The cost of workplace stress -- and how to reduce it | Rob Cooke

Translator: Sophia Budiman Reviewer: Michelle Angelica

Stress -- we all know what it is and we all handle it differently.

Stres — kita semua tahu apa itu dan punya cara berbeda mengatasinya.

Whether it's our thoughts speeding up or slowing down,

Entah pikiran kita jadi cepat atau melambat,

eating our emotions or not at all,

menguras emosi maupun tidak sama sekali,

difficulty sleeping or just getting out of bed.

kesulitan tidur atau bangun dari tempat tidur.

Frankly, it sucks.

Sejujurnya, itu menyebalkan.

(Laughter)

(Tawa)

But there's good stress too, you know,

Namun ada stres yang baik juga,

like preparing for the biggest public speaking event you've ever given.

seperti saat menyiapkan acara orasi terbesar yang pernah saya dapat.

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

On a global platform.

Pada pentas dunia.

(Laughter)

(Tawa)

No, even the good stress can mess with you,

Tidak, stres yang baik tetap mengacaukan,

but it's the bad stress that I came to talk about.

tapi saya mau bahas tentang stres yang buruk.

And probably not for the reason you'd expect.

Dan mungkin karena alasan yang tak disangka.

I'm a relationship manager for affluent individuals.

Saya adalah manajer perhubungan buat kalangan mapan.

Meaning, I work with wealthy folks and their families, hip to hip,

Saya bekerja dengan orang kaya dan keluarga mereka, dengan erat,

helping them achieve their financial goals.

membantu mencapai tujuan finansial mereka.

I like to keep the economy in mind, because I know

Saya terus memikirkan ekonomi, karena saya tahu

that whatever impacts the economy, impacts my clients,

yang mempengaruhi ekonomi akan berdampak pada klien,

and it turns out stress is impacting the economy in a massive way.

dan ternyata stres berpengaruh sangat besar pada perekonomian.

What if I told you that by some estimates,

Tahukah Anda bahwa diperkirakan

the cost of work-related stress in the US is close to 300 billion dollars annually?

kerugian akibat stres kerja di AS hampir mencapai 300 miliar dolar per tahun?

Workplace stress, the stress causing this massive impact,

Stres di tempat kerja — stres yang berdampak besar ini,

is related to productivity and wellness.

terkait produktivitas dan kesehatan.

Today, that's what we're here to talk about.

Hari ini, kita akan membicarakannya.

And by the way, it's linked to employee disengagement,

Dan sebagai info, ini juga terkait dengan pemutusan hubungan kerja,

chronic diseases that impact your work

penyakit kronis yang mempengaruhi kerja Anda

and work-related injuries and illnesses.

dan yang disebabkan oleh pekerjaan.

And when you add up the cost of all five factors,

Dan jika Anda menjumlah seluruh biaya lima faktor ini,

it's an estimated 2.2 trillion dollars annually.

diperkirakan totalnya 2,2 triliun dolar per tahun.

That represents 12 percent of our GDP.

Itu mewakili 12 persen PDB AS.

Now I know what you're thinking, "That is a lot of money, and how?"

Saya tahu Anda berpikir, "Jumlahnya besar sekali, kok bisa?"

Stress is this deeply personal thing,

Stres adalah hal yang sangat pribadi,

it's crazy to think it can have such a massive impact.

mengherankan sekali, ternyata dampaknya begitu luas.

But consider this thought experiment to explain how.

Coba tinjaulah eksperimen pikiran berikut untuk jawabnya.

Imagine a single mother working a stressful job,

Bayangkan seorang janda memiliki pekerjaan penuh beban,

in a stress-filled environment,

di lingkungan penuh tekanan,

where she sits 90 percent of the time.

berposisi duduk 90 persen saat waktu kerjanya.

Maybe she doesn't have time to cook,

Mungkin tak ada waktu untuk memasak,

so she chooses meals based off of convenience,

maka ia memilih makanan yang praktis,

which usually means what?

yang biasanya berupa

Overly processed, high-sugar foods.

makanan olahan yang tinggi gula.

Over time, this poor diet, mixed with stress from work,

Seiring waktu berlalu, menu yang buruk bercampur dengan stres pekerjaan,

leads to a chronic disease.

menyebabkan penyakit kronis.

Let's call it diabetes.

Sebut saja diabetes.

Medical care cost her and the company more money,

Biaya kesehatan membebaninya dan perusahaan,

which means more stress.

sehingga jadi makin stres lagi.

Now, she's worried about her health and making ends meet,

Lalu, dia mengkhawatirkan kesehatan dan pemenuhanan biaya hidupnya,

so she's probably distracted and less productive.

jadi dia mungkin lebih bimbang dan kurang produktif.

But she can't be, remember?

Tetapi dia tak bisa begitu,

She's a single mother.

ingat, dia seorang janda.

Now she's thinking,

Sekarang dia berpikir

"What if something happens to me?

"Gimana jika sesuatu terjadi padaku?

Who is going to take care of my child?

Siapa yang akan mengurus anakku?

Who is going to take care of my baby?"

Siapa yang akan mengurus bayiku?"

More stress.

Makin stres.

Now take that scenario, tweak it whichever way you'd like,

Sekarang pikirkan skenario itu, sesuaikan dengan kondisi,

and lay it over the nation,

dan terjadi skala nasional,

and you might start to see

maka akan mulai keliatan

how we run up against that multitrillion dollar cost.

bagaimana kita dirugikan hingga triliunan dolar.

This all hits very close to home for me.

Semua ini sangat mengena bagi saya.

My father's one of the hardest-working and most intelligent people that I know.

Ayahku adalah pekerja paling keras dan paling cerdas yang saya kenal.

Don't get me wrong, mom worked and provided too,

Ibu saya juga bekerja dan membiayai juga,

but he definitely embraced the role of being the primary breadwinner.

tapi ayah saya yang berperan utama sebagai pencari nafkah.

And I'm sure most of us can understand the stress and pressure

Dan kurasa banyak dari kita yang mengerti stres dan tekanan

that comes with taking care of our families.

yang timbul ketika mengurus keluarga kita.

But when you combine that with workplace stress,

Namun jika digabungkan dengan stres kerja,

do you know what could happen?

apa Anda tahu akibatnya?

Developing irreversible high blood pressure,

Berkembangnya tekanan darah tinggi permanen,

eventually losing function of your kidneys

lambat laun kehilangan fungsi ginjal

and spending a decade on dialysis -- his fate.

dan selama satu dekade mencuci darah — sudah takdir.

Now I'm happy to report that he did get a kidney transplant

Sekarang beliau sudah menjalani cangkok ginjal,

just last year.

baru tahun lalu.

However --

Namun —

(Applause and cheers)

(Tepuk dangan dan sorakan)

However, for nearly a decade,

Namun, selama hampir satu dekade,

neither the economy nor my family got the benefit from his work ethic

tak ada manfaat bagi perekonomian dan keluarga kami dari etika kerja

or his intelligence,

maupun kecerdasannya,

and as he would say,

Dan beliau berkata,

that's just really sad commentary.

ini reportase yang sangat menyedihkan.

All I'm saying is,

Yang mau saya katakan,

I think stress impacts the economy by reducing productivity

kurasa stres mempengaruhi ekonomi dengan menurunkan produktivitas

and increasing health care costs.

dan meningkatkan biaya kesehatan.

Makes sense?

Masuk akal?

Right?

Betul?

But here's what doesn't.

Namun ada yang tidak.

Current research from the World Health Organization

Riset terkini Organisasi Kesehatan Dunia

puts global spending on health at 7.8 trillion dollars.

menyatakan bahwa biaya kesehatan global adalah 7,8 triliun dolar.

Research from the Global Wellness Institute

Riset dari Global Wellness Institute

suggests that the 4.5-trillion-dollar global wellness industry

menunjukkan biaya industri kesehatan global bernilai 4,5 triliun dolar

grew from 3.7 to 4.2 trillion between 2015 and 2017,

meningkat dari 3,7 menjadi 4,2 triliun antara tahun 2015 hingga 2017,

and sees that growth into 2022.

dan ditaksir terus meningkat hingga 2022.

So what, why do you care?

Lalu mengapa Anda perlu peduli?

Because that growth is nearly twice as fast as the global economy,

Karena peningkatannya 2x lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi dunia,

averaging about 3.3 percent in the same period.

rata-rata sekitar 3,3 persen dalam periode yang sama.

So what does all that mean?

Maka apa artinya?

Every year, we're spending more per year on health,

Tiap tahun, biaya kesehatan kita akan makin besar,

and the industries all about developing overall well-being

dan industri yang membangun seluruh aspek kesejahteraan

and living a healthier lifestyle

dan gaya hidup yang lebih sehat

are growing almost twice as fast as the global economy,

tumbuh hampir 2x lebih cepat ketimbang perekonomian dunia,

and yet, we're losing trillions of dollars per year in output.

tetapi kita masih mengalami kerugian triliunan dolar per tahun.

So what's up?

Jadi bagaimana?

(Laughter)

(Tawa)

Well, stress levels are up,

Kadar stres terus naik,

and I believe that needs to change.

dan saya yakin ini harus diubah.

I also believe the way we think about stress needs to change.

Saya pun yakin cara kita berpikir tentang stres perlu diubah.

So let's try by reframing how we view it.

Jadi mari coba menilik ulang paham kita.

See, we tend to think about stress as a consequence,

Kita cenderung berpikir bahwa stres adalah sebuah konsekuensi,

but I see it as a culture.

tapi saya lihat stres adalah budaya.

Where do most of us spend our time?

Di mana waktu kita banyak dihabiskan?

At work, right?

Di pekerjaan, bukan?

Where we face that scale of finding that work-life balance.

Di mana kita berusaha menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan

So the bonds between work, stress, health and wellness

Jadi kaitan antara kerja, stres, kesehatan, dan kesejahteraan

have never been closer.

belum pernah seerat ini.

And yet, there's a massive disconnect

Namun mereka masih jauh terpisah

in how we approach stress and well-being in the workplace.

oleh karena cara kita menghadapi stres dan kesejahteraan kerja.

And we could blame many things, right?

Dan kita dapat menyalahkan banyak hal.

New tech,

Teknologi baru,

laser focus on shareholder returns,

pengembalian investasi dari saham,

or my favorite, keeping up with the Joneses

atau favoritku, berbanding rumput

and taking pictures while we try.

dan berfoto untuk membandingkan.

But at the end of the day,

Namun pada akhirnya,

I'm afraid that we've created a culture

takutnya kita telah menciptakan budaya

where personal care and overall well-being are given the back seat.

di mana kepentingan pribadi dan kesejahteraan umum dikesampingkan.

So how do we move forward?

Jadi bagimana kita bergerak maju?

I believe the answer lies in three fundamental pillars.

Saya percaya jawabannya ada pada tiga pilar mendasar.

And if you find yourselves thinking,

Dan jika Anda jadi berpikir,

"Rob, I've heard this before, tell me something I don't know,"

"Rob, saya sudah pernah mendengar ini, beri pandangan baru,"

ask yourself,

tanyakan pada dirimu,

if we already know what to do,

jika kita sudah tahu apa yang harus dilakukan,

then what have we been doing?

lalu apa yang sudah kita lakukan?

First, corporations.

Pertama, bagi para perusahaan.

Specifically, how a corporation's culture and communication style

Secara spesifik, budaya dan gaya komunikasi perusahaan

play a pivotal role in the stress and well-being of a workplace.

sangat berperan dalam menangani stres dan kesejahteraan kerja.

The DNA of a company is its culture, right?

DNA dari sebuah perusahaan adalah budayanya.

It sets the tone,

Budaya mengatur suasana,

even goes as far as defining the company.

bahkan membentuk perusahaan itu sendiri.

But I think companies should invest

Namun perusahaan perlu investasi

in the overall mental, physical and emotional well-being

dalam kesejahteraan mental, jasmani, dan emosi

of their employees

para karyawannya

the way they invest in innovation, R and D, right?

layaknya investasi dalam inovasi, penelitian dan pengembangan

And do I think that this would increase productivity and reduce stress?

Saya pikir ini akan meningkatkan produktivitas dan menurunkan stres.

I really do.

Saya yakin.

But for it to really stick,

Tapi agar berjalan,

a company has to figure out a way

perusahaan harus mencari jalan

to measure the overall well-being of its employees

untuk mengukur kesejahteraan menyeluruh para pekerjanya

with the same accuracy and precision that they project growth and earnings.

dengan akurasi dan presisi yang sama dengan saat mengejar pertumbuhan dan laba.

And if this sounds like a tall order, ask yourself

Jika ini terdengar berat, tanyakan pada diri Anda

what really is a company's most competitive advantage.

apa keuntungan kompetitif terbesar dari sebuah perusahaan?

Its people.

Pekerjanya.

We know this.

Kita tahu itu.

And just like anything in a company, it has to start at the top.

Dan seperti hal lain di perusahaan, ini harus dimulai dari atas.

So if you're a leader,

Jadi jika Anda pemimpin,

openly showing how you care for your mental health

menunjukkan kepedulian pada kesehatan mental dan

and overall well-being

aspek kesehatan lainnya

is a huge catalyst.

merupakan manfaat.

It's no secret I'm a soccer fan,

Saya penggemar bola,

so growing up, I had a couple of coaches.

dulu sempat punya beberapa pelatih.

And I always had one who would lead the heavy cardio workouts.

Dan selalu ada yang menjalankan latihan kardio.

He would not stand on the side and spectate.

Dia tak pernah hanya duduk di pinggir menonton.

He would participate.

Dia mau berpartisipasi.

And that did three things.

Itu menyebabkan tiga hal.

It made it difficult for me to complain.

Itu membuat saya sulit mengeluh,

(Laughter)

(Tawa)

I always made sure to keep up,

membuat saya memastikan tidak tertinggal,

and I always felt more dialed in to the exercise.

dan saya merasa lebih terlibat dalam latihan.

It's the same idea.

Pokoknya sama.

And finally, communication.

Dan terakhir, komunikasi.

In order for me to really help my clients achieve their financial goals,

Untuk benar-benar membantu klien saya mencapai tujuan finansial mereka,

requires that I actively listen and then respond.

saya perlu mendengarkan dengan aktif dan merespon.

Let your employees tell you what stresses them out.

Ijinkan karyawan Anda menyatakan penyebab stres mereka,

Let them tell you what wellness benefits they need.

Ijinkan mereka memberitahu apa penunjang yang dibutuhkan.

And then act.

Lalu bertindaklah.

And acting on what they tell you

Menindaklanjuti ungkapan mereka,

will show how serious you take that feedback,

menunjukkan Anda serius menanggapi masukan,

and I can't help but feel the company will win in the long run.

dan dengan demikian perusahaan akan menang jangka panjang.

Why?

Mengapa?

Because properly equipped employees will be more productive and less stressed.

Karena karyawan yang diperlengkapi akan lebih produktif dan berkurang stres.

Next, I'd like to ask help from everyone's favorite uncle.

Lalu, saya akan meminta tolong ke paman favorit semua orang.

That's right, the government has to play a role in this.

Ya betul, pemerintahan perlu berperan di dalamnya.

The World Economic Forum and the Harvard School of Public Health

Forum Ekonomi Dunia dan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Harvard

estimate that from 2011 to 2030,

memperkirakan dari 2011 hingga 2030,

major chronic diseases and mental illnesses

penyakit kronis dan mental

will cost the global economy 47 trillion dollars.

akan menghabiskan biaya ekonomi dunia sebesar 47 triliun dolar.

And it's 2020.

Sekarang tahun 2020.

Now I'm not saying stress causes all major chronic diseases,

Saya bukan bilang stres penyebab semua penyakit kronis,

or all mental illnesses,

atau semua sakit mental,

but even if a portion of it is,

namun jika ada porsinya pun,

imagine how much lower that number could be

bayangkan berapa angka itu akan turun

if the government did what it does best --

jika pemerintah mengerjakan keahliannya —

serve as the enforcer.

menjadi penegak hukum.

But in this case, for higher workplace standards.

Tapi dalam kasus ini, untuk meningkatkan standar tempat kerja.

I don't know, maybe even corporate tax-incentive programs

Mungkin dengan program insentif pajak perusahaan

to help raise those standards,

akan mengangkat standar itu,

but the best wellness corporate policies and initiatives

Namun inisiatif dan peraturan kesejahteraan dalam perusahaan

backed by a forward-thinking government

yang didukung pemerintah progresif

won't matter much without help from the most crucial pillar.

pun takkan berpengaruh jika tidak dibantu oleh pilar terpenting:

You.

Anda.

That's right, stress and managing it is so dynamic,

Ya betul, stres dan penanganannya sangat dinamis

you have to play your part.

sehingga Anda perlu berperan.

And it's going to benefit you and the economy.

Itu akan bermanfaat bagi Anda dan perekonomian.

Look folks, I'm not a psychologist, OK?

Kawanku, saya bukan seorang psikolog.

But I have taken steps to develop my own mental health

Namun saya melakukan upaya meningkatkan kondisi mental

and overall well-being,

dan kesejahteraan saya,

so here's my last two cents.

maka ini pesan terakhir saya.

I think a crucial first step is for everyone

Kurasa langkah penting utama bagi siapapun

is to be honest with themselves.

adalah jujur dengan diri sendiri.

About what?

Tentang apa?

About putting your mental, physical and emotional well-being

Bahwa Anda yang telah mengesampingkan kesejahteraan mental, fisik dan emosi Anda

in the rear view

and the damage it has caused.

serta kerusakan yang disebabkannya.

Honest about placing public opinion above self-preservation.

Jujur bahwa Anda menempatkan opini publik di atas pemeliharaan diri.

Think social media.

Media sosial kita.

Honest about how we define ourselves and what actually does.

Jujur tentang bagaimana kita menyatakan diri dan kenyataan sebenarnya.

Sure, your career contributes to a portion of who you are.

Tentu, karir berperan menentukan sebagian diri Anda.

But are we allowing it to define us just a little too much?

Namun apa kita terlalu membiarkannya jadi penentu diri?

And ask,

Dan tanyakan,

"Is this bringing me the value I saw with what it costs me?"

"Apakah nilai yang dihasilkan sepadan dengan harga yang saya bayar?"

And I don't just mean the dollars.

Maksud saya bukan hanya uang saja.

For me, being honest meant to get a good, hard look at my relationship

Bagiku, menjadi jujur ialah melihat jelas dan mendalam tentang

with my thoughts, courage and failure.

relasi pikiran, keberanian dan kegagalan.

Started years ago in this tournament championship game,

Bermula dari turnamen kejuaraan beberapa tahun lalu,

coach comes to me and says, "Rob Cooke,

pelatih berkata padaku, "Rob Cooke,

you step up, we can't lose today."

bergiatlah, kita tak boleh kalah hari ini."

So I stepped up.

Maka saya bergiat.

Failed.

Namun gagal.

We lost.

Kami kalah.

(Laughter)

(Tawa)

Thanks for laughing.

Terima kasih sudah tertawa.

(Laughter)

(Tawa)

Feels good.

Terasa menyenangkan.

No, but ...

Bukan itu intinya.

You know, after that, it stayed with me for a while,

Kejadian itu membekas di hati ku cukup lama,

to the point where any opportunity to step up,

sampai-sampai setiap kali ada kesempatan bergiat,

grow, develop,

bertumbuh, berkembang,

I'd quietly bow my head,

saya diam-diam menundukkan kepada

step back.

melangkah mundur.

And then I discovered mindfulness.

Lalu menemukan latihan kesadaran diri.

And I continued to develop it in my daily life to this day.

Dan saya lanjut mengembangkannya dalam kehidupan sampai kini.

To live in the present, the now.

untuk hidup di masa kini, sekarang.

Now I get it, mindfulness may not be for everyone,

Mungkin kesadaran diri tak dinikmati semua orang,

but when I think of some of the most successful and impactful people,

namun jika saya mengingat beberapa tokoh sukses yang paling berdampak

I see a common trend.

ada sebuah trend.

Mastery of their mental game.

Penguasaan mental mereka.

Which includes stress management.

Termasuk pengelolaan stres.

It's all about developing awareness,

Semuanya tentang mengembangkan kesadaran, pengakuan, dan penerimaan

acknowledgment and acceptance

of your current thoughts, emotions, environment and physical state.

atas pikiran, emosi, lingkungan dan kondisi fisik Anda saat ini.

Right?

Betul begitu?

Saya bukannya tidak pernah stres.

Now I didn't say never facing stress.

But the management of that stress --

Namun pengelolaan stres itu —

that's the benefit, again, for you and the economy.

itulah keuntungannya, sekali lagi, bagi Anda dan perekonomian.

I'll leave you with this thought.

Saya akhiri dengan satu gagasan

We all know that retirement is all about saving more now

Kita semua tahu bahwa dana pensiun adalah tentang menabung lebih sejak kini

for later.

demi masa depan.

What if we treated our mental health and overall well-being

Bagaimana jika kita jaga kesehatan mental dan keseluruhan

in the same capacity?

sedemikian juga?

Develop and save more of you now

Lebih mengembangkan dan memelihara diri mulai sekarang

for later in life.

untuk kemudian hari.

Doing nothing means more cost,

Berdiam saja lebih merugikan,

and worse, less time.

dan menghabiskan waktu.

And of the two,

Dan dari keduanya,

which can't you get back?

mana yang tak bisa didapat kembali?

So let's start moving this culture of stress forward,

Jadi ayo mulai singkirkan budaya stres ini,

and start living happier, healthier

dan hidup lebih bahagia, sehat

and hopefully, more productive lives.

dan semoga, juga lebih produktif.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)