aman dan mudah direplika

can move into clinical testing while other labs continue exploring alternatives.

dapat pindah ke pengujian klinis ketika lab lain terus mengeksplorasi alternatif.

Whether a testable vaccine is produced in four months or four years,

Terlepas dari vaksin diuji akan diproduksi dalam empat bulan atau empat tahun,

the next stage is often the longest and most unpredictable stage of development.

tahap selanjutnya sering kali menjadi tahap yang terlama dan paling tak terduga.

Clinical testing consists of three phases, each containing multiple trials.

Pengujian klinis terdiri dari tiga fase, masing-masing terdiri dari banyak uji coba

Phase I trials focus on the intensity of the triggered immune response,

Uji coba fase I berfokus pada intensitas dari respons imun yang dipicu,

and try to establish that the vaccine is safe and effective.

dan mencoba memastikan bahwa vaksinnya aman dan efektif.

Phase II trials focus on determining the right dosage and delivery schedule

Percobaan fase II fokus pada penentuan dosis dan jadwal pengiriman yang tepat

across a wider population.

ke populasi yang lebih luas.

And Phase III trials determine safety

Dan uji coba Tahap III menentukan keamanan

across the vaccine’s primary use population,

di seluruh populasi yang pertama kali menggunakan vaksin,

while also identifying rare side effects and negative reactions.

sambil mengidentifikasi efek samping yang jarang terjadi dan reaksi negatif.

Given the number of variables and the focus on long-term safety,

Mengingat banyaknya variabel dan berfokus pada keamanan jangka panjang,

it’s incredibly difficult to speed up clinical testing.

sangat sulit untuk mempercepat uji klinis.

In extreme circumstances, researchers run multiple trials

Dalam keadaan ekstrim, peneliti menjalankan banyak percobaan

within one phase at the same time.

dalam satu fase pada saat yang sama.

But they still need to meet strict safety criteria before moving on.

Namun mereka harus memenuhi kriteria keamanan yang ketat sebelum melanjutkan.

Occasionally, labs can expedite this process by leveraging

Terkadang, laboratorium bisa mempercepat proses ini dengan memanfaatkan

previously approved treatments.

laporan yang telah disetujui sebelumnya.

In 2009, researchers adapted the seasonal flu vaccine to treat H1N1—

Tahun 2009, para peneliti mengadaptasi vaksin flu musiman untuk mengobati H1N1—

producing a widely available vaccine in just six months.

memproduksi vaksin yang tersedia secara luas hanya dalam enam bulan.

However, this technique only works when dealing with familiar pathogens

Tapi teknik ini hanya berfungsi ketika bertemu patogen yang sudah dikenal

that have well-established vaccine designs.

yang mempunyai desain vaksin yang sudah mapan.

After a successful Phase III trial, a national regulatory authority

Setelah percobaan Fase III sukses, otoritas regulasi nasional

reviews the results and approves safe vaccines for manufacturing.

meninjau hasilnya dan menyetujui vaksin yang aman untuk diproduksi.

Every vaccine has a unique blend of biological and chemical components

Setiap vaksin memiliki campuran komponen biologi dan kimia unik

that require a specialized pipeline to produce.

yang membutuhkan jalur khusus untuk bisa diproduksi.

To start production as soon as the vaccine is approved,

Untuk memulai produksi segera setelah vaksin disetujui,

manufacturing plans must be designed in parallel to research and testing.

rencana produksi harus dirancang bersamaan dengan penelitian dan pengujian.

This requires constant coordination between labs and manufacturers,

Ini membutuhkan koordinasi yang konstan antara laboratorium dan produsen,

as well as the resources to adapt to sudden changes in vaccine design—

serta kemampuan untuk beradaptasi pada perubahan mendadak dalam desain vaksin—

even if that means scrapping months of work.

bahkan jika itu berarti membuang hasil kerja berbulan-bulan.

Over time, advances in exploratory research and manufacturing

Seiring waktu, kemajuan dalam penelitian eksploratif dan manufaktur

should make this process faster.

akan membuat proses ini lebih cepat.

Preliminary studies suggest that future researchers

Studi terdahulu menunjukkan bahwa peneliti masa depan

may be able to swap genetic material from different viruses

mungkin bisa menukar materi genetik dari berbagai virus

into the same vaccine design.

ke dalam desain vaksin yang sama.

These DNA and mRNA based vaccines could dramatically expedite

Vaksin berbasis DNA dan mRNA ini bisa secara dramatis mempercepat

all three stages of vaccine production.

ketiga tahap produksi vaksin.

But until such breakthroughs arrive,

Namun sebelum terobosan itu terjadi,

our best strategy is for labs around the world to cooperate

strategi terbaik kita adalah bagi lab di seluruh dunia untuk bekerja sama

and work in parallel on different approaches.

dan bekerja bersamaan dengan pendekatan yang berbeda.

By sharing knowledge and resources,

Dengan berbagi pengetahuan dan sumber daya,

scientists can divide and conquer any pathogen.

ilmuwan dapat mengklasifikasikan dan menaklukkan patogen apa pun.