3 steps to getting what you want in a negotiation | The Way We Work, a TED series

Transcriber:

When we think about negotiations, we think about being tough.

Translator: Dimas Radityo Reviewer: Maria Nainggolan

Ketika kita memikirkan negosiasi, kita berpikir tentang menjadi keras.

We charge in like it's a battle,

Kita beraksi layaknya di pertempuran,

brandishing our influence and our power moves.

mengayunkan pengaruh dan mengacungkan superioritas kita.

But a negotiation doesn't have to be a fight with winners and losers.

Tetapi negosiasi tidak harus berupa pertempuran dengan pemenang dan pecundang.

Think of it more like a dance,

Anggap saja itu lebih seperti sebuah tarian,

two or more people moving fluidly in sync.

dua orang atau lebih bergerak dengan luwes secara sinkron.

[The Way We Work]

[Cara Kita Bekerja]

We constantly negotiate at work.

Kita terus-menerus bernegosiasi di tempat kerja

We negotiate for higher pay, promotions, vacations and even greater autonomy.

Kita bernegosiasi demi kenaikan gaji,

pangkat, liburan, dan bahkan kebebasan yang lebih besar.

In fact, every day we negotiate just to get our job done

Faktanya, setiap hari kita bernegosiasi hanya untuk menyelesaikan pekerjaan kita

and to secure resources for ourselves and our teams.

dan mengamankan sumber daya untuk diri kita dan tim kita.

And yet when we go in with the wrong mindset,

Namun jika kita melakukannya dengan pola pikir yang salah,

with a fist up ready to fight,

dengan tangan dikepal siap untuk bertarung,

we aren't as successful.

tidak akan begitu sukses.

You know why? Because negotiation is not about dominating.

Anda tahu kenapa? Karena negosiasi bukanlah tentang mendominasi.

It's about crafting a relationship.

Negosiasi adalah tentang membangun hubungan.

And relationships thrive when we find ways to give and to take

Dan hubungan berkembang ketika kita menemukan cara

untuk memberi dan menerima dan maju secara bersama-sama.

and move together in unison.

And to do that, you have to be well prepared.

Dan untuk melakukannya, Anda harus benar-benar siap.

First, do your research.

Pertama, lakukan riset dahulu.

Figure out whether what you're asking for is realistic.

Cari tahu apakah yang Anda minta itu realistis.

What is your aspiration?

Apa aspirasi Anda?

What do you want, and what will make you walk away from the table?

Apa yang Anda inginkan, dan apa yang akan mengurungkan niat anda?

This might seem obvious, but too many people don’t think it through.

Mungkin kedengarannya sudah jelas, tapi banyak yang tak mempertimbangkannya.

Let's say you're negotiating for a salary in a new job.

Misalnya Anda sedang menegosiasikan gaji di tempat kerja baru.

Some people, they determine they ask based on their past salary.

Beberapa orang menentukannya berdasarkan gaji mereka yang sebelumnya.

That isn't a good yardstick.

Itu bukanlah tolak ukur yang baik.

You may end up asking for too much or too little.

Anda bisa jadi meminta terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Instead, find out the range of what is possible.

Sebaiknya, cari tahu kisaran yang dapat diterima.

Look at industrial reports, websites.

Lihat laporan industri, situs di internet.

Talk to people in your professional network

Tanyakan orang-orang di jaringan profesional Anda

to find out the lowest, average and the highest salary

untuk mengetahui gaji terendah, rata-rata, dan tertinggi

for a similar role,

untuk peran serupa,

and then make your ask closer to that upper limit.

lalu buat permintaan Anda mendekati batas atas itu.

Build a solid rationale for why you are above average

Bangun alasan yang kuat mengapa Anda meminta di atas rata-rata

and thus deserving of that ask.

dan pantas mendapatkan jumlah itu.

Let's say you're negotiating for something less black and white,

Misalnya Anda menegosiasikan hal yang agak ambigu,

like the ability to work from home to care for an aging parent.

seperti izin untuk WFO untuk merawat orang tua yang sudah lansia.

You need to study your company's policies on remote work.

Anda perlu meneliti kebijakan kantor Anda tentang remote work.

Ask yourself when and why were these policies developed

Tanyakan pada diri Anda kapan dan kenapa kebijakan tersebut awalnya dibuat?

in the first place?

Talk to trusted mentors to understand how working from home might affect issues

Bicara dengan senior tepercaya untuk mengetahui apabila WFO

dapat memengaruhi masalah yang tidak pernah Anda pikirkan.

that aren't on your radar.

And think about how changing to working from home

Dan pikirkan apakah pindah menjadi WFO

might actually affect others in your team.

dapat memengaruhi tim kerja Anda.

In fact, make a table summarizing the parts of your job

Sebaiknya, buatlah tabel yang berisi bagian-bagian dari pekerjaan Anda

that can be done remotely

yang bisa dilakukan secara jarak jauh

and the parts that require face-to-face interaction.

dan bagian-bagian yang memerlukan interaksi langsung.

This may sound like a lot to do,

Mungkin terdengar merepotkan,

but when the person you're negotiating with

tetapi saat lawan negosiasi Anda

sees that you've done all this homework,

menyadari bahwa Anda telah melakukan semua hal tersebut,

you're more likely to get that "yes."

kemungkinan besar Anda akan disetujui.

It also helps you avoid being lied to while building the person's respect.

Hal itu juga mencegah Anda dibohongi sembari membangun rasa hormat lawan Anda.

Second, prepare mentally for the negotiation.

Kedua, siapkan mental untuk bernegosiasi.

Asking for things can get emotional.

Meminta sesuatu dapat menjadi emosional.

There are real and complex feelings at play:

Terdapat perasaan nyata dan kompleks yang berperan:

fear, anxiety, anger, even hurt.

takut, cemas, marah, bahkan terluka.

It's essential to have strategies in place to manage those feelings.

Memiliki strategi untuk mengelola perasaan itu sangatlah penting.

One strategy is to adopt a mindset of defensive pessimism.

Salah satunya yaitu mengadopsi pola pikir pesimisme defensif.

That just means that you accept

Itu hanya berarti Anda menerima

obstacles and failures are likely in a negotiation.

bahwa rintangan dan kegagalan dalam negosiasi adalah lumrah.

So it's better to put your energy in imagining

Jadi lebih baik Anda memikirkan cara untuk melewati rintangan tersebut.

the ways to overcome those obstacles.

That way, you’re ready to respond when you face it.

Dengan begitu, Anda akan siap saat menghadapinya.

Another strategy is emotional distancing.

Strategi lain adalah emotional distancing.

That is the idea of being less attached to any specific outcome.

Artinya tidak terlalu terikat pada hasil tertentu.

I know it's easier said than done.

Nyatanya, melakukannya cukup sulit.

We all feel emotions like anger and hurt

Kita semua merasakan emosi seperti marah dan terluka

when our core identities are being threatened.

ketika identitas inti kita terancam.

When your manager may be challenging a truth that you hold dear about yourself,

Misalnya manajer Anda menantang kebenaran yang penting tentang diri Anda sendiri,

like you’re a hard worker and you deserve this,

seperti Anda pekerja keras dan pantas mendapatkannya,

try and avoid thinking of negotiations as the ultimate test of your worth.

cobalah dan hindari menganggap negosiasi

sebagai ujian tertinggi akan nilai diri Anda.

Go in knowing that your request might be met, that it might be denied,

Ketahuilah bahwa permintaan Anda mungkin dipenuhi, mungkin ditolak,

and that none of this is a measure of your worth.

dan tidak satu pun hal di atas adalah ukuran nilai diri Anda.

Also know that if you feel yourself getting upset, hurt during a negotiation,

Ketahui juga bahwa jika Anda merasa kesal, sakit hati selama negosiasi,

it's OK to step back.

mundur pun tidak apa-apa.

You can leave the dance floor and move up to the balcony.

Anda dapat mundur terlebih dahulu dan kembali lagi nanti.

Just say, "Let me think about this a little more.

Katakan saja, “Izinkan saya menimbang hal ini sedikit lagi.

Could we press pause and continue this tomorrow?"

Bisakah kita berhenti dahulu dan melanjutkannya besok?”

The third and the final way you can prepare for negotiations

Cara ketiga dan terakhir yang dapat Anda persiapkan untuk negosiasi

is by putting yourself in the other person's shoes.

adalah dengan menempatkan diri Anda di posisi orang lain.

Taking the time to anticipate the other's needs and challenges.

Meluangkan waktu untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan orang lain.

What pressures may they be under?

Tekanan apa yang mungkin mereka hadapi?

What risks would they be taking?

Risiko apa yang akan mereka ambil?

Do they even have the power to give you what you're asking for?

Apakah mereka bahkan bisa memberikan apa yang Anda minta?

What ripple effects might a "yes" mean?

Apa efek domino yang dapat muncul dari jawaban “ya”?

When you make that request,

Saat Anda mengajukan permintaan,

look to balance assertiveness about your own needs

ingatlah untuk menyeimbangkan ketegasan tentang kebutuhan Anda sendiri

with a concern for the other.

dengan kepedulian kepada orang lain.

As you lay out your case, use phrases like,

Saat Anda menjelaskan kepentingan Anda, gunakan frasa seperti,

“I’m asking for this because I know it’s good for my team.

“Saya memintanya karena saya tahu ini bagus untuk tim saya.

That I want to achieve X and Y goals, and I know this is what will enable it.”

Saya ingin mencapai tujuan X dan Y, dan saya tahu inilah yang akan membantu saya.”

Arguments like that show that you are ambitious,

Argumen seperti itu menunjukkan bahwa Anda ambisius,

you know what you want, but you also care for others.

Anda tahu yang Anda inginkan, tapi Anda juga peduli pada orang lain.

So many of our negotiation missteps,

Banyak kesalahan kita dalam negosiasi,

they don't actually come from disagreements

sebenarnya bukan karena ketidaksepakatan

but misunderstanding the other person.

tapi kesalahpahaman terhadap orang lain.

So it's important to listen well, to ask why and why not?

Jadi, penting untuk mendengarkan dengan baik, untuk bertanya kenapa

dan kenapa tidak?

And you will surely find unexpected opportunities

Dan Anda pasti akan menemukan peluang tak terduga

for win-win solutions.

mencapai win-win solution.